Pembangunan Industri Politik
Sosiologi Dasar
Sastra Inggris
Kedokteran Gigi
10. Agama
Kristen Protestan
Kristen Protestan
Islam Kristen
Katolik Kristen
Protestan
Table 1.1 Tabel Matriks Mengenai Profil Informan
4.3. Hasil Pengamatan dan Wawancara Yang Menggambarkan Konsep
Diri Mahasiswa-Mahasiswi Indekos Universitas Sumatera Utara
Peneliti melakukan wawancara kepada lima mahasiswa-mahasiswi Universitas Sumatera Utara sebagai informan. Berikut hasil Wawacara dengan
masing-masing informan.
Informan 1
Yustira Sinaga adalah anak ke-3 dari 5 bersaudara. Tira begitu dia disapa oleh teman-temannya adalah seorang gadis yang sudah tidak mempunyai sosok
seorang ayah. Ayahnya meninggal sekitar dua tahun lalu dikarenakan sakit. Ayah adalah tulang punggung keluarganya. Begitu ayah Tira dipanggil Tuhan, praktis
sosok ibu yang menggantikan dan sebagai tulang punggung keluarga.
“
Kondisi keluargaku sangat harmonis, walaupun bapak sudah tidak ada tapi aku punya mamak yang luar biasa dan abang-kakakku dan adik-
adikku baik-baik saja. Bapak meninggal sejak tahun 2010 karena sakit tapi walaupun begitu kami tetap akrab walaupun kami terpisah-pisah
karena kerjaan dan sekolah wi.”
Ibu Tira seorang wiraswasta. Kedai kopi yang dibuka oleh ibunya adalah usaha yang membantu untuk menopang perekonomian keluarga. Menurut Tira,
sosok ibunya adalah ibu yang kuat yang dapat menggantikan sosok ayahnya yang telah tiada.
Universitas sumatera Utara
Hubungan Tira dengan kakak, abang dan adikknya tergolong harmonis. Kedekatan Tira dengan ibunya pun sangat baik. Menurut Tira, Tira yang dahulu
bukanlah Tira yang sekarang. Ketika Tira masih tinggal sama dengan orangtua dan ayahnya masih ada, Tira menjadi seorang gadis yang manja dan kurang
mandiri dan sangat manja dengan ayahnya. Ketika berada dengan keluarga, apa saja yang hendak disuruh oleh
orangtuanya, pasti tidak mau melakukan apa yang diperintahkan oleh orangtua ataupun kakak-abangnya.Tira berubah menjadi gadis yang mandiri ketika
“
Dulu sewaktu bapak masih ada, aku sangat manja sama bapak. Aku bisa dikatakan boru hasiannya. Tapi, setelah bapak gak ada, aku jadi
sangat dekat dengan mamak. Bahkan mamak sering curhat dengan ku tentang permasalahan di keluarga kami dan aku pun sering sharing
dengan mamak tentang perkuliahanku. “
Tira menempuh pendidikan di Universitas Sumatera Utara dan berubah menjadi anak kos. Kehidupan Tira yang manja berubah menjadi kehidupan yang
apa saja yang yang mau dilakukan harus dikerjakan sendiri dan harus mempunyai tanggung jawab. Sehari-hari, Tira tidak begitu banyak berinteraksi dengan orang
lain.Tira merupakan pribadi yang pendiam dan tertutup. Sehabis pulang kuliah, Tira langsung pulang ke kos. Tira mengikuti salah satu organisasi kampus yaitu
KMK.
“
Sebenarnya aku tidak terlalu suka ikut berorganisasi. Ya, pulang kuliah langsung ke kos. Tapi, ada satu organisasi keagamaan yang ku ikutin
yaitu KMK.“
Setelah Tira tidak tinggal dengan bersama dengan orangtua, hubungannya Tira dengan keluarga semakin dekat. Apalagi, sejak ditinggal oleh
ayah, Tira menjadi sangat dekat dengan ibunya. Kedekatan Tira dengan ibunya, bagaikan kakak-adik. Ketika Tira berjauhan dengan orangtuanya, komunikasi
dengan keluarga dilakukakan lewat telepon. Komunikasi yang dilakukan minimal satu kali dalam sehari. Kalau sedang bertelepon, biasanya Tira dengan ibunya,
saling bercerita dan mencerita curahan hati mereka masing. Tidak ada rahasia diantara Tira dengan ibunya. Biasanya, Tira dan ibunya, saling bercerita
bagaimana kondisi keluarga Tira dikampung dan bagaimana kondisi Tira dengan
Universitas sumatera Utara
keluarganya. Ada dua interaksi timbal-balik, dimana tidak seterusnya ibu Tira yang menanyakan kabar Tira tetapi Tira juga sering menjalin komunikasi untuk
menanyakan kabar ibu dan keluarganya dikampung.
”
So pasti dong. Interaksi kami timbal-balik. Bukan mamak aja yang menghubungi aku. Aku juga sering menghubungi mamak.”
“
Sering kali aku teleponan atau sms-an sama mamak. Kalau gk aku yang hubungi mamak, ya mamak yang hubungi aku. Banyak lah yang kami
bicarakan. Ada tentang kuliah, kondisi keluarga di kampung, usaha kede kopi mamak, perkuliahanku, pergaulanku di lingkungan kampus, bahkan
kalau ada cowok yang mendekatiku, aku cerita sama mamak. Mamak itu udah jadi sahabat terbaikku. Gak ada yang kami sembunyikan.”
Kehidupan Tira yang dulu tidak sama dengan kehidupan Tira yang sekarang. Yang menjadi perbedaan adalah Tira jauh menjadi pribadi yang mandiri
dan tidak manja.
“
Aku jauh lebih mandiri. Aku gak bergantung dengan orang lain dan bukan menjadi Tira yang manja.”
Peran sosok ibu sangat penting dalam kehidupan Tira. Selama berjauhan, arahan dan bimbingan ibunya tidak lepas dari Tira. Ibunya selalu memberikan
nasehat-nasehat sebagai pengontrol dirinya untuk melangkah kegiatan Tira menempuh pendidikan di Kota Medan.
“
Pastilah. Walaupun aku jauh, mamak gak pernah bosan-bosannya menasehatin aku dan mengingatkan aku untuk menjadi peribadi yang
takut akan Tuhan.”
“Sangat berperan, mamak sebagai pengontrol aku untuk bertindak melalui nasehat-nasehatnya. Karna itu aku menjadi pribadi yang
tangguh dan tidak manja dan bahkan aku menjadi pribadi yang menerima kritikan orang lain.”
Awal-awal memasuki kehidupan menjadi seorang anak kos, Tira kos di Jalan Berdikari 7C. Namun, hanya satu setengah tahun saja Tira tinggal di kos
tersebut. Ini dikarenakan, kenaikan biaya tempat kos dan adanya perselisihan diantara Tira dengan penghuni kos lainnya. Sehingga Tira memutusakan untuk
pindah dari kos tersebut ke tempat kos yang lain yang beralamat di Jalan Gitar Pasar 2 Padang Bulan.
Universitas sumatera Utara
Ditempat kos yang baru ini, Tira merasa lebih nyaman. Ini dikarenakan Tira hanya sendiri di kamar yang disewanya dan lebih aman. Orang-orang yang
ada disekitarnya pun merupakan orang-orang yang ramah dan naik dan bapak kos yang baik dan pengertian.
Lingkungan tidak terlalu terpengaruh untuk membentuk dirinya sendiri. Tira. Menurut Tira, Tira yang dahulu adalah Tira yang pendiam, Tira yang
pendiam, Tira yang tidak bisa menerima kritikan orang lain dan tidak mampu menghadapi masalahnya sendiri. Ketika menghadapi masalah, Tira lebih banyak
menghindar dari masalah tersebut dan cuek tanpa mau menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya.
“Aku yang dulu adalah aku yang manja yang tidak pernah lepas dari ketergantungan terhadap orang lain. Aku lebih banyak menghindar dari
masalah dan tidak bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah yang ada. Tetapi, aku yang sekarang adalah aku yang mandiri dan mau
menerima dan menyelesaikan setiap persoalan yang kuhadapi. Bahkan aku selalu introspeksi diriku dan lebih memperbaiki kualitas diriku
sendiri menjadi lebih baik.”
Setelah berjauhan dengan orangtua, Tira menjadi pribadi yang menerima dirinya ketika dikritik, Tira yang optimis dapat menghadapi masalahnya dan
menyelesaikannya, Tira yang mau memperbaiki dirinya dari kekurangan- kekurangannya. Ketika Tira diberi pujian atau penghargaan, Tira tetap rendah
hati. Di dunia perkuliahan, Tira tidak pesimis untuk bersaing dengan teman- temannya yang lain dan tetap percaya diri walaupun Tira seorang gadis yang
berasal dari kampung. Tira tetap optimis dan mandiri. “Aku trima kritikkannya dan introskpeksi diriku sendiri.”
“
Wah, aku gak minder. Aku tetapi menjadi pribadi apa adanya dan tetap berteman dengan mereka walaupun status sosial kami berbeda.”
“Tetap rendah hati ketika menerima pujian.”
Tira mengakui banyak perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan tersebut membuatnya menjadi pribadi yang lebih baik dan membuat orangtuanya
bangga.
Universitas sumatera Utara
“
Aku yang dulu adalah aku yang manja yang tidak pernah lepas dari ketergantungan terhadap orang lain. Aku lebih banyak menghindar dari
masalah dan tidak bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah yang ada. Tetapi, aku yang sekarang adalah aku yang mandiri dan mau
menerima dan menyelesaikan setiap persoalan yang kuhadapi. Bahkan aku selalu introspeksi diriku dan lebih memperbaiki kualitas diriku sendiri
menjadi lebih baik.” “Aku menjadi Tira yang lebih mandiri dan kualitas diriku menjadi lebih
baik sekarang dan berusaha membuat orangtua bangga.”
Kesimpulan : 1.
Tira yang manja berubah menjadi sosok yang mandiri karena ingin membuat keluarganya bangga terutama perubahan pada dirinya ini untuk
ayahnya. 2.
Interaksi Tira dengan Ibunya terjadi dua arah, Tidak hanya Tira yang menghubungi ibunya tetapi ibunya juga menghubungi Tira. Dan kedekatan
antara ibu dan anak ini sangat dekat dan bahkan sudah dianggap sebagai sahabat.
3. Di dalam menyelesaikan masalah, Tira pun menjadi sosok yang
bertanggung jawab dan mau menerima setiap kritikan dan menganggap kritikan itu adalah cerminan dirinya untuk mengintrospeksi dirinya
menjadi individu yang lebih berkualitas. 4.
Walaupun suAdah tidak mempunyai ayah dan berasal dari keluarga yang sederhana, Tira tidak minder dengan keadaan status sosial teman-
temannya yang lebih baik dari keadaan keluarganya. Tira tetap menjadi pribadi yang optimis dan apa adanya. .
Informan 2
Bonar Jubelamar Silaban dipanggil Jubel oleh teman-temannya. Jubel adalah salah satu anak kos yang masih mempunyai keluarga yang utuh. Ayah dan
Ibunya masih ada. Jubel merupakan satu-satunya anak laki-laki di keluarganya. Menurutnya, dia merupakan sosok yang keras dan manja.
Kondisi keluarga Jubel dalam keadaan baik-baik saja. Jubel tidak terlalu dekat dengan ayah dan ibunya. Jubel dekat dengan kakaknya yang pertama.
Universitas sumatera Utara
Hubungan kedekatannya dengan orangtuanya biasa-biasa saja. Selama tinggal berjauhan dengan orangtua, Jubel jarang menghubungi orangtuanya. Kalau tidak
dihubungi orangtuanya, Jubel juga tidak menghubungi orangtuanya. Keadaan ini disebabkan karena mulai dari SMP, Jubel sudah terbiasa hidup sebagai anak
perantauan yang jauh dengan orangtuanya. Kalau pun Jubel menghubungi orangtuanya hanya untuk meminta uang bulanannya saja.
“Aku gak terlalu dekat sama mami papiku dek. Tapi aku dekat dengan kakakku yang pertama. Mulai dari SMP aku udah jadi anak kos. Tapi
kalau kos di Medan ini mulai dari tahun 2008.”
“Ah, sekali-kali aja itupun jarang aku telepon orangtuaku. Paling kalau minta uang bulanan lah dek. Kalau kakakku sering telepon aku.”
Karena tidak ada kedekatan dengan orangtuanya, Jubel jarang sekali menceritakan permasalahan-permasalahan dalam dirinya. Dia hanya bercerita
dengan kakaknya saja dan pacarnya saja. Tidak banyak perbedaan yang terjadi dalam dirinya setelah dia berjauhan dengan orangtuanya.
”
Yah, cuman sekedar tanya kabar aja. Itu aja. Aku gak pernah menceritakan apa masalahku dek. Gak mau aku buat orangtua ku susah
karna tingkahku.”
Komunikasi yang dijalan antara Jubel dengan orangtuanya membuat peran orangtua tidak berpengaruh membentuk dirinya. Lingkungan adalah
pengaruh besar dalam dirinya. Lingkungan yang membentuk karakter dirinya sendiri.
“
Gak dek, soalnya orangtuaku pun susah dihubungi karna di kampung payah sinyal dan itupun jarang kali kami teleponan dan abang pulang ke
kampung pun jarang. Yah, cuman sekedar tanya kabar aja. Itu aja. Aku gak pernah menceritakan apa masalahku dek. Gak mau aku buat
orangtua ku susah karna tingkahku.” “Sangat mempengaruhi lah dek. Mulai dari jarang pandang, sifat,
tingkah laku, banyak lah pokoknya. Karna dari SMP aku udah kos, jadi pribadi ku terbentuk di lingkungan dimana aku tinggal.”
Jubel sudah tiga kali berganti-ganti tempat kos. Awalnya Jubel tinggal di Kampung Susuk selama 6 bulan. Tetapi karena dia bosan, dia mencari tempat kos
yang lain dan pindah ke Pasar Baru Padang Bulan dan hanya bertahan satu tahun
Universitas sumatera Utara
saja. Alasan Jubel pindah karena, Ibu kos yang terlalu cerewet dan banyak aturan. Dan tempat kos yang ketiga berada di Jalan Harmonika dan dia bertahan tinggal di
tempat kos tersebut sampai sekarang.
“
Bah, udah 3 kali kurasa aku pindah. Pertama itu aku kos di Kampung Susuk trus karna bosan aku pindah lagi ke Pasar Baru. Nah, disana gak
betah aku, cerewet kali ibu kosnya dan terlalu banyak aturan. Sementara aku orangnya tak terlalu suka diatur. Trus pindah lagi ke Harmonika
sampai sekarang lah aku disini.”
Jubel mengakui dari dahulu hingga sekarang, Jubel tidak bisa menerima kritikan dan selalu menghidar dari masalah. Semua permasalahan yang
dihadapinya dianggap gampang dalam menyelesaikannya. Jubel juga kurang bisa menerima kelebihan orang lain.
“
Aku lebih banyak cuek kalau ada masalah. Ya, kudiamin aja dek dan menghindar gitu aja. Ya, bagi ku dek, masalah ku itu gampang buat
kuselesaikan.” “Bah, cuek aja abang dek. Aku gak terlalu suka kalau ada orang yang
mengkritiki aku. Dalam pandanganku, kayak udah lebih baik aja dia dari aku sampai dia kritik aku kayak gitu.”
Karakter Jubel seperti ini terbawa-bawa hingga dia menempuh pendidikan S-1-nya di Universitas Sumatera Utara. Jadi Jubel sendiri mengakui
bahwa tidak banyak yang berubah dalam dirinya. “Sama aja dek, gak banyak yang berubah dari aku.”
“Gak ada perbedaan dek. Sama aja. Aku tetap menjadi diriku snediri yang keras.”
Kesimpulan : Jubel cenderung memiliki konsep diri negatif. Ini dikarenakan Jubel
adalah sosok yang keras. Lingkungan sangat mempengaruhi dirinya karena sejak SMP sudah menjadi anak kos. Jubel adalah sosok yang keras dan cuek. Ini
terlihat dari dia tidak terlalu bertanggung jawab dengan masalah yang dihadapi dan tidak suka dikritik. Tidak banyak yang berubah dalam dirinya.
Universitas sumatera Utara
Informan 3
Siti Aisyah adalah sosok perempuan yang pendiam dan pemalu. Ini terlihat saat peneliti melakukan wawancara, Siti hanya menjawab pertanyaan yang
ditanya dan kemudian diam dan menjawab dengan malu-malu.
Siti masih mempunyai keluarga yang lengkap, dimana Siti masih mempunyai ayah dan ibu dalam keadaan utuh dan baik. Siti lebih dekat dengan
ayahnya. Siti mengatakan bahwa ayahnya lebih mengerti akan keadaan dirinya daripada ibunya. Ibunya lebih sayang kepada abang dan kakaknya saja. Ini diakui
karena, setiap ada permasalahan yang meyangkut tentang dirinya, Siti yang selalu disalahkan tanpa ada pembelaan.
“
Aku masih punya keluarga yang lengkap kak. Siti lebih dekat dengan ayah kak, kalau ibu lebih dekat dengan kakak abang kak.”
”Yah, baik-baik aja kak. Tapi Siti lebih dekat dengan ayah. Ayah lebih ngertiin Siti kak.”
Siti adalah sosok yang pendiam, pemalu, dan tidak suka menceritakan apa yang menjadi permasalahan dalam dirinya. Semua keadaan hanya dipendam
dalam dirinya sendiri. Sifat manjanya pun tidak hilang dalam dirinya. Ini dikarenakan kondisinya sebagai anak terakhir.
Komunikasi antara Siti dan orangtuanya yang dijalin minimal hanya satu kali dalam 2 hari. Tidak terlalu sering Siti ataupun orangtua saling bertelepon.
Tetapi Siti lebih sering berkomunikasi dengan ayahnya lewat SMS. Selama berkomunikasi, tidak banyak yang Siti dan orangtuanya ceritakan.
“Ya, telepon sama ayah-ibu kak tapi gak terlalu sering kak. Paling sekali dua hari lah kak. Kalau gk lebih banyak sms-an sama ayah kak.”
“Paling nanya kabar ayah-ibu kak. Gak banyak diceritakan kak kalau lagi teleponan. Aku orangnya tertutup kak, lebih banyak memendam aja
kak. Jarang cerita sama orangtua kak.”
Anggota dari organisasi HMI ini banyak menghabiskan waktunya dikampus dengan berkumpul dengan teman-teman sesama HMI maupun duduk-
duduk di Mushollah Kampus FISIP. Lingkungan di HMI dan sekitar kampus lebih
Universitas sumatera Utara
banyak membentuk dirinya daripada orangtuanya sendiri. Di lingkungan tempat kosnya, Siti tidak terlalu suka berinteraksi, dia hanya menghabiskan waktunya di
kamar yang ditempatinya.
“
Kegiatan ku kak, kalau ada matakuliahku di kampus aku pulang ke kos. Tapi aku juga sering duduk-duduk di mushollah kak trus aku ikut HMI di
kampus. Itu lah kegiatanku sehari-hari kak.”
Awalnya Siti tinggal bersama dengan kakak dan abang iparnya. Tetapi, ada permasalahan keluarga yang membuatnya harus pindah dari rumah kakaknya
tersebut. Permasalahan ini membuat Siti tidak nyaman tinggal bersama kakaknya dan akhirnya memutuskan untuk keluar dari rumah kakaknya dan memilih kos.
Ditempat kosnya ini, Siti merasa nyaman dan sudah setahun lebih dia tinggal di tempat kosnya ini.
“Sebenarnya dulu aku tinggal sama kakakku dan abang iparku kak. Cuman aku ada masalah sama mereka. Trus ibu pun lebih memihak ke
kakakku. Ya, aku memutuskan untuk kos aja jadinya.”
“Enak disini kak, adem, nyaman” Konsep diri yang terbentuk sebelum dan sesudah Siti berjauhan dengan
orang tua tidak banyak berubah. Yang berubah hanyalah kemandirian Siti yang sudah terbiasa mengurus segalanya sendiri. Tetapi Siti mengakui, bahwa Siti
sendiri masih tertutup dan tidak suka bercerita tentang dirinya sendiri bahkan dengan pacarnya sendiri. Siti juga tidak suka dikritik, karena ketika dikritik Siti
akan menjadi emosi. “Jarang aku cerita sama orang tentang masalah ku kak sekalipun itu ke
keluargaku kak. Lebih baik kupendam dan kuselesaikan aja sendiri.”
“
Dari dulu sampai sekarang aku gak suka dikritik kak. Pasti aku langsung marah kalau di kritik kak.”
Siti juga kurang mempunyai percaya diri dan pesimis dalam menghadapi permasalahan baik di kampus maupun dengan teman-temannya. Siti yang dahulu
tidak banyak berubah dengan Siti yang sekarang.
Universitas sumatera Utara
”
Kupendam aja kak. Aku lebih baik menyimpan aja kak daripada cerita. Ya, kuselesaikan aja sendiri. Terkadang aku minder kak dan lebih
banyak diam dan menjauh kak.” “Paling lebih mandiri aja kak karna udah jadi anak kos itu.”
Kesimpulan : 1.
Informan ini termasuk orang yang tertutup, pendiam dan pemalu 2.
Informan ini tergolong individu yang pesimis dalam menghadapai sesuatu dan cenderung menyelesaikan masalahnya sendiri dan tidak suka berbagi
dengan orang lain. 3.
Konsep diri yang dimiliki informan saat ini cenderung negatif.
Informan 4
Daud Steven Lingga dan lebih akrab di dipanggil Steven merupakan mahasiswa Ilmu Budaya. Steven tergolong anak yang mandiri karena mulai dari
SD Steven sudah membantu ibunya untuk mencari uang. Steven berasal dari keluarga broken home dimana ayah dan ibunya sudah bercerai. Walaupun
orangtuanya sudah bercerai, Steven masih menjalin hubungan yang baik dengan ayahnya dan lebih dekat dengan ibunya karena ibunya yang merawatnya hingga
sampai saat ini. “Kondisi keluarga ku kak gak utuh lagi. Maksudnya, papa dan mamaku
udah cerai kak mulai dari aku SD kelas 6. Aku tinggal sama mamaku kak dan papaku nikah lagi kak. Orangtua ku cerai karna papa ku selingkuh
kak. Jadi orangtuaku pisah kak.” “Walaupun papa mama cerai, aku tetap punya hubungan yang baik kok
sama mereka. Ya aku lebih dekat dengan mamaku.”
Steven berstatus sebagai anak kos sejak dia diterima di Universitas Sumatera Utara. Tempat kos Steven sangat nyamana baginya sehingga Steven
tidak pernah pindah tempat kos dan sudah satu tahun lebih Steven menempatin kosnya tersebut.
“Udah setahun lah kak” “Belum pernah pindah kak.”
Sehari-harinya selain Steven bekerja part time di salah satu cafe di Kota
Medan, Steven tidak lupa untuk tetap bergaul dengan teman-temannya sehabis
Universitas sumatera Utara
pulang kuliah hanya untuk sekedar ngumpul-ngumpul dengan teman-teman kampusnya. Mahasiswa Ilmu Budaya ini merupakan anggota dari organisasi
GMKI dan GMNI. “Aku suka ngumpul-ngumpul sama teman kak. Jadi setiap pulang kuliah,
aku gak langsung pulang ke kos. Aku ikut organisasi GMKI trus GMNI kak.”
Steven merupakan anak tunggal. Walapun informan ini merupakan anak tunggal tetapi dia sudah mandiri sejak SD dan bahkan saat ini sedang duduk
dibangku perkuliahan pun dia bekerja untuk mendapatkan uang tambahan. ” Gak terlalu kak, mungkin sekarang aku lebih dekat aja sama teman-
teman. Tapi, aku tetap mandiri dari dulu kak sejak papa ninggalin kami. Aku dulu udah bisa nyari uang kak dengan bantu-bantu mama jual kue
dan sekarang pun aku kerja kak tapi part time jadi pelayan di cafe kak.”
Antara Steven dengan ibunya, mempunyai kedekatan yang erat. Sedangkan dengan ayahnya, Steven tidak mempunyai kedekatan karena mulai
dari kecil sudah ditinggal oleh ayahnya. Steven dengan ibunya sering telepon- telepon sedangkan dengan ayahnya jarang sekali. Tidak banyak yang diceritakan
Steven dengan ibunya. “Kalau sama mama sering kak. Ya teleponan sama mama, bbm-an sama
mama. Komunikasi kami intens kok kak tapi sama papa jarang kak hanya sesekali aja kami komunikasian.”
“Paling masalah kuliah, trus kalau pacar-pacar gitu aku jarang cerita ke mama. Karna mama bilang aku gak boleh pacaran dulu.”
Menurut Steven, kasih sayang ibunya dan perhatian dari ibu sangat
mempengaruhi untuk membentuk siapa dirinya. Mungkin kasih sayang mama yang lebih banyak kurasakan kak. Mama
lah yang membentuk diriku menjadi tangguh karna mamaku pun tangguh untuk menghadapi persoalan hidup kak. Peran mama itu sangat penting
walaupun peran papa ada cuman tak terlalu terpengaruh buatku kak. Kegigihan mama memperjuangkan aku membuatku untuk semangat
kuliah dan semangat membuat mama bangga kak dan membuat ku mandiri kak.”
Steven memang tergolong individu yang mandiri dan mau menerima kritikan siapa aja. Steven tidak pernah marah ketika dikriti, bahkan dia menjadi itu
sebagai motivasi untuk lebih memperbaiki dirinya.
Universitas sumatera Utara
“Bagiku kritikan orang lain itu memacu aku untuk mengintrospeksi diriku menjadi lebih baik kak.”
Steven merasa tidak banyak yang berubah dari dalam dirinya. Steven tetap menjadi pribadi yang penyayang dimana Steven sangat menyayangi ibunya. Bagi
Steven, ibunya adalah sumber inspirasi dalam dirinya. Steven banyak belajar tentang kemandirian dari ibunya. Walaupun ayah dan ibunya berpisah, ibu tetap
mandiri dan tidak mau bergantung dengan orang lain. Oleh karena itu anak tunggal ini menjadi pribadi yang mandiri.
Kesimpulan : Steven memiliki konsep diri yang positif dimana steven mampu menerima
kritikan orang lain dan mampu menyelesaikan masalahnya dan tergolong optimis.
Informan 5
Tika adalah sapaan akrab untuk perempuan periang ini. Tika merupakan anak tertua dan sudah ditinggalkan ibunya untuk selama-lamanya.
“Kondisi keluarga sudah tidak lengkap lagi kak. Aku cuman punya bapak kak. Mama udah gak ada lagi. Mama udah meninggal sejak dua
tahun yang lalu karna penyakit kanker kak.”
Tika menyadari bahwa dahulu, Tika adalah sosok gadis yang manja dan sangat dekat dengan kedua orangtuanya. Tetapi sejak menempuh pendidikan di
Universitas Sumatera Utara dan hidup sebagai anak kos. Tika berubah menjadi gadis yang mandiri dan menggantikan sosok ibunya bagi adik-adiknya.
“Dulu waktu mama masih ada, aku sangat manja kak dan dengan bapak pun aku dekat kak dan sampai sekarang aku masih dekat sama bapak
kak.”
Tika tidak termasuk gadis yang terlalu suka bergaul. Setiap jam perkuliahan selesai, Tika menghabiskan waktu dengan teman-teman kampusnya
dan kemudian pulang. Intensitas komunikasi antara Tika dan ayahnya bisa dikatakan sering.
Tika dan ayahnya sering teleponan. Hal-hal yang sering dibicarakan adalah
Universitas sumatera Utara
masalah perkuliahan, keadaan bapak dan adik-adiknya. Untuk masalah percintaan, Tika masih canggung untuk menceritakannya dengan ayahnya tetapi Tika mau
sesekali menceritakannya dengan ayahnya. “Lumayan sering aku teleponan sama bapak kak trus sama adik-adikku
kak sering juga komunikasi.” “Paling masalah kuliah, keadaan bapak, kerjaan bapak, keadaan rumah
dikampung kak, keadaan adik-adik.” “Ke bapak lah kak trus kadang cerita ke pacar juga kak.”
Komunikasi yang terjalin tidak hanya satu arah saja tetapi dua arah,
dimana ada komunikasi timbal balik antar Tika dengan ayahnya. Komunikasi yang dijalin tersebut, menjadi pengontrol dirinya, dimana ayahnya sering
memberikan nasehat-nasehat. “Orangtua menjadi pengontrol diriku kak dalam melangkah kak.”
Selama menjadi anak kos, Tika berubah menjadi gadis yang mandiri dan jauh lebih dewasa. Menurutnya di lingkungannya, tidak terlalu mempengaruhi
untuk membentuk dirinya. Tika tidak pernah berpindah-pindah kos. Dia merasa sangat nyaman di
tempat kosnya tersebut, dimana teman-teman satu kosnya ramah dan tempat kosnya tersebut sangat bersih.
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi ini tidak pernah minder diantara teman-temannya. Dimana teman-temannya mempunyai status sosial yang lebih
tinggi dari Tika. “Kalau di kedokteran ini kak, banyak orang kaya tapi aku gak minder
kok kak. Aku tetap berteman baik dengan mereka.” Selain dilihat status sosial, dalam menghadapi perkuliahan, Tika terlihat
optimis untuk menjalani hari-harinya. Dia yakin, dia mampu untuk menyelesaikan masalah perkuliahannya
“Optimis dong kak bahkan memacu aku lagi untuk lebih menggali potensi diriku kak.”
Perubahan diri yang dialami oleh Tika sangat mengalami pendewasaan. Tika jauh lebih mandiri, Tika menjadi pribadi yang optimis dan berusaha untuk
membuat bangga orangtuanya dengan tidak mengecewakan orangtuanya. “Aku jauh lebih mandiri, optimis dan lebih sabar kak.”
Universitas sumatera Utara
Kesimpulan : Konsep diri Tika lebih dominan positif dimana Tika mampu
menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sikap yang sederhana yang membuatnya menjadi pribadi yang optimis dengan keadaan lingkungan yang
berbeda dengan lingkungan yang terdahulu. Humble, adalah sikap yang selalu diajarkan oleh orangtuanya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, untuk mempermudah menganalisis data yang telah didapat, maka peneliti mengklasifikasikan jawaban-
jawaban-jawaban para informan berdasarkan tujuan penelitian yang telah peneliti buat sebagai berikut :
Klasifikasi Tabel sesuai Tujuan Penelitian No.
Informan Tujuan Penelitian
Hasil
1. Yustira Sinaga
1.Untuk menggambarkan konsep diri mahasiswa-
mahasiswi indekos Universitas Sumatera Utara
Konsep Diri Dominan Positif
2.Untuk menggambarkan proses terbentuknya konsep
diri mahasiswa indekos Universitas Sumatera Utara
setelah menjadi anak kos
Orangtua sangat berperan aktif dalam
membentuk konsep diri mahasiswi indekos ini.
Lingkungan tidak terlalu berpengaruh
dalam dirinya untuk membentuk konsep
dirinya. Budaya atau
Universitas sumatera Utara
kebiasaan yang ada di dalam dirinya hanya
juga tidak berpengaruh untuk mengetahui siapa
dirinya setelah menjadi anak kos. Perilaku yang
dilakukannya tetap ada evaluasi untuk menjadi
dirinya yang lebih baik.
2. Bonar Jubelmar
Silaban 1.Untuk menggambarkan
konsep diri mahasiswa- mahasiswi indekos
Universitas Sumatera Utara
Konsep Diri Dominan
Negatif
2.Untuk menggambarkan proses terbentuknya konsep
diri mahasiswa indekos Universitas Sumatera Utara
setelah menjadi anak kos
Proses terbentuknya dipengaruhi oleh empat
faktor. Orangtua tidak terlalu berpengaruh
dalam membentuk siapa dirinya. Setelah
menjadi anak kos, lingkungan banyak
membentuk dirinya sendiri. Interaksi
dengan lingkungannya
Universitas sumatera Utara
sangat luas. Sehingga dari lingkungan,
banyak berpengaruh bagaimana konsep
dirinya terbentuk. Budaya yang ada dalam
dirinya, hanya dipakai untuk acuan saja dan
tidak ada pengevaluasian diri
sehingga konsep diri yang terbentuk
cenderung negatif setelah menjadi anak
kos.
3. Siti Aisyah
1.Untuk menggambarkan konsep diri mahasiswa-
mahasiswi indekos
Universitas Sumatera Utara
Konsep Diri Dominan
Negatif
2.Untuk menggambarkan proses terbentuknya konsep
diri mahasiswa indekos Universitas Sumatera Utara
setelah menjadi anak kos Proses komunikasi
yang terjalin terjadi dua arah tetapi intensitas
dalam berkomunikasi sangat kurang. Selain
Universitas sumatera Utara
itu interaksi dengan lingkungan juga tidak
terlalu intens. Organisasi yang diikuti
tidak begitu membawa dampak yang positif
dalam dirinya. Terhadap dirinya
sendiri juga cenderung tidak terlalu
mempedulikan dengan apa yang dilakukanya
karena tidak ada pengevaluasian dalam
dirinya sendiri.
4. Daud Steven
Lingga 1.Untuk menggambarkan
konsep diri mahasiswa- mahasiswi Universitas
Sumatera Utara yang berbeda tempat tinggal
dengan orangtuanya Konsep Diri Dominan
Positif
2.Untuk menggambarkan proses terbentuknya konsep
diri mahasiswa indekos Orangtua sangat
berpengaruh dalam dirinya untuk
Universitas sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara setelah menjadi anak kos.
mengontrol dirinya setelah menjadi anak
kos. Interaksinya dengan lingkungan
juga sangat efekttif. Kebiasaan-kebiasaanya
yang sudah membudaya dalam
dirinya melalui didikan keluarga dipakai
sebagai acuan dalam membentuk siapa
dirinya melalui didikan-didikan yang
diajarkan. Walaupun interaksi dengan
orangtua, lingkungan dan budaya sangat
baik, tetap ada pengevaluasian dirinya
sendiri untuk membentuk siapa
dirinya menjadi lebih baik. Sehingga
Universitas sumatera Utara
membentuk konsep diri positif
5. Septika Hutagaol
1.Untuk menggambarkan konsep diri mahasiswa-
mahasiswi Universitas Sumatera Utara yang
berbeda tempat tinggal dengan orangtuanya
Konsep Diri Dominan
Positif
2. Untuk menggambarkan proses terbentuknya konsep
diri mahasiswa indekos Universitas Sumatera Utara
setelah menjadi anak kos Proses komunikasi
yang terjadi sangat intens dan terjadi
komunikasi dua arah adanya timbal balik
menyebabkan komunikasi pesan yang
disampaikan diterima dengan baik.
Komunikasi yang efektif yang dijalin
tidak hanya dengan orangtua, orang lain
atau lingkungan, budaya dan adanya
Universitas sumatera Utara
evaluasi diri membuat konsep diri yang
terbentuk semakin cenderung positif
Table 2.1 Klasifikasi Tabel sesuai Tujuan Penelitian
4.5. Pembahasan