sebagai sarana penggalian interpretasi data. 7. Realitas adalah holistik dan tidak dapat dipilah-pilah.
8. Periset memproduksi penjelasan unik tentang situasi yang terjadi dan individu- individunya.
9. Lebih pada kedalaman depth daripada keluasan breadth. 10. Prosedur riset: empiris-rasional dan tidak berstruktur.
11. Hubungan antara teori, konsep, dan data : data memunculkan atau membentuk teori baru. Kriyantono, 2009: 57-58
3.1.2 Studi Kasus
Studi kasus merupakan penelitian tentang suatu “kesatuan sistem”. Kesantuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok
individu yang terkait oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu Ghony dan Almanshur,2012:61. Studi kasus adalah penelitian yang diarahkan untuk
menghimpun data, mengambil makna, dan memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Menurut Stake, ada beberapa bentuk studi kasus, yaitu :
1. Studi Kasus Intrinsik
Studi kasus intrinsik ini memahami secara lebih mendalam tentang suatu kasus tertentu. Studi kasus ini dilakukan karena alasan peneliti ingin
mengetahui secara intrinsik suatu fenomena, keteraturan, dan kekhususan kasus, bukan ingin mengetahui hakikat kasus tersebut.
2. Studi Kasus Instrumental
Studi kasus instrumental, studi atas kasus untuk alasan ekternal, bukan karena ingin mengetahui hakikat kasus tersebut. Kasus hanya dijadikan
sebagai sarana memahami hal lain di luar kasus. 3.
Studi Kasus Kolektif Studi kasus ini dilakukan untuk menarik kesimpulan atau generalisasi
atas fenomena atau populasi dari kasus tersebut. Studi koletif ini ingin membentuk suatu teori atas dasar persamaan dan keteraturan yang diperoleh
dari setiap kasus yang diteliti Ghony dan Almanshur,2012:63-64. Dengan berbagai metode, peneliti memilih untuk mempelajari sebuah
kasus, yakni kasus pembentukkan konsep diri mahasiswa dan interaksi
Universitas sumatera Utara
komunikasi antarpribadi dengan orangtua dimana antara orangtua dan mahasiswa berbeda tempat tinggal.
Adapun ciri-ciri studi kasus, antara lain: 1.Partikularistik, artinya studi kasus terfokus pada situasi, peristiwa, program atau
fenomena tertentu. 2.Deskriptif. Hasil akhir metode ini adalah deskripsi detail dari topik yang diteliti.
3.Heuristik. Metode studi kasus membantu khalayak memahami apa yang sedang diteliti. Interpretasi baru, perspektif baru, makna baru merupakan tujuan dari studi
kasus. 4.Induktif. Studi kasus berangkat dari fakta-fakta di lapangan, kemudian
menyimpulkan ke dalam tataran konsep atau teori. Kriyantono, 2009:66.
Menurut Creswell dalam studi kasus kualitatif, seseorang dapat menyusun pertanyaan maupun sub pertanyaan melalui isu dalam tema yang
dieksplorasi, juga sub pertanyaan tersebut dapat mencakup langkah-langkah dalam prosedur pengumpulan data, analisis dan konstruksi format naratif. Sub
pertanyaan yang dapat memandu peneliti dalam melakukan penelitian studi kasus sebagai berikut :
1. Apa yang terjadi ? 2. Siapa yang terlibat dalam respon terhadap suatu peristiwa tersebut ?
3. Tema respon apa yang muncul selama mengikuti peristiwa ini ? 4. Konstruksi teori apa yang dapat membantu kita memahami respon di kampus ?
5. Konstruksi apa yang unik dalam kasus ini ?
Sedangkan pertanyaan-pertanyaan prosedural adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana suatu kasus dan peristiwa tersebut digambarkan? deskripsi kasus
2. Tema apa yang muncul dari pengumpulan informasi tentang kasus? analisis materi kasus
3. Bagaimana peneliti menginterpretasikan tema-tema dalam teori sosial dan psikologi yang lebih luas? pelajaran yang dipelajari dari kasus berdasarkan
literatur. Creswell,1998:105. Lebih lanjut Creswell menambahkan deskripsi kasus sebagai sebuah
pandangan yang terinci tentang kasus. Dari paparan di atas dapat diuraikan bahwa “persiapan terbaik” untuk melakukan analisis studi kasus adalah memiliki suatu
Universitas sumatera Utara
strategi analisis. Tanpa strategi yang baik, analisis studi kasus akan berlangsung sulit karena peneliti “bermain dengan data” yang banyak dan alat pengumpul data
yang banyak pula Creswell, 1998:63. Penelitian kualitatif dengan model kasus menggunakan metode
pengumpulan data antara lain wawancara, observasi, materi audivisual, focus group discussion, dan dokumentasi. Dengan menggunakan studi kasus, faktor
lingkungan sosial apa pun yang diteliti tidak menjadi halangan dan hambatan peneliti Ghony dan Almanshur,2012:64.
3.2 OBJEK PENELITIAN