Daftar Klasifikasi Kelas Kebun Tahun 2009
Tabel 3. Daftar Klasifikasi Kelas Kebun Tahun 2009
No
Nama Kebun
Nama Perusahaan Kelas Kota Semarang
1. Jatikalangan PT. Makmur Jaya Utama
IV
Kota Salatiga
2. Salib Putih PT. Rumekso Mekaring Sabdo
II
Kabupaten Semarang
3. Langenharjo
PT. Sinar Kartasura
III
4. Kesongo
PT. Sri Sarwo Adi
6. Tlogo Perusda Aneka Industri Jateng
II
7. Lerep PT. Patra Bumi Lerep Permai III
8. Sidorejo PT. Perkebunan Sidorejo
commit to user
9. Kalisidi PT. Cengkeh Zanzibal
II
10. Siboyo Situkung PT. Hortindo Pratama Indah III
11. Getas
PTPN IX
12. Ngobo
PTPN IX
Kabupaten Kendal
13. Selokaton PT. Perkebunan Cengkeh
14. Kalimas PT. Karyadeka Alam Lestari
15. Sumurpitu PT. Sumurpitu Wringinsari III
16. Srendeng
PT. Cengkopa
II
17. Curug PT. Cengkeh Sansiba
II
18. Jatipablengan PT. Rumpunsari Antan
II
19. Jomblang PT. Perkebunn Jomblang
II
20. Kebonroto PT. Perkebunan Sidorejo
21. Bitting PT. Perkebunan Bitting
22. Sringin
PT. Rehobat
II
23. Medini PT. Rumpunsari Medini
II
24. Susukan PT. Pawana Indonesia
IV
25. Sukamangli
PTPN IX
26. Merbuh
PTPN IX
Kabupaten Batang
27. Segayung Selatan
PT. Segayung
II
28. Pagilaran
PT. Pagilarang
29. Segayung Utara
PT. Pagilaran
II
30. Pesantren
PT. Estu Subur
II
31. Petirpenundan Perusda Kabupaten Batang III
32. Puspita Nicky
PT. Puspita Nicky
II
33. Simbangjati PT. Simbangjati Bahagia
II
34. Tratak PT. Perkebunan Tratak
35. Siluwok
PTPN IX
commit to user
Kabupaten Pekalongan
36. Kesesi
PT. Buah Harum
III
37. Karanggondang
PT. Estu Subur
38. Blimbing
PTPN IX
39. Jolotigo
PTPN IX
Kabupaten Pemalang
40. Simadu
PT. Estu Subur
III
41. Sikasur PT. Kencana Sikasur III
42. Mackenzie PT. Perkebunan Mackenzie III
43. Panca Arga PT. Adiwiyata Panca Arga III
44. Semugih
PTPN IX
45. Tengkolo
PTPN IX
Kabupaten Tegal
46. Danasari
PT. Gucisari
III Kabupaten Brebes
47. Kaligua
PTPN IX
Kabupaten Banyumas
48. Darma PT. Rumpun Sari Antan
II
49. Samodra PT. Rumpun Sari Antan
II
50. Krumput
PTPN IX
Kabupaten Cilacap
51. Carui PT. Rumpun Sari Antan
II
52. Ciseru Cipari PT. The Indo Java Rubberplant
53. Kaliminggir PT. Banyumas Landen
54. Gungung Karet
PT. Jeruk Legi
II
55. Warnasari
PTPN IX
56. Kawung
PTPN IX
Kabupaten Banjarnegara
57. Pakisadji PT. Pakisadji Banjoemas
commit to user
Kabupaten Wonosobo
58. Tambi
PT. Tambi
59. Bedakah
PT. Tambi
60. Tanjungsari
PT. Tambi
Kabupaten Temanggung
61. Rowoseneng
PT. Naksatra Kejora
62. Took Bandung
PT. Rejodadi
64. Kaligintung PT. Rumpunsari Medini III
Kabupaten Karanganyar
65. Kemuning PT. Rumpunsari Kemuning
II
66. Batujamus
PTPN IX
Kabupaten Jepara
67. Sumber Arto I PT. Sumber Arto Satu
II
68. Sumber Harto II
PT. Sariadi Kencana
II
69. Sumber Harto III PT. Sumber Harto Tigo III
70. Balong
PTPN IX
Kabupaten Pati
71. Cluwak PT. Rumpun Sari Antan
II
72. Jollong
PTPN IX
Sumber : Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah No.525.3/2/2010 tanggal 20
Januari 2010. Penilaian Usaha Perkebunan digunakan pula sebagai bahan pertimbangan
yang mutlak menentukan dalam proses penyelesaian pengurusan perpanjangan/pembaruan Hak Guna Usaha (HGU), terkait dengan pengurusan Constatering Rapport oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, rekomendasi Bupati, rekomendasi Gubernur, serta keputusan Sidang Panitia B pada kanwil BPN Provinsi Jawa Tengah (Tegoeh Wynarno Haroeno, 2010:5).
Untuk memotivasi peningkatan kinerja, kebun yang naik kelas diberi piagam penghargaan dan untuk kebun yang kelasnya turun menjadi kelas IV dan
commit to user
(http://www.jatenginfo.web.id/index.php?option=com_content&view=article&id =76:pemprov-jateng-lakukan-penilaian-usaha-perkebunan-&catid=84:biro- humas&Itemid=58 ).
2. Registrasi
Selain penilaian usaha perkebunan, mekanisme pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Perkebunan juga meliputi penarikan registrasi IUP terhadap perusahaan perkebunan. Registrasi merupakan pendaftaran ulang eksistensi kebun yang dimaksudkan sebagai alat kontrol untuk mengetahui perkembangan pengelolaan kebun. Dasar hukum registrasi terdapat dalam Peraturan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis Perizinan Usaha Perkebunan.
Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 7 Peraturan Kepala Dinas Perkebunan, tata cara registrasi dilakukan dengan tahapan sesuai ragaan 3 berikut:
Ragaan 3. Alur Tata Cara Pembayaran Registrasi
Sumber: Peraturan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Nomor 5
Tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis Perizinan Usaha Perkebunan .
Pemohon membayar tarif registrasi kepada Pemegang Kas Pembantu Penerimaan Dinas Perkebunan.
Pemegang Kas Pembantu Penerimaan
Dinas Perkebunan membuat tanda bukti pembayaran registrasi.
Tanda bukti pembayaran diserahkan kepada Sub Dinas Kelembagaan dan Pengembangan
Usaha (KPU) Dinas Perkebunan disertai: - laporan
semester perkembangan kegiatan terakhir
- menunjukkan surat IUP
asli.
Berkas persyaratan registrasi yang dinyatakan lengkap maka diterbitkan tanda bukti registrasi.
commit to user
besarnya biaya registrasi IUP sebesar Rp 2.000,- (dua ribu rupiah) kali luasan hektar (ha) yang dilaksanakan setiap tahun sekali. Dengan adanya registrasi setiap tahun, maka Dinas Perkebunan akan lebih mudah melakukan pengawasan terhadap kinerja dan perkembangan perusahaan perkebunan.
Sejak awal tahun 2011, pemberlakuan pembayaran registrasi ini tidak diberlakukan lagi. Hal tersebut diatur melalui diterbitkannya Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 875.1/03322 sebagai hasil dari terbitnya Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang menyebutkan bahwa pendapatan asli daerah (dalam lingkup pajak disebut dengan retribusi, yang dalam lingkup perkebunan disebut dengan registrasi) dihapuskan. Dengan dihapuskannya penarikan registrasi, maka pengawasan terhadap penyelenggaraan perkebunan hanya dilakukan melalui penilaian usaha pekebunan.
D. Tindakan Hukum Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah terhadap Perusahaan Perkebunan yang Tidak Sehat
Sebagai tindak lanjut dari pengawasan Dinas Perkebunan terhadap kinerja perusahaan perkebunan yang diwujudkan dengan penilaian usaha perkebunan yang kemudian dituangkan dalam klasifikasi kelas perkebunan, maka Dinas Perkebunan memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan pembinaan baik secara sendiri maupun bersama-sama dengan instansi terkait. Pembinaan merupakan segala usaha yang mencakup pemberian, pengarahan, petunjuk, bimbingan, dan penyuluhan dalam pengelolaan sumber daya perkebunan.
Pembinaan dilakukan terhadap perusahaan perkebunan terutama yang tergolong kebun tidak sehat (kelas IV dan kelas V) guna meningkatkan kinerja perusahaan perkebunan yang menurun. Penurunan kelas kebun yang diakibatkan oleh menurunnya kinerja perusahaan perkebunan dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:
1. Aspek teknis kebun secara fisik. Penurunan kelas ditandai dengan turunnya kinerja perkebunan yang disebabkan tidak adanya peremajaan tanaman,
commit to user
perawatan, dan rendahnya produktifitas perkebunan.
2. Aspek manajemen perusahaan. Penurunan kelas ditandai dengan perusahaan perkebunan tersebut tidak secara lengkap memiliki kelengkapan data kebun seperti pembiayaan, produksi, pemasaran, serta kurangnya sumber daya manusia.
3. Aspek pengolahan hasil perkebunan. Penurunan kelas ditandai dengan perusahaan perkebunan tidak memiliki alat prosessing pengolahan hasil produksi secara lengkap dan memadai.
4. Aspek sosial ekonomi. Penurunan kelas ditandai dengan perusahaan perkebunan tersebut dinilai kurang peduli kepada masyarakat sekitar kebun. Sebagai salah satu bentuk tindakan yang dilakukan oleh Dinas Perkebunan
guna menjaga kinerja perkebunan sebagaimana terdapat dalam Pasal 22 dan Pasal
26 Permentan Nomor 07/Permentan/OT.140/2/2009 yang mengatur bahwa bagi perusahaan perkebunan yang tergolong kelas IV diberikan sanksi berupa peringatan sebanyak 3 (tiga) kali dengan selang waktu 6 (enam) bulan dan untuk perusahaan perkebunan yang tergolong kelas V diberikan 1 (satu) kali peringatan dengan selang waktu 6 (enam) bulan.
Sesuai dalam Pasal 22 ayat (4), bagi perkebunan kelas IV setelah adanya surat peringatan dari Dinas Perkebunan maka selama jangka waktu yang diberikan perusahaan wajib melakukan perbaikan terhadap kinerjanya, terutama pada subsistem yang mendapatkan penilaian terendah. Dalam jangka waktu 6 (enam) bulan pertama, Dinas Perkebunan melakukan peninjauan kembali terhadap perkebunan tersebut. Apabila tidak ada peningkatan kualitas perkebunan hingga jangka waktu yang telah ditetapkan (± 1,5 tahun) maka Dinas Perkebunan akan mencabut IUP yang dimiliki oleh perusahaan perkebunan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 6 ayat (1) Peraturan Kepala Dinas Perkebunan Nomor 5 Tahun 2006 atau bahkan dapat pula Dinas Perkebunan mengajukan pencabutan HGU yang dimiliki oleh perusahaan tersebut kepada Badan Pertanahan Nasional melalui laporan penjatuhan surat peringatan ketiga dari Kepala Dinas Perkebunan
commit to user
2004. Sedangkan bagi perkebunan kelas V, sesuai dengan Pasal 22 ayat (5) setelah ditetapkan klasifikasi perkebunan maka Dinas Perkebunan memberikan surat peringatan pertama yang mencantumkan hal-hal yang harus dilakukan oleh pengusaha guna memperbaiki kinerjanya dalam jangka waktu 6 (enam) bulan. Pemberian surat peringatan tersebut telah dilakukan oleh Dinas Perkebunan, yang salah satunya diberikan kepada PT. Perkebunan Tratak yang tergolong perkebunan kelas V. Setelah jangka waktu tersebut Dinas Perkebunan wajib melakukan penilaian terhadap perkembangan yang telah dicapai oleh perusahaan. Apabila menurut Dinas Perkebunan perusahaan tersebut tidak dapat melaksanakan petunjuk-petunjuk yang telah diberikan dan tidak ada peningkatan kinerja dalam pembangunan perkebunan, maka Dinas Perkebunan dapat mencabut IUP atas nama perusahaan tersebut. Apabila selama jangka waktu yang ditetapkan perusahaan tidak dapat melakukan perbaikan untuk meningkatkan kinerjanya maka dilaporkan kepada Direktur Jenderal Bina Produksi Perkebunan.
Sesuai dengan tabel 2 tentang daftar klasifikasi kelas kebun tahun 2009, maka terdapat 3 (tiga) perkebunan yang tergolong dalam perkebunan kelas IV dan
3 (tiga) perkebunan yang tergolong kelas V. Seperti yang disajikan dalam tabel 4 berikut: