METODE PENELITIAN DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN PENYAJIAN DATA ANALISA DAN INTERPRETASI DATA PENUTUP DESKRIPSI LOKASI

40

1.9 Sistematika Penulisan BAB I

: PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, definisi konsep, definisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi penelitian, teknik pena.rikan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisi gambaran umum mengenai objek atau lokasi penelitian yang relevan dengan topik penelitian.

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Berisikan hasil data yang diperoleh dari lapangan dan atau berupa dokumen yang akan dianalisis.

BAB V : ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

Bab ini berisi analisa data dari set iap data yang disajikan yang diperoleh setelah melakukan penelitian.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan penelitian dan saran untuk kemajuan objek penelitian. Universitas Sumatera Utara 41

BAB II METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel independen X dengan variabel dependen Y yang menggunakan rumus statistik Arikunto, 1996:5. Dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan fakta yang diperoleh dilapangan.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Islam Malahayati Jl. Dipenogoro No.2 - 4 Medan. 2.3 Populasi dan Sampel 2.3.1 Populasi Menurut Sugiyono 2005 : 90, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan yang berjumlah 200 orang. Universitas Sumatera Utara 42

2.3.2 Sampel

Menurut Singarimbun 1995 : 152, sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya, dengan kata lain sampel adalah bagian dari populasi. Pengambilan sebagian itu dimaksudkan sebagai representative dari seluruh populasi, sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan populasi. Arikunto 1996:104 menjelaskan apabila jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka diambil keseluruhannya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika populasinya lebih dari 100 orang, maka dapat diambil 10-15 atau 20-25 sampel atau lebih. Oleh karena itu, merujuk pada pernyataan di atas, dikarenakan populasi dalam penelitian ini lebih dari 100 orang, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebesar 25 atau sekitar 50 orang pegawai Rumah Sakit Malahayati Medan.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data suatu informasi dan keterangan – keterangan lain yang diperlukan, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Teknik pengumpulan data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan instrument: a. Kuesioner Quetionary Yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang dilengkapi alternatif jawaban. Universitas Sumatera Utara 43 b. Observasi observation Yaitu kegiatan mengamati secara langsung dengan mencatat gejala – gejala yang ditemukan dilapangan serta menjaring data yang tidak terjangkau 2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang terdiri dari : a. Penelitian kepustakaan library research Pengumpulan data yang diperoleh dari buku – buku, karya ilmiah, pendapat ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti. b. Studi dokumentasi Yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan – catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

2.5 Teknik Penentuan Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Teknik pengukuran skor yang digunakan adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner responden. Adapun skor yang ditentukan untuk setiap pertanyaan adalah : 1. untuk alternatif jawaban a diberi skor 5 2. untuk alternatif jawaban b diberi skor 4 3. untuk alternatif jawaban c diberi skor 3 4. untuk alternatif jawaban d diberi skor 2 Universitas Sumatera Utara 44 5. untuk alternatif jawaban e diberi skor 1 Untuk mengetahui kategori jawaban dari masing – masing variabel apakah tergolong tinggi, sedang atau rendah, maka terlebih dahulu ditentukan skala interval dengan cara sebagai berikut: 8 , 5 1 5 = − Skor tertinggi – skor terendah Banyaknya bilangan Maka diperoleh : Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing – masing variabel yaitu : KATEGORI NILAI Sangat tinggi 4,24 - 5,00 Tinggi 3,43 - 4,23 Sedang 2,62 - 3,42 Rendah 1,81 – 2,61 Sangat rendah 1,00 – 1,80 Universitas Sumatera Utara 45

2.6 Teknik Analisis Data

a. Untuk mengetahui koefisien korelasi variabel X terhadap variabel Y digunakan rumus Product Moment Sugiyono, 2005 : 212 rxy = { }{ } ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n Keterangan : rxy : angka indeks korelasi r product moment n : sampel ∑ x : jumlah skor x ∑ y : jumlah skor y Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan yaitu : a. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nilai nol r = 0, berarti hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada. b. Koefisien korelasi yang diperoleh positif r = + artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti nilai variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif. c. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif r = - artinya kedua variabel negatif dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya variabel yang lain. Universitas Sumatera Utara 46 Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang, atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r koefisien korelasi digunakan penafsiran atau interprestasi angka sebagai berikut : Tabel interpretasi korelasi Product Moment Interval Koefisien Tingkat hubungan 0.00 – 0.199 Sangat rendah 0.20 – 0.399 Rendah 0.40 – 0.599 Sedang 0.60 – 0.799 Tinggi 0.80 – 1.000 Sangat tinggi Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui table korelasi. Tabel korelasi menentukan batas – batas r yang signifikan. Bila tersebut signifikan, artinya hipotesis kerja hipotesis alternative dapat diterima. a. Untuk menguji hipotesis, pengaruh struktur organisasi X dengan kemampuan pegawai Y , maka diadakan pengujian dengan rumus “t” Sugiyono, 2005 : 212 yaitu : t = 2 r 1 2 n r − − Universitas Sumatera Utara 47 b. Untuk menghitung kontribusi struktur organisasi terhadap kemampuan pegawai digunakan perhitungan determinasi. Perhitungan dilakukan dengan rumus : Sugiyono, 2005 : 212, yaitu: D = r xy 2 x 100 Keterangan : D = koefisien determinan rxy = koefisien korelasi moment antara x dan y Universitas Sumatera Utara 48

BAB III DESKRIPSI LOKASI

III. 1 Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

Pada tahun 1972 timbul gagasan untuk mendirikan sebuah rumah sakit di komplek bangunan milik Yayasan Kerukunan Aceh bersama dengan Dewan Pimpinan Pusat Aceh Sepakat Sumatera Utara yang terletak di Jalan Pangeran Dipenogoro no. 4 Medan, selama ini hanya digunakan sebagai tempat pertemuan – pertemuan sehingga timbul pemikiran untuk memanfaatkannya mendirikan komplek rumah sakit. Kemudian dibentuk Yayasan Rumah sakit Malahayati Medan tanggal 10 Mei 1973. Pemerintah ikut membantu melalui Inspektur Kesehatan Sumatera Utara, dengan membuat suatu perencanaan umum untuk mendirikan rumah sakit ini sesuai dengan syarat – syarat undang – undang pokok kesehatan. Sengaja nama Malahayati dipilih untuk nama rumah sakit ini. Tulisan Malahayati di artikan sebagai Mal al hayati, “kekayaaan dari hidup” yaitu kekayaan hidup kita paling berharga yaitu kesehatan. Sedangkan Laksamana Malahayati di artikan sebagai Srikandi, yang memimpin Armada Aceh dalam pertempuran melawan Portugis pada abad ke-16. Malahayati juga sebagai Diplomat Kepala Protokol dalam perundingan – perundingan dengan utusan Belanda dan Inggris. Pada tanggal 14 April 1974 peletakan batu pertama pembangunan kamar bedah sebagai mulainya pembangunan Rumah Sakit Malahayati. Pada tanggal 14 Januari 1975,Gubernur Sumatera Utara H. Marah Halim Harahap meresmikan rumah sakit ini Universitas Sumatera Utara 49 yang diberi nama Rumah Sakit Islam Malahayati dengan dipimpin oleh dokter Djafar Siddik yang masih dilengkapi dengan peralatan sederhana. Setahun kemudian Rumah Sakit Malahayati sudah dapat menunjukkan eksistensinya di masyarakat dan dapat berdiri sendiri serta melengkapi peralatan kedokteran sendiri dan meneruskan pembangunan fasilitas rumah sakit. Tanggal 9 Mei 1976 fasilitas kamar bedah dan laboratorium diresmikan pemakaiannya oleh Walikota Medan H. Saleh Arifin, menyusul pula pembangunan paviliun yang juga mendapat bantuan daari para donatur dan masyarakat. Diresmikan kemudian pemakaiannya oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Suwardjono Soerjaningrat pada tanggal 5 November 1980, sampai sekarang Rumah Sakit Islam Malahayati masih menunjukkan eksistensinya kepada masyarakat dengan fasilitas yang cukup lengkap untuk menunjang kebutuhan masyarakat. III.2 Fasilitas atau Pelayanan Kesehatan A. Pelayanan Rawat Inap, layanan yang diberikan sebagai berikut: Fasilitas VIP utama, • Tempat tidur pasien • Sofa bed • Oksigen sentral • Televisi bewarna • AC lampu tidur • Lemari pakaian Universitas Sumatera Utara 50 • Kulkas • Kamar mandi dalam • Berada dilantai I • Teras depan dan belakang B. Pelayanan Rawat Jalan C. Pelayanan Kamar Bedah D. Pelayanan Intensive Care Unit ICU E. Pelayanan Penunjang Medis III.3 Struktur Organisasi Setiap organisasi dalam upaya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien memerlukan struktur organisasi. Karena itu, struktur organisasi haruslah sesuai dan mudah dimengerti oleh semua pihak yang terlibat dalamnya. Struktur organisasi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan disusun sedemikian rupa dan disesuaikan dengan kondisi dan situasi rumah sakit yaitu kegiatan operasional. Dalam melaksanakan kegiatannya, Rumah Sakit Islam Malahayati Medan dipimpin oleh seorang Direktur dan dibantu oleh satu orang Wakil Direktur dan satu orang komite medik. Dalam pelaksanannya, wakil direktur dibantu oleh 5 lima orang kepala bagian yang masing-masing membawahi bagian perawatan, bagian pelayanan, bagian umum, bagian keuangan, dan program, dan bagian instalasi, sedangkan komite medik dibantu oleh 14 orang staf medik yang membawahi spesialisasi tenaga professional rumah sakit. Universitas Sumatera Utara 51 Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar struktur organisasi dari uraian tugas pada rumah sakit islam malahayati medan.

1. Direktur

Direktur rumah sakit malahayati medan yang selanjutnya direktur adalah seorang penanggung jawab pengelola rumah sakit malahayati medan. Di dalam melaksanakan tugasnya direktur bertanggung jawab kepada dewan penyantun. Dalam tugasnya direktur di bantu oleh : a. Wakil Direktur Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. b. Komite medik atau satuan medis fungsional c. Kepala bagian perawatan Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. d. Kepala bagian pelayanan Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. e. Kepala bagian Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. f. Kepala bagian keuangan dan program Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. g. Kepala bagian instalasi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Uraian tugas direktur : 1. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan di rumah sakit malahayati medan.. 2. Melaksanakn fungsi-fungsi manejemen rumah sakit malahayati secara terpadu, efisien, efektif dan kreatif Universitas Sumatera Utara 52 3. Mengelola rumah sakit malahayati medan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 4. Menyusun kebijakan pelaksanaan kegiatan di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. 5. Membina pelaksanaan kegiatan di Rumah Sakit Islam Malahayati. 6. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit islam malahayati medan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7. Menyusun rencana kerja dan rencana anggaran tahunan untuk dibahas dan ditetapkan direksi Rumah Sakit Islam Malahayati atas persetujuan rapat umum. 8. Mengusulkan kepada direksi rumah sakit islam malahayati rencana pembangunan saran dan prasarana Rumah Sakit Islam Malahayati. 9. Bersama-sama dengan direksi Rumah Sakit Islam Malahayati merumusakan strategi dan rencana induk pengembangan rumah sakit. 10. Melaporkan kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit Islam Malahayati meliputi laporan pelayanan, keterangan kepada anggota direksi dan komisaris sekurang-kurangnya satau kali dalam tiga bulan 11. Menyampaikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba kepada semua yang berwenang sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan Universitas Sumatera Utara 53 12. Memelihara hubungan baik dengan pe,eriontah, organisasi perumahsakitan, organisasi profesi dan masyarakat.

2. Wakil Direktur

Wakil Direktur adalah staf dudalam organisasi rumah sakit malahayati medan, yang bertugas membantu direktur untuk mengkoordinasikan dan melaksanakan pengawasan serta bertanggung jawab atas kelancaran fungsi pelayanan rumah sakit malahayati medan. dalam melaksanakan tugasnya wakil direktur bertanggung jawab langsung kepada direktur rumah sakit. Uraian tugas wakil direktur: 1. Membantu direktur rumah sakit dalam melaksanakan tugas dan fusi dan wewenang direktur rumah sakit 2. Mewakili direktur rumah sakit jika berhalangan 3. Melaksanakan tugas dan pekerjaan lainnya yang ditentukan Direktur Rumah Sakit. 4. Merencanakan kebutuhan dan penyediaan kebutuhan fasilitas pelayanan di Rumah Sakit. 5. Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan pengarahan dari Direktur. Universitas Sumatera Utara 54

3. Komite Medik

Komite Medik adalah sekelompok tenaga medik yang diangkat serta diberhentikan oleh Direktur Rumah Sakit untuk masa jabatan3 tahun lamanya, dengan susunan terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, dan beberapa orang anggota yang terdiri dari para ketua staf medik fungsional Rumah Sakit Malahayati Medan secara ex- officio, dengan ketentuan, dalam hal ini tidak ada ketua staf medik fungsional, komite medik Rumah Sakit Islam Malahayati beranggotakan staf medik fungsional Rumah Sakit sesuai dengan keahliannya. Satuan Medis Fungsional SMF adalah pelaksanaan fungsional dari instasi terkait di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan, bertugas untuk melaksanakan pelayanan SMF dengan kualitas yang tinggi, tertib dan berdisiplin. Uraian Staf Medik Fungsional : 1. Menyelenggarakan layanan medis umum dan spesialis dengan mutu yang tinggi, tertib dan berdisiplin di semua instalasi pelayanan medis di Rumah Malahayati Medan. 2. Menyiapkan data yang berhubungan dengan tugas pokoknya, untuk disampaikan Direktur Rumah Sakit serta Disajikan kepada Kepala-kepala bagian yang terkait. 3. Memberikan saran baik diminta ataupun tidak diminta, untuk kelancaran tugas dan pengembangan pelayanan medis sesuai dengan tugas pokoknya untuk disampaikan kepada Direktur serta disajikan kepada kepala-kepala bagian masing-masing terkait. Universitas Sumatera Utara 55 4. Mengajukan kebutuhan pelayanan medis kepada Direktur dan Kepala- Kepala Bagian yang terkait untuk menunjang kelancaran tugas serta pengembangan tugas pokoknya. 5. Mengadakan koordinasi dengan tenaga keperawatan guna menunjang kelancaran tugas. 6. Membuat petunjuk pelaksanaan petunjuk teknis pada masing-masing bagian terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 7. Membuat Laporan berkala yang berhubungan dengan tugas pokoknya kepada Direktur Rumah Sakit.

4. Bagian Keperawatan

Bagian keperawatan adalah salah satu unit kerja yang merupakan unsur staf pimpinan Rumah Sakit Islam Malahayati yag bertugas menyelenggarakan upaya pelayanan dan asuhan keperawatan, pendidikan, pelatihan, penelitian dan prngembangan serta etika dan mutu keperawatan. Bagian keperawatan dipimpin oleh sebagian seorang kepala Bagian Keperawatan. Kepala Bagian Keperawatan adalah seorang Staf di dalam organisasi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan merupakan pembantu Wadir dalam melaksanakan pembinaan dan bimibingan pelayanan dan asuhan keperawatan. Universitas Sumatera Utara 56 Di dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Keperawatan bertanggung jawab langsung kepada Direktur dan bertindak atas nama Wakil Direktur. Uraian Tugas Kepala Bagian Keperawatan : 1. Merencanakan, menyusun, dan menetapkan tata pelayanan dan asuhan keperawatan sesuai dengan kebijakan Direktur. 2. Merenanakan jumlah dan kategori keperawatan sesuai dengan kebutuhan untuk diusulkan kepada Wakil Direktur. 3. Merencanakan jumlah dan jenis alat keperawatan sesuai dengan kebutuhan instalasi untuk diusulkan kepada Wakil Direktur. 4. Merencanakan pembinaan dan pengembangan karir tenaga keperawatan melalui pendidikan dan latihan berjenjang dan berkelanjutan. 5. Menyiapkan dan memberikan data serta saran baik diminta ataupun tidak kepada Wakil Direktur tentang hal – hal yang berhubungan dengan tugasnya sesuai dengan kebutuhan. 6. Menyusun program kerja bagian Keperawatan sebagai bahan penyusunan program kerja di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. 7. Mengusahakan kelangkapan logistik keperawatan sesuai dengan perauran yang berlaku. 8. Mengadakan atau mengahadiri rapat koordinasi dengan Kepala Sub Seksi Keperawatan dan Unit – unit terkait secara berkala atau sewaktu – waktu sesuai dengan kebutuhan. Universitas Sumatera Utara 57 9. Mengumpulkan, mengoalh dan menganalisa data tentang asuhan keperawatan dan ketenagaan keperawatan untuk bahan informasi bagi pengembangan pelayanan dan asuhan keperawatan. 10. Mengevaluasi seluruh kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan bersama – sama dengan Kepala Sub Seksi Keperawatan secara berkala atau sewaktu – waktu dan bila perlu mengadakan perbaikan agar asuhan keperawatan di tingkatkan dan dikembangkan sesuai dengan ilmu dan teknologi keperawatan. 11. Membuat laporan berkala dan tahunan tentang pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan kepada Wakil Direktur sebagai bahan penyusunan laporan kegiatan pelayanan Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. 5. Bagian Pelayanan Bagian pelayanan adalah satu unit kerja yang merupakan unsur staf pimpinan Rumah Sakit Islam Malahayati Medan berperan membantu Wakil Direktur untuk memperlancar kegiatan pelayanan medis, penunjang medis dan non medis serat pelayanan rujukan Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Bgian pelayanan ini dipimpin oleh seorang kepala bagian pelayanan. Kepala bagian pelayanan adalah seorang Staf di dalam organisasi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan merupakan pembantu Wakil Direktur dalam menyelenggarakan dan melaksanakan pengawasan srta bertanggung jawab terhadap kelancaran jalannya fungsi pelayanan rujukan Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Universitas Sumatera Utara 58 Didalam melaksanakan tugasnya, kepala bagian pelayanan bertanggung jawab langsung terhadap wakil direktur dan di dalamm melaksanakan tugasnya selalu bertindak atas nama Wakil Direktur Rumah Sakit. Uraian Tugas Kepala Bagian Pelayanan : 1. Menyiapkan dan memberikan data serta informasi Kepada Wakil Direktur mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan medis, penunjang medis, serat rujukan pasien pada semua instalasi. 2. Memberikan saran baik diminta ataupun tidak kepada Wakil Direktur tentang segala sesuatu yang berhubungan tentang kegiatan pelayanan dan pengembangannya. 3. Megadakan koordinasi dengan unit kerja yang ada di lingkungannya, untuk menyusun program rumah sakit. 4. Mengajukan kebutuha pegawai, peralatan dan anggaran biaya untuk menunjang kegiatan pelaksanaan tugas serta pengembangan tugas pokok Direktur sesuai dengan kebutuhan dan peraturan yang berlaku. 5. Menyelenggarakan pembinaan pegawai di lingkungan unit kerja yang berada dalam koordinasinya agar dapat dicapai efesiensi, efektivitas yang optimal. 6. Mengupayakan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai yang berguna untuk meningkatkan semagat kerja pegawai. Universitas Sumatera Utara 59 7. Mengadakan koordinasi dengan unit kerja untuk membuat uraian tugas semua pegawai yang berada dalam tanggung jawabnya sesuai dengan bidang tugasnya. 8. Melaksanakan usulan kenaikan pangkat golongan jabatan mutai pendidikan dan hukuman bagi pegawai yang berada dalam lingkungannya sesuai dengan peraturan yang berlaku. 9. Menyimpan daftar barang – barang inventaris yang berada dalam tanggung jawabnya. 10. Mengadakan pengawasan terhadap lingkungan kerja yang berada dalam koordinasinya agar dilaksanakan sesuai dengan program kerja. 6. Bagian Umum Kepala Bagian Umum adalah salah seorang Staf pelaksana di dalam organisasi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Dalam melaksanakan tugasnya Kapala bagian Umum bertindak atas nama Wakil Direktur. Di ssamping itu dalam pelaksanaan operasional pelaksanaan kerja Kepala Bagian Umum dibantu oleh : Sub Bagian Tata Usaha, Sub Bagian Kepegawaian, Sub Bagian Rumah Tangga, Sub Bagian Perlengkapan, Sub Bagian Rekan Medik, Sub Bagian Laporan, Sub Bagian Hukum, Sub Bagian Perpustakaan, Sub Bagian pemasaran dan Publikasi. Universitas Sumatera Utara 60 Uraian tugas Kepala Bagian Umum : 1. Menyiapkan dan memberikan data dan informasi pada Direktur mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas pokok bagian kesektariat. 2. Memberikan saran atau masukan kepada Wakil Direktur baik diminta ataupun tidak yang berhubungan dengan tugas. 3. Membantu Wakil Direktur dalam menyusun program kerja yang berhubungan dengan tugas pokoknya, mengadakan kerjasama dan koordinasi dengan unti terkait di lingkungan Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. 4. Melaksanakan administrasi ketata usahaan, hukum, perpustakaan, publikasi kerumah tanggaan, pemasaran sosial dan perlengkapan di lingkungan Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. 5. Melaksanakan pembinaan pegawai, termasuk kesejahteraan pegawai di lingkungan bagian umum, sehingga tercapai semangat kerja dan keterampilan serta hubungan kerja yang harmonis. 6. Menyiapkan uraian tugas dari semua pegawai di lingkungan bagian umum. 7. Membuat penilaian pekerjaan terhadap pegawai di lingkungan bagian umum. Universitas Sumatera Utara 61 8. Mempertimbangkan dan mengusulkan kenaikan pangkat golongan jabatan mutasi, pendidikan dan pemberian sanksi serta hukuman terhadap pegawai yang melanggar peraturan di lingkungan bagian umum. 9. Menyusun dan menyiapkan evaluasi dan laporan berkala dan tahunan pelaksanaan semua kegiatan dari bagian umum.

7. Bagian Keuangan dan Program

Kepala Bagian Keuangan dan Program adalah salah seorang pembantu Wakil Direktur Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala bagian Keuangan dan Program bertanggung jawab kepada Wakil Direktur. Kemudian dalam pelaksanaan tugasnya Kepala Bagian Keuangan dan Program bertindak atas nama Wakil Direktur. Dalam pelaksanaan tugasnya Kepala Bagian Keuangan dan Program dibantu 5 orang Kepala Sub Bagian yang tediri dari : Sub Bagian Penyusunan Anggaran, Sub Bagian Kebendaharaan, Sub Bagian Akutansi, Sub Bgian Penyusunan Program, Sub Bagian Penagihan. Uraian tugas Kepala Bagian Keuangan dan Program 1. Mengadakan koordinasi kegiatan dan membina serta menjalin hubungan kerja dengan unit – unit di lingkungan Rumah Sakit Islam Malahayati, 2. Membantu Wakil Direktur dalam menyusun kegiatan Rumah Sakit Islam Malahayati Medan yang berhubungan dengan tugas pokoknya. 3. Menyiapkan dan melaporkan data dan informasi keuangan Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Universitas Sumatera Utara 62 4. Memberikan saran atau pendapat kepada Wakil Direktur baik diminta ataupun tidak mengenai tugas – tugas pokok Kepala Bagian Keuangan dan Program. 5. Mengajukan kebutuhan pegawai, peralatan kerja, anggaran biaya untuk menunjang pelaksanaan tugas Kepala Bagian Keuangan dan Program Rumah Sakit Islam Malahayati. 6. Membuat uraian tugas bagi semua pegawai di lingkungan Bagian Keuangan Rumah Sakit Islam Malahayati. 7. Menyusun prosedur dan sistem kerja di Bagian Keuangan Rumah Sakit Islam Malahayati. 8. Membuat dan menyiapkan serta menuyusun laporan berkala tentang keuangan Rumah Sakit Islam Malahayati.

8. Bagian Instalasi

Kepala Bagian Istalasi adalah seorang staf pelaksana didalam organisasi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan, dalam pelaksanaan tugasnya Kepala Bagian Instalasi berada di bawah dan beranggung jawab kepada Wakil Direktur. Kemudian dalam pelaksanaan tugasnya kepala Bagian Instalasi selalu bertindak atas nama Direktur. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Instalasi dibantu oleh : Sub Bagian Rawat jalan, Sub Bagian Rawat Inap, Sub Bagian Gawat Darurat, Sub Bagian Bedah Sentral, Sub Bagian Perawatan Intensif, Sub Bagian Radiologi, Sub Bagian Farmasi, Sub Bagian Gizi, Sub Bagian Fisiotherapi, Sub Bagian Laboraturium, dan Sub Bagian Pemeliharaan. Universitas Sumatera Utara 63 Uraian tugas Kepala Bagian Instalasi : 1. Menyiapkan dan memberikan data informasi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan instalasi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. 2. Memberikan saran atau pendapat yang berhubungan dengan tugas baik diminta ataupun tidak kepada Wakl Direktur. 3. Mengajukan kebutuhan instalasi seperti peralatan kerja, anggaran biaya untuk menunjang pelaksanaan kegiatan dan pengembangan di bagian Instalasi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. 4. Melaksanakan prosedur tetap PROTAP pelayanan medik bagi masyarakat 5. Melaksanakan Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan, kepada masyarakat. 6. Mengadakan evaluasi terhadap semua kegiatan yang berhubungan dengan sub bagian instalasi dan bila perlu mengadakan saran untuk perbaikan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Rumah Sakit untuk disampaikan kepada Direktur. 7. Menyusun dan menyiapkan evaluasi, laporan berkala dan laporan tahunan pelaksanaan semua kegiatan dari bagian instalasi. Universitas Sumatera Utara 64 III.4 Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Islam Malahayati Medan VISI ”Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit yang unggul dan bernuansa Islami”. MISI ”Perbaikan mutu asuhan keperawatan yang berkesinambungan dengan memberikan pendidikan dan bimbingan kepada seluruh jajaran keperawatan sehingga memberlakukan pasien sesuai dengan harkat dan martabat manusia secara Islami sehingga hak – hak dan kebutuhan pasien dapat terpenuhi”. MOTTO I : Iman, K : Kualitas, H : harapan, L : Lugas, A : Akrab, S : Sejahtera Universitas Sumatera Utara 65

BAB IV PENYAJIAN DATA