3.4.1 Penentuan Informan
Informan penelitian merupakan subjek penelitian. Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian ada mahasiswa-mahasiswi Universitas Sumatera
Utara yang berstatus aktif dan merupakan anak kos berbeda tempat tinggal dengan orangtua.
Ada beberapa cara memperoleh informan penelitian, yaitu :
a Purposive sampling atau judgmental sampling Penarikan sampel secara
purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan peneliti.
b Snow-ball sampling penarikan sample secara bola salju.
Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sample pertama, sample ketiga
ditentukan berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju
http:contohskripsi-makalah.blogspot.com201209macam-macam-teknik- pengambilan-sampel.html
. Pada penelitian ini, cara memperoleh informan dengan menggunakan
snow-ball sampling dimana informan yang diperoleh dari sampel pertama terlebih dahulu sampai ke sampel berikutnya. Proses ini baru berakhir bila periset merasa
data telah jenuh, artinya periset merasa tidak lagi menemukan sesuatu yang baru dari wawancara Kriyantono, 2009:158-159.
3.4.2 Keabsahan Data
Uji keabsahan data dapat dilakukan dengan triangulasi pendekatan dengan kemungkinan melakukan terobosan metodologis terhadap masalah-
masalah tertentu. Teknis triangulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang
diinginkan. Triangulasi dapat dilakukan dengan menguji apakah proses dan hasil yang digunakan sudah berjalan dengan baik.
Universitas sumatera Utara
Proses triangulasi data, sebagai berikut : 1.
Peneliti menggunakan wawancara mendalam dan observasi partisipasi untuk mengumpulkan data. Maka, pastikan setiap wawancara telah
terhimpun catatan wawancara dengan informan dan catatan observasi. 2.
Setelah itu dilakukan uji silang terhadap catatan-catatan tersebut untuk memastikan tidak ada informasi yang bertentangan antara catatan
wawancara dengan catatan observasi. Apabila catatan – catatan tersebut tidak relevan, peneliti harus mengonfirmasi kembali kepada informan.
3. Hasil konfirmasi perlu diuji kembali dengan informasi sebelumnya
Bungin,2010:252. Proses triangulasi dilakukan terus-menerus sepanjang proses
mengumpulkan data dana menganalisis data, sampai suatu saat peneliti yakin bahwa sudah tidak ada lagi perbedaan-perbedaan, dan tidak ada lagi yang perlu
dikonfirmasikan kepada informan Bungin,2010:252.
Uji keabsahan melalui triangulasi dilakukan karena dalam penelitian kualitatif, untuk menguji keabsahan informasi tidak dapat dilakukan dengan alat-
alat uji statistik. Begitu pula materi kebenaran tidak diuji berdasarkan kebenaran alat sehingga substansi kebenaran apabila kebenaran itu mewakili kebenaran
orang banyak. Kebenaran bukan hanya muncul wacana etnik dari masyarakat yang diteliti Bungin,2010:253.
3.5 TEKNIK ANALISIS DATA