Pemberian Izin Usaha Perkebunan di Provinsi Jawa Tengah

B. Pemberian Izin Usaha Perkebunan di Provinsi Jawa Tengah

Setiap perusahaan perkebunan khususnya di wilayah Provinsi Jawa Tengah yang menjalankan usahanya baik untuk membudidayakan atau mengelola perkebunan harus mendapatkan Izin Usaha Perkebunan (IUP) terlebih dahulu dari Dinas teknis yang terkait, yang dalam hal ini adalah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah.

commit to user

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26/Permentan/OT.140/2/2007 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan, Peraturan Daerah Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2005 tentang Perizinan Usaha Perkebunan, dan Peraturan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis Perizinan Usaha Perkebunan. Provinsi Jawa Tengah merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang memiliki Peraturan Daerah tentang Izin Usaha Perkebunan sebelum dikeluarkannya Permentan Nomor 26 Tahun 2007.

Perizinan diperlukan dalam rangka penertiban, pengendalian, pemanfaatan, dan pengawasan terhadap sumber daya alam untuk usaha perkebunan yang dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran masyarakat dengan mengoptimalkan sumber daya alam yang berkelanjutan, daya dukung, dan keanekaragaman jenis sehingga perlu mengatur pembinaan, pengamanan, dan pengendalian. Dalam Pasal 37 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2005 tentang Perizinan Usaha Perkebunan dinyatakan bahwa dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka orang pribadi, perusahaan perkebunan, dan group perusahan yang telah melakukan usaha perkebunan wajib mengajukan izin dalam jangka waktu selambat-lambatnya

6 (enam) bulan sejak diundangkannya Peraturan Daerah ini (4 Mei 2005) (Lego Karjoko, 2007:57).

IUP adalah izin tertulis yang wajib dimiliki oleh perusahaan perkebunan untuk dapat melakukan usaha budidaya perkebunan dan/atau usaha industri perkebunan dan/atau usaha wisata argo perkebunan serta usaha diversifikasi lainnya untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan. Dalam Peramentan Nomor 26/Permentan/OT.140/2/2007, yang dimaksud dengan IUP adalah izin tertulis dari pejabat yang berwenang dan wajib dimiliki oleh perusahaan yang melakukan usaha budidaya perkebunan dan terintegrasi dengan usaha industri pengolahan hasil industri perkebunan. Permentan tersebut dilatar belakangi oleh keinginan untuk meningkatkan upaya percepatan pelayanan perizinan dan investasi pertanian yang dilaksanakan oleh pusat perizinan dan investasi beserta instansi yang

Kementrian Pertanian (http://www.anneahira.com/izin-usaha-perkebunan.htm).

commit to user

dijalankan oleh perusahaan perkebunan, yaitu usaha budi daya tanaman perkebunan dan usaha industri pengolahan hasil perkebunan. Yang dimaksud dengan:

1. Usaha budi daya tanaman perkebunan merupakan serangkaian kegiatan pengusahaan tanaman perkebunan yang meliputi kegiatan pra tanam, penanaman, pemeliharaan tanaman, dan pemanenan. Usaha budi daya tanaman perkebunan harus dilengkapi dengan IUP untuk budidaya (IUP-B). IUP-B adalah izin tertulis dari pejabat yang berwenang dan wajib dimiliki oleh perusahaan yang melakukan usaha budidaya perkebunan.

2. Usaha industri pengolahan hasil perkebunan merupakan serangkaian kegiatan penanganan dan pemrosesan yang dilakukan terhadap hasil tanaman perkebunan yang ditujukan untuk mencapai nilai tambah yang lebih tinggi. Usaha budi daya tanaman perkebunan harus dilengkapi dengan IUP untuk pengolahan hasil perkebunan (IUP-P). IUP-P adalah izin tertulis dari pejabat yang berwenang dan wajib dimiliki oleh perusahaan yang melakukan usaha industri pengolahan hasil perkebunan. Bagi perusahaan perkebunan yang lokasi perkebunannya berada pada lintas

daerah Kabupaten dan/atau Kota permohonan IUP disampaikan kepada Gubernur dengan tembusan Menteri Pertanian, sedangkan untuk perusahaan perkebunan yang lokasi lahan usaha perkebunannya berada di suatu wilayah daerah Kabupaten dan/atau Kota permohonan IUP disampaikan kepada Bupati/Walikota dengan tembusan Menteri Pertanian. Ketentuan tersebut didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 357/Kms/HK.350/5/2002 tentang Penyelesaian Ijin Usaha Perkebunan.

IUP berlaku selama perusahaan perkebunan masih melaksanakan kegiatannya sesuai dengan baku teknis dan ketentuan yang berlaku. Untuk memperoleh IUP, perusahaan perkebunan selaku pemohon wajib menyampaikan permohonannya secara tertulis kepada Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah paling lama dalam jangka 3 (tiga) bulan sebelum pelaksanaan kegiatan usaha perkebunan. Permohonan diajukan sesuai dengan prosedur yang telah

commit to user

rangkap 10 disertai

dengan pengantar

Nomor 5 Tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis Perizinan Usaha Perkebunan sebagaimana yang digambarkan dalam ragaan 2 dibawah ini: