Ruang Lingkup Pembahasan Tujuan dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian Metode Penelitian

6 dapat mempengaruhi psikologis seseorang serta berperan dalam pembentukan karakter, bahkan tindakan-tindakan yang dapat dihasilkannya. Untuk memudahkan arah sasaran yang ingin dikaji, maka masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut ini: 1. Bagaimanakah Yasunari Kawabata melukiskan kondisi psikologis tokoh Oki, Otoko, dan Keiko dalam novel Keindahan dan Kepiluan melalui pendekatan psikologis Singmund Freud? 2. Bagaimana masalah psikologis yang diekspresikan oleh tokoh Oki, Otoko, dan Keiko yang ada dalam novel “Keindahan dan Kepiluan” karya Yasunari Kawabata?

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Dari permasalahan yang ada, maka penulis menganggap perlu adanya pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan. Hal ini dimaksudkan agar masalah penelitian ini tidak menjadi terlalu luas dan berkembang jauh. Sehingga pembahasan dapat lebih terarah dan terfokus. Dalam analisis ini, penulis hanya akan membatasi ruang lingkup pembahasan yang difokuskan pada analisis cerita yang menggambarkan tentang psikologis para tokoh utama yang menjelaskan tentang id, ego, dan super ego yang dialami para tokoh utama. Dalam analisis ini, penulis mengambil cuplikan-cuplikan dalam teks cerita novel “Keindahan dan Kepiluan” karya Yasunari Kawabata, dan dalam cuplikan-cuplikan tersebut akan dianalisis tentang kaitannya dengan psikologis. Penulis akan membahas semua ini secara jelas dalam bab selanjutnya. Universitas Sumatera Utara 7

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori A. Tinjauan Pustaka

Salah satu unsur intrinsik yang sangat berperan dalam suatu karya sastra fiksi adalah tokoh. Tokoh dalam suatu karya sastra fiksi merupakan pelaku dalam peristiwa cerita fiksi tersebut. Tokoh cerita dalam karya fiksi memiliki posisi strategis sebagai pembawa pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan oleh si pengarang kepada pembacanya. Nurgiyantoro 1995:166, mengatakan bahwa fiksi adalah suatu bentuk karya kreatif, maka bagaimana pengarang mewujudkan dan mengembangkan tokoh-tokoh cerita pun tak lepas dari kebebasan kreatifitasnya. Fiksi memiliki dan menawarkan model kehidupan seperti yang disikapi dan dialami tokoh-tokoh cerita sesuai dengan pandangan pengarang terhadap kehidupan itu sendiri. Oleh karena pengarang yang sengaja menciptakan dunia dalam fiksi, ia mempunyai kebebasan penuh untuk menampilkan tokoh-tokoh cerita sesuai dengan seleranya. Siapa pun orangnya, apa pun status sosialnya, bagaimana pun perwatakannya dan permasalahan apapun yang dihadapinya. Singkatnya, pengarang bebas untuk menampilkan dan memperlakukan tokoh siapapun dia walau hal itu berbeda dengan dunianya sendiri di dunia nyata. Tokoh cerita dalam karya sastra fiksi sama seperti halnya manusia dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita, selalu memiliki watak-watak tertentu. Aminuddin 2000:80, mengatakan bahwa dalam upaya memahami watak seorang tokoh, pembaca dapat menelusurunya lewat: 1. Tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya. 2. Gambaran yang diberikan pengarang lewat lingkungan hidupnya maupun cara berpakaian. Universitas Sumatera Utara 8 3. Menunjukkan bagaimana perilakunya. 4. Melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri. 5. Memahami jalan pikirannya. 6. Melihat bagaimana tokoh lain berbicara dengannya. 7. Melihat bagaimana tokoh lain berbincang dengannya. 8. Melihat bagaimana tokoh-tokoh yang lain itu memberikan reaksi terhadapnya. 9. Melihat bagaimana tokoh itu dala mereaksi tokoh yang lainnya. Setelah kita dapat memahami watak tokoh dalam karya sastra fiksi, barulah kita dapat memahami bagaimana seorang pengarang menampilkan tokoh tersebut dalam karya sastranya. Watak seorang tokoh dapat menggambarkan psikologis diri tokoh tersebut. Walaupun psikologis bukan merupakan unsur intrinsik dari suatu karya sastra, tetapi keberadaan unsur ekstrinsik ini sangat mempengaruhi isi cerita dari karya sastra fiksi. Wellek dan Waren 1995:90 mengatakan bahwa salah satu unsur ekstrinsik dalam suatu karya sastra adalah unsur psikologi. Mereka mengatakan psikologis sastra mempunyai empat pengertian, yaitu: 1. Studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. 2. Studi prosa kreatif. 3. Studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra. 4. Mempelajari dampak sastra pada pembaca psikologi pembaca. Pengertian yang ketiga paling berkaitan dengan bidang sastra karena memasukkan unsur psikologi dalam karya sastra. Sigmund Freud sebagai seorang ahli psikoanalisa berpendapat bahwa kehidupan manusia dikuasai oleh alam ketidaksadaran dan dalam usahanya untuk Universitas Sumatera Utara 9 menjelaskan struktur kejiwaan manusia, yaitu hanya sebagian kecil dari diri manusia yang terlihat di permukaan seperti gunung es di tengah laut.

2. Kerangka Teori

Untuk menganalisis suatu karya sastra diperlukan suatu teori pendekatan yang berfungsi sebagai acuan penulis dalam menganalisis karya satra tersebut. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan pendekatan semiotika dan pendekatan psikologis dalam hal ini teori psikoanalisa Sigmund Freud. Pradopo dkk 2001:71, menyatakan bahwa semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Sedangkan menurut Nurgiantoro 1995:39 dalam pandangan semiotik yang berasal dari teori Saussure, bahasa merupakan sebuah sistem tanda, dan sebagai suatu tanda, bahasa bersifat mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna. Berdasarkan teori semiotik di atas, penulis dapat menginterprestasikan kondisi dan sikap tokoh ke dalam tanda. Tanda-tanda yang terdapat dalam sebuah novel akan diinterprestasikan dan kemudian akan dipilih bagian mana saja yang merupakan tindakan tokoh yang mencerminkan psikologis tokoh tersebut. Psikologis sastra merupakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan segi-segi kejiwaan dan batiniah manusia. Penulis menggunakan pendekatan semiotika dalam menganalisis novel ini karena mengetahui adanya perasaan tertekan batin yang berdampak kepada psikologis tokoh-tokoh dalam novel ini. Hal tersebut dapat dilihat dari bahasa-bahasa yang berperan sebagai tanda. Setelah didapat tanda yang menunjukkan psikologis tokoh tersebut, penulis melakukan analisis dengan pendekatan psikologis khususnya teori psikoanalisa Sigmund Freud. Teori psikoanalisa Sigmund Freud membagi struktur manusia ke dalam id, ego, dan super ego. Freud mengatakan bahwa id adalah sistem kepribadian manusia yang Universitas Sumatera Utara 10 paling dasar berupa dorongan-dorongan, insting-insting, nafsu-nafsu, dan semua dorongan yang mengarah kepada pemuasan kesenangan. Ego yaitu: memiliki unsur kesadaran yanh mampu menghayati secara batiniah dan lahiriah, menampilkan akal budi dan pikiran, selalu agar menyesuaikan diri, dan mampu mengendalikan dorongan- dorongan. Super ego adalah hati nurani yang mengontrol dan mengkritik perbuatan sendiri. Dalam teori psikoanalisa Freud juga membagi dinamika kepribadian yaitu naluri insting dan kecemasan. Naluri insting adalah perwujudan psikologi dari kebutuhan tubuh yang menuntut pemuasan, hasrat atau motivasi atau dorongan dari insting. Freud menjelaskan bahwa yang menjadi sumber insting adalah kondisi jasmaniah. Kecemasan adalah suatu perasaan menyakitkan yang dialami oleh seorang yang ditimbulkan oleh ketegangan-ketegangan dalam alat-alat intern dari tubuh. Kecemasan sebagai dampak dari konflik yang menjadi bagian kehidupan yang tidak terhindarkan, dipandang sebagai komponen dinamika kepribadian yang utama. Dengan menggunakan teori psikoanalisa Freud tentang struktur jiwa manusia yaitu id, ego, dan super ego yang saling menekan satu dengan yang lainnya dan menuntut agar dorongan-dorongan itu dapat terpenuhi dan juga tentang dinamika kepribadian yaitu naluri insting dan kecemasan , maka dengan pandangan kerangka teori berpikir di atas penelitian ini, penulis dapat menganalisis psikologi tokoh utama dalam novel “Keindahan dan Kepiluan” yang berkaitan dengan struktur jiwa manusia dan dinamika kepribadian. Untuk analisis selengkapnya akan dipaparkan dalam Bab III. Universitas Sumatera Utara 11

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian

Dengan mencoba membahas permasalahan yang disebutkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan pemikiran Kawabata terhadap kondisi psikologis para tokoh utama dalam novel melalui pendekatan psikologi Sigmund Freud. 2. Untuk mendeskripsikan masalah psikologis yang diekspresikan oleh para tokoh utama yang ada dalam novel.

B. Manfaat Penelitian

Adapun harapan penulis mengenai manfaat penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi mengenai konsep psikologi dari teori Sigmund Freud yang terkandung di dalam novel. 2. Dapat dijadikan refrensi bagi pembaca apabila ingin melakukan penelitian dengan topik yang sejenis yang berhubungan dengan bidang kesusastraan Jepang. 3. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dan juga penikmat karya sastra pada umumnya terhadap karya-karya sastrawan Jepang.

1.6. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan yang dilandaskan pada analisis dan konstruksi. Analisis dan konstruksi dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan kebenaran sebagai salah satu manifestasi hasrat manusia untuk mengetahui apa yang dihadapinya dalam kehidupan Soekanto, 2003:410 Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif. Menurut Sukmadinata 2006: 72 penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian Universitas Sumatera Utara 12 yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung sebagaimana adanya dan dipakai untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, mengkaji, dan menginterprestasikan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka library research yaitu dengan menyelusuri sumber-sumber kepustakaan dengan buku-buku dan refrensi yang berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan. Data yang diperoleh dari berbagai refrensi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan kesimpulan dan saran. Dalam memecahkan permasalahan penelitian ini, penulis mengumpulkan keseluruhan data yang ada yang berupa data tulisan. Data ini dapat berupa buku-buku, artikel, informasi baik dari media elektronik maupun tulisan, selain itu penulis juga memanfaatkan berbagai fasilitas seperti Perpustakaan Umum Universitas Sumatera Utara, pemanfaatan buku-buku pribadi penulis, serta website atau situs-situs yang menunjang dalam proses pengumpulan data-data dalam penulisan ini. Universitas Sumatera Utara 13 BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “KEINDAHAN DAN KEPILUAN” DAN PSIKOANALISA FREUD

2.1 Definisi Novel