13
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “KEINDAHAN DAN
KEPILUAN” DAN PSIKOANALISA FREUD
2.1 Definisi Novel
Kata novel berasal dari bahasa Italia, yaitu novella, yaitu sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Menurut Nurgiyantoro
1995:9 novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus. Novel merupakan jenis dan genre
prosa dalam karya sastra. Prosa dalam pengertian kesusastraan juga disebut sebagai fiksi. Karya fiksi
menyarankan pada suatu karya yang menceritakan sesuatu bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada, dan terjadi sungguh-sungguh sehingga tidak perlu dicari
kebenarannya pada dunia nyata Nurgiyantoro, 1995:2. Tokoh peristiwa dan tempat yang disebut-sebut dalam fiksi adalah tokoh, peristiwa, dan tempat yang bersifat
imajiner. Dari sekian banyak bentuk sastra seperti essai, puisi, cerita pandek, dan
sebagainya, novel-lah yang paling diminati. Novel merupakan karya yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak beredar karena daya komunikasinya
yang luas pada masyarakat. Sebuah novel mengisahkan tokoh-tokoh, melukiskan latar tempat dan waktu
tokoh itu bergerak, menampilkan serangkaian peristiwa yang terjadi berkaitan erat dengan perkembangan tokoh pelakunya. Di samping itu, novel berisi rekaan yang sering
kali mirip gambaran dunia nyata, sehingga pembaca novel dapat mengerti dan dapat
Universitas Sumatera Utara
14 menerima apa yang dilukiskan dalam novel itu berdasarkan pengetahuannya tentang
dunia nyata.
2.1.1 Unsur Intrinsik
Dalam sebuah novel terkandung unsur-unsur struktur yang membentuk novel tersebut. Unsur-unsur struktur novel tersebut adalah tema, penokohan, alur, latar, gaya
bahasa, dan sudut pandang.
a. Tema
Bila seorang pengarang mengemukakan hasil karyanya, sudah tentu ada sesuatu yang hendak disampaikan kepada pembacanya. Sesuatu yang menjadi persoalan
atau pemikirannya itulah yang disebut tema. Tema ibarat dasar pada sebuah bangunan. Tema merupakan dasar segala
penggambaran tokoh, penyusunan alur, dan penentuan latar. Tema tidak dituliskan secara eksplisit. Kita dapat menentukan tema novel setelah kita membaca kedeluruhan
cerita. Jadi tema tidak dapat dilihat secara konkret, tetapi harus dipikirkan dan dirasakan, baru dapat disimpulkan Rustapa, 1990:11. Tema merupakan ide pokok atau
permasalahan utama yang mendasari jalan cerita novel. Biasanya
dalam menyampaikan
tema, pengarang tidak berhenti pada pokok
persoalannya saja. Akan tetapi, disertakan pula pemecahannya atau jalan keluar menghadapi persoalan tersebut. Hal ini tentu sangat bergantung pada pandangan
pengarang, itulah yang disebut amanat atau pesan Suroto, 1989:89
b. Penokohan