Ketidakberhasilan dalam perjanjian terapeutik

4. Ketidakberhasilan dalam perjanjian terapeutik

Pemahaman masyarakat yang masih awam tentang konsep perjanjian terapeutik terutama mengenai obyeknya, membuat pasien/keluarga pasien sering salah dalam mengartikan berhasil atau tidaknya perjanjian terapeutik. Berhasil atau tidaknya perjanjian terapeutik yang dilakukan selalu dikaitkan dengan sembuh atau tidaknya pasien. Bahwa obyek dari perjanjian terapeutik adalah berupa upaya atau terapi semaksimal mungkin untuk menyembuhkan penyakit pasien. Jadi menurut hukum, obyek perjanjian terapeutik bukan kesembuhan pasien, melainkan upaya semaksimal mungkin dari dokter untuk kesembuhan pasien. Dalam konsep ini, dokter tidak mungkin menjanjikan kesembuhan kepada pasien tetapi dokter menjanjikan suatu upaya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang semaksimal mungkin untuk menyembuhkan penyakit pasien. Dalam melakukan upaya ini, dokter harus memberikan jasa perawatan medis dengan benar, teliti, penuh pertimbangan, dan kehati-hatian tinggi. Dokter harus melakukannya dengan penuh kesungguhan, mengerahkan seluruh kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan standar profesi. Oleh karena itu, upaya penyembuhan yang dilakukan oleh dokter tentu harus diimbangi juga dengan sikap pasien yang kooperatif dan berupaya semaksimal mungkin untuk mewujudkan kesembuhan dirinya sebab keberhasilan dari perjanjian terapeutik juga ditentukan dari sikap pasien itu sendiri. Tanpa bantuan pasien, maka upaya dokter tentu tidak akan mencapai hasil yang diharapkan.

Dalam pelaksanaan perjanjian terapeutik, selama dokter telah berusaha semaksimal mungkin dimana dokter telah memberikan jasa perawatan medis dengan benar, teliti, penuh pertimbangan, dan kehati-hatian tinggi, telah

melakukan dengan penuh kesungguhan, mengerahkan seluruh kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional akan tetapi hasilnya ternyata pasien tidak sembuh, maka dokter tidak bisa dipersalahkan atas tidak sembuhnya pasien. Ketidakberhasilan dalam upaya penyembuhan pasien terjadi bukan karena kesalahan pihak dokter namun harus dilihat juga sebagai kehendak dan takdir dari Tuhan. Namun lain halnya bila dalam upaya penyembuhan penyakit pasien ternyata dokter melakukan penyimpangan-penyimpangan terhadap standar profesi maupun standar prosedur operasional, maka secara hukum dokter dapat digugat melalui wanprestasi atau perbuatan melawan hukum bahkan bisa saja dokter dituntut secara pidana apabila dokter terbukti melakukan tindakan malpraktik kedokteran. Dalam hal ini, pasien dituntut juga untuk bisa membuktikan bahwa dalam upaya penyembuhan penyakit pasien, dokter telah melakukan penyimpangan-penyimpangan tersebut.

Permasalahan yang terjadi, kebanyakan pasien/keluarga pasien sering menyalahkan dokter bila penyakit pasien tidak bisa disembuhkan. Padahal dokter sudah berupaya semaksimal mungkin melalui berbagai macam tindakan medik yang dilakukan. Pasien/keluarga pasien seolah-olah tidak mau tahu upaya apa yang telah dilakukan dan lebih menuntut hasil dari upaya medik itu yakni kesembuhan pasien. Oleh karena itu, upaya penyelesaian yang bisa dilakukan yakni dari pihak dokter yang merawat harus selalu memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya agar bisa dimengerti oleh pasien/keluarga pasien bahwa dalam pelayanan kesehatan ini dokter tidak bisa menjanjikan kesembuhan penyakit pasien. Dalam hal ini dokter hanya dituntut untuk memberikan upaya pelayanan kesehatan yang semaksimal mungkin terhadap pasien guna memperoleh hasil

berupa sembuhnya pasien sebab hasil suatu pengobatan sangat tergantung kepada banyak faktor yang berkaitan (usia, tingkat keseriusan penyakit, macam penyakit, komplikasi dan lain-lain) dan selebihnya bila hasil dari upaya yang telah dilakukan dokter dirasa tidak berhasil maka dalam hal ini dokter tidak bisa dipersalahkan. Pasien/keluarga pasien harus bisa menerima dan mengerti akan hasil dari upaya pelayan kesehatan yang telah dilakukan, bahwa kesembuhan pasien bukanlah hal yang dijadikan dasar keberhasilan dari perjanjian terapeutik.