Perumusan Masalah KESIMPULAN DAN SARAN

4 membentuk totalitas, dan tingkah laku manusia yang tak lain merupakan produk interaksi ketiganya. Sebagai contoh gejala seperti di atas penulis temukan pada tokoh utama dalam novel yang berjudul “Keindahan dan Kepiluan” karya Yasunari Kawabata, dimana dikisahkan percintaan antara seorang pengarang novel dan wanita bekas selirnya yang menjadi pelukis. Percintaan itu seakan-akan tak terhalang oleh istri si pengarang, tapi justru terkait oleh tokoh lain, yaitu gadis didik si wanita pelukis. Gaya lirik Kawabata dengan anggun menjalin pelukisan renungan dan gairah asmara yang kadangkala tersamar, kadangkala muncul secara terus terang dari kabut penyamaran, dan kondisi psikologis tokoh utama yang sering mengalami tekanan batin serta kesedihan dalam hidupnya dalam menghadapi situasi percintaan yang rumit membuat ketertarikan bagi penulis untuk menelitinya dengan harapan dapat memberikan pandangan dan informasi kepada pembaca tentang psikologis yang digambarkan oleh Kawabata dalam karya sastranya. Dengan demikian penulis memilih judul “ANALISIS PSIKOLOGIS PARA TOKOH DALAM NOVEL KEINDAHAN DAN KEPILUAN KARYA YASUNARI KAWABATA ”.

1.2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan judul skripsi yaitu, “ANALISIS PSIKOLOGIS PARA TOKOH DALAM NOVEL KEINDAHAN DAN KEPILUAN KARYA YASUNARI KAWABATA ”, maka proposal ini akan membahas mengenai psikologis tokoh Oki, Otoko dan Keiko dalam melalui hari-harinya. Tokoh yang bernama Oki Toshio digambarkan sebagai seorang pengarang berusia tiga puluh tahun yang terlibat cinta terlarang dengan seorang gadis muda yang berusia setengah dari usianya, bernama Otoko. Universitas Sumatera Utara 5 Oki yang sudah memiliki istri akhirnya dihadapkan dengan masalah, karena gadis muda selingkuhannya ternyata mengandung anak mereka, sementara Oki tidak dapat meninggalkan istri sahnya. Seperti harapan yang terselubung dalam diri Oki, anak yang dilahirkan kurang bulannya itu akhirnya meninggal dunia. Hal yang justru menyebabkan guncangan batin bagi Otoko dan membuatnya melakukan usaha bunuh diri, namun usahanya berhasil digagalkan. Berpuluh tahun Oki dan Otoko kehilangan komunikasi, tetapi tidak membuat ingatan mereka hilang satu sama lain. Perasaan cinta yang lama itu masih terpendam. Oki mengetahui bahwa kini Otoko telah menjadi pelukis yang cukup terkenal sementara Oki sendiri menjadikan kisah percintaannya dengan Otoko menjadi sebuah novel yang paling diminati. Dalam suatu kesempatan akhir tahun, Oki mengunjungi Kyoto, tempat dimana Otoko tinggal kini. Setelah sekian lama tidak bertemu, mereka akhirnya bertatap muka kembali. Otoko terlihat berusaha menjaga jarak dengan selalu membawa muridnya yang bernama Keiko. Namun, di lubuk hatinya, perasaan Otoko terhadap Oki tetap ada. Masa lalu Otoko yang membuatnya trauma menerima cinta seorang pria justru membuatnya merasakan cinta kepada perempuan muda yang kini menjadi muridnya, Keiko. Mereka bagaikan sepasang kekasih yang berusaha saling melengkapi. Sebagaimana Otoko mencintainya, begitu pula perasaan Keiko. Masa lalu Otoko yang telah dihancurkan pria bernama Oki, telah membuat Keiko yang mencintai Otoko bertekad untuk membalas dendam. Hal itu benar-benar dilakukannya. Dia datang sebagai seorang wanita muda penggoda yang berusaha menghancurkan keutuhan rumah tangga Oki. Dari kisah di atas dapat ditemukan konflik batin yang terjadi pada tokoh-tokoh utama dalam novel ini. Bagaimana keindahan cinta, serta perasaan terluka dan kecewa Universitas Sumatera Utara 6 dapat mempengaruhi psikologis seseorang serta berperan dalam pembentukan karakter, bahkan tindakan-tindakan yang dapat dihasilkannya. Untuk memudahkan arah sasaran yang ingin dikaji, maka masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut ini: 1. Bagaimanakah Yasunari Kawabata melukiskan kondisi psikologis tokoh Oki, Otoko, dan Keiko dalam novel Keindahan dan Kepiluan melalui pendekatan psikologis Singmund Freud? 2. Bagaimana masalah psikologis yang diekspresikan oleh tokoh Oki, Otoko, dan Keiko yang ada dalam novel “Keindahan dan Kepiluan” karya Yasunari Kawabata?

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan