Pengaruh Eksternal Public Relations terhadap Brand Image pada Konsumen

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Cutlip, Scott M, Allen H center dan Glenn M Broom. 2007. Effectives Public Relations Edisi 9, Jakarta: Kencana

Jefkins Frank. 2004. Public Relations. Jakarta: Airlangga

John Tondowidjojo. 2002. Dasar dan arah Public Relations. Jakarta: Grasindo Kasali Renald. 2003. Manajemen PR. Bandung: Remaja Rosda Karya

Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran Indonesia. Jakarta. Salemba Empat. Kertajaya Hermawan. 2005. Positioning Deferensiasi Brand. Jakarta: Gramedia Pustaka

Morrisan. 2006. Pengantar PR: Strategi Menjadi Humas Profesional. Tangerang: Ramdina Prakarsa

Nawawi, Hadari. 1997. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Oliver,Sandra. 2001. Strategi Public Relations. Penerbit Erlangga

Oemi Abdurrahman. 2001. Dasar-dasar Public Relations.Bandung.Ramdina Prakarsa

Rangkuty Freddy. 2002. The Power of Brand. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Rosady Ruslan. 2006. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press

Scifman Leon Kanuk. 2004. Perilaku konsumen Edisi 7. Jakarta: PT Indexs Simamora Bilson, 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Singarimbun, Masri.2006. Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia.


(2)

Uyung Sulaksana. 2005. Integrated Marketing Communication.Yogjakarta. Pustaka Pelajar

Zulkiflimansyah. 2007. Manajemen Strategi. Jakarta:Gramedia Indonesia

Sumber Lain:

http://www.produk&layananTelkom.co.id


(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional, yaitu metode yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam penejelasan antara dua objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Dalam penelitian ini, metode yang korelasioanal digunakan untuk mencari hubungan antara pengaruh

eksternal public relations terhadap brand image pada konsumen di PT.Telekomunikasi,Tbk Medan.

II.2 Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Plasa Telkom Jl.Iskandar Muda no.44 Medan

III.3 Populasi dan Sampel III.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2006: 80).


(4)

Jadi, dalam penelitian ini yang menjadi populasi nya adalah seluruh pelanggan dari produk-produk PT.Telkom. Berdasarkan jumlah pelanggan tersebut adalah 224.846 orang, dengan berbagai macam jenis produk seperti Speedy, Flexi, YesTV, Telkomvision, Telepon kabel dll.

III.3.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain sample adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi yang didapatkan dengan menggunakan cara-cara tertentu (Sugiyono,2006: 115).

Untuk menentukan ukuran sampel dalam penelitian ini, maka peneliti mengambil unsure sampel yang menggunakan rumus slovin yaitu:

N n=

1+Ne2

Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e= persen kelonggaran karena kesalahan pengambilan sampel

N= 224.846 = 99 orang 1+224.846 X (0,1)2


(5)

III.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Purposive Sampling

Teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan riset, sedangkan orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan sample (Sugiyono,2006: 122). Berdasarkan pada definisi diatas, peneliti memberikan beberapa kriteria yang dapat dijadikan sample sebagai berikut :

1. Pelanggan atau konsumen dari PT.Telkom yang pada saat dilakukan survei dadakan dan berkunjung ke Plasa Telkom Medan .

2. Usia 15 tahun ke atas.

2. Accidental Sampling

Teknik pengambilan sample yang dilakukan dengan cara memilih siapa yang kebetulan ditemukan dilokasi peneliti untuk dijadikan sample berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti pada Purposive sampling.

III.5 Teknik Pengukuran Skor

Melalui penyebaran kuesioner yang berisikan beberapa pertanyaan maka ditentukan skor dari setiap jawaban sehingga menjadi data yang bersifat kuantitatif. Teknik pengumpulan skor yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala likert yaitu tingkat ukuran yang mengurutkan respondennya untuk menilai jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada reponden (Singarimbun, 1995: 102).


(6)

Adapun penentuan skor dari setiap pertanyaan yang ditentukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk alternatif jawaban ”a” diberi skor 5 2. Untuk alternatif jawaban “b” diberi skor 4 3. Untuk alternatif jawaban “c” diberi skor 3 4. Untuk alternatif jawaban “d” diberi skor 2 5. Untuk alternatif jawaban “e” diberi skor 1

Untuk menentukan kategori jawaban apakah tergolong sangat kuat, kuat, sedang, rendah atau sangat rendah terlebih dahulu ditentukan intervalnya sebagai berikut:

Skor tertinggi – skor terendah Interval =

Banyaknya Bilangan 5 - 1

= 5 = 0,8


(7)

Sehingga dengan demikian dapat dikategorikan jawaban responden masing-masing variabel yaitu:

1. Skor untuk kategori sangat kuat = 4,21 – 5,00 2. Skor untuk kategori kuat = 3,41 – 4,20 3. Skor untuk kategori sedang = 2,61 – 3,40 4. Skor untuk kategori rendah = 1,81 – 2,60 5. Skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 – 1,80

Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah atau sangat rendah maka dari jumlah skor variabel yang akan ditentukan rata-ratamya dengan membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil pembagian tersebut maka dapat diketahui jawaban responden termasuk kedalam kategori yang mana.

II.6 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotests itu melalui penelitian (Bungin, 2005: 75)


(8)

Salah satu kegunaan hipotesis adalah menjadikan peneliti mampu menetapkan kemampuan teorinya sebagai salah satu alat penerang. Hipotesis dlaam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Eksternal Public Relations terhadap

Brand Image pada konsumen.

Ha : Terdapat pengaruh antara Eksternal Public Relations terhadap Brand Image pada konsumen.

III.7 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Kerangka konsep akan menuntut pnelitian dalam menentukan hipotesis (Nawawi, 2001: 40).

Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasioanal dalam menguraikan rumusan hipotesis, yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenarannya, agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus di operasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah jumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya atau unsur yang lain (Nawawi, 1995: 56).


(9)

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel Terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas dan bukan karena variabel lain (Nawawi, 1997: 57).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Brand Image.

III.8 Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat variabel operasional yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian


(10)

Tabel 1

Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas (X)

Public Relations

Variabel Terikat (Y)

Brand Image

Variabel Antara (Z)

1. Manipulatif 2. Preventif 3. Promosional 4. Misi

Atributtes

1. Harga

2. Penampilan produk 3. Informasi

Brand Attitudes

1. Sikap terhadap merek 2. Evaluasi merek

1. Jenis Kelamin 2. Usia

3. Pekerjaan 4. Penghasilan


(11)

III.9 Defenisi Operasional

Definisi Operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara untuk mengukur variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara untuk mengukur variabel.Definisi Operasional adalah suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2006: 46)

Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian adalah: 1. Variabel Bebas (Public Relations).

a. Manipulatif yaitu upaya mempengaruhi individu,kelompok atau public yang menjadi sasaran dengan mengubah atau mempengaruhi pendapat melalui kegitaan komunikasi PR sesuai dengan tujuan perusahaan.

b. Preventif yaitu Suatu tindakan pencegahan atau preventif untuk meniadakan resiko kerugian yang lebih besar. Misalnya perusahaan berupaya menghindarkan kesalahan dalam memberikan jasa pelayanan atau promosi dll. c. Promoisional yaitu Berupaya mendorong atau memotivasi untuk memajukan

usaha komersial yang bertujuan profit (mencari keuntungan) dengan cara menawarkan produk barang atau jasa melalui iklan,media cetak dll.

d. Misi yaitu Misalanya suatu Negara adalah berupaya membangun masyarakat yang adil dan makmur. Begitu pula misi sebuah Perusahan yang seharusnya akan mampu memberikan pelayanan terbaik untuk mencapai tujuan sesuai tepat pada waktunya.


(12)

a. Atributte : Bentuk deskriptif dari suatu produk dan layanan. Berdasarkan hubungannya dengan produk dapat dibedakan menjadi atribut yang berhubungan dengan produk dan atribut tidak berhubungan dengan produk seperti harga, penampilan produk, informasi dan target market.

b. Brand attitudes : Kecenderungan dipelajari oleh konsumen untuk mengevaluasi merek dengan cara mendukung atau tidak mendukung.

III.10 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data atau informasi, keterangan-keterangan atau fakta-fakta yang dibutuhkan, penulis mempergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Riset Perpustakaan (Library Research)

Riset perpustakaan ini dilakukan dengan mencari data atau informasi melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku refrensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan (Ruslan, 2006: 31).

2. Riset Lapangan (Field Research)

Riset lapangan adalah salah satu model riset lapangan yang peneliti gunakan adalah “wawancara terstruktur”, merupakan model wawancara yang menggunakan metode kuesioner dalam menggunakan data. Model Kuesioner yang digunakan adalah model pertanyaan yang memberikan pilihan kepada responden dalam bentuk pertanyaan terbuka atau tertutup.


(13)

III.11 Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen, analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari , dan memutuskan apa yang diceritakan orang lain (Singarimbun, 1995: 262).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian korelasional, sehingga menggunakan analisis tabel tunggal, analisis tabel silang, dan uji hipotesis.

1. Analisis Tabel Tunggal

Analisis table tunggal adalah analisis yang dilakukan dengan membagi variabel-variabel penelitian ke dalam jumlah frekuensi dan persentase setiap kategori (Singarimbun, 1995:266)

2. Analisis Tabel Silang

Analisis table silang adalah salah satu teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variable yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya. Sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau bernilai negatif (Singarimbun, 1995:273)


(14)

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidak adanya pengaruh dari variable-variabel bebas terhadap variable-variabel terikatnya. Pengujian hipotesis yang akan dilakukan adalah pengujian hipotesis null (H0) yang menyatakan bahwa

koefisien korelasi tidak berarti atau tidak signifikan. Sedangkan hipotesis alternative (Ha) menyatakan bahwa koefisien korelasi berarti atau signifikan.

Jika hipotesis null (H0) ditolak maka hipotesis alternative (H0) dapat diterima.

Untuk menguji tingkat signifikansi korelasi, jika n > 0, digunakan rumus ttest

pada tingkat signifikansi 0,05 sebagai berikut:

Keterangan: t = nilai thitung

r = nilai koefisien n = jumlah sampel

Jika ttest > thitung, maka hubungannya signifikan

Jika ttest < thitung, maka hubungannya tidak signifikan

Selanjutnya, untuk mengatur kekuatan derajat hubungan yang digunakan nilai koefisien korelasi sebagai berikut (Kriyantono, 2006: 168-169) yakni:

≤ 20 = Hubungan rendah sekali; lemah sekali

0,20 – 0,39 = Hubungan rendah tapi pasti 040 – 0,70 = Hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 = Hubungan yang tinggi; kuat

≥ 90 = Hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat Diandalkan.


(15)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

IV.1 Dekripsi Lokasi Penelitian IV.1.1 Sejarah Umum Perusahaan

Pada era kolonial tahun 1882, didirikan sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos telgrap. Layanan komunikasi kemudian dikonsolidasikan oleh Pemerintahan Hindia Belanda ke dalam jawatan Post Telgraf Telefonan.Pada Tahun 1961, status jawatan diubah menjadi perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel).Kemudian pada 1965,PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro dan Perusahaan Negara Telekomunikasi. Pada tahun 1974,PN Telekomunikasi diubah namanya menjadi Perusahaan umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelengarakan jasa Telekomunikasi Nasional maupun Internasional. Pada tahun 1980, PT Indonesia Satellite Coorporation (Indosat) didirikan untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional,terpisah dari Perumtel.Pada tahun 1989,ditetapkan Undang-undang nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi, yang juga mengatur peran swastadalam penyelenggaraan telekomunikasi.

Pada tahun 1981 Perumtel berubah menjadi Perusahaan Perseroan Telekomunikasi Indonesia (PT.TELKOM) berdasarkan Peraturan Pemerintahan Nomor 25 Tahun 1991. Pada tanggal 14 November 1995 dilakukan penawaran Umum Perdana Saham Telkom. Sejak itu saham Telkom tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, Bursa Saham Newyork,dan Bursa Saham Tokya. Pada tahun 1999 di tetapkan Undang-Undang


(16)

Nomor 36 tahun 1999 tentang penghapusan Monopoli Penyelenggaraan Telekomunikasi.Memasuki abad ke-21, pemerintahan Indonesia melakukan regulasi di sector Telekomunikasi dengan membuka kompetensi pasar bebas.Dengan demikian, TELKOM tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia.

Tahun 2001 Telkom membeli 35% saham Telkomsel dari PT.Indosat sebagian bagian dari implementasi restrukturisasi industry jasa telekomunikasi di Indonesia, yang di tandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara TELKOM dengan Indosat. Dengan transaksi ini,Telkom menguasai 72,72% saham Telkomsel. Kemudian Telkom membeli seluruh saham Pramindo melalui 3 tahap : 30% (15 Agustus 2002),15% (30 September 2003),dan sisanya 55% saham pada tanggal 31 Desember 2004.

Telkom menjual 12,72% saham Telkomsel kepada Singapura Telecom, dan dengan demikian Telkom memiliki 65% saham Telkomsel. Sejak Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.Sejak Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintahan Indonesia (51,19%) dan oleh Publik sebesar 48,81%. Sebagian besar kepemilikan saham public (45,58%) dimiliki investor asing, dan sisanya (3,23%) oleh investor dalam negri.Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 9 anak perusahaan, termasuk PT.Telkom saat ini adalah Rifnaldy Firmansyah yang menggantikan pada Februari 2007.

PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk yang selanjutnya disebut PT.TELKOM atau Perseroan merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (infocom) serta penyedia jasa dan jaringan Telekomunikasi secara lengkap (full service and


(17)

network provider) yang terbesar di Indoneia. TELKOM menyediakan jasa telepon tetap kabel (fixed wire line),jasa telepon tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile service), data dan internet serta jasa multimedia lainnya, serta network dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi.

Pada akhir September 2005, Perseroan menjadi pemegang saham mayoritas di 9 anak perusahaan,termasuk di PT.Telekomunikasi Selular (Telkomsel), yang memiliki pangsa pasar terbesar dalam Industri selular Indonesia dengan EBITDAmargin sebesar 72%, merupakan salah satu yang tertinggi didunia. Kepemilikan saham TELKOM saat ini dimiliki oleh Pemerintah RI sebesar 51,19% dan oleh public48,81%.

Sebagian dimiliki oleh investor asing sebesar 45,58% dan sisanya oleh dengan kapasitalisasi pasar untuk saham TELKOM saat ini berkisar 15% sari total kapatisasi pasardi BEJ.TELKOM mencatat sahamnya d bursa efek dalam dan luar negeri yaitu Bursa efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE), London Stock Exchange (LSE),dan Tokya Stock Exchange (TSE), PublicOffering Without Listing (POWL). Pada tahun 2005,TELKOM baru saja memperingati 10 tahun sebagai perusahaan public di BEJ dan closing bell ceremony di Newyork Stock Exchange (NYSE), dan sekaligus sebagai wujud komitmen perseroan untuk tetap listing di NYSE. Pada akhir September 2005, TELKOM memiliki jumlah pelanggan telepontetap sebanyak 12,4 juta, sementara pelanggan selular Telkomsel berjumlah 23,5 juta.


(18)

IV.1.2 Visi dan Misi PT Telkom Indonesia,Tbk. a. Visi PT Telkom Indonesia,Tbk.

To become a leading InfoCom player in the region (menjadi pelaku inforrmasi komunikasi terkemuka diwilayahnya)

PT Telkom Indonesia,Tbk. Berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan infocom terkemuka di kawasan Asia dan akan berlanjut di kawasan Asia Fasifik. Peningkatan nilai perusahaan juga harus di tingkatkan melalui peningkatan pertumbuhan perusahaan, performa perusahaan, keuntungan maupun pengembangan sumber daya manusia.

b. Misi PT Telkom Indonesia,Tbk.

One Stop InfoCom Services with Excellent Quality and Competitive Price and to be the Role Model as the best Managed Indonesian Corporation (salah satu layanan informasi dan komunikasi adalah dengan kualitas yang sangat baik dengan harga yang kompetitif dan menjadi panutan perusahaan terbaik di Indonesia)

1. PT Telkom menjamin bahwa pelanggan akan mendapatkan pelayanan yang baik berupa kemudahan, kualitas produk, kualitas jaringan dan harga yang kompetitif.

2. PT Telkom mengelola bisnis yang baik dan mengoptimalkan sumber daya manusia yang unggul dan terdepan, penggunaan teknologi yang modern dan kompetitif serta membangun kemitraan yang menguntungkan secara timbale balik dan saling menguntungkan secara sinergi.


(19)

2.1.1.2Logo dan Maskot PT Telkom Indonesia,Tbk.

a. Logo

Gambar 1

Logo TELKOM mencerminkan brand positioning “Life Confiden” (hidup yang ) dimana keahlian dan dedikasi akan dedikasi akan diberikan bagi semua pelanggan untuk mendukung kehidupan mereka dimanapun mereka berada. Brand positioning ini didukung oleh “service cultur” baru yaitu : expertise (keahlian), empowering (membantu), assured (meyakinkan), progressive (progresif) dan heart (hati).

Sekilas logo bulat dengan siulet tangan terkesan simpel : simplifikasi logo ini terdiri dari lingkungan biru yang ada di depan tangan berwarna kuning. Logo ini merupakan cerminan dari “brand value” (nilai merek) baru yang selanjutnya disebut dengan “Life in Touch ”(sentuhan kehidupan) dan diperkuat dengan tag line baru pengganti “committed 2U” yakni “the world in your hand” (Dunia di tangan anda)


(20)

Untuk lebih mengenal logo ini, ada baiknya kita memaknai artidari symbol – symbol tersebut :

a. Expertise (keahlian) : makna dari lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan produk dan layanan dalam portofolio bisnis terbaru TELKOM yaitu TIME (Telecommunication, Information, Media & Edutainment).

b. Empowering (membantu) : makna dari tangan yang meraih ke luar. simbol ini mencerminkan pertumbuhan dan expansi ke luar.

c. Assured (meyakinkan) : makna dari jemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah kecermatan. Perhatian, serta kepercayaan dan hubungan yang erat.

d. Progressive (progresif) : kombinasi tangan dan lingkaran. Symbol dari matahari terbit yang maknanya adalah perubahan dan awal yang baru.

e. Heart (hati) : symbol dari telapak tangan yang mencerminkan kehidupan untuk m,encapai masa depan .

Selain simbol, warna –warna yang digunakan adalah :

a. Expert Blue pada teks Telkom melambangkan keahlian dan pengalaman yang tinggi

b. Vital Yellow pada telapak tangan mencerminkan suatu yang atraktif, hangat dan dinamis.

c. Infite sky Blue pada teks Indonesia dan lingkaran bawah mencermikan inovasi dan peluang yang tak barhingga untuk masa depan.


(21)

b. Maskot PT Telkom Indonesia,Tbk.

Maskot PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah Bee Bee. Filosofi dibalik sifat dan perilaku Bee Bee, yaitu lebah tergolong makhluk social yang senang bekerja sama, pekerja keras, mempunyai kesisteman berupa pembagian peran operasional dan fungsional menghasilkan yang terbaik berupa madu yang bermanfaat bagi berbagai pihak.

Di habitatnya lebah mempunyai dengung sebagai tanda keberadaanya dan loyal terhadap kelompok berupa perlindungan terhadap koloninya, mereka akan menyerang bersama apabila diganggu. Lebah memiliki potensi diri yang baik berupa tubuh yang sehat , lihai dan kuat sehingga bias bergerak cepat, gesit dan efektif dalam menghadapi tantangan alam. Lebah berpandangan jauh kedepan dengan merancang bangun sarang yang kuat dan efisien, berproduksi, berkembang biak dan menyiapkan persediaan makanan bagi kelangsungan hidup koloninya. Maskot PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bee Bee dapat dilihat seperti yang ditunjukkan pada gambar


(22)

Masing – masing bagian dari lebah tersebut mempunyai makna tersendiri, yaitu :

1. Antena lebah melambangkan bahwa Telkom sensitive terhadap segala keadaan dan perubahan.

2. Mahkota lebah melambangkan kemenangan. 3. Mata lebah melambangkan tajam dan cerdas.

4. Sayap lebah melambangkan bahwa Telkom lincah dan praktis.

5. Tangan kuning melambangkan bahwa Telkom akan memberikan karya terbaik

IV.1.3 Budaya Perusahaan

The Telkom Way 135 sebagai budaya korporasi yang dikembangkan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk merupakan bagian terpenting dari upaya perusahaan untuk meneguhkan hati, merajut pikiran dan menyerasikan langkah semua insane Telkom dalam menghadapi persaingan bisnis Infocom. Didalamnya terkandung beberapa unsure, yang secara integral harus menjiwai insane PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, yakni :

1. 1 ( satu ) asumsi dasar tersebut “ The World in Your Hand “ (Dunia di tangan anda)

2. 3 ( tiga ) nilai inti, mencakup:

- Customer Value (Nilai Pelanggan) - Excellent service (Pelayanan Prima)


(23)

3. 5 ( lima ) langkah perilaku untuk memenangkan persaingan, yang terdiri dari :

- Stretch the goals (Peregangan Tujuan) - Simplify (Menyederhanakan)

- Involve Everyone (Melibatkan Semua Orang) - Quality is my Job (Kualitas adalah pekerjaan saya) - Reward The Winners (Hadiah Pemenang)

The Telkom Way 135 adalah hasil penggalian dari perjalanan PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk. dalam mengarungi lingkungan yang terus berubah dan dikristalisasiserta dirumuskan dengan dirangsang oleh berbagai inspirasi dari perusahaan lain dan berbagai tantangan dari luar. Dengan akar yang kuat pada kesadaran kolektif organisasi, diharapkan The Telkom Way 135 dapat cepat tertanam dalam jiwa insane PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk. berharap dengan tersosialisasinya The Telkom Way 135, maka akan tercipta pengendalian cultural yang efektif terhadap cara merasa, cara memandang, cara berfikir, dan cara berperilaku semua insan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

IV.1.4 Struktur Organisasi

Human resources area 01 merupakan unit organisasi pelaksanaan operasional HR centre yang berlokasi di wilayah / lokasi dari unit bisnis yang di berikan dukungan fungsi SDM, yang di pimpin oleh operation Senior manager HR area dan disingkat OSM.HR.Area


(24)

Proses administrasi dan pengolahan peluang karir secara fungsional dilakukan oleh HR centre. Terkait hal tersebut kebijakan SDM dilakukan dengan kebijakan tunggal, sehingga lebih seragam dan adil tentunya. Jika proses payroll dan administrasi SDM, orang yang bersangkutan diakui pada status terakhir posisi terakhirnya. Pengaturan tugasnya bakal diatur dengan penetapan penugasan sementara. Implementtasi baru ini bakal dilakukan secara bertahap.

Ada beberapa peran yang menuntun kompetensi baru bagi TELKOM. Jika. Jika tidak di temukan dalam SDM internal, maka akan di upayakan tenaga professional dari luar. Tetapi lebih baik dari SDM internal, walaupun harus dari luar, maka diberi waktu maksimal 2 tahun serta dengan misi untuk melakukan kaderisasi terhadap daya internal.

Perubahan ini mencakup pengolah SDM di yayasan dan anak perusahaan. Tetapi perubahannya tidak drastis, pengolaha SDM yayasan, dana pensiunan, ataupun anak perusahaan hanya berubah unit pengolahan SDM saja, dari bagian pelayanan SDM yang terkait status SDM disana masih berlaku sebagaimana kebijakan eksistensi.

2.1.1.5 Kegiatan HR

Tugas pokok OSM. HR.Area adalah bertanggungjawab atas efektifitas pelaksanaan dukungan fungsi SDM kepada seluruh unit organisasi TELKOM disuatu wilayah tertentu, dan dalam pelaksanaan operasi pelayanannya, OSM. HR. Area bertanggungjawab kepada pimpinan unit yang dilayani. Untuk melakukan perannya, dalam hal ini OSM .HR . Area di tugaskan untuk melaksanakan aktifitas dengan lingkup layanan kepada seluruh unit organisasi TELKOM di areanya, antara lain :


(25)

a. Mengolah penyelenggaraan pendayagunaan SDM yang mencakup promosi

b. Mutasi, rotasi, serta penugasan, dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenagakerja dan optimalisasi SDM bagi penyelenggaraan aktifitas bisnis.

c. Melaksanakan pengendalian biaya SDM , control dan proses payroll.

d. Mengkoordinasikan pelaksanaan proses staffing.

e. Mengelola pengembangan kompetensi dan pemenuhan kebutuhan training.

f. Mengkoordinasikan pengolahan dan layanan informasi SDM

g. Mengkoordinasi pelaksaan layanan SDM yang beroperasi di sub areanya.

2.1.2 Struktur Organisasi

Dalam rangka melaksanakan tugas operasional perusahaan adanya struktur organisasi diperlukan. Struktur organisasi merupakan kerangka dan susunan perwujudan pola hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, dan orang-orang yang menunjukkan pembagian delegasi tugas, kedudukan, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu perusahaan. Bagan struktur organisasi pada PT.Telkom Indonesia,Tbk


(26)

Gambar 3 : Bagan struktur

2.1.3 Bidang- Bidang Kerja 1. OSM HR Service

1. Penyelenggaraan administrasi dan layanan SDM.

2. Pengelolaan data HRIS dan layanan informasi SDM (termasuk updating, pemeliharaan data, dan dokumen SDM).

3. Pengelolaan disiplin karyawan ditingkat area.

4. Pengelolaan proses administrasi pemberhentian tetap ataupun sementara karyawan (termasuk penyelenggaraan Pelatihan Purna Bakti).

5. Pengelolaan aktivitas –aktivitas Social Responcibility, IBO / BINROH ditingkat area.

6. Penanganan keluhan / Complain & Conseling karyawan ditingkat area. OSM HR

SER

OM HR AREA MEDAN

I

Officer I

Administration

Officer I

Employee Relation

Staff


(27)

2. OM HR Area Medan 1

1. Melihat data HRIS secara Nasional.

2. Pengelolaan anggaran SDM seluruh karyawan yang berada regionalnya. 3. Mendelivery pelatihan.

4. Penerbit Surat Keputusan

1. Kenaikan Kelas Band Posisi VII 2. Hukuman disiplin

3. MPP Normal 4. Pensiun Normal

5. Kutipan Kenaikan GADAS dan TUDAS 6. Fasilitas Jabatan

3. Officer 1 Administration

1. Penyelenggaraan administrasi dan layanan SDM.

2. Pemeliharaan (termasuk updating) data dan dokumen SDM.

3. Pengelolaan proses administrasi pemberhentian tetap ataupun sementara karyawan (termasuk penyelenggara Pelatihan Purna Bakti).

4. Pengelolaan aktivitas-aktivitas Social Responsibility,IBO/BINROH di tingkat area.

5. Penanganan keluhan/Complain & Counseling karyawan di tingkat Area. 6. Pengelolaan Employee Care Center dan dukungan komunikasi dengan

karyawan di tingkat area. 4. Officer 1 Employee Relation

1. Pengelolaan disiplin Karyawan di tingkat Area.

2. Pengelolaan Employee Care Center dan dukungan komunikasi dengan Karyawan di tingkat area.


(28)

3. Pengelolaan forum BIPARTIT dan pelaksanaan mediasi permasalahan ketenagakerjaan dengan pihak eksternal (DISNAKER) di tingkat area.

4. fasilitas kerja dan jabatan karyawan di tingkat Area.

5. Monitoring pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada karyawan oleh YAKES.

6. pengendalian biaya umum dan administrasi unit HR Service

7. Pengelolaan implementasi Quality & Change Management Unit HR Service 8. Memberikan dukungan terhadap HR Partner di tingkat area dalam hal:

1. Monitoring pendayagunaan tenaga outsourcing oleh unit bisnis di area. 2. Menjalankan peran sebagai Change Agent antara lain: Internalisasi budaya perusahaan, perberdayaan Manager lini dan karyawan.

3. Monitoring proses pelaksanaan individual performance Management System.

5. Staff

Seluruh karyawan yang bertugas membantu tugas Officer 1 Administration dan Officer 1 Employee Relation dalam melaksanakan tugas yang berhubungan dengan sumber daya manusia.

IV.2 Pengumpulan Data

Tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian yang digunakan dengan e,mngumpulkan data dan literature serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian ini. Dapat juga didapat dari buku-buku, jurnal dan internet yang berkaitan dengan masalah penelitian yang dibahas.


(29)

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Dalam penelitian ini untuk menghimpun data hasil penlitian, penelitian menggunakan kuesioner. Pertanyaan melalui kuesioner disusun secara sistematis. Adapun model pertanyaan yang digunakan adalah dalam bentuk “Projective Questionaire”. Ini merupakan suatu model pertanyaan yang mengajukan pilihan jawaban kepada responden atau disebut dengan pertanyaan dengan jawaban tertutup.

Tahapan penelitian lapangan adalah :

1. Peneliti terlebih dahulu melakukan pra penelitian untuk melihat kondisi masalah yang menjadi fokus penelitian, serta untuk mengetahui jumlah populasi yang akan dijadikan sampel.

2. Penyebaran kuesioner penelitian tanggal 8-14 Juli 2013.

3. Peneliti memberikan keterangan seperlunya tentang kuesioner penelitian. Hampir seluruh konsumen tidak mengalami kesulitan di dalam mengisi kuesioner penelitian yang berisi 22 pertanyaan.

IV.3 Penyajian Data

IV.3.1 Analisis Data Tunggal

Analisis tabel tunggal adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam pembahasan ini, peneliti akan merujuk pada sistem penyajian atau data yang diperoleh dari hasil jawaban responden, dimana metode pengumpulan data dilakukan melalui metode kuisioner yang disebarkan kepada responden yang memenuhi karakteristik yang sudah ditetapkan sebanyak 99 orang.


(30)

IV.4.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan salah satu variabel yang diperhitungkan dalam suatu penelitian. Terutama dalam menjelaskan jawaban-jawaban yang ada pada kuesioner yang diberikan kepada responden. Adapun karakteristik responden dalam hal ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan. Karakteristik responden yang diperoleh peneliti adalah sebagai berikut:

IV.4.1.1 Jenis Kelamin

Tabel IV.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

NO JENIS KELAMIN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Laki-laki 37 37,4

2 Perempuan 62 62,6

TOTAL 99 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Dalam Penelitian ini, jumlah populasi dari pengguna produk PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Medan berjumlah 224.846 dan di sederhanakan dengan menggunakan rumus slovin sehingga mendapatkan jumlah hasil populasi sebanyak 99 orang.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 99 orang, bahwa yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 37 orang (37,4 %), sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 62 orang (62,6%).


(31)

Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa konsumen dari PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Medan terbanyak berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 62,6%. Hal ini menunjukkan bahwa Perempuan lebih responsif yang menjadi konsumen terhadap produk-produk.

IV.4.1.2 Usia

Tabel IV.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia

NO USIA JUMLAH PERSENTASE (%)

1 18-25 Tahun 13 13,1

2 26-33 Tahun 25 25,3

3 34-41 Tahun 39 39,4

4 42-50 Tahun 22 22,2

TOTAL 99 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase terbesar berdasarkan usia adalah berada pada responden 34-41 tahun yaitu berjumlah 39 orang (39,4%), Kemudian diikuti dengan responden yang berusia 26-33 tahun sebanyak 25 orang (25,3%). Persentase selanjutnya diikuti dengan responden yang berusia 42-50 tahun sebanyak 22 orang (22,2%), usia 18-25 tahun sebanyak 13 orang (13,1%). Sehingga dapat diketahui bahwa mayoritas usia dari responden ini rata-rata tergolong orang dewasa.

IV.4.1.3 Pekerjaan


(32)

NO PEKERJAAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Pelajar/ Mahasiswa 13 13,1

2 Wiraswasta 33 33,3

3 PNS 17 17,2

4 BUMN 10 10,1

5 Lain-lain 26 26,3

TOTAL 98 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase terbesar ada pada responden yang bekerja di wiraswasta dengan jumlah 33 orang (33,3%), kemudian yang bekerja diluar dari wiraswasta,PNS,BUMN atau pelajar yaitu berjumlah 26 orang (26,3%), dan dilanjuti dengan responden yang bekerja sebagai PNS berjumlah 17 orang (17,2%),responden yang berasal dari mahasiswa berjumlah 13 orang dengan persentase (13,1%) dan yang terakhir responden yang bekerja di BUMN berjumlah 10 orang dengan persentase (10,1%). Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa responden terbanyak adalah dari golongan pekerjaan wiraswasta.


(33)

IV.4.1.4

Tabel IV.4 Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan

NO PENGHASILAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 <1.500.000 13 13,1

2 1.500.001-3.000.000 24 24,2

3 3.000.001-4.500.000 25 25,3

4 4.500.001-6.000.000 21 21,2

5 >6.000.000 16 16,2

TOTAL 99 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan responden yang berpenghasilan <1.500.000 sebanyak 13 orang (13,1%), kemudian yang berpenghasilan antara 1.500.001-3.000.000 sebanyak 24 orang (24,2%), selanjutnya yang berpenghasilan antara 3.000.001-4.500.000 sebanyak 25 orang (25,3%), kemudian yang berpenghasilan antara 4.500.001-6.000.000 sebanyak 21 orang (21,2%), dan yang terakhir yang berpenghasilan >6.000.000 sebanyak 16 orang (16,2%).

Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa responden terbanyak adalah dari responden yang berpenghasilan sebesar 3.000.001-4.000.000. Kebanyakan dari kalangan Dewasa dan yang sudah berpenghasilan cukup yang memakai produk-produk yang telah dibuat oleh PT telekomunikasi Indonesia, Tbk.Medan


(34)

IV.4.1.5 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Perusahaan mencerminkan sesuai dengan filosofi yang dibuat

Tabel IV. 5 Jawaban Responden mengenai Perusahaan mencerminkan sesuai dengan filosofi yang dibuat

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 42 42,6

2 Setuju 57 57,6

3 Tidak Setuju - -

4 Sangat tidak Setuju - -

TOTAL 99 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Berdasarkan tabel di atas Hasil penenlitian menunjukkan Responden yang menyatakan Setuju Perusahaan sudah mencerminkan sesuai dengan filosofi sebanyak 57 orang (57,6%), kemudian yang menyatakan Sangat Setuju sebanyak 42 orang (42,6%), sedangkan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 2 orang (2%), dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju.Sehingga dapat disimpulkan banyak responden yang setuju bahwa Perusahaan sudah mencerminkan sesuai dengan filosofi perusahaan.


(35)

IV.4.1.6 Mengenai Profil Perusahaan yang sudah sesuai

Tabel IV.6 Jawaban Responden tentang Profil sudah sesuai Perusahaan

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 24,2 24,2

2 Setuju 74 74,7

3 Tidak setuju 1 1,0

4 Sangat tidak setuju - -

TOTAL 99 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Berdasarkan tabel di atas hasil dari penelitian menunjukkan bahwa responden yang menyatakan Profil sudah sesuai perusahaan sangat setuju sebanyak 24 orang (24,2%), kemudian yang menyatakan setuju sebanyak 74 orang (74,7%), sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang (1,0%), dan tidak responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa banyak responden yang setuju bahwa profil sudah sesuai dengan tujuan perusahaan.


(36)

IV.4.1.7 Mengenai Eksternal Public Relations

Tabel IV.7 Jawaban Responden mengenai Eksternal Public Relations sudah sesuai

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat Setuju 7 7,1

2 Setuju 92 92,9

3 Tidak setuju - -

4 Sangat Tidak Setuju - -

TOTAL 99 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Berdasarkan tabel di atas responden yang menyatakan sangat setuju mengenai eksternal Public Relations sudah sesuai sebanyak 7 orang (7,1%), kemudian yang menyatakan setuju sebanyak 92 orang (92,9%), kemudian tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa banyak responden yang setuju dengan eksternal


(37)

IV.4.1.8 Mengenai Lingkungan yang Mempengaruhi

Tabel IV.8 Jawaban Responden mengenai Lingkungan Mempengaruhi Semangat Kompetitf

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 16 16,2

2 Setuju 83 83,8

3 Tidak setuju - -

4 Sangat tidak setuju - -

TOTAL 99 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Berdasarkan tabel di atas Hasil Penelitian menunjukkan responden yang mengenai lingkungan ekternal mempengaruhi semangat kompetitif yang menyatakan sangat setuju sebanyak 16 orang (16,2%), kemudian yang menyatakan setuju sebanyak 83 orang (83,8%), dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.


(38)

IV.4.1.9 Mengenai misi perusahaan yang cukup efektif

Tabel IV.9 Jawaban Responden mengenai misi perusahaan yang cukup efektif

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 28 28,3

2 Setuju 71 71,7

3 Tidak setuju - -

4 Sangat tidak setuju - -

TOTAL 99 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Berdasarkan tabel di atas responden yang menyatakan sangat setuju mengenai strategi public relations sudah cukup efektif sebanyak 58 orang (59,2%), kemudian yang menyatakan sering sebanyak 38 orang (38,8%), sedangkan yang menyatakan jarang sebanyak 2 orang (2%), dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan juga tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju


(39)

IV.4.1.10 Mengenai Perusahaan Meningkatkan Kesan dan Penilaian Positif Tabel IV.10 Jawaban Responden Mengenai Perusahaan Meningkatkan

Kesan dan Penilaian Positif

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 34,3 34,3

2 Setuju 65 65,7

3 Tidak setuju - -

4 Sangat tidak setuju - -

TOTAL 99 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Berdsasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai perusahan dapat meningktakan kesan dan penilaian positif sebanyak 34 orang (34,3%), yang menyatakan setuju sebanyak 65 orang (65,7%), dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.


(40)

IV.4.1.11 Mengenai Perusahaan Sudah Mengikuti Kebutuhan Pasar

Tabel IV.11 Jawaban Responden Mengenai Perusahaan Sudah Mengikuti Kebutuhan Pasar

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 43 43,4

2 Setuju 56 56,6

3 Tidak setuju - -

4 Sangat tidak setuju - -

TOTAL 99 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan sangat setuju mengenai Perusahaan sudah mengikuti kebutuhan pasar sebanyak 43 orang (43,4%), kemudian yang menyatakan setuju sebanyak 56 orang (56,6%), dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju mengenai hal ini.


(41)

IV.4.1.12 Mengenai Produk Perusahaan Lebih Unggul

Tabel IV.12 Jawaban Responden Mengenai Produk Perusahaan Lebih Unggul

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 45 45,5

2 Setuju 53 53,5

3 Tidak setuju 1 1

4 Sangat tidak setuju - -

TOTAL 99 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Berdasarkan tabel di atas menyatakan sangat setuju mengenai produk perusahaan lebih unggul sangat sebanyak 45 orang (45,5%), kemudian yang menyatakan setuju sebanyak 53 orang (53,5%), sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang (1%), dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.


(42)

IV.4.1.13 Mengenai Produk termasuk Murah

Tabel IV.13 Jawaban Responden Mengenai Produk Termasuk Murah

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 16 16

2 Setuju 83 83

3 Tidak setuju - -

4 Sangat tidak setuju - -

TOTAL 99 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 16 orang (16%), kemudian yang menyatakan setuju sebanyak 83 orang (83%), dan tidak ada pengguna jasa yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju


(43)

IV.4.1.14 Mengenai Budget yang Sudah Sesuai

Tabel IV.14 Jawaban Responden mengenai Budget yang sesuai

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 9 9

2 Setuju 87 87,2

3 Tidak setuju 3 3

4 Sangat tidak setuju - -

TOTAL 99 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 9 orang (9%), kemudian yang menyatakan setuju sebanyak 87 orang (87,2%), dan tidak ada pengguna jasa yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.


(44)

IV.4.1.15 Mengenai Display Produk Perusahaan

Tabel IV.15 Jawaban Responden Mengenai Display Produk Perusahaan

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 45 45

2 Setuju 54 54

3 Tidak setuju - -

4 Sangat tidak setuju - -

TOTAL 99 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Berdasarkan tabel di atas responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 45 orang (45,6%), kemudian yang menyatakan setuju sebanyak 54 orang (54,3%), dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.


(45)

IV.4.1.16 Mengenai Iklan Dapat Menciptakan Citra Perusahaan di Mata Pesaing

Tabel IV.16 Jawaban Responden Mengenai Iklan Dapat Menciptakan Citra Perusahaan di Mata Pesaing

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 29 29,

2 Setuju 68 68,

3 Tidak setuju 2 2,

4 Sangat tidak setuju - -

TOTAL 99 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan sangat sertuju sebanyak 29 orang (29,9%), kemudian yang menyatakan setuju sebanyak 68 orang (68,8%), sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang (2,3) dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.


(46)

IV.4.1.17 Mengenai Iklan Yang Ditawarkan Dapat Dipahami Dengan Jelas Tabel IV.17 Jawaban Responden Mengenai Iklan Yang Ditawarkan

Dapat Dipahami Dengan Jelas

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 30 30,

2 Setuju 67 67,

3 Tidak setuju 2 2,

4 Sangat tidak setuju - -

TOTAL 99 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Berdasarkan tabel di atas responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 30 orang (306%), kemudian yang menyatakan setuju sebanyak 67 orang (67%), sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang (2%), dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.


(47)

IV.4.1.18 Mengenai Iklan Dapat Meningkatkan Citra Perusahaan

Tabel IV.18 Jawaban Responden Mengenai Iklan Dapat Meningkatkan Citra Perusahaan

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 37 37,5

2 Setuju 62 62,1

3 Tidak setuju - -

4 Sangat tidak setuju - -

TOTAL 99 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Berdasarkan tabel di atas responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 37 orang (37,5%), kemudian yang menyatakan setuju sebanyak 62 orang (62,1%), sedangkan dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.


(48)

IV.4.1.19 Mengenai Masyarakat Merespon Positif Terhadap Produk yang di keluarkan

Tabel IV.19 Jawaban Responden Mengenai Masyarakat Merespon Positif Terhadap Produk yang di keluarkan

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 56 56,5

2 Setuju 43 43,

3 Tidak setuju - -

4 Sangat tidak setuju - -

TOTAL 99 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa respponden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 56 orang (56,5%), kemudian yang menyatakan setuju sebanyak 43 orang (43,5%), dan tidak ada reponden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.


(49)

IV.4.1.20 Mengenai Produk Sudah Cukup Baik dan Berkualitas

Tabel IV. 20 Jawaban Responden Mengenai Produk Sudah Cukup Baik dan Berkualitas

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 65 65,2

2 Setuju 34 34,3

3 Tidak setuju - -

4 Sangat tidak setuju - -

TOTAL 99 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Beerdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 65 orang (65,7%), kemudian yang menyatakan setuju sebanyak 34 orang (34%), dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.


(50)

IV.4.1.21 Mengenai Produk Dibanding Dengan Produk Lainnya

Tabel IV.21 Jawaban Responden Mengenai Produk Dibanding Dengan Produk Lainnya

NO JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Sangat setuju 49 49,2

2 Setuju 50 50,8

3 Tidak setuju - -

4 Sangat tidak setuju - -

TOTAL 99 100

Sumber : Kuisioner Penelitian 2013

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 49 orang (49%), kemudian yang menyatakan setuju sebanyak 50 orang (50%), dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.


(51)

IV.5. Analisis Tabel Silang

Analisis tabel silang pada bagian ini akan memuat tentang penilaian dan data dalam satu tabel. Analisis tabel silang merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif. Namun analisis tabel ini bukanlah dapat disajikan sebagai penentu utama untuk melihat hubungan variabel yang diteliti, tetapi ditunjukkan untuk melihat bagaimana penilaian data yang satu hubungannya dengan data yang lain. Kumpulan data yang disajikan dan dianalisa dalam tabel silang ini terdiri dari:

1. Hubungan antara Perusahaan yang mengikuti kebutuhan pasar dalam mengeluarkan produk terhadap respon positif dari masyarakat.

2. Hubungan antara produk PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Medan lebih unggul dibandingkan dengan produk perusahaan lain sudah cukup baik dan berkualitas

3. Hubungan antara penghasilan responden dengan produk yang dikeluarkan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Medan.


(52)

Produk yang dikeluarkan perusahaan termasuk murah

Total Setuju Sangat setuju

Penghasilan < Rp 1.500.000,- 12 1 13

Rp 1.500.000 - Rp

3.000.000,- 18 0 18

Rp 3.000.000 - Rp

4.500.000.- 25 0 25

Rp 4.500.000 – Rp

6.000.000,- 21 6 27

> Rp 6.000.000,- 7 9 16

Total 83 16 99

Tabel di atas menjelaskan tentang hubungan antara penghasilan responden dengan produk yang dikeluarkan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.Medan dari 99 orang responden dalam penelitian ini memiliki 43 orang yang setuju bahwa adanya pengaruh antara penghasilan dengan produk yang digunakan kemudian 56 responden yang menyatakan tidak adanya hubungan antara penghasilan dengan produk yang digunakan.


(53)

IV.2.3 Uji Hipotesis

Untuk melihat ada tidaknya pengaruh antara eksternal public relations

terhadap brand image pada konsumen digunakan regresi linear sederhana dengan bantuan program SPSS. Hasil pengujian regresi yang dilakukan maka didapatkan hasilnya:

Tabel IV.26: Uji Korelasi

EKSTERNA L PUBLIC RELATION S BRAND IMAGE PADA KONSUMEN Spearman’s rho EKSTERNAL

PUBLIC RELATIONS

1.000 .284

.284 1.000

Sig. (1-tailed) BRAND IMAGE

PADA KONSUMEN

. .007

.007 .

Sumber: Hasil pengolahan menggunakan SPSS

Berdasarkan hasil korelasi pada tabel di atas, maka diketahui besar koefisien korelasi sebesar 0,284 yang menyatakan hubungan yang rendah tapi pasti. Tanda pada koefisien korelasi menghasilkan (+) 0,284 yang menunjukkan arah hubungan yang sama antara variabel X dan variabel Y. Dengan kata lain, hal ini berarti dengan adanya hubungan antara Pengaruh Eksternal Public Relations

terhadap Brand Image pada Konsumen.

Signifikansi hasil korelasi dapat dilihat berdasarkan perbandingan nilai probabilitas. Jika probabilitas > 0,01 maka Ha ditolak, jika probabilitas < 0,01


(54)

pasangan data berkorelasi secara signifikan, yaitu antara eksternal public relations

dengan brand image pada konsumen (probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,01) Berdasarkan analisa di atas, dapat dirangkum bahwa hasil uji hipotesis pada responden yang menggunakan produk dari PT telekomunikasi Indonesia, Tbk Medan adalah 0,284. Signifikan korelasi diketahui dari probabilitas yang lebih kecil dari 0,01 (0,000 < 0,01) yang menunjukkan kedua variabel berkorelasi secara signifikan, maka hubungannya adalah signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima dan hubungannya signifikan

IV.3 Pembahasan

Setelah menganalisis jawaban dari setiap kuisioner yang diperoleh dari 99 orang responden, maka dilanjutkan dengan menguji hipotesis yaitu pengukuran tingkat hubungan diantara dua variabel yang linear dengan menggunakan uji regresi linear sederhana.

Dengan hipotesa yang diajukan, diharapkan dapat menunjukkan sejauhmanakah hubungan antara eksternal public relations terhadap brand image Berdasarkan analisa SPSS, maka diperoleh koefisien korelasi rs sebesar 0,284

Berdasarkan pernyataan rs = 0, maka hipotesa diterima. Karena probabilitas lebih

kecil dari 0,01 maka hal ini menunjukkan signifikansi, artinya hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah Ha atau hipotesa alternatif, yaitu terdapat

hubungan antara eksternal public relations terhadap brand image pada konsumen PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Medan. Sekaligus juga menolak hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan antara eksternal public relations terhadap brand image pada konsumen PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Medan


(55)

Kemudian untuk mengetahui tingkat signifikan hasil hipotesis tersebut, dilakukan dengan membandingkan probabilitas dengan nilai probabilitas 0,01. Maka diperoleh hasil 0.000 < 0,01 yang menunjukkan signifikansi, maka dinyatakan bahwa hubungannya signifikan. Artinya terdapat hubungan antara eksternal public relations terhadap brand image pada konsumen PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Medan. Tingkat signifikan tergantung dari ada tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y.

Selanjutnya untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan digunakan skala Spearman . Hasil rhos = 0,284 pada skala 0,20– 0,39. Hal ini menunjukkan

hubungan yang rendah; tapi pasti antara eksternal public relations terhadap brand image pada konsumen PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Medan.

Kemudian tahap selanjutnya adalah mencari besarnya kekuatan hubungan antara variabel X dan variabel Y, yaitu dengan rumus:

Kp = (rs)2 x 100% Kp = (0,284)2 x 100% Kp = 0,449824 x 100% Kp = 44,9%

Maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan hubungan antara variabel X dan variabel Y dalam penelitian ini adalah sebesar 44,9%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil analisis sesuai dengan Teori Menurut Scott M Cutlip, Allen H Carter dan Glenn M Broom,perusahaan merupakan keharusan yang mutlak karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa bekerja sama dengan pihak-pihak lain. Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik-publik, khususnya dan masyarakat umumnya. Salah


(56)

satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik eksternal secara informatif dan persuasif (2006: 6)

Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik. Masalah yang perlu dipecahkan dalam kegiatan eksternal public relations ini meliputi bagaimana memperluas pasar bagi produksinya, memperkenalkan produksinya kepada masyarakat, mendapatkan penghargaan dan penerimaaan publik maupun masyarakat, memelihara hubungan baik dengan pemerintah, mengetahui sikap dan pendapat publik terhadap perusahaan, memelihara hubungan baik dengan pers, serta memelihara hubungan baik dengan publik para pemasok yang berhubungan dengan operasional perusahaan dan mencapai rasa simpatik dan kepercayaan dari publik dalam masyarakat.

Tindakan-tindakan yang harus dilakukan eksternal public relations yaitu seperti :

a. Menganalisa dan menilai sikap dan opini publik yang menanggapi kebijaksanaan dan pimpinan perusahaan dalam menggerakkan pegawainya dan menerapkan metodenya.

b. Mengadakan koreksi dan saran kepada pimpinan perusahaan, terutam kegiatan yang mendapat sorotan atau kritikan publik.

c. Mempersiapkan bahan-bahan penerangan dan penjelasan yang jujur dan objektif agar publik tetap memperoleh kejelasan tentang segala aktivitas dan perkembangan perusahaan,

d. Mengadakan penelitian tentang kebutuhan, kepentingan dan selera publik akan barang-barang yang akan dihasilkan perusahaan.


(57)

Hasil analisis ini juga sesuai dengan penelitian terdahulu yakni pada penelitian:

Ade Vitriana Cahyaputri (2006) Penelitian yang lebih spesifik dilakukan oleh Cahyaputri, yaitu berjudul “Pengaruh Marketing Public Relations Terhadap Citra Produk Yamaha Mio Dalam penelitian ini, menggunakan tipe penelitian eksplanatif yaitu untuk menjelaskan dan mengetahui ada tidaknya hubungan dan seberapa besar hubungan antara variabel-variabel penelitian. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dan dokumentasi. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh Marketing Public relations terhadap citra produk Yamaha Mio. Untuk mengetahui seberapabesar pengaruh Marketing Public relations terhadap citra produk Yamaha Mio, digunakan koefisien determinasi (r) dengan cara mengkuadratkan nilai koefisien korelasi yang telah ditemukan, yaitu sebesar 30,5% dan sisanya sebesar 69,5% disebabkan faktor-faktor lain seperti direct marketing mix (bauran pemasaran langsung),iklan di televisi, fasilitas-fasilitas pendukung dan sebagainya.


(58)

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan penyajian dan dan analisis data yang telah dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang dituntut dan telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu terdapat hubungan antara Eksternal Public Relations terhadap

Brand Image pada konsumen. Hasil ini didapatkan melalui uji korelasi antara variabel X dan variabel Y sebesar 0,284, yaitu hubungan yang rendah tapi pasti. Dengan kata lain, semakin baik Pengaruh Eksternal Public Relations yang dibuat oleh PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk Medan semakin baik pula Citra Merek

(Brand Image) pada konsumen.

V.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah peneliti peroleh selama melakukan penelitian, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut kepada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Medan disarankan untuk

1. Lebih menciptakan kreativitas atau perbedaan yang lebih unik didalam kegiatan public relations dilihat dari persaingan tekhnologi yang semakin pesat atau berkembang dikota Medan ini.

2. Hendaknya Pihak Perusahaan selalu menjaga silaturahmi baik secara vertikal maupun horizontal. Sehingga suasana akrab dan harmonis didalam mengokohkan brand image kepada konsumen.


(59)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Penelitian Terdahulu

a. Ade Vitriana Cahyaputri (2006) Penelitian yang lebih spesifik dilakukan oleh Cahyaputri, yaitu berjudul “Pengaruh Marketing Public Relations Terhadap Citra Produk Yamaha Mio Dalam penelitian ini, menggunakan tipe penelitian eksplanatif yaitu untuk menjelaskan dan mengetahui ada tidaknya hubungan dan seberapa besar hubungan antara variabel-variabel penelitian. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dan dokumentasi. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh Marketing Public relations terhadap citra produk Yamaha Mio. Untuk mengetahui seberapabesar pengaruh Marketing Public relations terhadap citra produk Yamaha Mio, digunakan koefisien determinasi (r) dengan cara mengkuadratkan nilai koefisien korelasi yang telah ditemukan, yaitu sebesar 30,5% dan sisanya sebesar 69,5% disebabkan faktor-faktor lain seperti direct marketing mix (bauran pemasaran langsung),iklan di televisi, fasilitas-fasilitas pendukung dan sebagainya.

b. Eko Prasetyono (2005) juga melakukan penelitian terkait Public Relation, yaitu berupa skripsi dengan judul “Pengaruh Public RelationTerhadap Citra Masyarakat pada PT Pertamina (Persero) daerah operasi Hulu Jawa Bagian Timur di Cepu Jawa Tengah”.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Public Relation yang meliputi Event, Lobbiying, Publicationdan Social Investmenterhadap Citra perusahaan.Hasil


(60)

penelitian ini menunjukkan bahwa Public Relationyang meliputi Event, Lobbiying, Publicationdan Social Investmenberpengaruh signifikan terhadap Citra perusahaan.Sedangkan factor yang paling dominan adalah variable event.

c. Dewi Puspitasari (2010) Puspitasari melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Humas Terhadap Citra Perusahaan (Studi pada Persepsi Konsumen Telkomsel di GraPARI TELKOMSEL Jember)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi unsur Humas (publikasi, peristiwa, berita, pelayanan masyarakat, identitas media) yang dirasakan oleh konsumen produk Telkomsel, dan bagaimana pengaruh Humas secara parsial dan simultan terhadap citra perusahaan berdasarkan persepsi konsumen Telkomsel Jember. Variabel bebas yang dipilih untuk mewakili Humas adalah Public Relationyang terdiri dari publikasi (X1), peristiwa (X2), berita (X3), pelayanan masyarakat (X4), identitas media (X5), sedangkan variabel terikatnya adalah citra perusahaan. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan yang ditujukan oleh Humas secara simultan terhadap citra perusahaan.


(61)

II.2 Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting. Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk melaksanakan penelitian (Sugiyono, 2006: 55).

Adapun teori-teori yang dianggap relevan untuk digunakan dalam penelitian ini antara lain :

II.2.1 Public Relations

Pengertian Public Relations adalah sebuah bentuk komunikasi terencana, baik kedalam maupun keluar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian utama. Public relations yang baik justru memusatkan usahanya untuk memberi saran-saran kepada manajemen puncak supaya menerapkan berbagai program yang positif dan mengurangi praktik-praktik buruk, sehingga publikasi negatif dapat dicegah. Dalam konsep tersebut dapat dipaparkan fungsi utama

public relations adalah :

1). Hubungan dengan pers : yang dimaksud dengan public relations harus bisa menyajikan berita dan informasi tentang perusahaan dengan cara posotif. 2). Publisitas Produk : mensponsori berbagai program yang dapat

mempublikasikan produk tertentu.

3). Komunikasi korporat : meningkatkan kesepahaman organisasi melalui komunikasi internal (komunikasi terhadap pihak manajemen dan karyawan)


(62)

dan komunikasi eksternal (komunikasi dengan publiknya).

4). Lobi : yang dimaksudkan disini adalah PR harus mampu menjalin hubungan erat dengan para penentu kebijakan dan kalanagn legislatif untuk mendukung atau justru menggagalkan peraturan dan undang-undang tertentu.

5). Konseling : memberi saran manajemen tentang isu-isu publik seharusya menyikapi serta tentang citra perusahaan (Sulaksana Uyung,2005:124).

Meskipun mempunyai fungsi-fungsi di atas, tujuan utamanya adalah menjalin hubungan baik antara pihak perusahaan dengan publiknya. Hubungan baik tersebut bukan semata-mata demi kepentingan perusahaan saja melainkan untuk keuntungan kedua belah pihak, perusahaan menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan baik tersebut. Menurut Kasali (2003: 57) Public Relations

adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara organisasi demi kepentingan publiknya, serta merencanakan suatu program kegiatan dan komunikasi untuk memperoleh pengertian dan dukungan dari publiknya.

Sedangkan pengertian Public Relations (Tri Wibowo, 2006: 6) adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.

Dr.Rex Harlow dalam bukunya berjudul : A Model for PR Education for Professional Practices yang dikeluarkan oleh Internasional Public Relations Association (IPRA), Setelah mengkaji lebih kurang 472 definisi Humas tersebut,


(63)

maka definisi Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama, melibatkan manajemen dalam persoalan/permasalahan, mampu ,menanggapi opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan menggunakan penelitian secara tekhnik komunikasi yang sehat dan etis bagi sarana utama (Rosadi Roslan,2006:16)

Definisi Public Relations yang diambil dari The British Insitute of Public Relations (Rosadi Roslan:16) mengatakan :

a. “Public Relations activity is management of communications between an organizations and it’s publics” (Aktivitas PR adalah mengelola komunikasi

antara organisasi dengan publiknya.

b. “Public Relations practice is delebrate, planned and sustain effort to estabilishand maintan mutual understanding between organizations and it’s publics (Praktik PR adalah memikirkan, merencanakan dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya).

Kegiatan Public Relations adalah kegiatan komunikasi. Tetapi berbeda dengan jenis kegiatan komunikasi lainnya, kegiatan komunikasi dalam public relations mempunyai ciri-ciri tertentu, disebabkan karena fungsi, sifat organisasi dari lembaga dimana public relations berada dan berlangsung, sifat-sifat manusia yang terlibat, terutama publik yang menjadi sasaran, faktor-faktor eksternal yang


(64)

mempengaruhi dan sebagainya yang bersifat khas. Ciri yang hakiki dari komunikasi public relations adalah bersifat timbal balik. Pengertian teoritis,

public relations merupakan salah satu bidang ilmu komunikasi praktis, yaitu penerapan ilmu komunikasi pada suatu organisasi usaha atau perusahaan yang dalam melaksanakan fungsi manajemen untuk mencapai tujuan tertentu.

Para ahli terkenal juga mengambil definisi yang dianggap terbaik dari definisi-definisi public relations (Omie 2001:24 – 26):

Definisi J.C, Seidel public relations Director, Divinision of Housing, State of New York berbunyi:

Public Relations is the continuing process by which management endeavors to obtion goodwill and understanding of it customers, its employess and the public at large, inwardly through self analysis and correction, outwardly through and all men of expression”).

Yang mengandung arti adalah public relations proses continue dari usaha-usaha manajemen, pegawainya dan publik umumnya, kedalam dengan mengadakan analisis dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan.

Devinisi W. Emerson Reck, Public Relations Director, Colgate University berbunyi:

Public Relations is continuing process of keying polices, services and actions to the best interest of those individual dan group whose confidence and good will and individual or institution covets and secondly, it is the interpretation


(65)

of these policies, services and actions to assure complete understanding and appreciation.”

Yang mengandung arti public relations adalah kelanjutan dari proses kelanjutan dari proses penetapan kebijaksaan, penetuan pelayanan-pelayanan dan sikap yang sesuai dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan (goodwill) dari mereka. Kedua, pelaksanaan pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya).

Definisi Howard Bonham, vice Chairman, American national Red Cross menyatakan (Glen and deny 1998:4) :

“Public Relations is the art of bringing about better public understanding which breds greater public confidence for any individual or organition”

( public relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau suatu organisasi/badan).

Jadi berdasarkan pengertian di atas disimpulkan bahwa public relations

yaitu suatu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, goodwill,

kepercayaan, penghargaan dari publik terhadap perusahaan khususnya dan masyarakat umum, sehingga akan timbul opini publik yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup badan lembaga tersebut (Oemi 2001:27).

II.2.2 Pengertian Eksternal Public Relations

Menurut Scott M Cutlip, Allen H Carter dan Glenn M Broom,perusahaan merupakan keharusan yang mutlak karena perusahaan tidak mungkin berdiri


(66)

sendiri tanpa bekerja sama dengan pihak-pihak lain. Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik-publik, khususnya dan masyarakat umumnya. Salah satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik eksternal secara informatif dan persuasif (2006: 6)

Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik. Masalah yang perlu dipecahkan dalam kegiatan eksternal public relations ini meliputi bagaimana memperluas pasar bagi produksinya, memperkenalkan produksinya kepada masyarakat, mendapatkan penghargaan dan penerimaaan publik maupun masyarakat, memelihara hubungan baik dengan pemerintah, mengetahui sikap dan pendapat publik terhadap perusahaan, memelihara hubungan baik dengan pers, serta memelihara hubungan baik dengan publik para pemasok yang berhubungan dengan operasional perusahaan dan mencapai rasa simpatik dan kepercayaan dari publik dalam masyarakat.

Tindakan-tindakan yang harus dilakukan eksternal public relations yaitu seperti :

a. Menganalisa dan menilai sikap dan opini publik yang menanggapi kebijaksanaan dan pimpinan perusahaan dalam menggerakkan pegawainya dan menerapkan metodenya.

b. Mengadakan koreksi dan saran kepada pimpinan perusahaan, terutam kegiatan yang mendapat sorotan atau kritikan publik.


(67)

c. Mempersiapkan bahan-bahan penerangan dan penjelasan yang jujur dan objektif agar publik tetap memperoleh kejelasan tentang segala aktivitas dan perkembangan perusahaan,

d. Mengadakan penelitian tentang kebutuhan, kepentingan dan selera publik akan barang-barang yang akan dihasilkan perusahaan.

Melalui kegiatan eksternal ini, diharapkan dapat ,menciptakan kedekatan dan kepercayaan publik eksternal pada perusahaan. Dengan begitu maka akan tercipta hubungan yang harmonis antara organisasi / perusahaan dengan publik eksternalnya, sehingga dapat menimbulkan citra baik atas perusahaan dimata publiknya.

Tujuan External Public Relation adalah untuk mengeratkan hubungan dengan orang-orang diluar perusahaan sehingga terbentuklah opini publik yang baik terhadap perusahaan. Berdasarkan hal itu, tugas penting Public Relations adalah mengadakan komunikasi yang efektif, yang sifatnya informatif dan persuasif yang ditujukan kepada publik diluar perusahaan. Hal ini disebabkan publik mempunyai hak untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya tentang sesuatu yang menyangkut kepentingan.

1I.2.3Pengertian Brand Image

Pengertian dari brand image adalah “an impression created by brand messages and experiences and asimilited into a preception or impression of the brand” (Duncan,2004: 82) yang artinya suatu kesan yang diciptakan oleh pesan


(68)

brand dan pengalaman yang di asimilasi ke sebuah persepsi atau kesan dari brand

itu sendiri. Image suatu produk di kelola oleh sebuah perusahaan tidak terlepas dari peran dari pelanggan baik secara langsung maupun tidak langsung. Image

yang bagus dapat memperkokoh brand suatu perusahaan begitu pula dengan

image yang buruk akan berakibat fatal bagi kelangsungan bisnis perusahaan tersebut.

Brand image dapat merepresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merk dan dibentuk di era reformasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Kotler dan Fox mendefinisikan citra sebagai gambaran –gambaran, kesan-kesan, dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu obyek. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa dengan keyakinan dan refrensi terhadap suatu merek. Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Manfaat dari citra merek (brand image) yang positif, perusahaan bisa mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan citra yang positif yang telah terbentuk dari produk lama (Sutisna,SE,ME,2003:83).

II.2.4 Manfaat Brand Image

Brand image yang efektif akan mencerminkan 3 hal (Rangkuti,2002:312) yaitu :


(69)

2. Menyampaikan karakter produk secara unik sehingga berbeda dengan pesaing.

3. Memberikan kekuatan emosional lebih dari kekuatan rasional.

Ketika brand image mampu membangun karakter produk dan memberikan

value proposition, kemudian menyampaikan karakter produk kepada konsumennya secara unik, berarti brand tersebut telah memberikan kekuatan emosional lebih dari kekuatan rasional yang dimiliki oleh produk tersebut. Hal ini akan membuat konsumen mengasosiasikan serangkaian hal yang positif dan dalam pikirannya ketika mereka memikirkan brand tertentu.

Schiffman dan Kanuk (Simamora, 2003: 65) menyebutkan faktor-faktor pembentuk citra merek adalah sebagai berikut;

1. Kualitas atau mutu berkaitan dengan produk barang yang di tawarkan oleh produsen berkaitan dengan merek tertentu.

2. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi.

3. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen

4. Pelayanan yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani konsumennya.

5. Harga yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi atau rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk


(70)

mempengaruhi suatu produk juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang.

Menurut UU no.15 Tahun 2001 pasal 1, Merek (brand) yaitu tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Merek (brand) harus berbeda dengan barang atau jasa produksi perusahaan lain yang sejenis agar para konsumen memiliki kemudahan dalam hal memilih. Karakteristik dari produk dapat mencerminkan kualitas brand yang diciptakan harus mudah diingat, menimbulkan image positif, tidak menyerang etnis, ras, atau kelompok agama tertentu.

Branding merupakan salah satu teknik pemasaran untuk menciptakan makna khusus bagi suatu produk. Makna khusus atau brand image adalah hasil dari komunikasi dan pengalaman personal konsumen dengan suatu produk. Branding mentransformasi produk dengan menciptakan hubungan emosional antara konsumen dengan brand. Koneksi emosional menimbulkan level kepercayaan dan menguatkan hubungan.

Brand image dapat diklarifikasikan menjadi tiga tingkatan sebagai berikut (Keller, 2001; 33) :

1. Atributes

Atributes merupakan suatu bentuk deskriptif yang memberikan karakteristik pada produk dan layanan.


(71)

2. Benefit

Benefit yaitu suatu penilaian pribadi konsumen terhadap atribut produk atau layanan.

3. Brand Attitudes

Brand Attitudes merupakan evaluasi secara menyeluruh terhadap suatu merek karena, sikap konsumen terhadap merek mendasari konsumen dalam pemilihan merek untuk keputusan pembelian produk. Brand image yang positif dapat diukur melalui tanggapan konsumen tentang asosiasi merek.


(72)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Di era informasi dewasa ini banyak sekali perusahaan atau organisasi memahami perlunya memberi perhatian yang cukup untuk membangun sebuah citra merek perusahaan yang menguntungkan bagi perusahaan tidak hanya dengan melepaskan diri terhadap terbentuknya suatu kesan publik negatif. Namun banyak juga kebanyakan perusahaan juga meyakini bahwa citra merek perusahaan yang positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dan dalam jangka panjang (Seitel, 1992: 193). Dunia usaha mengalami persaingan yang sangat tinggi. Persaingan tersebut terlihat jelas pada organisasi modern baik perusahaan bisnis maupun nirlaba dalam menggunakan bentuk komunikasi pemasaran dalam mempromosikan produk-produknya,salah satu contoh telekomunikasi memegang peranan penting dan strategis dalam kehidupan manusia.

Keadaan itu yang mendorong masyarakat untuk mempunyai jaringan telekomunikasi dengan fasilitas serta bisa mengakses informasi dan melakukan aktivitas komunikasi dengan cepat. Melalui teknologis komunikasi, manusia dapat saling tukar menukar informasi dari jarak jauh dengan waktu yang relatif cepat serta efisien.


(73)

Indonesia telah melakukan antisipasi yang tepat dan cepat terhadap kecenderungan tersebut melalui pembangunan jaringan telekomunikasi yang semakin luas jangkauannya dan jenis jasa yang beragam, dan salah satunya adalah adanya PT.Telkom, Tbk. yang merupakan satu-satunya Perusahaan Telekomunikasi yang berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Pada tanggal 23 oktober 2009 yang telah melaunching logo baru, Tagline

baru serta melebarkan sayapnya dalam melakukan bisnis InfoCom (Information dan Telecommunications) menjadi TIME (Telecommunications, Information, Media dan Edutaiment) melalui jaringan selular (Telkomsel), Flexi, dan Wireline

(telepon kabel) dan Tecnologi Internet Protocol (IPTV), YesTV yang telah launching di awal 2010 kemarin. Hal ini merupakan tanggung jawab Public Relation sebuah Perusahaan Telekomunikasi untuk mengkomunikasikan identitas yang baru pada PT.Telkom,Tbk agar menjadi kesepahaman antara perusahaan dengan publik eksternal yaitu customer. Apalagi arti Logo dan Tagline merupakan hal yang paling penting untuk dikomunikasikan karena dapat memperkokoh suatu

brand image perusahaan yang positif dimata publik yaitu konsumen agar sebagian dari tujuan perusahaan yaitu menjadi perusahan penyedia jasa informasi serta telekomunikasi terlengkap di Indonesia. Selain itu juga dengan adanya identitas baru ini (The New Telkom) ini pelanggan diharapkan tetap loyal dengan perusahaan.

Menurut Kotler brand image merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap merek tertentu dan dapat disampaikan melalui sarana komunikasi yang tersedia, merek terbaik akan memberikan jaminan kualitas, Kepuasan konsumen merupakan salah satu tujuan utama yang


(74)

ingin dicapai oleh perusahaan, khususnya di kota Medan ini yang merupakan kota terberat dalam menghadapi pesaing-pesaing dalam mendapatkan tempat di mata konsumen yang notabene sebagian besar dari penggunaan jasa telekomunikasi adalah mahasiswa dan pelajar. Karakteristik seorang pengguna jasa telekomunikasi terutama mahasiswa dan pelajar adalah memilih menggunakan telekomunikasi yang dapat membantu mempermudah melakukan aktivitas mereka tentunya dengan akses yang cepat dan serta harga yang terjangkau.

Dalam hal ini peranan public relations sangat penting untuk mendapatkan posisi atau tempat dihati konsumen dalam mengokohkan sebuah brand image

yang positif di benak para konsumennya. Menanamkan brand image melalui strategi dan pendekatan secara langsung atau membina hubungan dengan pelanggan itu sangat efektif, karena konsumen akan merasa diperhatikan atau dan dilibatkan langsung demi keberhasilan perusahaan. Memberikan perhatian penuh kepada konsumen, maka suatu perusahaan dapat mengambil langkah yang diperlukan dalam menyusun strategi dan kebijakan yang tepat,sehingga brand image yang sudah dibangun akan mampu bertahan ditengah persaingan industri Telekomunikasi yang semakin ketat akhir-akhir ini.

Untuk mengokohkan brand image sebuah perusahaan diperlukan strategi dan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan dapat menembus tujuan utama perusahaan yaitu tetap eksis dalam melakukan bisnis ditengah persaingan yang cukup ketat terutama antara kompetitor. Hal ini tidak terlepas dari kegiatan seorang public relations yang dianggap memegang peranan yang sangat penting dalam mengokohkan sebuah brand image itu sendiri. Seorang praktisi public relations harus mampu mengembangkan keterampilan dalam


(75)

mendapatkan informasi dari berbagai sumber dan mereka harus mampu mengembangkan hubungan kerja sama seluruh divisi perusahaan tersebut sehingga membentuk team work yang solid.

Keadaan ini mendorong PT.TELKOM, Tbk untuk melakukan kegiatan terhadap brand image agar pelanggan tetap setia dan loyal terhadap produk-produk yang dimiliki oleh PT.TELKOM, Tbk dalam menghadapi persaingan yang cukup ketat, semua perusahaan berupaya untuk memberikan pelayanan serta fasilitas yang memberi kepuasan bagi pelanggan jasa informasi dan telekomunikasi pada umumnya. Perusahaan harus bisa menyusun langkah-langkah baru yang dipandang cukup efektif dan telah diterapkan di negara maju. Langkah-langkah tersebut salah satunya adalah dengan memanfaatkan kinerja kerja public relations. Seorang public relations mempunyai posisi serta peran yang sangat penting dalam perusahaan atau organisasi yang ditempati. Selain menciptakan hubungan kedalam publik internal perusahaan, juga menjaga hubungan dengan publik eksternal.

Selain itu public relations juga harus bisa menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat yang menguntungkan organisasi yaitu dengan mengokohkan brand image yang positif bagi perusahaan itu. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti “ Pengaruh eksternal public relations terhadap brand image pada konsumen”.


(1)

5

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

ABSTRAK……… ...i

DAFTAR ISI……….…....ii

DAFTAR GAMBAR………..….iii

DAFTAR TABEL……….…..iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Penelitian ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu ... 5

2.2 Kerangka Teori... 8

2.2.1 Public Relations ... 8

2.2.2 Eksternal Public Relations ... 10

2.2.3 Brand Image ... 20

2.3.4 Manfaat Brand Image ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 30

3.2 Populasi dan Sampel ... 30

3.3 Teknik Pengukuran Skor ... 30

3.4 Hipotesis ... 31

3.5 Definisi Konsep ... 32

3.6 Operasional Variabel ... 33

3.7 Teknik Pengumpulan Data………..35

3.8 Teknik Analisa Data………37

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 40

1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 40

2 Profil Perusahaan………43

3. Visi dan Misi Perusahaan………...43

4. Logo Perusahaan………44

5. Struktur Perusahaan………...45

6. Tugas Pokok Perusahaan………46

4.2 Penyajian Data Penelitian ... 47

4.3. Analisis Data Tunggal ... 47

Karakteristik Responden……….48

Distribusi Jawaban Responden mengenai Eksternal PR..53

Distribusi Jawaban Responden mengenai Brand Image..65

Analisis Data Silang……….70

Uji Hipotesis……….75


(2)

Pembahasan Data………81

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 84 5.2 Saran Penelitian ... 84


(3)

7

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Operasional variabel………..27 Tabel IV.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…..48 Tavel IV.2 Identitas Responden Beradasarkan Usia………49 Tabel IV.3 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan………..50 Tabel IV.4 Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan……..51 Tabel IV.5 Jawaban Responden perusahaan mencerminkan

Filosofi yang dibuat………52 Tabel IV.6 Jawaban Profil perusahaan sudah sesuai………53 Tabel IV.7 Jawaban Mengenai eksternal public

relations……….…54 Tabel IV.8 Jawaban Mengenai lingkungan yang mempengaruhi

semangat kompetitif………..55 Tabel IV.9 Jawaban Mengenai misi perusahaan yang cukup

Efektif………56 Tabel IV.10 Jawaban Mengenai perusahaan meningkatkan

Kesan……….57 Tabel IV.11 Jawaban Mengenai perusahaan mengikuti

Kebutuhan pasar………58 Tabel IV.12 Jawaban Mengenai produk perusahaan lebih

Unggul………..59 Tavel IV.13 Jawaban Mengenai produk termasuk murah………60 Tabel IV.14 Jawaban Mengenai budget yang sudah sesuai…….61 Tabel IV.15 Jawaban Mengenai display produk perusahaan…..62 Tabel IV.16 Jawaban Mengenai iklan dapat meningkatkan

Citra perusahaan………..63 Tabel IV.17 Jawaban Mengenai iklan dapat meningkatkan

dipahami………..64 Tabel IV.18 Jawaban Mengenai iklan di dalam citra

Perusahaan………65 Tabel IV.19 Jawaban Mengenai masyarakat merespon positif…63 Tabel IV.20 Jawaban Mengenai produk sudah cukup baik……...63


(4)

(5)

9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Logo perusahaan……….35

Gambar 2 Maskot perusahaan……….38


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Pengaruh Eksternal Public Relations terhadap Brand Image pada Konsumen (Studi pada kantor Telekomunikasi Indonesia, Tbk Medan). Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dari kegiatan penelitian ini dan mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Eksternal Public Relations terhadap Brand Image pada Konsumen.

Penelelitian ini menggunakan teori Public Relations,Eksternal Public Relations,Brand Image dan Manfaat Brand Image. Adapun jumlah Populasi nya yaitu 224.846 konsumen dan disederhanakan dengan menggunakan rumus Slovin sehingga sampel yang didapat menjadi 99 orang.Teknik Pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan kuesioner yang berbentuk pertanyaan yang berjumlah 22 pertanyaan. Teknik analisa yang digunakan yaitu menggunakan analisa Tabel Tunggal, analisa Tabel Silang dan Uji hipotesis yang dihubungkan secara korelasional kemudian uji hipotesa dan tes signifikansi. Semuanya dilakukan dengan menggnakan Program SPSS for window version 16.0.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa koefisien korelasi rs sebesar 0,284. Berdasarkan pernyataan rs = 0, maka hipotesa diterima. Karena probabilitas lebih kecil dari 0,01 maka hal ini menunjukkan signifikansi, artinya hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah Ha atau hipotesa alternatif, yaitu terdapat hubungan antara eksternal public relations terhadap brand image pada konsumen. Hasil rs = 0,284 pada skala 0,20 – 0,39. Hal ini menunjukkan hubungan yang rendah; tapi pasti antara eksternal public relations terhadap brand image pada konsumen di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Medan.