Kewajiban Perusahaan Perkebunan

d. Kewajiban Perusahaan Perkebunan

Perusahaan perkebunan merupakan pelaku usaha perkebunan warga negara Indonesia atau badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia yang mengelola perkebunan dengan skala tertentu yang didasarkan pada luasan lahan usaha, jenis tanaman, teknologi, tenaga kerja, modal dan/atau kapasitas pabrik yang diwajibkan memiliki izin usaha.

Perusahaan perkebunan memegang peran yang strategis dalam rangka mewujudkan cita hukum atas penyelenggaraan perkebunan seperti yang tercantum dalam Pasal 3 UU Nomor 18 Tahun 2004. Setiap perusahaan perkebunan memiliki kewajiban yang diatur dalam beberapa ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan perkebunan, antara lain:

1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan. Kewajiban perusahaan perkebunan terdapat dalam Pasal 25 yang menyatakan: “Setiap pelaku usaha perkebunan wajib memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup dan mencegah kerusakannya.”

2) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai atas Tanah.

commit to user

yang menyatakan: Pemegang Hak Guna Usaha berkewajiban untuk:

a. membayar uang pemasukan kepada Negara;

b. melaksanakan usaha pertanian, perkebunan, perikanan dan/atau peternakan sesuai peruntukan dan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian haknya;

c. mengusahakan sendiri tanah Hak Guna Usaha dengan baik sesuai dengan kelayakan usaha berdasarkan kriteria yang ditetapan oleh instansi teknis;

d. membangun dan memelihara prasarana lingkungan dan fasilitas tanah yang ada dalam lingkungan areal Hak Guna Usaha;

e. memelihara kesuburan tanah, mencegah kerusakan sumber daya alam dan menjaga kelestarian kemampuan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

f. menyampaikan laporan tertulis setiap akhir tahun mengenai penggunaan Hak Guna Usaha;

g. menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan Hak Guna Usaha kepada Negara sesudah Hak Guna Usaha tersebut hapus;

h. menyerahakan sertifikat Hak Guna Usaha yang telah hapus

kepada Kepala Kantor Pertanahan.

3) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26/Permentan/OT.140/2/2007

tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan. Kewajiban perusahaan perkebunan terdapat dalam Pasal 34, yang menyatakan: Perusahaan perkebunan yang telah memiliki IUP, IUP-B, atau IUP-

P sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, wajib:

a. menyelesaikan hak atas tanah selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak diterbitkannya IUP-B, IUP-P, atau IUP;

b. merealisasikan pembangunan kebun dan/atau unit pengolahan sesuai dengan studi kelayakan, baku teknis, dan ketentuan yang berlaku;

c. memiliki sarana, prasarana, dan sistem untuk melakukan pembukaan lahan tanpa pembakaran serta pengendalian kebakaran;

d. membuka lahan tanpa bakar dan mengelola sumber daya alam

secara lestari;

e. memiliki sarana, prasarana, dan sistem untuk melakukan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT);

commit to user

(AMDAL), atau Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL) sesuai peraturan perundang-undangan;

g. menumbuhkan dan memberdayakan masyarakat/koperasi

setempat; serta

h. melaporkan perkembangan usaha perkebunan kepada gubernur atau bupati/walikota sesuai kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali.

4) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2005

tentang Perizinan Usaha Perkebunan. Kewajiban perusahaan perkebunan terdapat dalam Pasal 9 yang menyatakan: Izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 berlaku selama

perusahaan menjalankan usaha perkebunan dengan baik dan kepada perusahaan diwajibkan untuk:

a. melaporkan perkembangan usahanya secara berkala setiap

semester;

b. mengajukan

permohonan persetujuan

apabila akan mengadakan perubahan jenis tanaman atau perluasan uaha lainnya;

c. memberitahukan apabila terjadi perubahan pemilikan

perusahaan.

5) Peraturan Kepala Dinas Perkebunan Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis Perizinan Usaha Perkebunan. Kewajiban perusahaan perkebunan terdapat dalam Pasal 5 yang menyatakan: “Pemegang izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setiap tahun wajib melakukan registrasi lewat Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah dengan mempergunakan format permohonan registrasi.”