Lembaga Desa dan Pembangunan Desa

23 1. Adaptation adaptasi; sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya. 2. Goal attainment pencapaian Tujuan; sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya. 3. Integration integrasi; sebuah sistem harus mengatur antarhubungan bagian- bagian yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola antarhubungan ketiga fungsi penting lainnya A,G,L. 4. Latency pemeliharaan pola; sebuah sistem harus memperlengkapi, memelihara dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi Ritzer, 2004: 121. Di dalam konsep struktur sosial terkandung pengertian adanya hubungan- hubungan yang jelas dan teratur antara orang yang satu dengan yang lainnya. Untuk dapat membangun pola hubungan yang jelas dan teratur tersebut tentu ada semacam aturan main yang diakui dan dianut oleh pihak-pihak yang terlibat. Aturan main tersebut adalah norma atau kaidah ini menjadi lebih konkret dan bersifat mengikat, sehingga diperlukan lembaga institusi yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat.

2.1. Lembaga Desa dan Pembangunan Desa

Pembangunan adalah perubahan sosial yang direncanakan sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Dalam pembangunan diperlukan komunikasi pembangunan penyampaian informasi pembangunan agar pemerintah dapat menginformasikan program-program dalam pembangunan serta masyarakat dapat Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 24 mengkoordinasi pembangunan sehingga pembangunan dapat berjalan dengan baik. Pembangunan pedesaan bersifat multi dimensional dan multi aspek, oleh karena itu perlu dilakukan analisis atau pembahasan yang lebih terarah dan dalam konteks serba keterkaitan dengan bidang atau sektor dan aspek di luar pedesaan fisik dan non fisik, ekonomi dan non ekonomi, sosial-budaya, spasial, internal dan eksternal. Pembangunan masyarakat pedesaan merupakan bagian dari pembangunan masyarakat yang diarahkan pula kepada pembangunan kelembagaan dan partisipasi serta pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan pada satuan wilayah pedesaan. Dibentuknya lembaga di setiap desa sebagai wujud partisipasi masyarakat desa akan mempercepat proses pembangunan desa. Hal ini dikarenakan masyarakat desa akan lebih mengetahui apa yang menjadi kebutuhan mereka karena tumbuh dan berkembang dari masyarakat desa itu sendiri grassroot. Program- program yang dicanangkan pemerintah akan disesuaikan dengan kondisi sekarang. Kondisi yang ada itu meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, prasarana dan sarana pembangunan, teknologi, kelembagaan, aspirasi masyarakat setempat dan lain sebagainya. Dikarekan dana anggaran pembangunan yang tersedia di tiap desa terbatas sedangkan program pembangunan yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, maka perlu dilakukan penentuan prioritas program pembangunan yang diusulkan serta didukung oleh partisipasi masyarakat untuk menunjang implementasi program pembangunan tersebut Adisasmita, 2006:34. Jika diperhatikan dengan seksama, aturan main proses penyusunan program- program pembangunan yang dilakukan selama ini sesungguhnya merupakan mekanisme ideal, artinya berniat mengakomodasikan sebesar-besarnya aspirasi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 25 masyarakat desa. Proses penyusunan program pembangunan dilakukan melalui tahapan-tahapan yang dimulai dari tingkat desa yaitu kegiatan musyawarah pembangunan desa, kemudian dibawa ke tingkat kecamatan melalui diskusi unit daerah kerja pembangunan. Demikian seterusnya hingga disalurkan di tingkat kabupatenkota yang melibatkan lintas unit-unit kerja kabupatenkota. Adapun yang menjadi sasaran pembangunan pedesaan adalah dengan terciptanya : a. Pemantapan ketahanan pangan, maka peningkatan produksi dan produktivitas sektor pertanian membutuhkan dukungan penyediaan prasarana fisik desa disamping sarana produksi pertanian seperti pupuk, bibit unggul dan teknologi. b. Penciptaan kegiatan ekonomi lokal secara luas. c. Peningkatan dan memperluas lapangan kerja. d. Penguatan kelembagaan desa, baik kelembagaan ekonomi maupun sosial. e. Peningkatan keswadayaan masyarakat. f. Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup pedesaan Adisasmita, 2006:99. Lembaga-lembaga yang terdapat di masyarakat berbeda dengan suatu organisasi atau asosiasi. Perbedaan tersebut ada pada tujuan pengaturannya, yaitu apabila pengaturan yang ada berorientasi pada tercapainya suatu tujuan maka pengaturan itu terkait dengan masalah organisasi tetapi apabila pengaturannya itu berorientasi pada suatu pemenuhan kebutuhan, baik kebutuhan dasar maupun kebutuhan sekunder, maka pengaturan itu berarti terkait dengan masalah kelembagaan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 26 Di dalam suatu masyarakat meskipun terdapat lebih dari satu lembaga biasanya terdapat satu lembaga yang berada dalam kedudukan teratas dan mendominasi lembaga-lembaga lainnya. Bagi masyarakat desa, lembaga-lembaga dominan ini bisa diwakili oleh lembaga adat maupun lembaga pemerintahan. Besarnya peranan lembaga pemerintahan itu berbeda pada semua desa. Pada desa dengan ikatan genealogis peranan lembaga pemerintahan ini tidak terlalu besar karena sistem kekerabatan dengan aturan adat istiadatnya sangat mendominasi kehidupan masyarakat desa sedangkan pada desa dengan ikatan kedaerahan peranan lembaga pemerintahan cukup besar Wisadirana, 2005:117. Perubahan dan perkembangan kelembagaan pada desa-desa di Indonesia ditentukan oleh kondisi internal maupun oleh pengaruh eksternal desa. Pengaruh eksternal terutama datang dari program-program pembangunan. Kondisi internal adalah semua potensi dan akses yang dimiliki desa tersebut dan menjadi faktor penentu dalam beradaptasi terhadap proses sosial umum. Diferensiasi kelembagaan menjadi lebih berkembang setelah era pembangunan, dimana Pemerintah melalui berbagai departemennya semakin meningkatkan intervensinya terhadap proses perkembangan pembangunan desa Rahardjo, 1999:215. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 5 Tahun 2007 tentang pedoman penataan lembaga kemasyarakatan, kegiatan lembaga kemasyarakatan di desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui: Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 27 a. peningkatan pelayanan masyarakat, b. peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan, c. pengembangan kemitraan, d. pemberdayaan masyarakat, e. pengembangan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat. Pada jajaran pemerintahan desa dan masyarakat desa dijumpai banyak kelompok-kelompok masyarakat berdasarkan norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi ciri daripada lembaga tersebut, umpamanya lembaga keagamaan, lembaga kepemudaan, olah raga, kesenian, arisan, kesukuan, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah beberapa jenis kelembagaan yang terdapat di berbagai desa di Indonesia, yaitu: a Lembaga Musyawarah Desa LMD terdapat di desa swadaya, swakarya, dan swasembada b Lembaga Pemberdayaan Masyarakat desa swadaya, swakarya, dan swasembada c Rukun Tetangga, Rukun Kampung - RTRW desa swadaya, swakarya, dan swasembada d Pembinaan Kesejahteraan Keluarga - PKK desa swakarya dan swasembada e Perhimpunan Pemakai Air desa swakarya dan swasembada f Koperasi Unit Desa – KUDBUD, dan sebagainya desa swakarya dan swasembada g Majelis ulama dan lembaga-lembaga keagamaan lainnya desa swasembada h Perkumpulan kematian desa swasembada Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 28 i Himpunan Kerukunan Tani Indoonesia desa swasembada j Lembaga Sosial Kampung – LSK, dan sebagainya desa swasembada Jayadinata, 2006:112. Dalam aktifitas Pemerintah desa, keberadaan lembaga-lembaga di lingkungan desa membawa pengaruh positif, bermanfaat dan sebagai kebutuhan yang tidak terelakkan. Sebelumnya telah digarisbawahi bahwa masyarakat dalam setiap aspek kehidupan perlu peran sertanya dimobilisasi untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam setiap proyek pembangunan. Implementasi konsep peran serta ini diharapkan dapat dilaksanakan oleh semua lembaga sosial desa yang telah dibentuk tersebut.

2.2 Pemberdayaan Masyarakat