4
3. Untuk mengetahui peranan guru dalam kegiatan Pembinaan akhlak.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah strategis untuk mewujudkan akhlak siswa
yang baik berdampak positif terhadap perkembangan social anak.
F. Manfaat Penulisan
Penulisan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik sebagai kajian ilmiah maupun sebagai bentuk aplikasi langsung terhadap upaya
peningkatan mutu pendidikan. Beberapa pihak diharapkan dapat merasakan manfaatnya baik secara langsung maupun tidak langsung, pihak-pihak tersebut
adalah: 1.
Kepala sekolah di MIT Nurul Falah, sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan pembinaan akhlak di sekolah.
2. Seluruh tenaga kependidikan di MIT Nurul Falah agar tidak mengabaikan
adanya pengaruh terhadap perkembangan sikap akhlak baik siswa. 3.
Masyarakat umum, khususnya yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. 4.
Terciptanya generasi muda yang berakhlak karimah dan bermoral.
5
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Landasan Teori
Dalam penelitian ini ada dua konsep yang perlu dijelaskan terlebih dahulu sebelum membahas mengenai rencana peranan guru pendidikan agama Islam dalam
membentuk akhlak al- karimah siswa di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Nurul Falah Konsep yang menyertai judul diantaranya ialah kata “Guru dan Akhlak al-Karimah
serta efektifitas seorang guru dalam membentuk akhlak al-karimah.
1. Pengertian Guru
Kata guru berasal dari bahasa Indonesia yang berarti orang yang mengajar. guru diartikan sebagai seseorang yang pekerjaannya mata
pencahariannya, profesinya mengajar. Kata guru dalam bahasa arab sebagai seorang mudarris, mu‟addib dan mu‟allim yang keseluruhannya yang bermakna
seorang yang cakap dalam mendidik pendidik. Sedangkan dalam bahasa inggris disebut teacher yang diartikan guru atau pengajar.
2
Dalam literature kependidikan Islam, seorang pendidik biasa disebut sebagai
ustadz, mu‟allim, murabbiy, mursyid, mudarris, dan mu‟addib. Beberapa istilah tersebut akan diuraikan pengertiannya sebagai berikut:
Ustadz: orang yang berkomitmen terhadap profesionalitas yang melekat pada dirinya sikap dedikasi, komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta
sikap continous improvement. Mu‟allim : orang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya serta
menjelaskan fungsinya dalam kehidupan, menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya, sekaligus melakukan transfer ilmu pengetahuan, internalisasi, serta
amaliah implementasi Murabbiy : orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu
berkreasi serta mampu mengatur, dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitar.
Mursyid : orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri, atau
2
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2006, cet. 3, hal.61
5