MENURUT ISLAM

MENURUT ISLAM

Firman Allah SWT. :

|émÛã b× ‹i|y È@ëy B ãa @ò y à ô y Šy ëy Û÷@@ áØ î ô y ÜÇ ý yâã@q Û ¨ aq

Îö9¢Á9$$Î/ (#θãΨô‹ÏètGó™$# (#θãΖtΒ#u™ z⎯ôƒÏ%©!$# $y㕃r'¯≈tƒ

ýÛa yâÈ È Ša y ‡i $@Î éÇ |q b ô@ay åß y@q ‡Ç ô@ëyq ð È ‰Û B Îa¨ ‡ ãÎ qôßô ¨ aq

t⎦ô⎪ÎÉ9≈¢Á9$# yìtΒ ©!$# ¨βÎ) 4 Íο4θn=¢Á9$#uρ

@@ éÛã y@q Ù Èíô ‹’ üy@q ñyêã@ ‡y ã@ëy B a ü¨ @aÈ éy ¨aÈÛ4 @Ł ô@@ æ ã@aq ‡ y è ’ ô ay

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-

Û¨@ áè Üd4 Û Û Û@ay ÚôéÛ ì Šy ëy ñãê$@ ‡jÇ ‡ ·@aq à ¨ Ûq « æ ¨@ ã@ay ‡ y è ’ ô ay ëy

Baqarah ayat 153).

| 4ÎéÛ a@ó 4 ÜÇ @@ëyq ‡ ¨ à Ûq « È_Âbãy@ ‡î @ó q 4 Ü Çy ô _ áÜ Ý– dÈ@qëq q

Hadirin

@@ ó Û4 @@aÈ æ | b ô y Úô@ÎbiÎ áè y È jmÈ åß ô@q ëyq |

Èñé jz – ô ëy

Melalui ruku’ dan sujud dalam shalat yang

@@ dilakukan secara khusyu’, membawa seseorang á ô@ Ø ã ô î– ëôÎ È@aã B a |†y bjÇ |Î bîÏ ñãã@@q ‡Èi bß _|q å È@@ay ‡Ûa dÈíô âÈ@ qìíô

merasa dekat dan semakin dekat dengan Allah, sehingga bersemayam dalam jiwanya suatu ke-

yakinan yang kokoh kuat bahwa dia saat ini ÚyÎémÎ bÔm @ Õ¨ y y@q B Ûaa ìÔ ma ¨ ëy È@@ B a@ô ñq ìÔ niy ó ô@Î “ È ô Ðã ëyq

telah berada dalam dekapan dan sandaran yang maha kuat yang berdampak dapat

µ ñq@@ È ¼ ¨aÎ Š@a ñã ‚ y@q o ãô @ay ô@ëy áy Šôq a ô@ëy ‹Ð ô Ëa dÈ@ l Û@ôЍ ÝÓ ëy

semacam ini akan selalu menyelimuti jiwa ma- nusia dalam hidupnya, jika ia mampu menjaga dan memeli-hara ibadah shalat sepanjang ha-

áîy ãñ ‹Ûa ¨Î @@@ ìÐ ÛôŠã y Ì ô Ûa Ûq@ ìç $ é aÈ㨠êã@ ‹Ð ãëô ô Ì ôny a ëy

yatnya. Semoga Allah SWT. memberikan kekuat-

an dan ketetapan hati kita untuk selalu dapat

menjaga dan memelihara shalat dengan sebaik-

baiknya, serta menjadikan energi shalat menjadi

sebuah kekuatan spritual sebagai pendorong

dan pemacu sikap optimis bagi setiap sepak

terjang dan aktivitas kehidupan kita sehari-hari. Amin ya Rabbal ‘alamiin.

@@ áîu ñÈ ¨Î ‹Ûa È@ æ bİ | ô î “Ûa ¨ åß y@ ÈÎ @B @Îbi ô@ˆã ì Çã cy

ñÈ áîy ‹Ûa Ψ @å È à 4 y ô ‹Ûa ¨ @B Î ái ñÈ@a Î öΝÍκÍEŸξ|¹ ô’Îû öΝèδ t⎦ô⎪Ï%©!$# tβôθãΖÏΒ÷σßϑø9$# yxn=øùr& ô‰s% tβôθãèϱ≈yz

ñy@@ µã ßÎ ü4Î y@aô å Èíô ö |@Î fÐÛ åß y@aô Û@Îô á× bí¨ aÎ ëy ã@@ B ñya bäÜ y Èu q

n å ÈÎíô ¨b —Ûa ¨ êÏ@ bjÇ y†È @@óÏ Î Û@ôÎ á× bí¨ aÈ ëy y@@ bä Ü‚ y †ôq ay ëy

Ma’aasyiral Muslimin Rahimakumullah

@@ æ y Úô ìà È Ü ô  ßã án Û@ô ayãô ëy ü¨@ ¨@aÈ å ômã ì ¸ã üy@q ëy

Dalam sebuah hadits diceritakan, bahwa

suatu hari ketika Usamah bin Syuraik sedang duduk di samping Rasulullah SAW. tiba-tiba

Ma’aasyiral Muslimin Rahimakumullah

datang seorang Arab dusun bertanya kepada

Rasulullah SAW. “Ya Rasulullah, apakah kita lhamdulillah, kita panjatkan wajib berobat kalau suatu hari kita ditimpa sa-

A jualah sehingga dapatlah kita

puji dan syukur ke khadirat kit?”. “Ya”, jawab Rasulullah. “Sebab Allah SWT.

Allah SWT. yang mana dengan tidak akan menurunkan penyakit, melainkan de-

izin, taufiq dan hidayah-Nya ngan menyediakan pula obatnya. Kecuali satu

penyakit yang tidak ada obatnya, yaitu penyakit pada hari ini kembali menunaikan fardhu jum’at tua”.

di masjid yang mulia dan terhormat ini.

Kemudian, dalam sebuah hadits Rasulul- lah yang diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir

Muslimin Rahimakumullah

bin Abdullah, Rasulullah SAW. bersabda : Hidup sehat merupakan dambaan semua orang, terlebih-lebih bagi mereka yang telah ber- umur setengah baya, karena umumnya pada

cn@ ‹in @q £õaÍ ‡Ûa @ õeç ën †n kî– ïn@ @Ï can ˆn õÅ bÏx @ õeç ën @†n õeÍ †n ÝØÛ Û@d Ï

usia ini segala sesuatu yang ada pada dirinya sudah mulai menurun. Daya tahan fisiknya su-

Ýu £ £ën@q Ç Íq @a Í@ æ ˆô õÍ biÅ

dah mulai menurun sehingga sering sakit-sakit- an. Kala inilah biasanya seseorang baru menya-

"Tiap-tiap penyakit ada obatnya. Apabila obat itu dari sepenuhnya betapa pentingnya menjaga tepat, niscaya dia akan sembuh dengan izin

dan memelihara kesehatan.

Ilahi” (HR. Muslim).

Hadirin

Muslimin Rahimakumullah

Dalam menjalani hidup dan kehidupan di

demikian berkembang, sehingga ratusan, ribuan pakan suatu peristiwa kehidupan yang selalu

bahkan jutaan macam penyakit sudah dapat menyertai perjalanan hidup manusia sejak Nabi

diketahui dan dipelajari serta melahirkan per- Adam as. hingga akhir zaman.

sonil-personil kesehatan yang ahli dalam bi- dangnya.

Dalam ajaran Islam, soal penyakit itu di- pandang sebagai suatu hal yang berada di luar

Penyakit rohani, menurut Al-Qur’an ada kemampuan manusia, karena ini berhubungan

dua macam, yaitu yang berkaitan dengan keing- dengan takdir atau kehendak Allah SWT. yang

karan dan pembangkangan, seperti syirik dan menimpa manusia sebagai perwujudan dari co-

munafik dan penyakit rohani yang berhubungan baan atau hukuman, kendati memang sese-

dengan hawa nafsu, moral dan akhlak seperti iri orang yang tertimpa suatu penyakit sering ber-

dengki, sombong, hasud, serakah, kikir dan se- hubungan dengan tingkah laku atau ulah aktivi-

bagainya.

tasnya yang cenderung kurang memperhatikan persoalan kesehatan.

Hadirin

Muslimin Rahimakumullah

Baik penyakit jasmani maupun penyakit rohani, dua penyakit ini pasti ada obatnya. Me- Ibnu Qayim al-Jauziah dalam bukunya At-

lalui perantaraan obat tersebut, sebagai perwu- Thibbun Nabawy membagi penyakit itu menjadi

judan dari usaha atau ikhtiar manusia, Allah dua macam, yaitu penyakit jasmani dan penya-

berkenan menyembuhkan penyakit seseorang. kit rohani.

Firman Allah SWT. :

Penyakit jasmani, sudah sama-sama kita ketahui dan mungkin pernah kita alami, yaitu segala macam gangguan badan jasmani (fisik),

É⎥ô⎫Ïô±o„ uθßγsù àMôÊÌtΒ #sŒÎ)uρ

baik yang datang dari dalam badan atau jas- mani itu sendiri, maupun yang datang dari luar

“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyem- badan atau jasmani. Penelitian dan

buhkan aku” (QS. Assyu’ara ayat 80).

Rasulullah SAW. bersabda : Sunnah Nabi tentang keharusan berobat jika tertimpa sakit, merupakan sanggapan dari “Barangsiapa memberikan pengobatan, padahal

suatu anggapan yang menyatakan bahwa bero- dia tidak dikenal kompetensinya dalam bidang

bat adalah suatu pengingkaran terhadap takdir pengobatan (tidak punya keahlian di bidang

Allah. Mungkin ada diantara kita yang berang- poengobatan), maka dia harus bertanggung ja-

gapan bahwa orang yang sedang sakit tidak per- wab”. (HR. Abu Daud, Nasa’i, Ibnu Majah dan

lu berobat, dia cukup bersabar saja, dalam arti Hakim).

ikhlas menerima cobaan Allah SWT. Anggapan yang semacam ini tidak saja bertentangan de-

Dari hadits di atas, Rasulullah menentang ngan sunnah Rasul, tetapi juga, dampak dari keras terhadap orang-orang yang menggunakan

sikap ini sangat merugikan bagi kesehatan sese- atribut ahli medis, padahal mereka sebenarnya

orang.

bukan ahli medis. Orang-orang yang semacam ini harus bertanggung jawab atas segala mal-

Suatu hari Rasulullah SAW. ditanya oleh praktek yang dilakukannya. Rasulullah juga

sekelompok orang. “Wahai Rasulullah, apa pen- menolak para dukun dan paranormal pembual

dapatmu tentang jampi-jampian yang kami guna- yang mengobati penyakit dengan menggantung

kan sebagai penyembuh penyakit, dan penang- atau menggunakan jimat-jimat dan jampi-jampi

kal yang kami gunakan sebagai pemelihara kese- jahiliyah yang sama sekali tidak mengandung

hatan badan. Apakah berarti kami menolak tak- nama-nama Allah dan dzikrullah, karena perbu-

dir Allah?”. Rasul menjawab : “Apa yang kalian atan ini dianggap sebagai praktek syirik yang

sebutkan tadi, itulah takdir Allah”. sangat merusak aqidah. Jawaban Rasulullah ini merupakan ja- Semoga Allah membimbing kita semua

waban yang sangat tepat, karena Allah SWT. kepada kehidupan yang sehat jasmani maupun

telah menetapkan sebab dan musabab segala rohani dan menetapkan kesabaran yang tinggi

sesuatu. Merupakan suatu Sunnatullah adalah jika tertimpa sakit serta menunjukkan pengo-

mengatasi suatu takdir dengan menggunakan batan yang tepat dan di ridhai-Nya. Amin.

takdir itu sendiri, dalam arti mengatasi takdir lapar dengan makan, mengatasi takdir haus dengan minum. Demikian juga, mengatasi tak- dir sakit dengan berobat. Dengan demikian,

tertimpa sakit. Rasulullah SAW. kemudian me- SWT.

manggil dua orang sahabat yang mengerti ilmu pengobatan dan berkata kepada mereka, “To- longlah orang ini agar dia dapat sembuh?”. Dua

Hadirin

orang sahabat ini sedikit agak ragu sehingga mereka bertanya kepada Rasulullah, “Wahai ba-

Sa’ad bin Abi Waqas pernah bercerita, ginda Rasul, apakah ilmu pengobatan yang kami “Suatu hari ketika saya sakit, Rasulullah SAW.

miliki dapat berpengaruh terhadap kesembuhan datang menjenguk saya. Lalu beliau meletakkan

orang ini?”. Dengan ringkas dan tegas Rasul tangannya di dada saya, sehingga terasa sejuk

menjawab, “Ya, tentu, lakukanlah!”. di bagian jantungku. Beberapa saat kemudian

beliau berkata, ‘Kamu terkena penyakit di sekitar

jantung. Cobalah datang dan temui Harits bin

Muslimin Rahimakumullah

Kaldah, saudara Tsaqif, dia adalah orang yang mampu mengobati penyakit (sebagai tabib)’”.

Dari beberapa riwayat yang diceritakan di atas, mungkin timbul pertanyaan di benak Konon diceritakan, suatu ketika ada salah

kita. Mengapa Rasulullah tidak menangani sen- seorang sahabat yang terluka dan mengeluarkan

diri dengan memberikan pengobatan kepada darah banyak sekali. Lalu, Rasulullah memang-

beberapa sahabat yang tertimpa sakit?. Kenapa gil dua orang dari Bani Anwar. Kepada mereka

justeru beliau serahkan kepada orang lain?. Tin- Rasulullah bertanya, “Siapa diantara kalian

dakan yang semacam ini beliau lakukan, jus- yang paling pandai dalam ilmu pengobatan?”.

teru memberikan pelajaran kepada kita semua Salah seorang dari mereka ini justeru balik

bahwa dalam hal perkara apapun, terlebih-lebih bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasul, apa-

persoalan dunia, maka serahkanlah kepada kah ilmu pengobatan ada manfaatnya?”. Rasul

orang yang memang mengerti, memahami dan menjawab, “Allah, adalah Dzat yang mampu

menguasai dalam bidangnya. Termasuk dalam menurunkan penyakit dan mampu pula menurun-

persoalan pengobatan, kita dibolehkan bahkan kan obatnya”.

dianjurkan untuk meminta bantuan kepada orang lain yang memang menguasai dalam bi-

Kemudian, dalam kisah lain disebutkan.

dangnya.

@@ ñÈ áîu ¨Î ‹Ûa È@ æ | bİ ô î ¨ “Ûa y@ åß @B ÈÎ @Îbi ô@ˆã ì Çã ay

masi, mungkin kita bertanya, “Mana yang lebih baik, obat kimia atau obat tradisional ?”.

ñÈ áîy ‹Ûa Ψ @å È à 4 y ô ¨ ‹Ûa Î @B ái ñÈ@a Î

Hadirin

ô©Í_ßϑÏèôÜムuθèδ ô“Ï%©!$#uρ È⎦ô⎪ωöκu‰ uθßγsù ô©Í_s)n=yz ô“Ï%©!$#

Pertanyaan singkat ini kalau dikembang- kan dan dilakukan penyelidikan lebih jauh, ten-

ô“Ï%©!$#uρ É⎥ô⎫Ïô±o„ uθßγsù àMôÊÌtΒ #sŒÎ)uρ È⎦ô⎫É)ó¡o„uρ

tu akan mengundang pembicaraan dan pemba- hasan yang cukup rumit dan panjang.

’Í< tÏøó£ƒ βr& ßìyϑôÛr& ü“Ï%©!$#uρ È⎦ô⎫ÍŠøtä† ¢ΟèOô ©Í_çGôŠÏϑãƒ

Entah apa dan darimana sebabnya, disa- dari atau tidak, kebanyakan kita belakangan ini

É⎥ô⎪Ïe$!$# uΘöθtƒ ©ÉLt↔ÿ‹ÏÜyz

seolah tertanam dalam pikiran suatu anggapan bahwa obat-obat yang berasal dari alam (herbal), lebih aman untuk dikonsumsi, karena tidak

ñy@@ µã ßÎ ü4Î y@aô å ö Èíô fÐÛ |@Î y@aô åß Û@Îô á× bí¨ aÎ ëy B ã@@ bäÜ ñya y Èu q

mengandung efek samping, dibanding dengan obat-obatan kimiawi. Anggapan ini muncul,

å y@@ ÈÎíô ¨b ¨ —Ûa êÏ@ y†È bjÇ @@óÏ Î Û@ôÎ á× bí¨ aÈ ëy y@@ bä y Ü‚ †ôq ay ëy

mungkin karena dipengaruhi oleh banyaknya

praktek-praktek pengobatan alternatif, terutama yang berlabel Thibbun Nabawi, sebuah istilah

ñq@@ µ È ¼ ¨aÎ Š@a ‚ ñã y@q o ãô @ay ô@ëy áy ôq Ša ‹Ð ô@ëy Ëa ô dÈ@ l Û@ôЍ ÝÓ ëy

metode pengobatan yang direkomendasikan oleh Rasulullah SAW.

ãñ áîy ¨Î ‹Ûa @@@ ÛôŠã ìÐ y Ì ô Ûa Ûq@ ìç $ é aÈ㨠êã@ ‹Ð ãëô ô Ì a ôny ëy

Ma’aasyiral Muslimin Rahimakumullah

Mari dalam kesempatan ini kita kaji, apa-

kah benar obat-obat tradisional lebih aman un-

tuk dikonsumsi.

‡Èi ñãã@@ _|q bß ay xŠÍ@ bî ô ‚ ðq þa @ |ÎéiÏ bz ñ – at @ët 4éÛ| a@ó 4 ÜÇ ëtq

È@ B a@ô ñq ìÔ niy ð y@Î bí¨ aÈ Û@ôëy áØ ô î– ëôÎ B È@aã a |†y bjÇ bîÏ |Î q

PILIH RESEP NABI

án Ûô@ ayãô ëy ü¨@ ¨@aÈ å ômã ì ¸ã üy@q ëy @@ ÚyÎémÎ bÔm ¨@ Õy B y@q ìÔ Ûaa ¨ ma ëy