9 menjelaskan struktur kejiwaan manusia, yaitu hanya sebagian kecil dari diri manusia
yang terlihat di permukaan seperti gunung es di tengah laut.
2. Kerangka Teori
Untuk menganalisis suatu karya sastra diperlukan suatu teori pendekatan yang berfungsi sebagai acuan penulis dalam menganalisis karya satra tersebut. Dalam
penulisan ini, penulis menggunakan pendekatan semiotika dan pendekatan psikologis dalam hal ini teori psikoanalisa Sigmund Freud.
Pradopo dkk 2001:71, menyatakan bahwa semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Sedangkan menurut Nurgiantoro 1995:39 dalam pandangan semiotik
yang berasal dari teori Saussure, bahasa merupakan sebuah sistem tanda, dan sebagai suatu tanda, bahasa bersifat mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna.
Berdasarkan teori semiotik di atas, penulis dapat menginterprestasikan kondisi dan sikap tokoh ke dalam tanda. Tanda-tanda yang terdapat dalam sebuah novel akan
diinterprestasikan dan kemudian akan dipilih bagian mana saja yang merupakan tindakan tokoh yang mencerminkan psikologis tokoh tersebut. Psikologis sastra
merupakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan segi-segi kejiwaan dan batiniah manusia.
Penulis menggunakan pendekatan semiotika dalam menganalisis novel ini karena mengetahui adanya perasaan tertekan batin yang berdampak kepada psikologis
tokoh-tokoh dalam novel ini. Hal tersebut dapat dilihat dari bahasa-bahasa yang berperan sebagai tanda. Setelah didapat tanda yang menunjukkan psikologis tokoh
tersebut, penulis melakukan analisis dengan pendekatan psikologis khususnya teori psikoanalisa Sigmund Freud.
Teori psikoanalisa Sigmund Freud membagi struktur manusia ke dalam id, ego, dan super ego. Freud mengatakan bahwa id adalah sistem kepribadian manusia yang
Universitas Sumatera Utara
10 paling dasar berupa dorongan-dorongan, insting-insting, nafsu-nafsu, dan semua
dorongan yang mengarah kepada pemuasan kesenangan. Ego yaitu: memiliki unsur kesadaran yanh mampu menghayati secara batiniah dan lahiriah, menampilkan akal
budi dan pikiran, selalu agar menyesuaikan diri, dan mampu mengendalikan dorongan- dorongan. Super ego adalah hati nurani yang mengontrol dan mengkritik perbuatan
sendiri. Dalam teori psikoanalisa Freud juga membagi dinamika kepribadian yaitu naluri insting dan kecemasan. Naluri insting adalah perwujudan psikologi dari
kebutuhan tubuh yang menuntut pemuasan, hasrat atau motivasi atau dorongan dari insting. Freud menjelaskan bahwa yang menjadi sumber insting adalah kondisi
jasmaniah. Kecemasan adalah suatu perasaan menyakitkan yang dialami oleh seorang yang ditimbulkan oleh ketegangan-ketegangan dalam alat-alat intern dari tubuh.
Kecemasan sebagai dampak dari konflik yang menjadi bagian kehidupan yang tidak terhindarkan, dipandang sebagai komponen dinamika kepribadian yang utama.
Dengan menggunakan teori psikoanalisa Freud tentang struktur jiwa manusia yaitu id, ego, dan super ego yang saling menekan satu dengan yang lainnya dan
menuntut agar dorongan-dorongan itu dapat terpenuhi dan juga tentang dinamika kepribadian yaitu naluri insting dan kecemasan , maka dengan pandangan kerangka
teori berpikir di atas penelitian ini, penulis dapat menganalisis psikologi tokoh utama dalam novel “Keindahan dan Kepiluan” yang berkaitan dengan struktur jiwa manusia
dan dinamika kepribadian. Untuk analisis selengkapnya akan dipaparkan dalam Bab III.
Universitas Sumatera Utara
11
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian