Proses Pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

75

4.4. Interpretasi Data

4.4.1. Proses Pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

Pada era otonomi daerah sebagaimana tengah berjalan di negeri ini, masyarakat memiliki peran cukup sentral untuk menentukan pilihan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasinya. Masyarakat memiliki kedaulatan yang cukup luas untuk menentukan orientasi dan arah kebijakan pembangunan yang dikehendaki. Nilai-nilai kedaulatan selayaknya dibangun sebagai kebutuhan kolektif masyarakat dan bebas dari kepentingan individu maupun golongan. Desa sebagai salah satu entitas pemerintahan paling rendah menjadi arena paling tepat bagi masyarakat untuk mengaktualisasikan kepentingannya yang berguna untuk menjawab kebutuhan kolektif masyarakat. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 206 disebutkan bahwa kewenangan desa mencakup: 1. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa, 2. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupatenkota yang diserahkan pengaturannya kepada desa. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupatenkota yang diserahkan pengaturannya kepada desa adalah urusan pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat. 3. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, danatau pemerintah kabupatenkota, tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, danatau pemerintah, kabupatenkota kepada desa disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 76 4. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundangan diserahkan kepada desa. Melihat urusan pemerintahan yang dapat dikelola oleh desa sebagaimana diuraikan diatas, maka sesungguhnya desa memiliki kewenangan yang cukup luas. Kepala desa yang menurut undang-undang tersebut dipilih secara langsung oleh masyarakat desa memiliki kewenangan dan legitimasi yang cukup kuat untuk membawa desa tersebut ke arah yang dikehendakinya. Pemerintahan masyarakat desa dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang dibantu seorang Sekretaris Desa dan beberapa orang Staf desa yang terdiri dari Urusan Pemerintahan, Urusan Ekonomi dan Pembangunan, Urusan Kesejahteraan Rakyat Kesra, Urusan Keuangan dan Urusan Umum. Disamping itu juga Kepala Desa dalam melaksanakan wewenang dan kewajibannya dibantu oleh para Kepala Dusun Kadus yang diangkat oleh Kepala Desa berdasarkan usulan dari masyarakat. Secara struktural yang merupakan kedudukan teratas dalam pemerintahan desa dan sebagai pemimpin adalah Kepala Desa, sebagai orang kedua yang menduduki struktur pemerintahan adalah terdiri dari para Kepala Urusan Kaur, yaitu Kepala Urusan Pemerintahan, Kepala Urusan Ekonomi dan Pembangunan, Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat, Kepala Urusan Keuangan serta Kepala Urusan Umum. Masing-masing kepala urusan tersebut memiliki beberapa orang staf yang membantu tugas mereka. Struktur yang paling bawah dari pemerintahan desa adalah Kepala Dusun, sedangkan Badan Permusyawaratan Desa atau BPD merupakan lembaga yang bertugas mengontrol dan memberi nasehat pada Kepala Desa dalam Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 77 menjalankan tugas-tugas serta merumuskan kebijakan yang telah disepakati bersama Widjaya, 2003: 155. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa dinamika masyarakat pada tingkat desa dapat terwadahi dalam tiga institusi utama, yaitu: Pemerintahan Desa, Badan Permusyawaratan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan. Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat masih belum dilaksanakan secara optimal, oleh karena itu perlu ditingkatkan aktualisasinya. Pemberdayaan masyarakat disalurkan melalui kelembagaan ekonomi dan sosial yang telah terbentuk di dalam masyarakat Merujuk pada kondisi di atas, tampaknya persoalan partisipasi masyarakat desa dalam proses pembangunan di pedesaan harus diwadahi dalam kelembagaan yang jelas serta memiliki legitimasi yang cukup kuat di mata masyarakat desa. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebenarnya telah dibuka ruang terkait pelembagaan partisipasi masyarakat desa tersebut melalui pembentukan Lembaga Kemasyarakatan. Salah satu bentuk lembaga kemasyarakatan di tingkat desa adalah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat merupakan lembaga kemasyarakatan yang dibentuk atas prakarsa dari masyarakat desa sebagai wadah dalam menampung serta mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat desa, khususnya dibidang pembangunan desa. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat berkedudukan sebagai mitra Pemerintah Desa dalam aspek perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 78 Berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti, salah satu lembaga kemasyarakatan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Desa Aek Song-Songan adalah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di Desa Aek Song-Songan telah lama dibentuk di desa ini. Diadakannya terus-menerus evaluasi hasil kerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dari tahun ke tahun serta dibantu oleh kinerja anggota pengurus dan masyarakat Desa Aek Song- Songan menjadikan lembaga ini tumbuh dan berkembang cukup baik di Desa Aek Song-Songan. Parsons menjelaskan bahwa keberadaan lembaga di suatu desa merupakan respon terhadap kebutuhan masyarakat yang terus mengalami perubahan. Dalam konteks sosialisasi dan integrasi nilai-nilai budaya ke dalam sistem sosial yang dibentuk dan berkembang di lingkungan desa, lembaga desa diharapkan dapat mengintegrasikan diri dan mengadakan penyesuaiaan dengan masyarakat penerima program yang dibentuk lembaga tersebut. Di sini peran pemimpin di antara lembaga- lembaga desa dan masyarakat sangat menentukan di dalam menciptakan dan memelihara keseimbangan suatu sistem yang menjadi bagiannya. Kestabilan sistem merupakan hal penting pada komunitas yang sedang menjalani proses pembangunan dan memungkinkan warga masyarakat dapat mengaktualisasikan potensi-potensi yang dimiliki olehnya serta mengembangkan kemampuan ataupun potensi daerah desa tersebut. Pada tanggal 30 Maret 1980 Lembaga Sosial Desa LSD disepakati berubah nama menjadi Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa LKMD. Kemudian pada Tahun 2005 dalam temu karya LKMD tingkat Nasional di Bandung kembali Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 79 disepakati perubahan nama dari Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa LKMD menjadi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM. Perubahan nama Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa di Desa Aek Song- Songan terjadi pada Tahun 2001. Perubahan nama ini disesuaikan atas himbauan dari pihak Kecamatan untuk merubah nama Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa menjadi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat atau disingkat dengan LPM. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas dan fungsi yang sama dengan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa. Hal ini berdasarkan penuturan Bapak Rianto selaku Kepala Desa menyatakan: “Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di Desa Aek Song-Songan ini sama saja dengan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa. Penduduk desa malah lebih kenal dengan sebutan LKMD daripada LPM. Perubahan nama di Desa ini terjadi sekitar tahun 2001.” Wawancara Selasa, 16 Maret 2010 Berdasarkan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Presiden RI Nomor 49 Tahun 2001 pada Tanggal 10 April 2001 tentang Penataan Lembaga Ketahanan MasyarakatLKMD atau sebutan lainnya sebagai pengganti keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 1980 tentang penyempurnaan dan peningkatan Lembaga Sosial Desa menjadi LKMD yang dianggap sudah tidak layak lagi dengan perkembangan zaman serta dilaksanakannya Munas I pertama LKMD tahun 2005 dijelaskan bagaimana pentingnya dibentuk lembaga sosial tersebut di tiap-tiap desa. Ada beberapa desa di Indonesia yang masih mempertahankan nama Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa untuk menyebutkan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, hal ini diserahkan kepada pihak pemerintah Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 80 daerah untuk memutuskan kesepakatan bersama di wilayah desa masing-masing www.forumdesa.org. Desa Aek Song-Songan adalah desa yang memiliki berbagai macam lembaga- lembaga sosial yang ada, diantaranya: Pembinaan Kesejahteraan Keluarga PKK yang terdapat di desa dan dusun-dusun wilayah Desa Aek Song-Songan, Badan Perwakilan Desa BPD serta Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM. Seperti penuturan Pak Rianto yang peneliti wawancarai oleh peneliti saat berada di Kantor Kepala Desa mengatakan: “Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di desa ini udah ada dari dulu, tapi saya tidak tahu sejak tahun berapa pastinya. Penduduk desa menyambut positif pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat ini. Hal ini terbukti dari banyaknya penduduk yang hadir tiap musyawarah pembentukan anggota pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.” Wawancara Selasa, 16 Maret 2010 Demikian penuturan informan ini ketika ditanya tentang proses pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat serta respon penduduk terhadap pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di Desa Aek Song-Songan. Hal tersebut juga dikuatkan oleh pernyataan Pak Samidun, seorang informan yang merupakan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat menyatakan: “Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang dulunya LKMD sudah lama ada di desa ini. Tidak ada penduduk yang keberatan dengan dibentuknya lembaga ini. Penduduk desa ikut disertakan dalam tiap musyawarah yang selalu dilaksanakan di balai desa pada waktu yang sudah ditentukan.” Wawancara Kamis, 18 Maret 2010 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 81 Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa keberadaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di Aek Song-Songan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat desa. Tidak ditemukan kendala yang dihadapi dalam proses pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di Desa Aek Song-Songan. Proses pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di Desa Aek Song-Songan didasarkan kepada usulan masyarakat desa dan disesuaikan dengan kebutuhan desa tersebut. Masyarakat memahami pentingnya proses partisipasi masyarakat dalam hal pembangunan yang akan dilaksanakan di Desa Aek Song-Songan, salah satunya dapat diketahui masyarakat dari tujuan dan fungsi dari dibentuknya Lembaga Pemberdayaan Masyarakat tersebut. Keberadaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di tiap-tiap desa yang ada di Indonesia akan berbeda tujuannya. Seperti halnya masyarakat Desa Aek Song- Songan, pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dimaksudkan agar masyarakat desa dapat ikut dalam proses pembangunan desa. Tidak jarang ditemukan di lingkungan masyarakat masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh masing-masing masyarakat setempat. Adapun usaha-usaha yang dilakukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dalam proses pembentukan lembaga tersebut di desa, antara lain untuk: a. Mengusahakan kemajuan material dan spiritual yang terarah untuk desa dan masyarakat desa, b. Meningkatkan perkembangan desa dan masyarakat desa sebagai satuan potensi sosial ekonomi dari status desa swadaya, ke desa swakarya, menuju desa swasembada, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 82 c. Mengusahakan peningkatan keterampilan berbagai tenaga pelaksana pembangunan masyarakat desa, d. Mengusahakan pemupukan dana dan modal untuk usaha pembangunan desa Jayadinata, 2006:113. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di Desa Aek Song-Songan dibentuk dengan Peraturan Desa. Peraturan Desa adalah segala ketentuan peraturan-peraturan desa yang telah disepakati oleh pihak yang terlibat dalam pemerintahan desa dan telah disahkan oleh Kepala Desa. Sumner menjelaskan bahwa lembaga yang telah dibentuk di lingkungan masyarakat baik itu masyarakat desa maupun masyarakat kota diartikan sebagai suatu perbuatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan masyarakat. Lembaga kemasyarakatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia pada dasarnya mempunyai beberapa fungsi, yaitu: 1 memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah yang ada di masyarakat 2 menjaga keutuhan masyarakat 3 memberikan pegangan kepada masyarakat untu mengadakan sistem pengendalian sosial social control. Artinya, sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya Soekanto, 2007: 173. Kebutuhan tiap masyarakat akan selalu berbeda-beda, antara satu orang dengan yang lainnya. Masyarakat Desa Aek Song-Songan juga mempunyai kebutuhan dalam kehidupan bermasyarakat, salah satunya dengan dibentuknya Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 83 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di Desa Aek Song-Songan tersebut. Berjalannya suatu lembaga dengan baik ditentukan dengan pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan bersama sesuai dengan peran yang diharapkan oleh masyarakat di suatu daerah tertentu.

4.4.2. Pemilihan dan Penetapan Anggota Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat