28
i Himpunan Kerukunan Tani Indoonesia desa swasembada
j Lembaga Sosial Kampung – LSK, dan sebagainya desa swasembada
Jayadinata, 2006:112. Dalam aktifitas Pemerintah desa, keberadaan lembaga-lembaga di lingkungan
desa membawa pengaruh positif, bermanfaat dan sebagai kebutuhan yang tidak terelakkan. Sebelumnya telah digarisbawahi bahwa masyarakat dalam setiap aspek
kehidupan perlu peran sertanya dimobilisasi untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam setiap proyek pembangunan. Implementasi konsep peran serta ini
diharapkan dapat dilaksanakan oleh semua lembaga sosial desa yang telah dibentuk tersebut.
2.2 Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan adalah bagian dari paradigma pembangunan yang
memfokuskan perhatiannya kepada semua aspek yang prinsipil dari manusia di lingkungannya, yakni mulai dari aspek intelektual Sumber Daya Manusia, aspek
material dan fisik, sampai kepada aspek manajerial. Aspek-aspek tersebut bisa jadi dikembangkan menjadi aspek sosial-budaya, ekonomi, politik, keamanan dan
lingkungan. Pemberdayaan dilahirkan dari bahasa Inggris, yakni empowerment, yang
mempunyai makna dasar ‘pemberdayaan’, dimana ‘daya’ bermakna kekuatan power. Bryant White 1987 menyatakan pemberdayaan sebagai upaya
menumbuhkan kekuasaan dan wewenang yang lebih besar kepada masyarakat kurang mampu. Cara dengan menciptakan mekanisme dari dalam build-in untuk
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
29
meluruskan keputusan-keputusan alokasi yang adil,yakni dengan menjadikan rakyat mempunyai pengaruh. Sementara Freire Sutrisno, 1999 menyatakan empowerment
bukan sekedar memberikan kesempatan rakyat menggunakan sumber daya dan biaya pembangunan saja tetapi juga upaya untuk mendorong mencari cara menciptakan
kebebasan dari struktur yang opresif www.pemberdayaan.com. Konsep lain menurut Widjaja 2003:23 menyatakan bahwa pemberdayaaan
mempunyai makna mengembangkan, memandirikan, menswadayakan dan memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-
kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan. Makna lainnya adalah melindungi, membela dan berpihak kepada yang lemah untuk mencegah terjadinya
persaingan yang tidak seimbang dan terjadinya eksploitasi terhadap yang lemah. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mempersiapkan masyarakat
seiring dengan upaya memperkuat kelembagaan masyarakat agar mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian dan kesejahteraan. Menurut Hikmat 2001:3
konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat selalu dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerja dan keadilan.
Dalam pandangan Pearse dan Stiefel dinyatakan bahwa pemberdayaan mengandung dua kecenderungan, yakni primer dan sekunder. Kecenderungan primer
berarti proses pemberdayaan menekankan proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu
menjadi lebih berdaya. Sedangkan kecenderungan sekunder melihat pemberdayaan sebagai proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai
kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihannya
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
30
www.pemberdayaan.com. Sumodiningrat 2007 memandang pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan
potensi kemampuan yang mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai
pihak yang diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan.
Pemberdayaan masyarakat dan desa adalah upaya memampukan dan memandirikan masyarakat dalam proses pembangunan untuk mencapai
kesejahteraan. Konsepsi ini sesuai dengan dasar pemikiran pemberian otonomi oleh Pemerintah Daerah yang dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004,
dimana dikatakan bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dilakukan melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.
Pemberdayaan memuat konsep pembangunan yang diawali dari kebutuhan masyarakat bottom up yang dalam kajian sehari-hari yang berorientasi dalam hal
kesejahteraan masyarakat. Pemberdayaan pada hakikatnya mempunyai dua makna spesifik, pertama yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pelaksanaan
berbagai kebijakan dan program pembangunan, agar kondisi masyarakat dapat mencapai tingkat kemampuan yang diharapkan. Kedua yaitu meningkatkan
kemandirian masyarakat dalam rangka membangun diri dan lingkungannya secara mandiri Widjaya, 2003: 23.
Berbagai program pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah akan jauh lebih efektif jika dilakukan di tengah masyarakat yang memiliki modal sosial yang
kuat. Program infrastruktur pedesaan misalnya jalan melibatkan partisipasi penduduk
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
31
desa secara maksimal dan demikian dana pemerintah tidak saja akan terbebas dari kemungkinan disalahgunakan masyarakat sendiri akan memberikan sumbangan ide,
tenaga, maupun sumbangan bentuk lainnya guna memaksimalkan pekerjaan pemerintah di kampung mereka.
Dengan demikian bahwa pemberdayaan masyarakat adalah usaha menempuhkan dan memandirikan masyarakat yang ditandai dengan terwujudnya
profil keberdayaan masyarakat, yakni melekatnya unsur-unsur yang memungkinkan masyarakat memiliki daya tahan dan kekuatankemampuan membangun diri dan
lingkungannya. Maka dari itu aspek-aspek pokok pemberdayaan masyarakat adalah: a.
Membangun suasana kondusif yaitu adanya iklim atau kondisi yang memungkinkan untuk berkembangnya potensi dan daya yang dimiliki
masyarakat. b.
Support potensi yaitu memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat melalui pemberian hibah input berupa bantuan keuangan kelembagaan dan
pembangunan sarana ataupun prasarana yang menjadi kebutuhan masyarakat. c.
Proteksi yaitu melindungi masyarakat melalui pemihakan kepada masyarakat yang lemah untuk mencegah
kompetisi yang tidak seimbang www.pemberdayaan.com.
Salah satu indikator dari keberdayaan masyarakat adalah kemampuan dan kebebasan untuk membuat pilihan yang terbaik dalam menentukan atau memperbaiki
kehidupannya. Konsep pemberdayaan merupakan hasil dari proses interaksi di tingkat ideologis dan praksis. Pada tingkat ideologis, pemberdayaan merupakan hasil
interaksi antara konsep top-down dan bottom-up, antara growth strategy dan people
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
32
centered strategy. Sedangkan di tingkat praksis, proses interaksi terjadi melalui pertarungan antar ruang otonomi. Maka, konsep pemberdayaan mencakup pengertian
pembangunan masyarakat community development dan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat community based development Usman, 2003: 313-316.
Untuk mempercepat ketertinggalan kualitas sumber daya manusia, maka diperlukan cara-cara pendekatan yang dapat mewadahi seluruh komponen sumber
daya manusia dengan kualitas yang ada dan mampu ikut sertaberpartisipasi. Selain itu, dalam proses menuju desa yang otonom, pengelolaan sumber daya alam harus
berbasis kemasyarakatan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran.
1 Meskipun proses pemberdayaan suatu masyarakat merupakan suatu proses
yang berkesinambungan, namun dalam penerapannya memang disadari bahwa tidak semua yang direncanakan dapat berjalan dengan lancar. Watson dalam buku
“Planning of Change” edisi kedua, menggambarkan ada beberapa kendala hambatan yang dapat menghalangi terjadinya suatu perubahan pembangunan. Hal
ini tentunya akan terkait dengan kendala dalam upaya pemberdayaan melalui intervensi komunitas.
Kesepakatan terhadap norma tertentu conformity to norms. Norma dalam suatu sistem sosial berkaitan erat dengan kebiasaan dari kelompok masyarakat tersebut.
Norma sebagai suatu aturan yang tidak tertulis ‘mengikat’ sebagian besar anggota masyarakat pada suatu komunitas tertentu. Pada titik tertentu, norma dapat
menjadi faktor yang menghambat ataupun halangan terhadap perubahan pembaharuan yang ingin diwujudkan.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
33
2
3 Kesatuan dan kepaduan sistem dan budaya systemic and cultural coherence.
Berdasarkan pandangan ini dapat dipahami bahwa perubahan yang dilakukan pada suatu area akan dapat mempengaruhi area yang lain. Hal ini terjadi karena
dalam suatu komunitas tidak hanya berlaku satu sistem saja, tetapi berbagai sistem yang saling menyatu sehingga memungkinkan masyarakat itu hidup dalam
keadaan nyaman.
4 Kelompok kepentingan vested interest. Salah satu sumber yang dapat
menghambat perubahan dalam masyarakat adalah adanya kelompok kepentingan yang memiliki tujuan berbeda dengan tujuan pengembangan masyarakat.
2.3 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat