17 memanfaatkannya. Dalam persaingan yang semakin ketat dan dalam lingkungan politik,
ekonomi dan sosial yang serba tidak menentu saat ini rumah sakit sulit menentukan perkembangannya dimasa mendatang. Untuk itu, masalah produktivitas kerja pegawai di
lingkungan rumah sakit perlu ditingkatkan melalui studi struktur organisasi. Rumah Sakit Islam Malahayati Medan juga tidak terlepas dari permasalahan
produktivitas kerja pegawai, Masalah disiplin kerja masih terdapat dalam rumah sakit ini,tidak sedikit pegawai yang sering datang terlambat, tidak sesuai dengan jadwal yang
ditentukan. Bahkan sudah diberi Surat Peringatan SP tetapi masih tetap mengulanginya. Untuk itu penerapan disiplin harus lebih ditingkatkan lagi, agar tercipta pegawai yang
berorientasi pada peningkatan produktivitas.
Berdasarkan uraian diatas penulis melakukan penelitian tentang : ”Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai
Pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.”
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah sangat penting agar diketahui arah jalannya suatu penelitian dan untuk lebih memudahkan penelitian nantinya. Hal ini senada dengan pendapat agar
penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka penulis merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus memulai, kemana harus pergi dan dengan
apa Arikunto, 2001: 17.
Universitas Sumatera Utara
18 Berdasarkan uraian diatas maka penulis dalam melakukan penelitian ini
merumuskan masalah sebagai berikut :
Adakah Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai
Pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui struktur organisasi di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. 2.
Untuk mengetahui produktivitas kerja para pegawai di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.
3. Untuk mengetahui pengaruh struktur organisasi terhadap produktivitas kerja di
Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan mahasiswa Ilmu Administrasi umumnya dan Ilmu Administrasi Negara pada khususnya.
2. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Fakultas Ilmu
Sosial dan ilmu Politik dalam menambah kajian maupun sebagai referensi bagi mahasiswa yang tertarik terhadap penelitian ini.
3. Untuk penulis, penelitian ini merupakan wahana dalam mengembangkan
pengetahuan dan wawasan dalam meningkatkan kemampuan berfikir melalui
Universitas Sumatera Utara
19 karya ilmiah. Selain itu juga untuk mencoba menetapkan berbagai teori yang
didapat di bangku perkuliahan. 4.
Secara praktis diharapkan berguna bagi Rumah Sakit Islam Malahayati dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai.
1.5 Kerangka Teori
Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut, seorang peneliti perlu menyusun kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti
menyoroti masalah yang dipilih Nawawi, 1990 : 40. Oleh sebab itu, untuk memudahkan penelitian diperlukan pedoman berpikir yaitu kerangka teori.
Dalam penelitian ini, yang menjadi kerangka teorinya adalah:
1.5.1 Struktur Organisasi 1.5.1.1 Pengertian Organisasi
Organisasi merupakan alat atau wadah yang statis. Setiap orang tentunya pernah ataupun sedang berada di dalam sebuah organisasi. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa organisasi yang terkecil adalah sebuah keluarga dan tentunya setiap orang dilahirkan dalam sebuah keluarga. Kemudian yang dikatakan sebagai organisasi yang
terbesar adalah sebuah Negara. Oleh karena itu tentunya seseorang secara sadar atau tidak sadar, mau tidak mau, ia telah berada di dalam sebuah organisasi. Berikut ini ada
beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai organisasi, antara lain: 1.
Louis A. Allen dalam Hasibuan, 2001:119 mendefinisikan organisasi sebagai proses penentuan dan pengelompokan pekerjaan yang akan dikerjakan, menetapkan dan
Universitas Sumatera Utara
20 melimpahkan wewenang dan tanggung jawab dengan maksud untuk memungkinkan
orang-orang bekerja sama secara efektif dalam mencapai tujuan. 2.
Hasibuan 2001:120 menyatakan bahwa organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama
dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja. 3.
Menurut Pradjudi Atmosudiro dalam Hasibuan, 2001:121 organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang
pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu.
4. Menurut G. R. Terry dalam Supardi, 2002:4 organisasi berasal dari perkataan
`organisme yaitu suatu struktur dengan bagian-bagian yang demikian diintegrasi hingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan
keseluruhan. Jadi sebuah organisasi terdiri dari dua bagian pokok yaitu bagian-bagian dan hubungan-hubungan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu sistem perserikatan, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang
bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi ini hanya menjadi wadah dan alat untuk melakukan proses manajemen, dan oleh sebab itu, organisasi sebagai sebuah
wadah tentunya memiliki beberapa unsur, yaitu: 1.
Manusia human factor, artinya organisasi baru ada jika ada unsur manusia yang bekerja sama, ada pemimpin dan ada yang dipimpin bawahan.
2. Tempat kedudukan, artinya organisasi baru ada, jika ada tempat kedudukannya.
3. Tujuan artinya organisasi baru ada jika ada tujuan yang ingin dicapai.
Universitas Sumatera Utara
21 4.
Pekerjaan, artinya organisasi itu baru ada, jika ada pekerjaan yang akan dikerjakan serta adanya pembagian pekerjaan.
5. Struktur, artinya organisasi itu baru ada, jika ada hubungan dan kerja sama antara
manusia yang satu dengan yang lainnya. 6.
Teknologi, artinya organisasi itu baru ada jika terdapat unsur teknis. 7.
Lingkungan environment external social system, artinya organisasi itu baru ada, jika ada lingkungan yang saling mempengaruhi misalnya ada sistem kerja sama
sosial. Hasibuan, 2001: 122 Jika dilihat dari beberapa unsur yang disebutkan di atas, salah satu yang paling
penting yang harus ada dalam sebuah organisasi adalah sebuah struktur. Struktur organisasi harus dirancang dan dibangun sesuai dengan perkembangan organisasi dan
juga harus disesuaikan dengan kemampuan organisasi tersebut. Pengembangan struktur organisasi harus ditekankan pada prinsip-prinsip organisasi komunikasi, pada azas
pertukaran informasi dan kewajiban bawahan untuk selalu melaporkan kepada atasan tentang jalannya operasi dan pada azas kewajiban pimpinan untuk selalu mengadakan
pengecekan terhadap, jalannya pelaksanaan perintah-perintahnya. Sebab fungsi dari struktur organisasi itu sendiri adalah untuk menentukan kelancaran jalannya pelaksanaan
dan berupa pewadahan atau pengaturan lebih lanjut daripada kekuasaan. pekerjaan, tanggung jawab dan orang-orang yang harus ditatahubungkan satu sama lain sedemikian
rupa sehingga setiap orang tahu apa kedudukannya, apa tugasnya, apa tanggung jawabnya, apa kewajibannya, apa fungsinya, apa pekerjaannya, apa haknya, apa
wewenangnya, siapa atasannya, siapa bawahannya dan bagaimana cara berhubungan satu sama lain Supardi, 2002: 30.
Universitas Sumatera Utara
22
1.5.1.2 Prinsip – Prinsip Organisasi
Agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik, diperlukan suatu prinsip – prinsip tertentu yang harus dianut sebagai pedoman agar kegiatan organisasi dapat
berjalan dengan lancar. Prinsip – prinsip tersebut yaitu:
1. Perumusan tujuan dengan jelas Formulation of the objective
2. Pembagian tugas pekerjaan Division of works
3. Pendelegasian wewenang Delegation of Authority
4. Rentang kekuasaan Span of control
5. Tingkat pengawasan Level of controlling
6. Kesatuan perintah dan tanggung jawab Unity of command and responbility
7. Koordinasi Coordination. Manullang, 1977 : 87
Stonner 1989 : 316 merumuskan struktur organisasi sebagai susunan dan hubungan antara bagian – bagian komponen dan posisi dalam suatu perusahaan.
Berdasarkan pengertian dan defenisi struktur organisasi diatas dapat kita lihat bahwa struktur organisasi menggambarkan kerangka dan hubungan sesama fungsi – fungsi,
bagian – bagian dan juga pembagian kegiatan – kegiatan. Struktur organisasi juga menggambarkan hierarki dalam organisasi, termasuk wewenang dan tanggung jawab
yang berbeda. Dari uraian diatas juga dapat dilihat unsur – unsur yang terdapat dalam struktur
organisasi. Unsur - unsur tersebut adalah: 1.
Spesialisasi kegiatan 2.
Standarisasi kegiatan
Universitas Sumatera Utara
23 3.
Koordinasi kegiatan 4.
Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan 5.
Rentang kekuasaan Handoko, 1991 : 170.
1. Spesialisasi Kegiatan
Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas – tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi pembagian kerja dan penyatuan tugas – tugas tersebut
menjadi satuan – satuan kerja. Spesialisasi mengakibatkan peningkatan produktivitas, karena spesialisasi memungkinkan setiap pekerja mencapai keahlian di bidang tertentu
sehingga dapat memberikan sumbangan secara maksimal pada kegiatan kearah tujuan. 2.
Standarisasi Kegiatan Merupakan prosedur – prosedur yang digunakan untuk menjamin terlaksananya
kegiatan atau pekerjaan seperti yang direncanakan. Dengan adanya standarisasi kegiatan yang telah ditetapkan, maka pegawai merasa lebih mudah melaksanakan pekerjaannya
guna mencapai tujuan organisasi yang hendak dicapai. 3.
Koordinasi Kegiatan Menunjukkan prosedur – prosedur yang mengintegrasikan fungsi – fungsi satuan –
satuan kerja dalam organisasi. Dengan adanya koordinasi yang dilaksanakan oleh setiap organisasi, maka ada kerjasama yang bias timbul, baik antara atasan dengan para
pegawai, maupun pegawai dengan pegawai lainnya, guna menciptakan kondisi yang harmonis sehingga bisa mempercepat arah laju perkembangan organisasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
24 4.
Sentralisasi dan Desentralisasi pembuatan keputusan Merupakan batas perluasan bagi jenis kekuasaan dan wewenang dari atas
kebawah dalam hierarki organisasi. Dengan demikian pengertian desentralisasi berhubungan erat dengan konsep partisipasi dalam pengambilan keputusan.
5. Rentang kekuasaan
Bertambah besarnya ukuran organisasi akan mempunyai hubungan yang positif dengan peningkatan efesiensi, karena berdasarkan unit kerja juga mempengaruhi
produktivitas, karena diantara para pekerja saling mengenal labih baik yang bertujuan membina dan membangun keluarga yang erat.
Sementara itu, menurut Drucker dalam Sutarto, 1993 : 45 ada 3 jalan untuk menemukan struktur yang membantu pencapaian tujuan yaitu:
1. Analisis kegiatan adalah menemukan pekerjaan apa yang harus dilakukan, pekrjaan
apa saja yang tergolong sama yang diberikan kepada setiap kegiatan didalam struktur organisasi.
2. Analisa keputusan adalah merancang suatu struktur organisasi, yang juga berkenaan
dengan keputusan yang harus dibuat. 3.
Analisa hubungan adalah merancang suatu hubungan dalam organisasi yaitu hubungan vertikal atasan dengan bawahan dan hubungan horizontal hubungan
kesamping atau sejajar, tujuan menganalisa ini bukan hanya untuk membantu merumuskan struktur saja, melainkan juga untuk memberikan pedoman penempatan
tenaga kerja dalam struktur. Jadi dalam membuat struktur organisasi harus terlebih dahulu mengetahui jenis
kegiatan atau pekerjaan yang dibuat, keputusan – keputusan apa saja yang harus dibuat,
Universitas Sumatera Utara
25 keputusan – keputusan apa saja yang harus diambil, dan hubungan yang ada dalam
organisasi. Hal ini berguna agar para pegawai dapat ditempatkan sesuai dengan keahliannya masing – masing sehingga tercapai suatu produktivitas yang tinggi dalam
organisasi. Selain itu struktur organisasi yang telah ditetapkan harus diinformasikan secara jelas kepada semua karyawan. Ini berguna untuk membantu menjelaskan arti dan
posisi dari para pegawai dalam perusahaan atau organisasi.
1.5.1.3 Pengertian Struktur Organisasi dan Bentuk Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan kesatuan kerangka organisasi yang ditetapkan untuk proses manajerial, sistem, pola tingkah laku yang muncul dan terjadi dalam praktek
penyelenggaraan organisasi dan manajemen. Berikut ini ada beberapa defenisi yangn dikemukakan para ahli mengenai struktur organisasi yaitu:
1. Menurut The Liang Gie dalam Hasibuan, 2001:127 struktur organisasi adalah
organisasi kerangka yang mewujudkan pola tetap dari hubungan-hubungan di antara bidang-bidang kerja, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan dan
peranan masing-masing dalam kebulatan kerja sama. 2.
Sedangkan menurut Hasibuan Hasibuan, 2001:128, struktur organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi
kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.
3. Durrant dalam Sutarto, 1993 : 42 struktur organisasi adalah bagan hubungan dan
tugas – tugas dari orang – orang yang digunakan oleh organisasi terutama sekali pelaksanaan fungsi – fungsi manajerial.
Universitas Sumatera Utara
26 4.
Anderson dalam Sutarto, 1993 : 43 mendefenisikan struktur organisasi sebagai susunan hubungan – hubungan, pertanggung jawaban, dan wewenang melalui tujuan
perusahaan pada pencapaian sasarannya. Maksud dari adanya struktur organisasi ini adalah untuk membantu dalam
pengaturan dan pengarahan usaha – usaha organisasi sehingga memudahkan koordinasi dan konsisten dengan tujuan – tujuan organisasi. Bentuk hubungan diantara fungsi –
fungsi yang terdapat dalam struktur organisasi tersebut mempunyai ciri – ciri tersendiri yang selanjutnya dapat membedakan bentuk organisasinya.
Berdasasarkan tipe – tipe dan wewenang, maka bentuk struktur organisasi dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Organisasi Lini Line Organization
b. Organisasi Lini dan Staff Line and Staff Organization
c. Organisasi Fungsional Functional Organization
d. Organisasi Lini, Staff dan Fungsional Line, Staff, and Functional
Organization e.
Organisasi Komite Committee Organization.Sutarto 1993 : 18
a. Struktur Organisasi Lini Line Organization Dalam organisasi lini pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal melalui
garis terpendek dari seorang atasan kepada bawahannya. Pelaporan tanggung jawab dari bawahan kepada atasannya juga dilakukan melalui garis vertikal yang terpendek.
Perintah-perintah hanya diberikan seorang atasan saja dan pelaporan tanggung jawab kepada atasan bersangkutan. Organisasi lini pada pokoknya adalah suatu bentuk
Universitas Sumatera Utara
27 organisasi yang didalamnya terdapat garis wewenang yang menghubungkan langsung
secara vertikal antara atasan dengan bawahan. Adapun ciri-ciri organisasi lini:
1. Organisasinya relatif kecil dan masih sederhana.
2. Hubungan antara atasan dengan bawahan masih bersifat langsung melalui garis
wewenang terpendek. 3.
Pucuk pimpinan biasanya pemillik perusahaan. 4.
Jumlah karyawan relatif sedikit dan saling mengenal. 5.
Tingkat spesialisasinya belum begitu tinggi dan alat-alatnya tidak begitu beraneka macam.
6. Pucuk pimpinan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan, dan
kebijaksanaan organisasi. 7.
Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan yang ada dalam unitnya, artinya disamping pekerjaan
pokoknya, ia masih berkuasa dan bertanggung jawab pula dalam tugas-tugas tambahan, seperti urusan kepegawaian, keuangan, administrasi, dan lain
sebagainya. b. Struktur Organisasi Lini dan Staf Line and Staff Organization
Organisasi ini pada dasarnya merupakan kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari pucuk
pimpinan kepada pimpinan di bawahnya. Pucuk pimpinan tetap sepenuhnya berhak menentukan keputusan, kebijakan, dan merealisasikan tujuan perusahaan dan dalam hal
ini pimpinan dibantu oleh staf. Tugas para staf hanya untuk memberikan bantuan,
Universitas Sumatera Utara
28 pemikiran saran-saran, data, informasi sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan
keputusan dan kebijaksanaan. Tipe organisasi lini dan staf ini biasanya digunakan untuk organisasi besar, daerah kerjanya luas, dan pekerjaannya banyak.
Ciri-ciri struktur Organisasi Lini dan Staf: 1.
Pucuk pimpinannya hanya satu orang dan dibantu oleh para staf. 2.
Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf 3.
Kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap atasan mempunyai bawahan tertentu dan setiap bawahan hanya mempunyai seorang atasan langsung.
4. Organisasinya besar, karyawannya banyak, dan pekerjaannya bersifat kompleks.
5. Hubungan antara atasan dan bawahannya tidak bersifat langsung.
6. Pimpinan dan karyawan tidak semuanya saling mengenal.
7. Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara optimal.
Wewenang lint line authority adalah kekuasaan, hak, dan tanggungjawab langsung bagi seseorang atas tercapainya tujuan. ia berwenang mengambil keputusan,
kebijaksanaan, dan berkuasa serta harus bertanggungjawab langsung agar tercapainya tujuan perusahaan.
Wewenang staf staff authority adalah kekuasaan dan hak hanya untuk memberikan data, informasi, pelayanan, dan pemikiran untuk membantu kelancaran
tugas-tugas manajer lini. c. Struktur Organisasi Fungsional Functional Organization
Organisasi fungsional adalah organisasi yang disusun berdasarkan sifat dan macam kerja yang harus dilakukan. Pada tipe organisasi ini masalah pembagian kerja
mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Pembagian kerja didasarkan. pada
Universitas Sumatera Utara
29 spesialisasi yang sangat mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan tugas atau
pekejaan sesuai deagan spesialisasinya. Direktur utama Dirut mendelegasikan wewenang kepada direktur dan direktur ini memerintahkan tugas atau spesialisasinya
kepada pelaksananya. Jelasnya pelaksana atau bawahan mempunyai beberapa orang atasan langsungnya.
Yang menciptakan organisasi fungsional ini adalah F.W. Taylor, Ciri-ciri struktur Organisasi Fungsional adalah:
1. Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan.
2. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.
3. Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya.
4. Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas.
5. Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang fungsi.
d. Struktur Organisasi Lini, Staf, dan Fungsional Line, Staff, and Functional Organization
Organisasi tipe ini merupakan kombinasi dari organisasi lini, lini dan staf, dan fungsional dan biasanya diterapkan pada organisasi besar serta kompleks. Pada tingkat
Dewan Komisaris diterapkan tipe organisasi lini dan staf, sedangkan pada tingkat middle manager diterapkan tipe organisasi fungsional.
e. Organisasi Komite Committee Organization Organisasi komite adalah suatu organisasi yang masing-masing anggota
mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi komite mengutamakan pimpinan artinya dalam organisasi terdapat pimpinan
Universitas Sumatera Utara
30 “kolektifpresidiumplural executif” dan komite ini bersifat manajerial. Organisasi komite
ini ada bersifat “tetap” dan ada juga yang bersifat “sementara”. Ciri – ciri Organisasi Komite adalah:
1. Pembagian tugasnya jelas dan tertentu.
2. Wewenang semua anggota sama besarnya.
3. Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan tanggung jawabnya pun
secara kolektif. 4.
Para pelaksana dikelompokkan menurut bidangkomisi tugas tertentu yang harus dilaksanakan dalam bentuk gugus tugas.
5. Keputusan merupakan keputusan semua anggota.
1.5.2 Produktivitas Kerja 1.5.2.1 Pengertian Produktivitas Kerja
Pengertian produktivitas kerja dipandang sebagai konsep filosopis, merupakan pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu
kehidupan. Dimana kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan mutu kehidupan besok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian
akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas, tetapi harus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja.
Pengertian produktivitas sebenarnya menyangkut aspek yang luas, yaitu modal termasuk lahan, biaya, tenaga kerja, energi, alat, dan teknologi. Secara umum,
produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran output yang dicapai dengan masukan input yang diberikan. Produktivitas juga merupakan hasil dari efisiensi
Universitas Sumatera Utara
31 pengelolaan masukan dan efektivitas pencapaian sasaran. Efektivitas dan efisiensi yang
tinggi akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Menurut Siagian 2002:54 produktivitas kerja merupakan kemampuan
memperoleh manfaat dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan keluaran output yang optimal, bahkan kalau mungkin maksimal. Kemampuan yang
dimaksud dalam defenisi tersebut tidak hanya berhubungan dengan sarana dan prasarana, tetapi juga berhubungan dengan pemanfaatan waktu dan sumber daya manusia.
Menurut Blecher dalam Wibowo, 2007:241 produktivitas kerja adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan yang diperlukan. Produktivitas
dapat dikuantifikasikan dengan membagi keluaran dengan masukan. Menaikan produktivitas dapat dilakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas, dengan
menghasilkan lebih banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya tertentu.
Menurut Sinungan 2000:12 produktivitas kerja adalah suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output : input. Masukan sering dibatasi dengan
masukan tenaga kerja, sedang keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai. Produktivitas adalah nilai output dalam hubungan input tertentu, produktivitas
biasanya dunyatakan sebagai imbangan dari hasil kerja rata – rata dalam hubungannya dengan jam rata – rata dari tenaga kerja yang diberikan dalam proses tertentu. Jadi hasil
kerja yang dicapai produktivitas kerja adalah target di dapat melalui kualitas kerja para pegawai melakukan tugasnya yang sesuai dengan waktu yang ditentukan ketepatan
waktu.
Universitas Sumatera Utara
32
1.5.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja
Menurut Siagian 2002:10 faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah :
a. Perbaikan terus-menerus Seluruh komponen organisasi harus melakukan perbaikan secara terus-menerus.
Pandangan ini bukan hanya merupakan salah satu kiat dalam mengelola organisasi dengan baik, akan tetapi merupakan salah satu etos kerja yang penting sebagai bagian
filsafat manajemen mutakhir. Pentingnya etos kerja ini terlihat dengan lebih jelas apabila diingat bahwa suatu organisasi selalu dihadapkan kepada tuntutan yang terus-menerus
berubah, baik secara internal maupun secara eksternal. b. Peningkatan Mutu Hasil Kerja
Mutu tidak hanya berkaitan dengan produk yang dihasilkan dan dipasarkan, baik berupa barang maupun jasa, akan tetapi menyangkut segala jenis kegiatan dimana
organisasi terlibat. Berarti mutu menyangkut semua jenis kegiatan yang diselenggarakan oleh semua satuan kerja, baik pelaksana tugas pokok maupun pelaksanaan tugas
penunjang, dalam organisasi. Suatu organisasi yang mendapat penghargaan, penghargaan itu diberikan bukan hanya karena keberhasilan organisasi meningkatkan mutu produknya,
akan tetapi karena dinilai berhasil meningkatkan mutu semua jenis pekerjaan dan proses manajerial dalam organisasi yang bersangkutan.
c. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling strategis dalam organisasi.
Karena itu memberdayakan sumber daya manusia merupakan etos kerja yang sangat
Universitas Sumatera Utara
33 mendasar yang harus dipegang teguh oleh semua eselon manajemen dalam hirarki
organisasi. Dalam memberdayakan manusia terdapat beberapa strategi, yaitu : •
Mengakui harkat dan martabat manusia. •
Manusia mempunyai hak-hak yang bersifat asasi dan tidak ada manusia lain termasuk manajemen yang dibenarkan untuk melanggar hak-hak tersebut
• Penerapan gaya manajemen yang partisipasif melalui proses demokratisasi dalam
kehidupan berorganisasi •
Perkayaan mutu kekaryaan, mencakup paling sedikit lima hal, yaitu : penyeliaan yang simpatik, pekerjaan yang menantang, sistem imbalan yang efektif, kondisi
fisik tempat kerja yang menyenangkan, dan sistem umpan balik.
1.5.3 Hubungan Struktur Organisasi dengan Produktivitas Kerja
Penilaian pegawai yang berbeda – beda dalam menafsirkan struktur organisasi yang ada itu perlu diarahkan dan kalau bisa disatukan dengan tujuan dan maksud dari
organisasi. Inilah bagian yang penting dalam upaya peningkatan produktivitas kerja pegawai tersebut, Karena jika pegawai mengetahui dengan jelas struktur yang ada, dalam
arti mengetahui bagian unitnya dalam organisasi maka pegawai tersebut akan mengetahui tugas dan kewajibannya dalam organisasi tesebut sehingga tidak terjadi
tumpang tindih dalam mengerjakan suatu tugas yang sama oleh unit bagian yang berbeda. Struktur organisasi merupakan unsur – unsur spesialisasi kegiatan, standarisasi
kegiatan, koordinasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, serta rentang kekuasaan. Spesialisasi kegiatan berguna agar ada pembagian tugas secara
spesifik atau penyatuan tugas – tugas yang berkaitan ke dalam suatu deparemen sehingga
Universitas Sumatera Utara
34 akan mengurangi pemborosan baik waktu tenaga dan uang. Untuk itu diperlukan standar
buku yang menjadi indikator keberhasilan kegiatan yang dilakukan oleh unit – unit organisasi. Hal ini perlu untuk menilai apakah kegiatan telah sesuai seperti yang
diharapkan atau untuk menilai apakah produktivitas kerja meningkat. Apabila struktur organisasi telah sesuai dengan upaya peningkatan produktivitas
bagi pegawai, maka tugas – tugas dan tanggung jawab yang diberikan dapat terlaksana dengan baik. Apabila tugas dan tanggung jawab dapat berjalan sesuai dengan isi kerja
yang telah ditetapkan maka peningkatan produktivitas kerja pegawai akan dapat dilakukan dengan baik yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas organisasi.
Dengan demikian struktur organisasi memegang peranan yang penting dalam hal pemberian atau membagi – bagi bidangn kerja pada pegawai maupun pimpinan
organisasi. Karena struktur organisasi yang jelas akan mempermudah setiap organisasi untuk memahami posisinya. Oleh sebab itu struktur organisasi mempunyai pengaruh
yang besar bagi produktivitas kerja pegawai misalkan dalam meningkatkan hasil kerja pegawai yang melebihi target yang telah ditetapkan, khususnya perilaku individu
pegawai, prestasi kerja, kedisiplinan, serta kesabaran, sehingga produktivitas kerja pegawai menjadi efektif dan efisien.
Pengertian Pegawai
Dilihat secara umum bahwa pegawai adalah sebagai pekerja di dalam suatu organisasi perusahaan baik pemerintahan maupun swasta untuk mencapai upah dimana
ia bekerja. Oleh sebab itu, setiap pekerja dalam suatu kantor dikatakan pegawai. Menurut Moekijat dalam bukunya yang berjudul ”Management Kepegawaian dan Hubungan –
hubungan dalam Perusahaan”, mengatakan bahwa: ”pegawai merupakan orang – orang
Universitas Sumatera Utara
35 yang bekerja pada suatu kantor perusahaan, baik swasta maupun pemerintah untuk
mendapatkan upah dimana ia bekerja” 1983 : 93. Selanjutnya Syamsu, dalam bukunya yang berjudul ”Sistem dan Prosedur Kerja”,
mengatakan bahwa ”pegawai merupakan sekelompok manusia yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi, yang mempunyai tujuan untuk masa depan si pegawai” 1984
: 25 Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pegawai adalah sekelompok
manusia yang bekerja dalam suatu perusahaan baik di pemerintahan maupun di swasta untuk mendapatkan upahgaji dalam melaksanakan pekerjaan. Pegawai sangat berperan
dalam meningkatkan dan mengembangkan kerja yang baik atau efektif di dalam suatu organisasi perusahaan, karena di dalam organisasi tanpa pegawai semua bagian bidang
kerja yang telah disediakan menjadi hampa sia – sia. Oleh sebab itu, setiap pegawai harus diperhatikan perusahaan dimana ia bekerja,
misalnya keselamatan kerja, kesehatan maupun peraturan – peraturan yang berlaku. Jelas bahwa pegawai sebagai syarat utama untuk mencapai hasil kerja yang efektif, khususnya
dalam mencapai tujuan suatu perusahaan dimana dia bekerja. Apabila struktur organisasi telah sesuai dengan upaya meningkatkan produktivitas
bagi pegawai, maka tugas – tugas dan tanggung jawab yang diberikan dapat terlaksana dengan baik. Apabila tugas dan tanggung jawab dapat berjalan sesuai dengan isi kerja
yang telah ditetapkan maka peningkatan produktivitas kerja pegawai akan dapat dilakukan dengan baik yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas organisasi.
Universitas Sumatera Utara
36
1.6 Hipotesis
Sugiono 2002 : 51 memberikan defenisi bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data, jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian. Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis Alternatif Ha
Terdapat pengaruh antara struktur organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai. 2.
Hipotesis Nol Ho Tidak terdapat pengaruh antara struktur organisasi terhadap produktivitas kerja
pegawai.
1.7 Definisi Konsep