Model Teoritik OBJEK PENELITIAN SUBJEK PENELITIAN

3. Peranan intelektual Mahasiswa sebagai orang yang disebut-sebut sebagai insan intelek haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan nyata. Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik dengan intelektualitas yang ia miliki selama menjalani pendidikan.

2.3. Model Teoritik

Bagan Model Teoretik Penelitian Konsep Diri Mahasiswa Indekos di Universitas Sumatera Utara 1.1. Bagan Model Teoretik Penelitian Proses Pembentukan Konsep Diri Mahasiswa Indekos Universitas Sumatera Utara Tingkat Analisis Proses terbentuknya konsep diri mahasiswa indekos Universitas Sumatera Utara Analisis Data Model Miles dan Huberman - Reduksi data - Penyajian data - Menarik kesimpulanverifikasi Konsep diri mahasiswa Indekos Universitas Sumatera Utara sebelum dan sesudah menjadi anak kos Objek Penelitian Konsep diri mahasiswa indekos Universitas Sumatera Utara Universitas sumatera Utara BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 METODE PENELITIAN

3.1.1 Metodologi Kualitatif

Penelitian mengenai pembentukkan konsep diri mahasiswa dalam interaksi komunikasi antarpribadi antara orangtua dan mahasiswa yang berbeda tempat tinggal merupakan studi yang menggunakan metodologi kualitatif. Metode kualitatif ini digunakan karena : 1. Metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda 2. Metode kualitatif menyajikan secara langsung hakikat hubungan antarpeniliti dan informan 3. Metode kualitatif lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan latar penelitian dan mampu melakukan penajaman pola-pola nilai yang dihadapi peneliti Ghony dan Almanshur,2012:34. Dalam tataran teoritik, ada beberapa asumsi yang menjadi landasan dalam penelitian kualitatif sebagaimana yang dikatakan Merriam dalam Creswell, 1994:145. Asumsi- asumsi tersebut adalah: 1. Peneliti kualitatif lebih memiliki perhatian pada proses daripada hasil atau produk 2. Peneliti kualitatif tertarik pada makna, yaitu bagaimana orang berusaha memahami kehidupan, pengalaman, dan struktur lingkungan mereka. 3. Peneliti kualitatif merupakan instrumen utama dalam pengumpulan dan analisis data. Data diperoleh melalui instrumen manusia daripada melalui inventarisasi inventories, kuesioner, atau pun melalui mesin. 4. Penelitian kualitatif sangat berkaitan dengan fieldwork. Artinya, peneliti secara fisik terlibat langsung dengan orang, latar setting, tempat, atau institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar alamiahnya. 5. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, dalam arti peneliti tertarik pada proses, makna, dan pemahaman yang diperoleh melalui kata-kata atau gambar- gambar. Universitas sumatera Utara 6. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif dalam arti peneliti membangun abstraksi, konsep, hipotesis, dan teori. Penelitian kualitatif tidak sesederhana apa yang terjadi pada penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif melampaui berbagai tahapan berpikir kritis- ilmiah, yang mana seorang peneliti memulai berpikir secara indukt if yang menangkap berbagai fakta atau fenomena-fenomena sosial, melalui pengamatan di lapangan, kemudian menganalisisnya dan kemudian berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang diamati itu Bungin,2010:6. Penelitian ini bersifat deskriptif, dimana mendeskrpsikan kenyataan secara benar yang dialami oleh subjek penelitian ini mahasiswa. Penelitian ini berusaha untuk memberikan deskripsi terhadap bagaimana komunikasi antarpribadi yang dilakukan orangtua dan mahasiswi yang berbeda tempat tinggal dalam membentuk konsep diri mahasiswa Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan data dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alami Ghony dan Almanshur,2012:26. Penelitian kualitatif lebih menekan pada persoalan kedalaman kualitas data bukan banyaknya kuantitas data. Kriyantono, 2009:56. Secara umum, riset yang menggunakan metodologi kualitatif mempunyai ciri-ciri: 1. Intensif, partisipasi periset dalam waktu lama pada setting lapangan, periset adalah instrumen pokok riset. 2. Perekaman yang sangat hati-hati terhadap apa yang terjadi dengan catatan- catatan di lapangan dan tipe-tipe lain dari bukti-bukti dokumenter. 3. Analisis data lapangan. 4. Melaporkan hasil termasuk deskripsi detail, quotes kutipan- kutipan dan komentar-komentar. 5. Tidak ada realitas yang tunggal, setiap periset mengkreasi realitas sebagai bagian dari proses risetnya. Realitas dipandang dinamis dan sebagai produk konstruksi sosial. 6. Subjektif dan berada hanya dalam referensi periset. Periset Universitas sumatera Utara sebagai sarana penggalian interpretasi data. 7. Realitas adalah holistik dan tidak dapat dipilah-pilah. 8. Periset memproduksi penjelasan unik tentang situasi yang terjadi dan individu- individunya. 9. Lebih pada kedalaman depth daripada keluasan breadth. 10. Prosedur riset: empiris-rasional dan tidak berstruktur. 11. Hubungan antara teori, konsep, dan data : data memunculkan atau membentuk teori baru. Kriyantono, 2009: 57-58

3.1.2 Studi Kasus

Studi kasus merupakan penelitian tentang suatu “kesatuan sistem”. Kesantuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terkait oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu Ghony dan Almanshur,2012:61. Studi kasus adalah penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, dan memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Menurut Stake, ada beberapa bentuk studi kasus, yaitu : 1. Studi Kasus Intrinsik Studi kasus intrinsik ini memahami secara lebih mendalam tentang suatu kasus tertentu. Studi kasus ini dilakukan karena alasan peneliti ingin mengetahui secara intrinsik suatu fenomena, keteraturan, dan kekhususan kasus, bukan ingin mengetahui hakikat kasus tersebut. 2. Studi Kasus Instrumental Studi kasus instrumental, studi atas kasus untuk alasan ekternal, bukan karena ingin mengetahui hakikat kasus tersebut. Kasus hanya dijadikan sebagai sarana memahami hal lain di luar kasus. 3. Studi Kasus Kolektif Studi kasus ini dilakukan untuk menarik kesimpulan atau generalisasi atas fenomena atau populasi dari kasus tersebut. Studi koletif ini ingin membentuk suatu teori atas dasar persamaan dan keteraturan yang diperoleh dari setiap kasus yang diteliti Ghony dan Almanshur,2012:63-64. Dengan berbagai metode, peneliti memilih untuk mempelajari sebuah kasus, yakni kasus pembentukkan konsep diri mahasiswa dan interaksi Universitas sumatera Utara komunikasi antarpribadi dengan orangtua dimana antara orangtua dan mahasiswa berbeda tempat tinggal. Adapun ciri-ciri studi kasus, antara lain: 1.Partikularistik, artinya studi kasus terfokus pada situasi, peristiwa, program atau fenomena tertentu. 2.Deskriptif. Hasil akhir metode ini adalah deskripsi detail dari topik yang diteliti. 3.Heuristik. Metode studi kasus membantu khalayak memahami apa yang sedang diteliti. Interpretasi baru, perspektif baru, makna baru merupakan tujuan dari studi kasus. 4.Induktif. Studi kasus berangkat dari fakta-fakta di lapangan, kemudian menyimpulkan ke dalam tataran konsep atau teori. Kriyantono, 2009:66. Menurut Creswell dalam studi kasus kualitatif, seseorang dapat menyusun pertanyaan maupun sub pertanyaan melalui isu dalam tema yang dieksplorasi, juga sub pertanyaan tersebut dapat mencakup langkah-langkah dalam prosedur pengumpulan data, analisis dan konstruksi format naratif. Sub pertanyaan yang dapat memandu peneliti dalam melakukan penelitian studi kasus sebagai berikut : 1. Apa yang terjadi ? 2. Siapa yang terlibat dalam respon terhadap suatu peristiwa tersebut ? 3. Tema respon apa yang muncul selama mengikuti peristiwa ini ? 4. Konstruksi teori apa yang dapat membantu kita memahami respon di kampus ? 5. Konstruksi apa yang unik dalam kasus ini ? Sedangkan pertanyaan-pertanyaan prosedural adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana suatu kasus dan peristiwa tersebut digambarkan? deskripsi kasus 2. Tema apa yang muncul dari pengumpulan informasi tentang kasus? analisis materi kasus 3. Bagaimana peneliti menginterpretasikan tema-tema dalam teori sosial dan psikologi yang lebih luas? pelajaran yang dipelajari dari kasus berdasarkan literatur. Creswell,1998:105. Lebih lanjut Creswell menambahkan deskripsi kasus sebagai sebuah pandangan yang terinci tentang kasus. Dari paparan di atas dapat diuraikan bahwa “persiapan terbaik” untuk melakukan analisis studi kasus adalah memiliki suatu Universitas sumatera Utara strategi analisis. Tanpa strategi yang baik, analisis studi kasus akan berlangsung sulit karena peneliti “bermain dengan data” yang banyak dan alat pengumpul data yang banyak pula Creswell, 1998:63. Penelitian kualitatif dengan model kasus menggunakan metode pengumpulan data antara lain wawancara, observasi, materi audivisual, focus group discussion, dan dokumentasi. Dengan menggunakan studi kasus, faktor lingkungan sosial apa pun yang diteliti tidak menjadi halangan dan hambatan peneliti Ghony dan Almanshur,2012:64.

3.2 OBJEK PENELITIAN

Objek penelitian pada penelitian kualitatif yaitu apa yang menjadi sasaran. Sasaran penelitian tidak tergantung pada judul dan topik penelitian, tetapi secara konkret tergambar dari fokus masalah Bungin,2010:76. Yang menjadi objek penelitian pada penelitian ini adalah proses pembentukkan konsep diri dalam konteks komunikasi antarpribadi.

3.3 SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian atau informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian. Untuk studi kasus, jumlah informan dan individu yang menjadi informan dipilih sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian. Orang-orang yang dapat dijadikan informan adalah orang memiliki kasus yang sama dengan penelitian peneliti. Yang menjadi subjek penelitian infoman adalah mahasiswa-mahasiswi indekos Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia dan di Sumatera Utara. USU memiliki 14 fakultas yaitu Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik, Kedokteran Gigi, Ekonomi, Ilmu Budaya, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Psikologi, Keperawatan dan Pascasarjana. Jumlah program studi yang ditawarkan sebanyak 135, terdiri dari 19 tingkat doktoral, 32 magister, 18 spesialis, 5 profesi, 46 sarjana, dan 15 diploma. Jumlah Universitas sumatera Utara mahasiswa terdaftar saat ini lebih dari 33.000 orang, 1000 di antaranya adalah mahasiswa asing. Sejak awal pendiriannya, USU dipersiapkan menjadi pusat pendidikan tinggi di Kawasan Barat Indonesia. Sewaktu didirikan pada tahun 1952, USU merupakan sebuah Yayasan, kemudian beralih status menjadi PTN pada tahun 1957, dan selanjutnya berubah menjadi PT-BHMN pada tahun 2003. Kampus USU berlokasi di Padang Bulan, sebuah area yang hijau dan rindang seluas 120 ha yang terletak di tengah Kota Medan. Zona akademik seluas 90 ha menampung hampir seluruh kegiatan perkuliahan dan praktikum mahasiswa. Sistem pembelajaran didukung oleh fasilitas perpustakaan dan lebih dari 200 laboratorium. Perpustakaan menyediakan berbagai jenis sumber belajar baik dalam bentuk cetak maupun elektronik. Perpustakaan USU merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia saat ini. Kampus Padang Bulan juga didukung oleh infrastruktur teknologi informasi untuk memfasilitasi akses terhadap berbagai sumber daya informasi dan pengetahuan untuk mendukung proses pembelajaran dan penelitian mahasiswa dan dosen. USU memiliki visi menjadi University for Industry UfI, dengan misi: 1 mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat bermoral dengan kemampuan akademik danatau profesional danatau vokasional untuk menerapkan, mengembangkan, dan memperkaya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; 2 mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan seni terutama pada kerjasama berbasis industri, dan pengembangan aplikasinya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional; 3 mendukung pengembangan masyarakat sipil yang demokratis melalui peran USU sebagai suatu kekuatan moral yang otonom untuk mencapai kemampuan yang kuat dalam lingkungan kompetisi global melalui pengelolaan secara profesional sumber daya manusia, memperluas partisipasi dalam pembelajaran, memenuhi kebutuhan nasional dalam pembelajaran, dan memodernisasi cara pembelajaran. Pemilihan subjek dilakukan berdasarkan status mahasiswa indekos yang masih aktif kuliah di USU Universitas sumatera Utara

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Antarpribadi terhadap Pembentukan Konsep Diri Remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan).

1 25 142

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI MENURUT INTERAKSI SIMBOLIK (Studi Kasus Pada Mahasiswa indekos Universitas Muhammadiyah Malang Dengan Orang Tua dan Lingkungan Sosial)

1 17 18

KONSEP DIRI REMAJA DALAM FACEBOOK KONSEP DIRI REMAJA DALAM FACEBOOK (Etnografi Komunikasi Tentang Konsep Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMS Dalam Menggunakan Facebook ).

0 3 18

PENDAHULUAN KONSEP DIRI REMAJA DALAM FACEBOOK (Etnografi Komunikasi Tentang Konsep Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMS Dalam Menggunakan Facebook ).

0 3 41

KONSEP DIRI REMAJA DALAM FACEBOOK KONSEP DIRI REMAJA DALAM FACEBOOK (Etnografi Komunikasi Tentang Konsep Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMS Dalam Menggunakan Facebook ).

0 3 19

Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kompetensi Komunikasi Antarpribadi Mahasiswa Sarjana Angkatan 2010 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.

0 0 3

Identitas Diri Dalam Komunitas Punks (Studi Kasus Identitas Diri Anak Punk Yang Sudah Bekerja Dalam Konteks Komunikasi Antarpribadi Pada Komunitas Punks Di Kota Medan)

0 0 12

Identitas Diri Dalam Komunitas Punks (Studi Kasus Identitas Diri Anak Punk Yang Sudah Bekerja Dalam Konteks Komunikasi Antarpribadi Pada Komunitas Punks Di Kota Medan)

0 0 2

KOMUNIKASI ADAPTASI MAHASISWA INDEKOS | Thariq | Jurnal Interaksi

1 3 18

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI

0 0 18