PANDUAN PELAKSANAAN KERJASAMA LPPM UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

PANDUAN PELAKSANAAN KERJASAMA LPPM UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

I. KETENTUAN UMUM

1. Kerjasama yang dilaksanakan meliputi kegiatan penelitian dan pengabdian kepada

  masyarakat.

  2. Kegiatan kerjasama didasarkan pada MoU antara Universitas Trunojoyo Madura (Rektor atau Ketua LPPM) dengan Mitrapihak ketiga yang terdiri dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, Perguruan Tinggi dan industri.

3. Kegiatan kerjasama yang dilakukan oleh pusat penelitian dan pusat pengabdian kepada

6. Ketua tim pelaksana kegiatan kerjasama harus dosen tetap Universitas Trunojoyo

  Madura.

  7. Tenaga ahli dalam kegiatan kerjasama harus dosen Universitas Trunojoyo Madura (dosen tetap), diutamakan dosen tetap dan mempunyai kompetensi dan pengalaman yang dipersyaratkan dalam kerangka acuan kerja.

8. Setiap dosen diperkenankan sebanyak-banyak terlibat dalam 3 (tiga) kegiatan

  kerjasama baik sebagai ketua maupun tenaga ahli, dalam jangka 1 (satu) tahun.

9. Tim Pelaksana kegiatan kerjasama (ketua dan tenaga ahli) serta pihak ketiga harus

  memenuhi semua ketentuan yang telah ditetapkan. Apabila tidak memenuhinya maka LPPM UTM akan memberikan sanksi berupa: 1. Tim pelaksana kegiatan kerjasama (ketua dan tenaga ahli) tidak diperkenankan untuk melaksanakan kegiatan kerjasama di lingkungan LPPM UTM pada satu tahun berikutnya, 2. Bagi pihak ketiga tidak akan dipertimbangkan lagi sebagai mitra kerjasama LPPM UTM pada tahun-tahun selanjutnya.

II. PERSIAPAN DAN PENGUSULAN

  1. Pihak yang akan mengadakan kerjasama mengajukan usulan kegiatan dalam bentuk surat penawaran dilengkapi Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) kepada LPPM UTM.

2. Batas akhir pengajuan surat penawaran adalah Bulan Oktober. LPPM tidak akan mempertimbangkan surat penawaran kerjasama yang diajukan setelah bulan Oktober

3. LPPM UTM meneliti surat penawaran dengan memperhatikan obyek kerjasama serta mempertimbangkan kesesuaian kompetensi tenaga ahli dan sumberdaya yang ada.

  4. Apabila LPPM UTM menganggap bahwa kegiatan kerjasama layak untuk ditindaklanjuti, Ketua LPPM menugaskan ketua tim pelaksana kegiatan kerjasama untuk memilih tenaga ahli sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan pada kerangka acuan kerja.

5. Tim pelaksana kegiatan kerjasama (ketua dan tenaga ahli) membuat surat kesediaan untuk ditugaskan oleh ketua LPPM UTM.

  6. Ketua LPPM UTM mengundang ketua tim pelaksana kegiatan kerjasama dan tenaga ahli untuk menjelaskan lingkup kegiatan serta hak dan kewajiban dari masing-masing pihak.

7. Ketua LPPM UTM menerbitkan surat tugas melaksanakan kegiatan.

  8. Ketua LPPM akan menandatangani surat kesediaan kerjasama atau memberikan paraf persetujuan surat kesediaan kerjasama yang membutuhkan tanda tangan rektor apabila tim pelaksana kegiatan kerjasama melengkapi persyaratan sebagai berikut:

a. Surat Penawaran

b. MoU b. MoU

  

III. PELAKSANAAN DAN PEMBIAYAAN

1. Pelaksanaan kegiatan harus selalu mengacu pada proposal kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya.

  2. Pelaksana kegiatan kerjasama harus menyelesaikan semua dokumen sebagai berikut: laporan pendahuluan, laporan antara, laporan akhir dan output kegiatan sebagaimana termaktub dalam kontrak kerjasama.

3. Pembiayaan kegiatan kerjasama dibebankan kepada anggaran sesuai dengan ketentuan pada kontrak kerjasama.

  4. Pihak ketiga harus mengirimkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) kepada LPPM UTM sebagai dasar untuk pencairan dana sesuai dengan termin pembayaran yang ada pada kontrak kerjasama.

5. Pihak ketiga harus menyerahkan Surat Setoran Pajak (SSP) dari pembayaran pajak atas kegiatan tersebut (PPN dan PPh Pasal 23).

  6. Pelaksana kegiatan kerjasama berkewajiban untuk membuat laporan pertanggungjawaban keuangan berikut dengan bukti pendukung sesuai dengan ketentuan yang ada. Laporan tersebut harus diverifikasi oleh bagian keuangan LPPM untuk mendapat persetujuan.

  7. Batas akhir penyelesaian pekerjaan (termasuk semua dokumen laporan dan laporan keuangan yang telah lolos verifikasi dari bagian keuangan LPPM) adalah minggu pertama Bulan Desember.

IV. MONEV DAN PELAPORAN

  1. Kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerjasama dilakukan melalui evaluasi dokumen laporan pendahuluan, laporan antara dan laporan akhir. Sedangkan evaluasi laporan keuangan dilakukan oleh bagian keuangan LPPM.

2. Hasil monitoring dan evaluasi ini dipergunakan sebagai dasar pertimbangan bagi LPPM untuk memutuskan melanjutkan kerjasama pada masa mendatang.

3. Setiap pelaksana kegiatan wajib menyerahkan dokumen pelaporan sebanyak 1 eksemplar masing-masing meliputi:

a. Laporan Pendahuluan

b. Laporan Antara

c. Laporan Akhir (plus CD dengan file dalam bentuk pdf)

d. Output Kegiatan (plus CD dengan file dalam bentuk pdf)

e. Laporan keuangan beserta bukti pengeluaran yang telah diverifikasi oleh bagian

Lampiran 1. Alur Pelaksanaan Kegiatan Kerjasama

  PANDUAN PELAKSANAAN KERJASAMA LPPM UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

  Pelaksana

  Admin LPPM

  Ketua LPPM

  Tidak

  Surat Penawaran Kerangka Acuan Kerja Rencana Anggaran Biaya

  Surat Kesediaan Tenaga Ahli

  Breefing dengan pelaksana

  dan tenaga ahli Surat tugas melaksanakan

  kegiatan

  an

  a. Surat Penawaran

  ul b. MoU us c. KAK

  d. Proposal

  a. Pakta Integritas

  ng b. Check list kelengkapan

  e. RAB

  f. CV tenaga ahli

  Pe

  g. Kontrak kerjasama

  n da

  n pa

  ia Ka LPPM Setuju atau Paraf rs Persetujuan Rektor

  Surat kesediaan kerjasama

  Pe

  Pelaksanaan Kegiatan

  a. Laporan Pendahuluan b. Laporan Antara c. Laporan Akhir

  Persetujuan Pencairan

  d. Output

  Verifikasi

  Ya

  Dana sesuai Termin

  e Tidak

  P

  n

  Laporan Keuangan dan bukti

  a Proses Pencairan Dana

  n d n a

  s a Tidak

  a. Laporan Pendahuluan

  Monitoring dan Evaluasi

  Serah Terima Pekerjaan

  b. Laporan Antara

  la

  c. Laporan Akhir e d. Output

  n P

  e. Laporan Keuangan dan bukti

  Tidak

  f. Dokumen Kontrak

CHECK LIST KELENGKAPAN KEGIATAN KERJASAMA ( … )

  Nama Kegiatan: ……………………………………………………….

  A. WAJIB ADA SEBELUM PELAKSANAAN

  1 Surat Penawaran Kerjasama

  10 Surat Kesanggupan Kerjasama (dari LPPM)

  B. PELAKSANAAN

  1 Nota Dinas Pelaksana Kegiatan Swakelola 2 Nota Dinas Pembentukan Tim Perencana 3 Daftar Hadir 4 BA. Rapat Pembentukan Tim Perencana 5 Keputusan PPK tentang Pembentukan Tim Perencana + Lampiran SK 6 Surat Perintah Tugas 7 Nota Dinas Penyusunan Rencana Kegiatan dan Penyampaian Net Konsep Penawaran 8 BA Penyusunan Rencana Kegiatan 9 BA Pembukaan Penawaran 10 BA KlarifikasiNegosiasi 11 Nota Dinas Permohonan Tanda Tangan Net-Konsep Surat Penawaran

  12 Kelengkapan lain

  Pakta Integritas Surat Kesediaan Pembayaran Pajak Surat Penunjukkan Penyedia BarangJasa Profil dan OTK UTM NPWP Referensi Bank

  13 Surat Undangan Seminar Pembahasan Proposal 14 Undangan Penandatanganan Naskah Kerjasama (MoU) 15 Usulan Tim Pengawas 16 Nota Dinas Pembentukan Tim Pengawas + daftar hadir 17 BA Rapat Pembentukan Tim Pengawas 18 SK Pembentukan Tim Pengawas + Lampiran SK 19 Surat Perintah Tugas 20 Surat Kuasa Pelaksanaan Kegiatan Swakelola 21 Surat Perintah Mulai Kerja 22 BA Serah Terima Hasil Pekerjaan Tahap 1

  Dokumen Laporan Pendahuluan BA Penyerahan Pekerjaan Tahap 1 23 BA Serah Terima Hasil Pekerjaan Tahap 2 BA Penyerahan Pekerjaan Tahap 2 24 BA Serah Terima Hasil Pekerjaan Draft Laporan Akhir

  Dokumen Draft Laporan Akhir BA Penyerahan Pekerjaan Draft Laporan Akhir 25 BA Serah Terima Hasil Pekerjaan

  Dokumen Laporan Akhir Executive Summary

  26 BA Penyerahan Pekerjaan Laporan Akhir BA Penyerahan Pekerjaan 27 BA Pembayaran BA Pentahapan Pembayaran

  Dokumen Laporan Keuangan Surat Pernyataan Permintaan Pembayaran

  Lampiran 1.1.1 Surat Pertimbangan Senat perguruan tinggi atas pembukaan program studi

  Lampiran 2.1.Statuta dan OTK

SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS TRUNODJOYO MADURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

  Menimbang

  : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja

  Universitas Trunodjoyo Madura untuk melaksanakan pelayanan

  dan penyelenggaraan pendidikan,

  penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, perlu melakukan penataan organisasi dan tata kerja Universitas Trunodjoyo Madura;

  b. bahwa penataan organisasi dan tata kerja Universitas

  Trunodjoyo Madura sebagaimana dimaksud pada huruf

  a, telah mendapat persetujuan Menteri

  Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi berdasarkan Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B2822M.PAN.RB082015;

  b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu

  Mengingat

  : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

  tentang Sistem

  Pendidikan

  Nasional

  (Lembaran Negara Republik

  Indonesia

Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

  2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);

  3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16,

  Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500);

  4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi

  Kementerian

  Negara

  (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

  5. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kementerian

  Riset,

  Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 14);

  6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 121P Tahun 2014 mengenai Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Peroide Tahun 2014-2019 sebagaimana telah diubah

  dengan Keputusan Presiden Nomor 79P Tahun

2015; MEMUTUSKAN:

  Menetapkan : PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI,

BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

  Pasal 1

(1) Universitas Trunodjoyo Madura selanjutnya dalam

  Peraturan Menteri ini disebut UTM merupakan perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

  (2) UTM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di

  bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

  Pasal 2

  UTM mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun ilmu pengetahuan danatau teknologi dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.

BAB II SUSUNAN ORGANISASI

Bagian Kesatu Umum

  Pasal 3

  UTM memiliki organ yang terdiri atas:

a. Senat;

b. Rektor;

c. Satuan Pengawas Internal; dan

d. Dewan Pertimbangan.

Bagian Kedua Senat

  Pasal 4

  (1) Senat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a

  merupakan organ yang menjalankan fungsi penetapan, pertimbangan, dan pengawasan pelaksanaan kebijakan akademik.

  (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Senat sebagaimana

  dimaksud pada ayat (1) diatur dalam statuta UTM.

Bagian Ketiga Rektor

  Pasal 5

(1) Rektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b

  merupakan organ yang menjalankan fungsi penetapan kebijakan non-akademik dan pengelolaan UTM.

(2) Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh

  Rektor.

  Pasal 6

  Rektor sebagai organ pengelola terdiri atas:

a. Rektor dan Wakil Rektor;

b. Biro;

c. Fakultas;

d. Lembaga; dan

e. Unit Pelaksana Teknis.

Paragraf Kesatu Rektor dan Wakil Rektor

  Pasal 7

  Rektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, serta

  Pasal 8

  Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Rektor menyelenggarakan fungsi:

  a. pelaksanaan dan pengembangan pendidikan tinggi;

  b. pelaksanaan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

  c. pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat;

  d. pelaksanaan pembinaan sivitas akademika dan hubungannya dengan lingkungan; dan

  e. pelaksanaan kegiatan layanan administratif.

Paragraf Kedua Wakil Rektor

  Pasal 9

  (1) Wakil Rektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf

  a bertanggung jawab kepada Rektor. (2) Wakil Rektor terdiri atas:

a. Wakil Rektor Bidang Akademik;

b. Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan; dan

c. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan. (3) Wakil Rektor Bidang Akademik mempunyai tugas

  membantu Rektor dalam memimpin penyelenggaraan pendidikan,

  penelitian, dan pengabdian kepada

  masyarakat. (4) Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan mempunyai

  tugas

  membantu Rektor dalam memimpin

  penyelenggaraan kegiatan di bidang administrasi umum, keuangan, dan kepegawaian.

(5) Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan mempunyai tugas

  membantu Rektor dalam memimpin penyelenggaraan kegiatan di bidang pembinaan kemahasiswaan, alumni, dan

  layanan

  kesejahteraan

  mahasiswa.

Paragraf Ketiga Biro

  Pasal 10

(1) Biro sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b

  merupakan unsur pelaksana administrasi UTM yang menyelenggarakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh unsur di lingkungan UTM.

  (2) Biro dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung

  jawab kepada Rektor. (3) Biro dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan

  oleh Wakil Rektor sesuai dengan bidang tugasnya.

  Pasal 11

  Biro terdiri atas:

a. Biro Akademik dan Kemahasiswaan; dan

b. Biro Umum dan Keuangan.

  Pasal 12

  Biro Akademik dan Kemahasiswaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a mempunyai tugas melaksanakan pelayanan di bidang akademik dan kemahasiswaan.

  Pasal 13

  Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal

  12, Biro Akademik dan Kemahasiswaan

  menyelenggarakan fungsi:

  a. pelaksanaan penyusunan rencana, program, dan anggaran;

  b. pelaksanaan evaluasi pelaksanaan rencana dan program;

  c. pelaksanaan penyusunan rencana pengembangan UTM;

  d. pelaksanaan layanan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;

  e. pelaksanaan evaluasi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; e. pelaksanaan evaluasi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;

  h. pelaksanaan penyusunan data alumni serta urusan alumni lainnya; dan

  i. pelaksanaan urusan kegiatan kerja sama.

  Pasal 14

  Biro Akademik dan Kemahasiswaan terdiri atas:

a. Bagian Akademik dan Kemahasiswaan;

b. Bagian Perencanaan dan Kerja Sama; dan

c. Kelompok Jabatan Fungsional.

  Pasal 15

  Bagian Akademik dan Kemahasiswaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a mempunyai tugas melaksanakan pemberian layanan dan evaluasi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat serta pembinaan kemahasiswaan dan alumni.

  Pasal 16

  Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal

  Bagian Akademik dan

  Kemahasiswaan

  menyelenggarakan fungsi:

  a. pelaksanaan layanan pendidikan, penelitian, dan

  pengabdian kepada masyarakat;

  b. pelaksanaan evaluasi kegiatan pendidikan, penelitian, dan

  pengabdian kepada masyarakat;

  c. pelaksanaan registrasi dan statistik mahasiswa;

  d. pelaksanaan pengelolaan sarana pendidikan;

  e. pelaksanaan urusan pembinaan minat, bakat, dan

  penalaran mahasiswa;

  f. pelaksanaan administrasi kegiatan kemahasiswaan;

  g. pelaksanaan pengelolaan fasilitas kemahasiswaan;

  h. pelaksanaan layanan informasi pengembangan

  kemahasiswaan;

  Pasal 17

  Bagian Akademik dan Kemahasiswaan terdiri atas:

a. Subbagian Akademik; dan

b. Subbagian Kemahasiswaan.

  Pasal 18

  (1) Subbagian Akademik mempunyai tugas melakukan

  pemberian layanan dan evaluasi pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat serta administrasi penerimaan mahasiswa baru, registrasi, pengolahan data akademik, dan pengelolaan sarana pendidikan.

  (2) Subbagian Kemahasiswaan mempunyai tugas melakukan

  layanan pembinaan minat, bakat, penalaran, informasi kemahasiswaan, kesejahteraan mahasiswa, administrasi kegiatan kemahasiswaan, pengelolaan fasilitasi, dan layanan informasi pengembangan kemahasiswaan serta pengolahan, penyusunan data dan statistik kemahasiswaan dan alumni.

  Pasal 19

  Bagian Perencanaan dan Kerja Sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf b mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana pengembangan, program, kegiatan, anggaran, evaluasi, dan penyusunan laporan serta kegiatan kerja sama dan hubungan masyarakat.

  Pasal 20

  Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Bagian Perencanaan dan Kerja Sama menyelenggarakan fungsi:

  a. penyusunan rencana pengembangan UTM;

  b. penyusunan program dan anggaran; b. penyusunan program dan anggaran;

  program;

  d. penyusunan laporan pelaksanaan rencana dan program.

  e. koordinasi dan pelaksanaan urusan kerja sama dalam

  dan luar negeri; dan

  f. pelaksanaan urusan hubungan masyarakat.

  Pasal 21

  Bagian Perencanaan dan Kerja Sama terdiri atas:

a. Subbagian Perencanaan; dan

b. Subbagian Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat.

  Pasal 22

  (1) Subbagian Perencanaan mempunyai tugas melakukan

  urusan penyusunan rencana pengembangan, program, dan anggaran UTM serta pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana, program, dan anggaran.

  (1) Subbagian Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat

  mempunyai tugas melakukan koordinasi dan pelaksanaan urusan kerja sama dalam dan luar negeri serta urusan hubungan masyarakat.

  Pasal 23

  Biro Umum dan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b mempunyai tugas melaksanakan urusan, ketatausahaan, hukum, ketatalaksanaan, kerumahtanggaan, kepegawaian, keuangan, dan pengelolaan barang milik negara.

  Pasal 24

  Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Biro Umum dan Keuangan menyelenggarakan fungsi:

  a. pelaksanaan urusan ketatausahaan; a. pelaksanaan urusan ketatausahaan;

  e. pelaksanaan urusan kerumahtanggaan; dan

  f. pelaksanaan pengelolaan barang milik negara.

  Pasal 25

  Biro Umum dan Keuangan terdiri atas:

a. Bagian Umum, Hukum, Tata Laksana, dan Barang Milik Negara;

b. Bagian Keuangan dan Kepegawaian; dan

c. Kelompok Jabatan Fungsional.

  Pasal 26

  Bagian Umum, Hukum, Tata Laksana, dan Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf a mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, keprotokolan,

  kerumahtanggaan,

  hukum,

  organisasi,

  ketatalaksanaan, dan barang milik negara.

  Pasal 27

  Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Bagian Umum, Hukum, Tata Laksana, dan Barang Milik Negara menyelenggarakan fungsi:

  a. pelaksanaan urusan ketatausahaan;

  b. pelaksanaan urusan keprotokolan;

  c. pelaksanaan urusan kerumahtanggaan;

  d. pelaksanaan penyusunan peraturan perundang-undangan dan layanan hukum;

  e. pelaksanaan urusan organisasi dan tatalaksana; dan

  f. pelaksanaan pengelolaan barang milik negara.

  Pasal 28

  Bagian Umum, Hukum, Tata Laksana, dan Barang Milik Negara terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga;

b. Subbagian Hukum dan Tata Laksana; dan

c. Subbagian Barang Milik Negara.

  Pasal 29

  (1) Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga mempunyai

  tugas

  melakukan urusan persuratan, kearsipan,

  keprotokolan, layanan pimpinan, serta urusan keamanan, ketertiban,

  kebersihan,

  pertamanan,

  pengaturan

  penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan sarana kantor, serta urusan rumah tangga lainnya.

(2) Subbagian Hukum dan Tata Laksana mempunyai tugas

  melakukan penyusunan peraturan perundang-undangan dan layanan hukum, serta urusan organisasi dan tatalaksana .

  (3) Subbagian Barang Milik Negara mempunyai tugas

  melakukan urusan perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,

  pendistribusian, pemeliharaan,

  inventarisasi, dan penghapusan barang milik negara.

  Pasal 30

  Bagian Keuangan dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf b mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan keuangan, akuntansi, dan kepegawaian.

  Pasal 31

  Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, Bagian Kepegawaian dan

  Keuangan

  menyelenggarakan fungsi:

  a. pelaksanaan anggaran;

  b. pelaksanaan urusan perbendaharaan;

  c. pelaksanaan urusan akuntansi dan pelaporan keuangan;

  d. penyusunan formasi dan rencana pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan;

  e. pelaksanaan pengadaan, pengangkatan, kepangkatan, dan mutasi lainnya;

  f. pelaksanaan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan;

  g. pelaksanaan urusan disiplin dan pemberhentian pendidik

  Pasal 32

  Bagian Kepegawaian dan Keuangan terdiri atas:

a. Subbagian Kepegawaian; dan

b. Subbagian Keuangan.

  Pasal 33

(1) Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas melakukan

  penyusunan formasi dan rencana pengembangan, serta pengadaan, pengangkatan, mutasi, pengembangan, disiplin, pemberhentian, dan administrasi kepegawaian pendidik dan tenaga kependidikan.

  (2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan

  melakukan

  urusan pembiayaan, penerimaan,

  penyimpanan, pembayaran, dan pertanggungjawaban anggaran penerimaan negara bukan pajak dan anggaran nonpenerimaan negara bukan pajak, serta urusan akuntansi dan pelaporan keuangan.

  Pasal 34

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud

  dalam Pasal 14 huruf c dan Pasal 25 huruf c terdiri atas sejumlah tenaga fungsional.

  (2) Jumlah Jabatan Fungsional ditetapkan menurut

  kebutuhan dan beban kerja. (3) Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional diatur sesuai dengan

  ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf Keempat Fakultas

  Pasal 35

  Fakultas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c merupakan unsur pelaksana akademik yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Rektor.

  Pasal 36

  Fakultas terdiri atas:

a. Fakultas Hukum;

b. Fakultas Ekonomi dan Bisnis;

c. Fakultas Pertanian;

d. Fakultas Teknik;

e. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya;

f. Fakultas Ilmu Pendidikan; dan

g. Fakultas Keislaman.

  Pasal 37

  Fakultas mempunyai tugas menyelenggarakan dan mengelola pendidikan akademik, vokasi, danatau profesi dalam satu atau beberapa pohonkelompok ilmu pengetahuan dan teknologi.

  Pasal 38

  Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, Fakultas menyelenggarakan fungsi:

  a. pelaksanaan dan pengembangan pendidikan di lingkungan Fakultas;

  b. pelaksanaan penelitian untuk pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;

  c. pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat;

  d. pelaksanaan pembinaan civitas akademika; dan

  e. pelaksanaan urusan tata usaha. Pasal 39

  Fakultas terdiri atas:

a. Dekan dan Wakil Dekan;

b. Senat Fakultas;

c. Bagian Tata Usaha;

d. JurusanBagian; dan

e. LaboratoriumBengkelStudio.

  Pasal 40

  Pasal 41

  Wakil Dekan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf a terdiri atas:

a. Wakil Dekan Bidang Akademik;

b. Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan; dan

c. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

  Pasal 42

  (1) Wakil Dekan Bidang Akademik mempunyai tugas

  membantu Dekan dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

  (2) Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan mempunyai

  tugas membantu Dekan dalam memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang perencanaan, keuangan, administrasi umum, dan sistem informasi.

  (3) Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan mempunyai tugas

  membantu Dekan dalam memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang kemahasiswaan dan alumni.

  Pasal 43

  (1) Senat Fakultas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39

  huruf

  b mempunyai tugas melakukan pemberian

  pertimbangan dan pengawasan terhadap Dekan dalam pelaksanaan akademik di lingkungan Fakultas.

  (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Senat Fakultas diatur

  dalam Peraturan Rektor.

  Pasal 44

  (1) Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal

  39 huruf c merupakan unit pelayanan administrasi di lingkungan Fakultas. (2) Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala yang

  bertanggung

  jawab

  kepada

  Dekan.

  Pasal 45

  Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan perencanaan,

  keuangan,

  akademik,

  kemahasiswaan,

  kepegawaian,

  ketatalaksanaan,

  ketatausahaan,

  kerumahtanggaan, barang milik negara, dan pelaporan di lingkungan Fakultas.

  Pasal 46

  Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:

  a. pelaksanaan urusan penyusunan rencana, program, dan

  anggaran;

  b. pelaksanaan urusan keuangan di lingkungan Fakultas;

  c. pelaksanaan urusan pendidikan, penelitian, dan

  pengabdian kepada masyarakat di lingkungan Fakultas;

  d. pelaksanaan urusan kemahasiswaan dan alumni di

  lingkungan Fakultas;

  e. pelaksanaan urusan ketatalaksanaan dan kepegawaian di

  lingkungan Fakultas;

  f. pelaksanaan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan,

  dan barang milik negara di lingkungan Fakultas;

  g. pelaksanaan pengelolaan data fakultas; dan

  h. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan fakultas.

  Pasal 47

  Bagian Tata Usaha pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Pertanian, dan Fakultas Teknik terdiri atas:

a. Subbagian Akademik dan Kemahasiswaan;

b. Subbagian Keuangan dan Kepegawaian; dan

c. Subbagian Umum dan Aset.

  Pasal 48

  (1) Subbagian Akademik dan Kemahasiswaan mempunyai

  tugas melakukan urusan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat serta pengelolaan data,

  (2) Subbagian Keuangan dan Kepegawaian mempunyai tugas

  melakukan

  urusan perencanaan, keuangan,

  ketatalaksanaan, dan kepegawaian. (3) Subbagian Umum dan Aset mempunyai tugas melakukan

  urusan

  ketatausahaan, kerumahtanggaan, dan

  pengelolaan barang milik negara.

  Pasal 49

  Bagian Tata Usaha pada Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, dan Fakultas Ilmu Pendidikan terdiri atas:

a. Subbagian Akademik dan Kemahasiswaan; dan

b. Subbagian Umum dan Keuangan.

  Pasal 50

  (1) Subbagian Akademik dan Kemahasiswaan mempunyai

  tugas

  melakukan urusan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, kemahasiswaan, dan alumni serta pengelolaan data, evaluasi, dan pelaporan fakultas.

  (2) Subbagian Umum dan Keuangan mempunyai tugas

  melakukan

  urusan perencanaan, keuangan,

  ketatalaksanaan,

  kepegawaian, ketatausahaan,

  kerumahtanggaan, dan pengelolaan barang milik negara.

  Pasal 51

  Subbagian Tata Usaha pada Fakultas Keislaman mempunyai tugas melakukan urusan perencanaan, keuangan, akademik, kemahasiswaan,

  kepegawaian,

  ketatausahaan,

  kerumahtanggaan, kerja sama, sistem informasi, dan pengelolaan barang milik negara di lingkungan Fakultas.

  Pasal 52

  (1) JurusanBagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39

  huruf d merupakan himpunan sumber daya pendukung, yang menyelenggarakan dan mengelola pendidikan akademik, vokasi, danatau profesi dalam 1 (satu) atau beberapa cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.

  (2) JurusanBagian dipimpin oleh seorang Ketua

  JurusanBagian yang bertanggung jawab kepada Dekan. (3) Ketua JurusanBagian dalam melaksanakan tugasnya

  dibantu oleh seorang Sekretaris JurusanBagian. (4) Ketua dan Sekretaris JurusanBagian diangkat dan

  diberhentikan oleh Rektor.

  Pasal 53

  JurusanBagian mempunyai tugas melaksanakan pendidikan akademik, vokasi, danatau profesi dalam 1 (satu) atau beberapa cabang ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengelolaan sumber daya pendukung program studi.

  Pasal 54

  JurusanBagian terdiri atas:

a. Ketua;

b. Sekretaris;

c. Program studi; dan

d. Kelompok Jabatan Fungsional Dosen.

  Pasal 55

  (1) Program studi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54

  huruf c merupakan kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, danatau pendidikan vokasi.

  (2) Dalam penyelenggaraan program studi, Rektor dapat

  menunjuk

  seorang

  dosen

  sebagai

  koordinator.

  Pasal 56

(1) Kelompok jabatan fungsional dosen sebagaimana

  dimaksud dalam Pasal 54 huruf d merupakan kelompok pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama

  mentransformasikan, mengembangkan, dan

  menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

  (2) Dosen bertanggung jawab kepada Dekan melalui Ketua

  JurusanBagian. (3) Kelompok jabatan fungsional dosen ditetapkan menurut

  kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional dosen diatur

  berdasarkan peraturan perundang-undangan.

  Pasal 57

(1) LaboratoriumBengkelStudio sebagaimana dimaksud

  dalam Pasal 39 huruf e merupakan perangkat penunjang pelaksanaan pendidikan di lingkungan Fakultas.

(2) LaboratoriumBengkelStudio dipimpin oleh seorang

  tenaga fungsional yang keahliannya telah memenuhi persyaratan sesuai dengan cabang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

  (3) Tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

  bertanggung jawab kepada Dekan.

  Pasal 58

  LaboratoriumBengkelStudio mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam cabang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai penunjang pelaksanaan tugas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di lingkungan Fakultas.

Paragraf Kelima Lembaga

  Pasal 59

(1) Lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d

  adalah unsur pelaksana akademik di bawah Rektor yang melaksanakan sebagian tugas dan fungsi di bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pengembangan pembelajaran, dan penjaminan mutu.

  (2) Lembaga dipimpin oleh seorang Ketua yang bertanggung

  jawab kepada Rektor. (3) Ketua dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang

  Sekretaris Lembaga.

  Pasal 60

  Lembaga terdiri atas:

a. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat; dan

b. Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu Pendidikan.

  Pasal 61

  Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 huruf a mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

  Pasal 62

  Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat menyelenggarakan fungsi:

  a. penyusunan rencana, program, dan anggaran Lembaga;

  b. pelaksanaan penelitian ilmiah murni dan terapan;

  c. pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat;

  d. koordinasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengabdian d. koordinasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengabdian

  f. pelaksanaan kerja sama di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan perguruan tinggi danatau institusi lain baik di dalam negeri maupun di luar negeri;

  g. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; dan

  h. pelaksanaan urusan administrasi Lembaga.

  Pasal 63

  Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat terdiri atas:

a. Ketua;

b. Sekretaris;

c. Bagian Tata Usaha;

d. Pusat; dan

e. Kelompok jabatan fungsional.

  Pasal 64

  (1) Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal

63 huruf c merupakan unit pelayanan administrasi di lingkungan Lembaga. (2) Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala yang

  bertanggung jawab kepada Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat melalui Sekretaris Lembaga.

  Pasal 65

  Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kerumahtanggaan, dan pengelolaan barang milik negara serta penyusunan data dan informasi penelitian dan

  pengabdian

  kepada

  masyarakat.

  Pasal 66

  Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:

  a. pelaksanaan penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran;

  b. pengumpulan dan pengolahan data penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;

  c. pelaksanaan urusan dokumentasi dan publikasi hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;

  d. pemberian layanan informasi di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;

  e. pelaksanaan urusan pemerolehan hak kekayaan intelektual (HKI) hasil penelitian; dan

  f. pelaksanaan urusan keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kerumahtanggaan, dan pengelolaan barang milik negara di lingkungan Lembaga.

  Pasal 67

  Bagian Tata Usaha terdiri atas:

a. Subbagian Umum; dan

b. Subbagian Program, Data, dan Informasi.

  Pasal 68

(1) Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan

  keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kerumahtanggaan, dan pengelolaan barang milik negara.

(2) Subbagian Program, Data, dan Informasi mempunyai

  tugas melakukan pengumpulan, pengolahan, dan layanan data dan informasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta urusan pemerolehan hak kekayaan intelektual

  (HKI)

  hasil

  penelitian.

  Pasal 69

  (1) Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 huruf d

  mempunyai

  tugas

  melaksanakan

  kegiatan

  penelitianpengkajian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidangnya.

(2) Dalam menyelenggarakan kegiatan sebagaimana

  dimaksud pada ayat (1), Rektor dapat menunjuk dosentenaga fungsional lainnya sebagai koordinator.

(3) Pembentukan dan penutupan Pusat dilakukan oleh

  Rektor sesuai dengan kebutuhan.

  Pasal 70

  Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 huruf b mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pelaksanaan, pemantauan,

  dan evaluasi kegiatan peningkatan

  pengembangan pembelajaran dan penjaminan mutu pendidikan.

  Pasal 71

  Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70, Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu menyelenggarakan fungsi:

  a. penyusunan rencana, program, dan anggaran Lembaga;

  b. pelaksanaan peningkatan dan pengembangan pembelajaran;

  c. pelaksanaan pengembangan sistem penjaminan mutu pendidikan;

  d. koordinasi pelaksanaan kegiatan peningkatan pembelajaran, pengembangan pembelajaran, dan penjaminan mutu pendidikan;

  e. pemantauan dan evaluasi peningkatan pembelajaran, pengembangan pembelajaran, dan penjaminan mutu pendidikan; dan

  f. pelaksanaan urusan administrasi Lembaga.

  Pasal 72

  Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu terdiri atas:

a. Ketua;

b. Sekretaris;

c. Subbagian Tata Usaha;

d. Pusat; dan

e. Kelompok jabatan fungsional.

  Pasal 73

  Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal

  72 huruf c mempunyai tugas melakukan urusan perencanaan,

  keuangan,

  akademik,

  kemahasiswaan,

  kepegawaian, ketatausahaan, kerumahtanggaan, kerja sama, sistem informasi, dan pengelolaan barang milik negara di lingkungan Lembaga.

  Pasal 74

(1) Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 huruf d

  mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengembangan pembelajaran dan penjaminan mutu pendidikan sesuai dengan bidangnya.

(2) Dalam menyelenggarakan kegiatan sebagaimana

  dimaksud pada ayat (1), Rektor dapat menunjuk dosentenaga fungsional lainnya sebagai koordinator.

(3) Pembentukan dan penutupan Pusat dilakukan oleh

  Rektor sesuai dengan kebutuhan.

  Pasal 75

(1) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam

  Pasal 63 huruf e dan Pasal 72 huruf e terdiri atas sejumlah tenaga fungsional terdiri atas sejumlah dosen danatau tenaga fungsional lainnya.

(2) Jumlah jabatan fungsional ditetapkan menurut kebutuhan

  dan beban kerja.

Paragraf Keenam Unit Pelaksana Teknis

  Pasal 76

  (1) Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal

  6 huruf e selanjutnya disebut UPT merupakan unsur penunjang akademiksumber belajar UTM. (2) UPT dipimpin oleh seorang Kepala dan bertanggung jawab

  kepada Rektor. (3) Kepala UPT diangkat dan diberhentikan oleh Rektor.

  Pasal 77

  UPT terdiri atas:

a. UPT Perpustakaan;

b. UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi;

c. UPT Bahasa; dan

d. UPT Laboratorium Terpadu.

  Pasal 78

(1) UPT Perpustakaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77

  huruf a merupakan unit pelaksana teknis di bidang perpustakaan.

(2) Kepala UPT Perpustakaan dikoordinasikan oleh Wakil

  Rektor Bidang Akademik.

  Pasal 79

  UPT Perpustakaan mempunyai tugas melaksanakan pemberian layanan kepustakaan.

  Pasal 80

  Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79, UPT Perpustakaan menyelenggarakan fungsi:

  a. penyusunan rencana, program, dan anggaran UPT;

  b. penyusunan rencana kebutuhan dan penyediaan bahan pustaka; b. penyusunan rencana kebutuhan dan penyediaan bahan pustaka;

  f. pelaksanaan urusan tata usaha UPT.

  Pasal 81

  UPT Perpustakaan terdiri atas:

a. Kepala;

b. Subbagian Tata Usaha; dan

c. Kelompok Jabatan Fungsional.

  Pasal 82

  (1) Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal

  81 huruf b mempunyai tugas melakukan urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kerumahtanggaan, dan pengelolaan sarana dan prasarana UPT.

  (2) Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala yang

  bertanggung jawab kepada Kepala UPT.

  Pasal 83

  (1) UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagaimana

  dimaksud dalam Pasal 77 huruf b merupakan unit pelaksana teknis di bidang pengembangan dan pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi.

  (2) Kepala UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi

  dikoordinasikan oleh Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan.

  Pasal 84

  UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas melaksanakan, pengembangan, pengelolaan, dan pemberian layanan teknologi informasi dan komunikasi serta pengelolaan sistem

  informasi.

  Pasal 85

  Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84, UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi menyelenggarakan fungsi:

  a. penyusunan rencana, program, dan anggaran UPT;

  b. pelaksanaan pengembangan jaringan dan web site UTM;

  c. pelaksanaan pendataan dan pemrograman;

  d. pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan multi media;

  e. pelaksanaan pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak teknologi informasi dan komunikasi;

  f. pemberian layanan teknologi informasi dan komunikasi kepada mahasiswa; dan

  g. pelaksanaan urusan administrasi UPT.

  Pasal 86

  UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi terdiri atas:

a. Kepala;

b. Subbagian Tata Usaha; dan

c. Kelompok Jabatan Fungsional.

  Pasal 87

(1) Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal

  86 huruf b mempunyai tugas melakukan urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kerumahtanggaan, dan pengelolaan sarana dan prasarana UPT.

(2) Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala yang

  bertanggung jawab kepada Kepala UPT.

  Pasal 88

  (1) UPT Bahasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 huruf

  c merupakan unit pelaksana teknis di bidang pengembangan pembelajaran bahasa dan layanan kebahasaan.

  (2) Kepala UPT Bahasa dikoordinasikan oleh Wakil Rektor

  Pasal 89

  UPT Bahasa mempunyai tugas melaksanakan pengembangan pembelajaran, peningkatan kemampuan, dan pelayanan uji kemampuan bahasa.

  Pasal 90

  Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89, UPT Bahasa menyelenggarakan fungsi:

  a. penyusunan rencana, program, dan anggaran UPT;

  b. pengembangan pembelajaran bahasa;

  c. pelayanan peningkatan kemampuan bahasa;

  d. pelayanan uji kemampuan bahasa; dan

  e. pelaksanaan urusan tata usaha UPT. Pasal 91

  UPT Bahasa terdiri atas:

a. Kepala; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

  Pasal 92

  (1) UPT Laboratorium Terpadu sebagaimana dimaksud dalam

  Pasal 77 huruf d merupakan unit pelaksana teknis di bidang layanan Laboratorium di lingkungan UTM.

  (2) Kepala UPT Laboratorium Terpadu dikoordinasikan oleh

  Wakil Rektor Bidang Akademik.

  Pasal 93

  UPT Laboratorium Terpadu mempunyai tugas melaksanakan layanan laboratorium untuk program pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

  Pasal 94

  Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93, UPT Laboratorium Terpadu menyelenggarakan fungsi:

  a. penyusunan rencana, program, dan anggaran UPT; a. penyusunan rencana, program, dan anggaran UPT;

  penelitian, dan pengabdian kepada

  masyarakat bagi dosen dan mahasiswa;

  c. pemeliharaan dan perawatan laboratorium; dan

  d. pelaksanaan urusan tata usaha UPT.

  Pasal 95

  UPT Laboratorium Terpadu terdiri atas:

a. Kepala; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

  Pasal 96

(1) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam

  Pasal 81 huruf c, Pasal 86 huruf c, Pasal 91 huruf b, dan Pasal 95 huruf b terdiri atas sejumlah tenaga fungsional.

  (2) Jumlah jabatan fungsional ditetapkan menurut kebutuhan

  dan beban kerja. (3) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan

  ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat Satuan Pengawas Internal

  Pasal 97

(1) Satuan Pengawas Internal sebagaimana dimaksud dalam

  Pasal 3 huruf c merupakan organ yang menjalankan fungsi pengawasan non-akademik.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Satuan Pengawas Internal

  sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam statuta UTM.

Bagian Kelima Dewan Pertimbangan

  Pasal 98

  (1) Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

  3 huruf d merupakan organ yang menjalankan fungsi pertimbangan non-akademik dan membantu pengembangan UTM.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Dewan Pertimbangan

  sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam statuta UTM.

BAB III ESELONISASI

  Pasal 99

  Rektor, Wakil Rektor, Dekan, Wakil Dekan, Ketua Lembaga, Sekretaris Lembaga, Ketua Jurusan, Sekretaris Jurusan, dan Kepala UPT bukan merupakan jabatan struktural.

Pasal 100

(1) Kepala Biro adalah jabatan struktural eselon II.a. atau

  sebutan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Kepala Bagian adalah jabatan struktural eselon III.a. atau

  sebutan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  (3) Kepala Subbagian adalah jabatan struktural eselon IV.a.

  atau sebutan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IV TATA KERJA

Pasal 101

  Wakil Rektor, Dekan, Ketua Lembaga, Kepala Biro, dan Kepala Unit Pelaksana Teknis wajib melakukan koordinasi dengan unit organisasi baik dengan satuan organisasi di lingkungan UTM maupun dengan instansi lain di luar UTM sesuai dengan tugasnya masing-masing.

Pasal 102

(1) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan UTM

  dalam melaksanakan tugasnya wajib:

  a. menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik di lingkungan masing-masing satuan organisasi di lingkungan UTM maupun dengan instansi lain di luar UTM sesuai dengan tugasnya masing- masing;

  b. mengawasi bawahan masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan supaya mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

  c. mengikuti, mematuhi petunjuk, dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing;

  d. menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya; dan

  e. bertanggung jawab memimpin dan melakukan koordinasi dengan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas

  bawahan.

(2) Setiap pimpinan satuan organisasi yang menerima laporan

  dari pimpinan satuan organisasi di bawahnya wajib mengolah dan mempergunakan sesuai dengan kebutuhan dan kewenangannya.

Pasal 103

  Wakil Rektor, Dekan, Ketua Lembaga, Kepala Biro, dan Kepala Unit Pelaksana Teknis menyampaikan laporan kepada Rektor dengan tembusan kepada Kepala Biro Umum dan Keuangan dan satuan organisasi lainnya yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja dengan UTM.

BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 104

  Perubahan organisasi dan tata kerja UTM menurut Peraturan ini, ditetapkan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara.

Pasal 105

  (1) Tugas dan fungsi unit kerja di lingkungan UTM dijabarkan

  ke dalam rincian tugas masing-masing unit kerja. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian tugas

  sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan PeraturanMenteri.

BAB VI KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 106

(1) Semua tugas dan fungsi sebagai pelaksanaan dari

  ketentuan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 034O2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Trunojoyo Madura masih tetap dilaksanakan sampai dengan organisasi dan tata kerja Universitas Trunojoyo Madura disesuaikan dengan Peraturan Menteri ini.

  (2) Penyesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

  dilakukan paling lambat dalam waktu 1 (satu) tahun sejak ditetapkannya Peraturan Menteri ini.

Pasal 107

  Wakil Rektor dan Wakil Dekan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dan Pasal 41 diberikan tunjangan jabatan Pembantu Rektor dan Pembantu Dekan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2007 tentang Tunjangan Dosen.

BAB VII KETENTUAN PENUTUP

Pasal 108

  Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, ketentuan yang mengatur tentang organisasi dan tata kerja di lingkungan Universitas Trunojoyo Madura yang telah ada sebelum ditetapkannya Peraturan Menteri ini, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 109

  Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

  Agar

  setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

  pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

  Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 November 2015

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, TTD. MOHAMAD NASIR

  Diundangkan di Jakarta pada tanggal 30 November 2015 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, TTD. WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 1792

Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi,

  TTD. Ani Nurdiani Azizah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

  NOMOR 11 TAHUN2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS TRUNOJOYO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

  Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 100 Peraturan Pemerintah Nomor 60

  Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi perlu menetapkan Statuta Universitas Trunojoyo;

  Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

  (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);

  2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);

  3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2005;

  4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187M Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 171M Tahun 2005;

MEMUTUSKAN:

  Mentapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG STATUTA

UNIVERSITAS TRUNOJOYO.

  Pasal 1

  (1) Status Universitas Trunojoyo merupakan dasar penyelenggaraan Universitas

  Trunojoyo.

  (2) Statuta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri

  ini.

  Pasal 2

  Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

  Ditetapka di Jakarta Pada tanggal 22 Maret 2006

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TTD. BAMBANG SUDIBYO

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

NOMOR 11 TAHUN 2006 TANGGAL 22 MARET 2006 MUKADIMAH

  Atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Universitas Bangkalan Madura (UNIBANG), yang semula berstatus sebagai perguruan tinggi swasta (PTS), berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2001, tanggal 5 Juli 2001, berubah menjadi Universitas Trunodjojo Madura (lebih dikenal dengan nama Universitas Trunojoyo) dengan status sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

  Perubahan status dari Perguruan Tinggi Swasta menjadi Perguruan Tinggi Negeri merupakan tekad dan perjuangan pengurus Yayasan Pendidikan Kyai Lemah Dhuwur-Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong Bangkalan (YPKLD-MKGR), sebagai pengelola UNIBANG, serta sivitas akademika UNIBANG agar perguruan tinggi ini mampu berperan secara maksimal dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. Selain itu, perubahan status tersebut merupakan momentum untuk menjadikan Universitas Trunojoyo sebagai perguruan tinggi yang mampu memainkan peran penting dalam pengembangan masyarakat, melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu tinggi. Universitas Trunojoyo bertekad turut serta dalam upaya mencerdaskan dan meningkatkan

  kualitas kehidupan bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Peran Universitas Trunojoyo adalah mendorong pencapaian keberhasilan kebijakan pembangunan bidang pendidikan yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia seutuhnya yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang luas, berketrampilan, sehat jasmani dan rohani, serta mempunyai tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan; Universitas Trunojoyo bertekad melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (yaitu: Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, serta Pengabdian kepada Masyarakat) yang berkualitas, mampu memberikan pelayanan prima kepada mahasiswa, masyarakat dan pihak-pihak lain yang menjadi mitra kerja. Pelayanan prima ini diharapkan menghasilkan lulusan yang berdaya saing secara global, memiliki kemampuan akademik dan atau professional, yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, mampu menghasilkan ilmu pengetahuan, teknologi, danatau seni yang bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat.

  Landasan filosofis di atas perlu dijabarkan dalam Statuta Universitas Trunojoyo, yang berisi konsep dasar penataan organisasi dan mekanisme kerja sebagai pernyataan kesepakatan seluruh warga Universitas Trunojoyo tentang jati diri dan arah pengembangannya. Statuta Universitas Trunojoyo dijadikan landasan semangat kerja seluruh warga Universitas Trunojoyo serta menjadi acuan dasar dari semua program dan kegiatan dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai Universitas Trunojoyo. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberi kekuatan, bimbingan dan perlindungaNya.

BAB I KETENTUAN UMUM

  Pasal 1

  Dalam Statuta ini yang dimaksud dengan :

  1. Universitas adalah Universitas Trunojoyo;

  2. Senat Universitas adalah badan normatif dan perwakilan tertinggi di lingkungan Universitas;

  3. Dewan Penyantun adalah lembaga penunjang yang terdiri atas tokoh-tokoh masyarakat yang mempunyai minat untuk membina dan membantu peningkatan dan pengembangan Universitas;

  4. Senat Fakultas adalah badan normatif dan perwakilan tertinggi pada fakultas di lingkungan Universitas;

  5. Pendidikan akademik adalah program pendidikan tinggi yang mengembangkan kemampuan mahasiswa untuk menguasai, menerapkan, mengembangkan, atau menciptakan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, danatau seni;

  6. Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan mahasiswa untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus;

  7. Pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi yang mempersiapkan mahasiswa untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana;

  8. Warga Universitas terdiri atas dosen, mahasiswa, tenaga penunjang akademik, serta tenaga administrasi;

  9. Sivitas akademika adalah satuan yang terdiri atas dosen dan mahasiswa di Universitas;

  10. Keputusan Rektor adalah penetapan rektor tentang suatu hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan Universitas berdasarkan wewenang yang diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN

  Pasal 2

  Visi Universitas adalah menjadi lembaga pendidikan tinggi yang menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi akademik danatau profesional, yang berdaya saing secara global, serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, juga mampu menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, danatau seni yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.

  Pasal 3

  Misi Universitas adalah sebagai berikut:

  a. menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas;

  b. menciptakan suasana akademik yang kondusif;

  c. melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat secara berkualitas dan berkesinambungan, yang secara nyata memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, danatau seni, serta mendorong pengembangan masyarakat.

  Pasal 4

  Tujuan yang hendak dicapai universitas adalah sebagai berikut:

  a. menghasilkan lulusan yang bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berdaya saing secara global, memiliki kemampuan akademik dan atau profesional, kemampuan berbahasa asing, kemampuan berwirausaha, serta kemampuan manajerial dan kepemimpinan;

  b. meningkatkan kualitas dosen dan karyawan, tumbuhnya etos kerja, serta terwujudnya sikap dan perilaku warga universitas untuk selalu berprestasi dan berbuat yang terbaik untuk universitas;

  c. menghasilkan karya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, danatau seni, serta perkembangan masyarakat.

BAB III IDENTITAS

  Pasal 5

  (1) Universitas Trunodjoyo didirikan berdasarkan Keputusan Presiden Republik

  Indonesia Nomor 085 Tahun 2001, tanggal 5 Mei 2001.

  (2) Universitas Trunojoyo berkedudukan di Kabupaten Bangkalan, Propinsi Jawa Timur.

  Pasal 6

  (1) Universitas memiliki lambang yang berbentuk Segi Lima berwarna dasar kuning,

  yang di dalamnya terdapat gambar 'tombak', 'delapan penjuru bintang' dalam 'surya kencana' ('cakra'), 'kitab terbuka' dan 'perahu les-ales';

  (2) Rincian dan makna lambang adalah sebagai berikut;

  a. ‘Segi lima' melambangkan Pancasila,

  b. 'tombak' melambangkan semangat perjuangan Pangeran Trunojoyo,

  c. 'delapan penjuru bintang' ('cakra') melambangkan tekad Pangeran Trunojoyo untuk meneruskan cita-cita Wawasan Nusantara,

  d. 'kitab terbuka' melambangkan tekad dan semangat sivitas akademika untuk terus menerus mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi danatau seni,

  e. 'perahu les-ales' melambangkan semangat perjuangan masyarakat Madura;

  (3) Lambang Universitas adalah sebagai berikut:

  Pasal 7

  (1) Universitas memiliki bendera yang berbentuk segi empat berwarna dasar kuning dengan

  lambang Universitas berada di tengah-tengah, warna kuning melambangkan lambang Universitas berada di tengah-tengah, warna kuning melambangkan

  

  Pasal 8

  (1) Universitas memiliki Himne yang disebut Himne Universitas Trunojoyo.

  (2) Himne Universitas berisi syair pengantar dan syair pujian yang merupakan

  keagungan Universitas Tronojoyo.

  (3) Himne Universitas adalah sebagai berikut.

  Pasal 9

  (1) Universitas memiliki Mars yang disebut Mars Universitas Trunojoyo. (2) Mars Universitas Mencerminkan semangat juang warga universitas.

  (3) Mars Universitas adalah sebagai berikut:

  Pasal 10

  (1) Universitas memiliki busana yang, digunakan oleh anggota Senat Universitas dalam

  setiap rapat terbuka senat universitas;

  (2) Busana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk toga yang

  penggunaannya disesuaikan dengan kedudukan masing-masing anggota Senat;

  (3) Busana yang digunakan oleh lulusan dalam upacara wisuda adalah toga yang (3) Busana yang digunakan oleh lulusan dalam upacara wisuda adalah toga yang

  (4) Busana yang digunakan oleh mahasiswa dalam setiap kegiatan upacara universitas

  adalah jaket almamater;

  (5) Ketentuan lebih lanjut tentang Busana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur

  dengan keputusan Rektor setelah mendapat persetujuan Senat Universitas.

BAB IV PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

  Pasal 11

  (1) Universitas menyelenggarakan program pendidikan akademik, profesi danatau vokasi;

  (2) Universitas menyelenggarakan jenjang program pendidikan diploma, sarjana,

  dan pascasarjana;

  (3) Setiap program pendidikan harus menentukan standar mutu yang hendak dicapai, yang

  ditetapkan oleh Senat fakultas.

  Pasal 12

  (1) Penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi di Universitas diselenggarakan

  berdasarkan otonomi keilmuan,kesehatan organisasi, dan akutabilitas.

  (2) Universitas mempunyai Pola Ilmiah Pokok yang berwujud program unggulan tertentu

  yang bertujuan untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

  Pasal 13

  (1) Program Pascasarjana merupakan program pendidikan akademik lanjutan setelah

  program Sarjana;

  (2) Program pascasarjana bertugas mengkoordinasikan program studi pascasarjana;

  (3) Program studi pascasarjana yang bersifat mono program pelaksanaan kebijakan

  akademik dibawah tanggung jawab Dekan;

  (4) Program studi pascasarjana yang bersifat lintas program studi, pelaksanaan

  kebijakan akademik dibawah tanggung jawab Direktur Program pascasarjana;

  (5) Program Pascasarjana dipimpin oleh Direktur Program Pascasarjana;

  (6) Direktur Program Pascasarjana diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul

  para Dekan setelah mendapat pertimbangan Senat Universitas;

  (7) Masa jabatan Direktur Program Pascasarjana adalah 4 (empat) tahun dan dapat

  diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan;

  (8) Syarat dan tatacara pemilihan Direktur Program Pascasarjana ditetapkan oleh

  Senat Universitas.

  Pasal 14

  (1) Penjaminan mutu dilaksanakan oleh Universitas dalam rangka memenuhi stadar

  mutu yang dilakukan, secara konsisten dan berkelanjutan sebagai wujud akuntabilitas publik;

  (2) Penjaminan mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan

  memperhatikan :

  a. kesesuaian dengan visi, misi dan tujuan Universitas;

  b. kepekaan atas kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan;

  c. kesesuaian dengan Standar Nasional Pendidikan.

  Pasal 15

  (1) Pelaksanaan pendidikan disusun dalam kurikulum program studi;

  (2) Kurikulum program-program studi wajib memuat pendidikan keimanan dan

  ketaqwaan, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa;

  (3) Penyusunan kurikulum diarahkan untuk mengembangkan potensi dan minat untuk

  mencapai kompetensi yang sesuai dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa, dengan tetap memperhatikan tujuan program studi, pengembangan kemampuan pribadi dan profesional mahasiswa, kepentingan pembangunan nasional, kebutuhan masyarakat, serta kekhasan dan keunggulan masing-masing program studi;

  (4) Kurikulum dikembangkan dan dievaluasi secara berkala dengan

  mempertimbangkan masukan berbagai pihak yang berkepentingan dengan program studi termasuk organisasi profesi, dengan memperhatikan :

  a. pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, danatau seni;

  b. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;

  c. tuntutan dunia usaha dan industri;

  d. dinamika perkembangan global; dan

  e. etika, estetika, dan kelestraian budaya bangsa.

  (5) Kurikulum disusun dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan

  yang berlaku dan Standar Nasional Pendidikan.

  Pasal 16

  (1) Kurikulum program studi dapat mengacu atau berisikan mata kuliah dari program studi

  lain baik dari dalam maupun luar Universitas.

  (2) Mata Kuliah dalam program studi memiliki beban belajar yang dinyatakan dalam

  satuan kredit semester (sks).

  (3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan

  keputusan Rektor setelah mendapatkan persetujuan Senat Universitas.

  Pasal 17

  (1) Kurikulum pendidikan akademik diarahkan terutama untuk penguasaan dan

  danatau seni.

  (2) Kurikulum pendidikan vokasi diarahkan kepada penguasaan ilmu pengetahuan,

  teknologi, danatau seni, terutama pada kesiapan penerapan keahlian.

  (3) Kurikulum pendidikan profesi diarahkan terutama untuk penguasaan ilmu

  pengetahuan, teknologi danatau seni, pada keahlian khusus.

  Pasal 18

  (1) Beban belajar program pendidikan sarjana sekurang-kurangnya 144 (seratus empat

  puluh empat) sks.

  (2) Beban belajar program pendidikan magister sekurang-kurangnya 36 (tiga puluh enam)

  sks.

  (3) Beban belajar program pendidikan doktor sekurang-kurangnya 48 (empat puluh

  delapan) sks.

  (4) Beban belajar program pendidikan profesi sekurang-kurangnya 36 (tiga puluh enam) sks.

  Pasal 19

  (1) Beban belajar program pendidikan diploma I sekurang-kurangnya 36 (tiga puluh enam)

  sks.

  (2) Beban belajar program pendidikan diploma II sekurang-kurangnya 72 (tujuh puluh dua)

  sks.

  (3) Beban belajar program pendidikan diploma III sekurang-kurangnya 108 (seratus delapan)

  sks.

  (4) Beban belajar program pendidikan diploma IV sekurang-kurangnya 144 (seratus

  empat puluh empat) sks.

BAB V SUSUNAN ORGANISASI

  Pasal 20

  Organisasi Universitas terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut:;

  a. Pimpinan Universitas: Rektor dan Pembantu Rektor;

  b. Senat Universitas;

  c. Unsur pelaksana akademik: fakultas, lembaga penelitian dan lembaga pengabdian kepada masyarakat;

  d. Unsur Pelaksana Administrasi: biro, bagian dan subbagian;

  e. Unsur Penunjang: unit pelaksana teknis;

  f. Dewan Penyantun.

  Bagian Kesatu Pimpinan Universitas

  Pasal 21

  (1) Universitas dipimpin oleh Rektor yang dibantu oleh beberapa Pembantu Rektor, yaitu:

  a. Pembantu Rektor Bidang Akademik, yang selanjutnya disebut Pembantu Rektor I;

  b. Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum, yang selanjutnya disebut Pembantu Rektor II;

  c. Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, yang selanjutnya disebut Pembantu Rektor III.

  (2) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Universitas,Rektor bertanggung jawab

  kepada Menteri Pendidikan Nasional.

  (3) Dalam melaksanakan tugasnya,Pembantu Rektor bertanggung jawab kepada Rektor.

  (4) Apabila diperlukan, Rektor dengan persetujuan Senat Universitas dapat

  mengangkat Pembantu Rektor selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  Pasal 22

  (1) Rektor mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan

  pengabdian kepada masyarakat, membina dosen, tenaga kependidikan, tenaga administrasi, mahasiswa, serta membina hubungan dengan pihak lain.

  (2) Pembantu Rektor I mempunyai tugas membantu Rektor dalam memimpin

  pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

  (3) Pembantu Rektor II mempunyai tugas membantu Rektor dalam memimpin

  pelaksanaan kegiatan di bidang keuangan dan administrasi umum.

  (4) Pembantu Rektor III mempunyai tugas membantu Rektor dalam memimpin

  pelaksanaan kegiatan di bidang pembinaan mahasiswa dan layanan kesejahteraan mahasiswa.

  Pasal 23

  (1) Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Menteri Pendidikan

  Nasional setelah mendapat persetujuan Senat Universitas.

  (2) Pembantu Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Rektor setelah mendapat

  persetujuan Senat Universitas.

  (3) Masa jabatan Rektor dan Pembantu Rektor adalah 4 (empat) tahun dan dapat

  diangkat kembali dengan ketentuan tidak lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan.

  (4) Syarat dan tatacara pemilihan Rektor dan Pembantu Rektor ditetapkan oleh Rektor

  setelah

  mendapat

  persetujuan

  Senat

  Universitas.

  Pasal 24

  (1) Apabila Rektor berhalangan tidak tetap, Pembantu Rektor I bertindak sebagai

  Pelaksana Marian Rektor, atau Rektor dapat menunjuk salah satu Pembantu Rektor sebagai pelaksana harian Rektor.

  (2) Apabila Rektor berhalangan tetap, Senat Universitas mengusulkan Pejabat Rektor

  kepada Menteri Pendidikan Nasional sebelum ditetapkan Rektor definitif yang baru.

  Bagian Kedua Senat Universitas

  Pasal 25

  (1) Senat Universitas mempunyai tugas pokok sebagai berikut:

  a. merumuskan kebijakan akademik dan pengembangan universitas;

  b. merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan sivitas akademika;

  c. merumuskan norma dan tolok ukur penyelenggaraan pendidikan tinggi;

  d. memberikan persetujuan atas Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Universitas yang diajukan oleh Rektor;

  e. menilai pelaksanaan kebijakan tahunan dan laporan Rektor pada akhir masa jabatan;

  f. merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan;

  g. memilih calon Rektor untuk diusulkan kepada Presiden;

  h. memberikan pertimbangan kepada Rektor tentang calon Pembantu Rektor;

  i. memberikan persetujuan bagi dosen yang dicalonkan memangku jabatan akademik guru besar; j. memberikan pertimbangan dosen yang dicalonkan memangku jabatan akademik

  diatas lektor; k. menegakkan norma-norma dan etika akademik yang berlaku bagi sivitas akademika;

  (2) mengukuhkan pemberian gelar Doktor Kehormatan kepada seseorang yang

  memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Senat Universitas.

  Pasal 26

  (1) Susunan pengurus Senat Universitas terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. (2) Keanggotaan Senat Universitas, terdiri atas:

  a. Rektor dan Pembantu Rektor;

  b. Dekan;

  c. Guru Besar;

  d. Wakil Dosen.

  (3) Ketentuan keanggotaan Senat Universitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

  ditetapkan oleh Rektor setelah mendapat persetujuan Senat Universitas.

  Pasal 27

  (1) Senat Universitas diketuai oleh Rektor dan didampingi oleh seorang Sekretaris yang

  dipilih dari dan oleh anggota Senat Universitas.

  (2) Senat Universitas mengadakan rapat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dalam satu

  tahun akademik.

  (3) Rapat Senat Universitas dipimpin oleh Ketua Senat dan didampingi Sekretaris

  Senat,. dalam hal Ketua Senat Universitas berhalangan, rapat dipimpin oleh Sekretaris Senat Universitas.

  (4) Rapat Senat Universitas diselenggarakan berdasarkan tata tertib yang ditetapkan oleh

  Senat Universitas; (5) Setiap keputusan yang diambil dalam rapat Senat Universitas ditetapkan

  berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

  (6) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak terpenuhi, maka

  keputusan ditetapkan berdasarkan suara terbanyak.

  (7) Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, Senat Universitas berpedoman

  kepada ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku

  Pasal 28

  (1) Senat Universitas dapat membentuk komisi-komisi yang terdiri dari Komisi

  Akademik, Komisi Anggaran dan Komisi Etika yang dipimpin oleh Ketua Komisi dan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing Ketua Komisi didampingi oleh seorang Sekretaris yang dipilih dari dan oleh anggota komisi.

  (2) Apabila dipandang perlu, Senat Universitas dapat membentuk panitia ad hoc.

  (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Rektor

  setelah mendapat persetujuan Senat Universitas.

  (4) Tugas Komisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu menyiapkan rancangan

  kebijakan dalam bidang tugas masing-masing.

  Bagian Ketiga Unsur Pelaksana Akademik

  Pasal 29

  Organisasi Fakultas terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut::

  a. Pimpinan Fakultas: dekan dan pembantu dekan;

  b. Senat Fakultas;

  c. Unsur Pelaksana Akademik: jurusan, laboratorium, dan kelompok dosen;

  d. Unsur Pelaksana Administrasi: bagian tata usaha.

  Pasal 30

  Senat Fakultas mempunyai tugas pokok sebagai berikut: Senat Fakultas mempunyai tugas pokok sebagai berikut:

  b. merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan sivitas akademika;

  c. merumuskan norma dan tolok ukur penyelenggaraan fakultas;

  d. memberikan pertimbangan berkenaan dengan calon yang diusulkan untuk diangkat menjadi pimpinan fakultas;

  e. menilai pelaksanaan kebijakan tahunan dan laporan Dekan pada akhir masa jabatan;

  f. memberikan pertimbangan dosen yang dicalonkan memangku jabatan guru besar, lektor kepala dan atau lektor.

  Pasal 31

  (1) Susunan pengurus senat fakultas terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota; (2) Keanggotaan Senat Fakultas, terdiri atas :

  a. Dekan dan Pembantu Dekan;

  b. Guru Besar;

  c. Ketua jurusan;

  d. Wakil Dosen.

  (3) Masa jabatan Ketua dan Sekretaris Senat Fakultas adalah 4 (empat) tahun dan dapat

  diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan.

  (4) Senat Fakultas dapat membentuk komisi-komisi danatau kepanitiaan sesuai dengan

  kebutuhan.

  (5) Ketentuan keanggotaan Senat Fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan

  oleh Dekan setelah mendapat persetujuan Senat Fakultas.

  Pasal 32

  (1) Senat fakultas diketuai oleh Dekan dan didampingi oleh seorang Sekretaris yang dipilih

  dari dan oleh anggota Senat fakultas.

  (2) Senat Fakultas mengadakan rapat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dalam satu

  tahun akademik;

  (3) Rapat Senat Fakultas dipimpin oleh Ketua Senat didampingi Sekretaris Senat, dan

  apabila Ketua Senat Fakultas berhalangan, rapat dipimpin oleh Sekretaris Senat Facultas.

  (4) Ketua Senat Fakultas dapat mewakilkan tugas-tugasnya kepada Sekretaris Senat

  Fakultas atau Ketua Komisi sesuai dengan bidang tugasnya.

  (5) Setiap keputusan ditetapkan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

  (6) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak terpenuhi, maka

  keputusan ditetapkan berdasarkan suara terbanyak.

  (7) Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab, Senat Fakultas berpedoman pada

  ketentuan

  peraturan

  perundang-undangan

  yang

  berlaku.

  Pasal 33

  (1) Pimpinan Fakultas terdiri atas Dekan yang dibantu oleh beberapa Pembantu Dekan, yaitu

  a. Pembantu Dekan Bidang Akademik, yang selanjutnya disebut Pembantu Dekan I;

  b. Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum, yang selanjutnya disebut Pembantu Dekan II;

  c. Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, yang selanjutnya disebut Pembantu Dekan III;

  (2) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi fakultas, Dekan bertanggungjawab kepada

  Rektor.

  (3) Dalam melaksanakan tugasnya, Pembantu Dekan bertanggungjawab kepada Dekan.

  Pasal 34

  (1) Dekan mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan

  pengabdian kepada masyarakat, serta membina dosen, tenaga kependidikan, tenaga administrasi, mahasiswa, serta membina hubungan dengan pihak lain;

  (2) Pembantu Dekan I mempunyai tugas membantu Dekan dalam memimpin

  pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;

  (3) Pembantu Dekan II mempunyai tugas membantu Dekan dalam memimpin

  pelaksanaan kegiatan di bidang keuangan dan administrasi umum;

  (4) Pembantu Dekan III membantu Dekan dalam memimpin pelaksanaan kegiatan di

  bidang pembinaan mahasiswa dan layanan kesejahteraan mahasiswa.

  Pasal 35

  (1) Apabila Dekan berhalangan tidak tetap, Pembantu Dekan I bertindak sebagai

  Pelaksana Harian Dekan, atau Dekan dapat menunjuk salah seorang Pembantu Dekan sebagai pelaksanaan harian Dekan.

  (2) Apabila Dekan berhalangan tetap, Senat Fakultas mengusulkan Pejabat Dekan kepada

  Rektor sebelum ditetapkan Dekan defmitif yang baru.

  Pasal 36

  (1) Dekan diangkat dan diberhentikan oleh Rektor, setelah mendapat pertimbangan

  Senat Fakultas;

  (2) Pembantu Dekan diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usulan Dekan

  setelah mendapat pertimbangan Senat Fakultas;

  (3) Masa jabatan Dekan dan Pembantu Dekan adalah 4 (empat) tahun dan dapat

  diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan;

  (4) Syarat dan tatacara pemilihan Dekan dan Pembantu Dekan ditetapkan oleh Rektor

  setelah mendapat persetujuan Senat Universitas.

  Pasal 37

  (1) Jurusan melaksanakan pendidikan akademik, vokasi danatau profesi;

  (2) Apabila memenuhi syarat serta sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, Jurusan

  dapat melaksanakan program pascasarjana dalam sebagian atau satu cabang ilmu pengetahuan, teknologi danatau seni sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

  (3) Jumlah dan jenis jurusan ditentukan berdasarkan Keputusan Rektor atas usul Dekan

  setelah mendapat pertimbangan Senat Fakultas.

  Pasal 38

  (1) Organisasi Jurusan terdiri atas :

  a. Unsur pimpinan : ketua dan sekretaris;

  b. Unsur pelaksana akademik : kelompok dosen

  c. Unsur penunjang pelaksana akademik : laboratorium atau Studio

  (2) Ketua Jurusan bertanggung jawab langsung kepada Dekan;

  (3) Ketua dan Sekretaris Jurusan dipilih dari dan oleh anggota Jurusan;

  (4) Ketua dan Sekretaris Jurusan diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul

  Dekan setelah mendapat pertimbangan Senat Fakultas;

  (5) Masa Jabatan Ketua dan Sekretaris Jurusan adalah 4 (empat) tahun; dan dapat

  diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan;

  (6) Syarat dan tatacara pemilihan Ketua dan Sekretaris Jurusan ditetapkan oleh Senat

  Fakultas.

  Pasal 39

  (1) Laboratorium atau studio merupakan salah satu penunjang pelaksanaan program

  pendidikan akademik, vokasi danatau profesi di jurusan;

  (2) Laboratorium atau Studio dipimpin oleh Kepala Laboratorium atau Kepala Studio;

  (3) Kepala Laboratorium atau Kepala Studio bertanggung jawab kepada Ketua Jurusan;

  (4) Kepala Laboratorium atau Kepala Studio diangkat dan diberhentikan oleh Dekan atas

  usul Ketua Jurusan.

  (5) Masa jabatan kepala laboratorium atau Kepala Stuio adalah 4 (empat) tahun dan

  dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan;

  (6) Jumlah dan jenis laboratorium atau stuio ditentukan oleh Keputusan Rektor atas

  usul Dekan setelah mendapat pertimbangan Senat Fakultas.

  Pasal 40

  Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat merupakan unsur pelaksana akademik di lingkungan Universitas yang mengkoordinasikan, memantau, dan menilai pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta mengusahakan dan mengendalikan administrasi sumberdaya yang diperlukan.

  Pasal 41

  (1) Organisasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat terdiri atas :

  a. Unsur Pimpinan : Ketua dan Sekretaris;

  b. Unsur Pelaksana : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat;

  c. Unsur Pelaksana Administratif: Bagian Tata Usaha. (2) Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat dalam

  melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Rektor;

  (3) Ketua dan Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

  diangkat dan diberhentikan Rektor setelah mendapat persetujuan Senat Universitas;

  (4) Masa jabatan Ketua dan Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada

  Masyarakat adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan;

  (5) Syarat dan tatacara pemilihan Ketua dan Sekretaris Lembaga Penelitian dan

  Pengabdian kepada Masyarakat ditetapkan oleh Rektor dengan mendapat persetujuan Senat Universitas.

  Pasal 42

  (1) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat terdiri atas beberapa

  Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat;

  Organisasi Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat terdiri atas :

  a. Unsur Pimpinan : Kepala dan Sekretaris;

  b. Unsur Pelaksana : Kelompok Dosen;

  c. Unsur Pelaksana Administratif: staf administrasi.

  Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat bertanggungjawab kepada Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat;

  (4) Kepala dan Sekretaris Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat diangkat

  dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, setelah mendapat pertimbangan Senat Universitas;

  (5) Masa jabatan Kepala dan Sekretaris Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada

  Masyarakat adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh

  lebih

  dari

  2 (dua)

  kali

  masa

  jabatan;

  (6) Syarat dan tatacara pemilihan Kepala dan Sekretaris Pusat Penelitian dan

  Pengabdian kepada Masyarakat ditetapkan oleh Rektor setelah mendapat persetujuan Senat Universitas.

  (7) Pengaturan tugas dan wewenang serta pertanggungjawaban Ketua dan Sekretaris

  Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat serta Kepala dan Sekretaris Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat maupun jumlah pusat ditetapkan berdasarkan Keputusan Rektor, setelah mendapat persetujuan Senat Universitas.

  Bagian Keempat Unsur Pelaksana Administratif

  Pasal 43

  Universitas memiliki unsur pelaksana administrasi, yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Rektor;

  (2) Unsur pelaksana administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

  a. Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Sistem Informasi;

  b. Biro Administrasi Umum dan Keuangan.

  Pasal 44

  (1) Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Sistem Informasi

  mempunyai tugas memberikan layanan administrasi di bidang akademik, kemahasiswaan, perencanaan, kerjasama, dan sistem informasi di lingkungan Universitas.

  (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Biro

  Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Sistem Informasi menyelenggarakan fungsi:

  a. pelaksanaan administrasi akademik;

  b. pelaksanaan administrasi kemahasiswaan;

  c. pelaksanaan administrasi perencanaan dan sistem informasi;

  d. pelaksanaan administrasi kerjasama.

  (3) Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Sistem Informasi

  terdiri dari:

  a. Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan;

  b. Bagian Administrasi Perencanaan dan Kerjasama.

  (4) Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan terdiri atas Sub bagian Akademik

  dan Sub bagian Kemahasiswaan.

  (5) Bagian Administrasi Perencanaan dan Kerjasama terdiri atas Sub bagian Perencanaan

  dan Sistem informasi dan Sub bagian Kerjasama dan Hubungan Masyarakat.

  Pasal 45

  (1) Biro Administrasi Umum dan Keuangan mempunyai tugas memberikan layanan

  administrasi

  umum

  dan

  keuangan

  di

  lingkungan

  Universitas.

  (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Biro Administrasi

  Umum dan Keuangan menyelenggarakan fungsi:

  a. pelaksanaan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan, dan perlengkapan;

  b. pelaksanaan urusan hukum dan ketatalaksanaan;

  c. pelaksanaan urusan keuangan;

  d. pelaksanaan urusan kepegawaian.

  (3) Biro Administrasi Umum dan Keuangan terdiri dari

  a. Bagian Umum;

  b. Bagian Keuangan dan Kepegawaian.

  (4) Bagian Umum terdiri atas Subbagian Tata Usaha dan Subbagian Rumah Tangga

  dan Perlengkapan.

  (5) Bagian Keuangan dan Kepegawaian terdiri atas Subbagian Keuangan dan

  Subbagian Kepegawaian

  Bagian Kelima Unsur Penunjang

  Pasal 46

  (1) Unsur Penunjang merupakan Unit Pelaksana Teknis, yang kegiatan pokoknya

  menunjang kegiatan akademik;

  (2) Apabila dianggap perlu jumlah Unit Pelaksana Teknis dapat ditambah dan atau

  dikurangi berdasarkan Keputusan Rektor setelah mendapat persetujuan Senat Universitas;

  (3) Pelaksanaan tugas Unit Pelaksana Teknis diatur dalam Keputusan Rektor dan

  dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Rektor.

  (4) Unsur Penunjang dipimpin oleh Kepala Unit yang diangkat dan diberhentikan oleh

  Rektor.

  (5) Masa jabatan Kepala Unit Pelaksana Teknis adalah 4 (empat) tahun dan dapat

  diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan;

  (6) Syarat dan tatacara pengangkatan Kepala Unit Pelaksana Teknis diatur dengan

  Keputusan Rektor setelah mendapat persetujuan Senat Universitas.

  Bagian Keenam Dewan Penyantun

  Pasal 47

  (1) Anggota Dewan Penyantun diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas persetujuan

  Senat Universitas;

  (2) Kedudukan, peran, fungsi, tugas dan tanggung jawab Dewan Penyantun diatur melalui

  Keputusan Rektor;

  (3) Dewan Penyantun dipimpin oleh ketua dan sekretaris yang dipilih dari dan oleh para

  anggota Dewan Penyantun.

BAB VI KEBEBASAN AKADEMIK DAN OTONOMI KEILMUAN

  Pasal 48

  (1) Kebebasan akademik merupakan kebebasan anggota sivitas akademika dalam

  melaksanakan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, danatau seni melalui kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan norma dan etika akademik yang berlaku;

  (2) Kebebasan mimbar akademik merupakan kebebasan anggota sivitas akademika dalam

  menyebarluaskan hasil penggunaan kebebasan akademik, melalui pertemuan ilmiah berupa perkuliahan, ceramah, seminar, diskusi, dan simposium, melalui publikasi ilmiah, dan ujian yang diselenggarakan dalam rangka kegiatan pembelajaran;

  (3) Otonomi keilmuan merupakan kemandirian dan kebebasan suatu cabang ilmu

  pengetahuan, tekhnologi, danatau seni sesuai dengan kekhasan keunikan guna mengungkap, menemukan danatau mempertahankan kebenaran menurut paradigma keilmuannya untuk menjamin perkembangan ilmu secara berkelanjutan;

  (4) Dalam melaksanakan kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik, setiap

  anggota sivitas akademika harus :

  a. mengupayakan agar kegiatan dan hasilnya dapat meningkatkan kualitas akademik perguruan tinggi yang bersangkutan;

  b. bertanggung jawab secara pribadi atas pelaksanaan dan hasilnya sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan serta nilai - nilai etika;

  c. tidak melanggar hukum dan tidak merugikan orang lain.

  d. Pimpinan Universitas menjamin pelaksanaan kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik;

  Ketentuan tentang pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) ditetapkan oleh Rektor setelah mendapat persetujuan Senat Universitas.

BAB VII ETIKA AKADEMIK DAN ATURAN BERPERILAKU

  Pasal 49

  (1) Setiap kegiatan akademik harus didasarkan etika akademik yang merupakan

  sekumpulan norma-norma sebagai pedoman bagi sivitas akademika dalam mengemban tugas dan pengabdian akademik, serta untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat Universitas;

  (2) Etika akademik merupakan mekanisme pendisiplinan, pembinaan, dan pengendalian

  sivitas akademika dalam kegiatan akademik;

  (3) Integritas sivitas akademika sangat dibutuhkan dalam rangka pengembangan ilmu (3) Integritas sivitas akademika sangat dibutuhkan dalam rangka pengembangan ilmu

  (4) Untuk keperluan penerapan etika akademik, universitas membentuk dewan

  kehormatan akademik dan fakultas membentuk tim pembina etika akademik;

  (5) Penyusunan dan penerapan etika akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

  ditetapkan oleh Senat Universitas..

  Pasal 50

  Aturan berperilaku merupakan mekanisme pendisiplinan, pembinaan dan pengendalian warga dan tamu dalam berperilaku;

  (2) Dalam rangka penerapan aturan berperilaku di kampus, universitas membentuk

  Komisi Disiplin;

  (3) Ketentuan berperilaku di kampus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

  (2) ditetapkan oleh Senat Universitas.

BAB VIII PENILAIAN HASIL BELAJAR

  Pasal 51

  (1) Penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan secara berkala dalam bentuk

  pengamatan proses dan hasil pembelajaran, termasuk ujian danatau tugas-tugas lainnya;

  (2) Penilaian hasil belajar ditujukan untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran,

  serta mengukur prestasi belajar mahasiswa;

  (3) Penilaian hasil belajar didasarkan pada prinsip obyektifitas, keterbukaan, dan

  kejujuran;

  (4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat

  (3) ditetapkan oleh Senat Universitas.

  Pasal 52

  (1) Universitas menentukan persyaratan kelulusan untuk pendidikan akademik dan

  vokasi;

  (2) Universitas menentukan persyaratan kelulusan untuk pendidikan profesi setelah

  mendapat saran dari organisasi profesi;

  (3) Persyaratan kelulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan

  oleh

  Senat

  Universitas.

BAB IX IJAZAH, GELAR DAN PENGHARGAAN

  Pasal 53

  (1) Ijazah diberikan kepada mahasiswa sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar

  danatau penyelesaian pendidikan akademik, profesi atau vokasi;

  (2) Lulusan pendidikan akademik, profesi atau vokasi berhak menggunakan gelar

  akademik, vokasi, atau profesi;

  (3) Jenis gelar dan penggunaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan ayat (2)

  ditetapkan oleh Senat Universitas, dengan berpedoman kepada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, serta memperhatikan saran organisasi profesi.

  Pasal 54

  (1) Gelar Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa) dapat diberikan kepada seseorang

  yang telah berjasa luar biasa bagi negara, ilmu pengetahuan, teknologi, danatau seni;

  Pemberian gelar Doktor Kehormatan diusulkan oleh Senat Fakultas dan dikukuhkan oleh Senat Universitas;

  (3) Prosedur pengusulan, pemberian, dan penggunaan gelar Doktor Kehormatan

  ditetapkan oleh Senat Universitas, dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  Pasal 55

  (1) Rektor dapat memberikan penghargaan kepada warga universitas danatau anggota

  masyarakat sebagai pengakuan dan apresiasi atas jasa serta pengabdian yang luar biasa kepada universitas dan atau kontribusi yang luar biasa kepada kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, danatau seni;

  (2) Tata cara, jenis dan bentuk penghargaan sebagaimana dimaksud pada ay at (1)

  ditetapkan oleh Senat Universitas.

BAB X TENAGA KEPENDIDIKAN

  Pasal 56

  (1) Tenaga kependidikan di Universitas terdiri atas dosen dan tenaga penunjang akademik;

  (2) Dosen merupakan seorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya diangkat

  dengan tugas utama mengajar;

  (3) Dosen terdiri atas dosen biasa, dosen luar biasa, dan dosen tamu;

  (4) Dosen biasa merupakan dosen yang diangkat dan ditempatkan sebagai tenaga

  tetap

  di

  Universitas;

  (5) Dosen luar biasa merupakan dosen yang bukan tenaga tetap yang diberi tugas

  untuk mengajar dalam jangka waktu tertentu;

  (6) Dosen tamu merupakan seseorang yang diundang untuk mengajar selama jangka

  waktu tertentu.

  (7) Jenjang jabatan akademik dosen terdiri atas asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan guru

  besar.

  (8) Wewenang serta tata cara pengangkatan dan pemberhentian jabatan akademik

  ditetapkan oleh Rektor setelah mendapat persetujuan Senat Universitas.

  Pasal 57

  Jabatan fungsional guru besar hanya berlaku selama penyandang gelar itu berada dalam jabatan akademik di Universitas;

  (2) Guru Besar yang telah mengakhiri masa jabatannya dapat diangkat kembali menjadi

  Guru Besar Emiritus;

  (3) Syarat pengangkatan dan tanggung jawab Guru Besar Emiritus ditetapkan oleh Senat

  Universitas, serta berdasarkan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku.

  Pasal 58

  (1) Tenaga Penunjang Akademik merupakan tenaga yang menunjang pelaksanaan

  akademik, yang terdiri atas: pustakawan, laboran, teknisi, dan tenaga lainnya sesuai dengan kebutuhan;

  (2) Syarat dan tatacara pengangkatan, penjenjangan, pengelolaan, dan disiplin tenaga

  kependidikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XI MAHASISWA DAN ALUMNI

  Pasal 59

  (1) Persyaratan untuk menjadi mahasiswa adalah sebagai berikut:

  a. memiliki ijazah dari satuan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah; dan

  b. memenuhi persyaratan masuk yang ditetapkan oleh Universitas.

  (2) Warga negara asing dapat menjadi mahasiswa setelah memenuhi persyaratan dan

  prosedur yang ditetapkan oleh Rektor setelah mendapat persetujuan Senat Universitas;

  Pasal 60

  (1) Mahasiswa mempunyai hak sebagai berikut:

  a. menggunakan kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik secara bertanggungjawab untuk menuntut ilmu dan mengkaji ilmu sesuai

  dengan norma dan etika akademik;

  b. memperoleh pengalaman belajar dan layanan akademik sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan guna mendukung kelancaran pembelajaran;

  c. mendapat bimbingan dosen dalam rangka penyelesaian studinya; c. mendapat bimbingan dosen dalam rangka penyelesaian studinya;

  e. ikut serta dalam kegiatan organisasi mahasiswa yang ada.

  f. mengambil mata kuliah di luar program studinya, baik di dalam maupun di luar universitas dan perolehan kreditnya diperhitungkan dalam studi sesuai dengan peraturan akademik yang ada;

  g. pindah ke perguruan tinggi lain atau program studi lain, bilamana memenuhi persyaratan penerimaan mahasiswa dan daya tampung perguruan tinggi atau program studi yang hendak dimasuki.

  (2) Pelaksanaan ketetentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

  ditetapkan oleh Rektor setelah mendapat persetujuan Senat Universitas.

  Pasal 61

  (1) Mahasiswa mempunyai kewajiban sebagai berikut:

  a. mematuhi segala peraturan yang berlaku di Universitas;

  b. memelihara dan menjaga kebersihan, keindahan, ketertiban, dan keamanan universitas;

  c. menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan;

  d. memegang teguh dan menghormati norma dan etika akademik;

  e. menjaga kewibawaan dan nama baik Universitas.

  (2) Pelaksanaan ketetentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh

  Rektor setelah mendapat persetujuan Senat Univesitas.

  Pasal 62

  Sebagai wahana aktualisasi potensi kepemimpinan, kewirausahaan, kerohanian, keintelektualan, kegemaran, bakat dan kepedulian sosial mahasiswa, dapat dibentuk organisasai kemahasiswaan intra Universitas;

  (2) Ketetentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Senat Universitas.

  Pasal 63

  Keterlibatan mahasiswa dalam organisasi di luar Universitas merupakan tanggung jawab individual sebagai subyek hukum;

  (2) Kegiatan mahasiswa dalam organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak

  diperbolehkan mengatasnamakan Universitas.

  Pasal 64

  (1) Alumni dapat membentuk organisasi yang bertujuan untuk membina hubungan

  dengan Universitas dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh Universitas;

  (2) Pengaturan tentang organisasi alumni sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

  oleh

  Senat

  Universitas.

BAB XII SARANA DAN PRASARANA

  Pasal 65

  (1) Sarana dan prasarana Universitas dapat diperoleh dari pemerintah atau masyarakat,

  baik dalam maupun luar negeri;

  (2) Sarana dan prasarana yang diperoleh dari pemerintah dikelola sesuai dengan

  ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

  (3) Daftar sarana dan prasarana Universitas harus didaftar dalam buku inventaris, yang

  disusun setiap tahun dan dimasukkan dalam Laporan Tahunan Rektor.

  (4) Tata cara perolehan dan penggunaan sarana dan prasarana ditetapkan oleh Rektor.

BAB XIII PERENCANAAN DAN ANGGARAN

  Pasal 66

  Universitas dikelola berdasarkan perencanaan strategis guna mencapai visi, misi, dan tujuan Universitas, yang menggambarkan pelaksanaan program dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan, yang memuat sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut::

  a. analisis kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang secara potensial

  dihadapi Universitas;

  b. isu strategis;

  c. penetapan arah pengembangan dan langkah strategis yang menjadi landasan

  kebijakan dari program kerja Universitas.

  Pasal 67

  (1) Rencana strategis disusun berdasarkan masukan dari fakultas, program pascasarjana,

  lembaga dan unit lain dan diajukan kepada Senat Universitas untuk disahkan;

  (2) Tata cara penyusunan rencana strategis ditetapkan oleh Rektor setelah mendapat

  persetujuan Senat Universitas.

  Pasal 68

  Universitas memiliki otonomi dalam bidang keuangan yang mencakup kewenangan untuk menerima, menyimpan, dan menggunakan secara langsung dana yang berasal dari pemerintah, masyarakat baik dalam dan luar negeri, atau usaha lain yang dilakukan Universitas;

  (2) Perolehan dana dari masyarakat dan luar negeri didasarkan atas prinsip tidak

  merugikan universitas dan tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

  (3) Penerimaan, penyimpanan dan penggunaan dana sebagaimana dimaksud pada

  ayat(l) dan ayat (2) dilaksanakan atas dasar prioritas program, dengan memperhatikan

  efektifitas,

  efisiensi,

  dan

  akuntabilitas;

  Pasal 69

  (1) Tahun anggaran Universitas berlaku mulai tanggal 1 Januari sampai tanggal 31

  Desember pada tahun yang sama;

  (2) Penggunaan anggaran Universitas dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan

  prioritas program, dengan memperhatikan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas;

  (3) Tata cara pertanggungjawaban keuangan ditetapkan oleh Rektor, dengan

  berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  Pasal 70

  (1) Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Universitas diajukan kepada Senat

  Universitas selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sebelum awal anggaran dimulai;

  Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Universitas disahkan oleh Menteri Pendidikan Nasional selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari sebelum awal anggaran berjalan;

  (3) Dalam hal Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Universitas yang diajukan

  belum disahkan oleh Menteri Pendidikan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2), rencana tersebut dapat dijalankan sambil menunggu pengesahan Menteri Pendidikan Nasional.

BAB XIV RAP AT DAN UPACARA

  Pasal 71

  (1) Rapat di lingkungan Universitas terdiri dari : Rapat Tertutup Senat Universitas,

  Rapat Terbuka Senat Universitas, Rapat Tertutup Senat Fakultas, Rapat Terbuka Senat Fakultas, Rapat Pimpinan Universitas dan Fakultas, dan rapat lain yang bersifat umum;

  (2) Upacara Universitas dilaksanakan dalam rangka peringatan Dies Natalis dan

  Peringatan Hari Besar Nasional;

  (3) Tata cara Rapat dan Upacara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

  ditetapkan oleh Senat Universitas.

BAB XV SATUAN USAHA

  Pasal 72

  (1) Universitas dapat membentuk Satuan Usaha dalam rangka menunjang pendanaan

  pengolaan universitas, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

  yang

  berlaku;

  (2) Hal-hal yang berkaitan dengan satuan usaha akan ditetapkan oleh Senat Universitas,

  dengan mengacu kepada ketentuan peraturan ketntuan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XVI PENGENDALIAN

  Pasal 73

  Pengendalian atas seluruh kegiatan akademik dan administrasi dilaksanakan oleh masing- masing pimpinan unit kerja secara berjenjang , sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XVII LAPORAN

  Pasal 74

  (1) Dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah tahun buku berakhir, Rektor menyampaikan Laporan

  Tahunan kepada Senat Universitas mengenai pencapaian hasil dan kendala yang dihadapi, yang meliputi : laporan keuangan, laporan akademik, dan laporan kepegawaian;

  (2) Laporan keuangan disusun menurut standar akuntansi keuangan yang berlaku; (3) Pada akhir masa jabatan, Rektor menyampaikan laporan pertanggungjawaban; (4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Senat Universitas

  untuk dibahas lebih lanjut;

  (5) Tatacara penyusunan dan penyampaian laporan tahunan dan pertanggungjawaban

  ditetapkan oleh Senat Universitas.

  BAB XVIII KERJA SAMA

  Pasal 75

  (1) Universitas membina hubungan kerjasama dengan sesama perguruan tinggi di dalam

  dan luar negeri maupun dengan lembaga-lembaga pemerintah dan swasta, baik di dalam maupun luar negeri;

  (2) Hubungan kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Senat

  Universitas.

BAB XIX SANKSI

  Pasal 76

  (1) Pimpinan Universitas dan Fakultas dapat memberikan sanksi kepada warga

  universitas yang melakukan pelanggaran peraturan yang berlaku di universitas;

  BAN – PT : Borang Akreditasi Program Studi Magister (S2) Pengelolaan Sumberdaya Alam 2016 363

  (2) Tatacara, jenis bentuk sanksi dan pelanggaran diatur lebih lanjut oleh Senat

  Universitas, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XX KETENTUAN PENUTUP

  Pasal 77

  Perubahan Statuta ini dilakukan atas persetujuan Senat Universitas dan disahkan oleh Menteri Pendidikan Nasional.

  MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD. BAMBANG SUDIBYO

  BAN – PT : Borang Akreditasi Program Studi Magister (S2) Pengelolaan Sumberdaya Alam 2016 364

Lampiran 2.2 Dokumen Mutu MANUAL PROSEDUR KEUANGAN – PELAKSANAAN ANGGARAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

  BAN – PT : Borang Akreditasi Program Studi Magister (S2) Pengelolaan Sumberdaya Alam 2016 365 BAN – PT : Borang Akreditasi Program Studi Magister (S2) Pengelolaan Sumberdaya Alam 2016 365

  BAN – PT : Borang Akreditasi Program Studi Magister (S2) Pengelolaan Sumberdaya Alam 2016 366