Program Kegiatan Tidak Tetap Insidentil Karakteristik responden terhadap pengimplementasian The seven Habits dalam

Sedangkan penerimaan Anggota baru sebanyak 2 dua kali setahun dengan rentang usia dari 17 tahun lulus SLTA s.d 27 tahun. Setelah selesai dari perkuliahan, Anda dapat magang atau berkarya di Media RISKA sebagai wadah penyaluran ide dan bekal dari perkuliahan sebelumnya. 8. Kesenian Menyelenggarakan kegiatan pendidikan keterampilan dalam bidang kesenian. Program yang dibuka antara lain: gitar, keyboard, vokal, teater, dan puisi. Pendidikan awal selama 5 lima bulan . aktivitas setiap hari Sabtu pukul 15.00 WIB sampai dengan Magrib dan hari Ahad pukul 13.00 WIB samapi dengan Ashar. Ekstrakurikulernya antara lain : Tafakur Alam, Silaturahim, Perlombaan, dan lain-lain. 9. Forum Kajian Kajian-kajian yang diadakan meliputi berbagai topik, seperti isu-isu di dunia remaja, situasi politik, dan lainnya. Juga mengadakan kegiatan kajian pengembangan diri seperti kemampuan berkomunikasi, serta pelatihan bahasa arab. Selain itu juga ada kajian lepas kerja yang diperuntukan bagi yang pulang selepas kerja Eksekutif Muda yang biasanya rutin pada hari rabu sore, saat ini pindah pada hari selasa sore mulai Magrib sampai pukul 20.00 WIB.

E. Program Kegiatan Tidak Tetap Insidentil

1. Kegiatan perayaan hari besar Islam Seperti Gebyar Muharram dan Ramadhan bersama RISKA diadakan satu bulan selama Ramadhan dengan beragam kegiatan seperti pesantren kilat, talk show, bazaar du’afa, anjangsana social, on air di radio, program social, dan lain-lain. 2. Kegiatan Talk Show, Bedah Buku, dan Seminar. Diadakan secara kasuistik bila ada topic yang ingin diangkat. 3. Kegiatan Training dan Work Shop Program peningkatan SDM RISKA, meliputi Latihan Dasar Kepemimpinan LDK, Manajemen Pemasaran, SDM, Konflik, pelatihan kepanitiaan, dan lain-lain. 4. Kegiatan Tafakur Alam Diadakan sebagai pelengkap dari kegiatan depaertemen. 5. Kegiatan Sosial Diadakan bila ada kasus-kasus yang perlu dibanntu contoh terakhir adalah bantuan untuk korban banjir yang melanda Jakarta dan bencana Tsunami di Aceh.

F. Adik Asuh RISKA AAR

Departemen Adik Asuh RISKA adalah salah satu departemen Remaja Islam Sunda Kelapa yang bergerak di Bidang Sosial Kemasyarakatan dan bertujuan untuk memberikan bantuan demi kelangsungan pendidikan kepada anak-anak kaum dhuafa. Saat ini Departemen AAR telah memiliki sekitar 30 anak yang terdiri dari tingkat pendidikan SD sampai SMUSMK yang diambil dari 5 wilayah Jakarta. Bantuan yang diberikan kepada mereka adalah bantuan dana sekolah, buku pelajaran serta kegiatan belajar materi pelajaran sekolah dan materi rohani Islam yang diadakan setiap 2 pekan sekali. Selain itu studi wisata, ekskul komputer dan kesenian juga meruakan kegiatan tambahan untuk melengkapi keterampilan mereka. 1. Paket Bantuan Demi kelangsungan pendidikan mereka, kami mengajak Saudara untuk berpartisipasi dengan menawarkan paket bantuan dana yang terdiri dari : a. Paket Bebas Bantuan dana bulanan yang esarnya tidak ditentukan b. Paket Kakak Asuh Paket A SD : Rp 15.000bulan Paket B SMP : Rp 30.000bulan Paket C SLTA : Rp 40.000bulan Komitmen selama 6 bulan dan dapat diperpanjang c. Paket Orang Tua Asuh Paket A : Rp 250.000smt 6 bulan Paket B : Rp 360.000smt 6 bulan Paket C : Rp 450.000smt 6 bulan Keterangan : a. Paket ini meliputi biaya SPP, Transpor, Uang buku dan Biaya ketrampilan b. Orang Tua Asuhdapat memilih adik asuh yang ingin dibiayai dan berhak mendapatkan report prestasi adik asuh c. Bantuan dana dapat diangsur setiap bulan d. Komitmen selama setahun dan dapat diperpanjang Sumbangan dana dapat disalurkan melalui : Bank Muamalat Indonesia BMI Pusat No Rek : 3010036100 a.n Baitul Maal RISKA BMT Masjid Agung Sunda Kelapa No Rek : 01.0000.8343 a.n Departemen Adik Asuh RISKA BCA Cab Kemang No rek : 286 1154710 a.n Siti Zahrah Nurjanah Informasi selengkapnya hubungi : Pengurus Departemen Adik Asuh RISKA Jl Taman Sunda Kelapa No 16 Menteng, Jakarta Pusat 10310 Telp : 310580, 31905839 Fax : 3154179 Contact Person : Lely 0812 8372230 Yunis 0812 1011137 Daru 0812 8791372 SUSUNAN KEPENGURUSAN REMAJA ISLAM SUNDA KELAPA R I S K A PERIODE 2007 – 2008 Ketua Umum : Fidiarta Andika Ketua Harian : Ardiansyah Sekretaris Jenderal : Muhammad Firmansyah Kesekretariatan : Mardyah Pusat Data RISKA : Kiki Zakiyah Bendahara Umum : Hainah Sakinah Wakil Bendahara Umum : Lizty Agisnia Biro Dana Usaha : Nia Farhana Ketua Divisi Sumber Daya Manusia : Fajar Budiman Biro Rekruitmen : Sandra Olivia Biro Kaderisasi : Lis Kurniah Biro Koordinasi Mentor : Fahrurozi Lina Herlina Ketua Divisi Humas dan Marketing : Fernando Sitorus Biro Sistem Informasi : Noval Ponconoto Biro Hubungan Organisasi Komersil : Ira Isprafika Purnamasari Biro Hubungan Org. Non Komersil : Hafsah Syarifah Arifianti Ketua Bidang Pendidikan Islam : Itta Erlina Ketua Departemen SDIS : Gugus Aryo S Ketua Departemen SDTNI : Desmi Hendri Ketua Departemen SLTNI : Jhanan Abdullah Ketua Departemen BMAQ : Widiyanto Ketua Departemen Keputrian : Ade Farida Ketua Bidang Aktulisasi, Minat Bakat : Eko Yuniarto Ketua Departemen Fotografi : Nurrochman Ketua Departemen Kajian RISKA : Eko Cahyadi Ketua Departemen Jurnalistik : Anugerah Nurannisa Ketua Departemen Kesenian : Ilham Manurung Ketua Departemen OPA L : Harri Septriadi Ketua Bidang Sosial Kemasyarakatan : Margowidilaksono Ketua Departemen Adik Asuh RISKA : Haris Al-Qodri Maarif Ketua Departemen RIScue : Muhammad Ali

BAB IV IMPLEMENTASI THE SEVEN HABITS PADA ORGANISASI REMAJA MASJID

RISKA DALAM UPAYA MENGEMBANGKAN ORGANISASI A. Implementasi The Seven Habits Pada Organisasi Remaja Masjid Dalam bab ini penerapan the seven habits secara umum pada dasarnya sudah diterapkan dalam upaya mengembangkan organisasi walaupun masih terdapat berbagai macam kekurangan yang terdapat dalam penerapan the seven habits tersebut. Hal ini terlihat dari hasil survey yang penulis lakukan terhadap organisasi RISKA beberapa waktu lalu. Bentuk penerapan The Seven Habits tersebut dilakukan dalam menjalankan roda organisasi, mulai dari kegiatan harian maupun dalam melaksanakan progam-program yang mereka telah rencankan dalam rapat kerja Raker. Seperti penerapan sikap-sikap yang tercantum dalam buku The Seven Habits Pertama, Pro aktif , hal ini diterpkan oleh pengurus RISKA dalam menjalankan organisasi, mereka dituntut untuk dapat menjadi orang yang akif ketika berorganisasi, dapat membuat inovasi-inovasi yang signifikan sehingga dapat mengembangkan organisasi, selain itu mereka juga harus dapat berfikir kreatif dalam melaksanakan setiap program kerja agar program tersebut tidak berjalan secara monoton akan tetapi dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Bertindak pro aktif berarti selalu dapat mencari hal-hal yang belum pernah terfikir oleh organisasi yang lain, yang dapat membedakan mereka dari yang lainnya, terutama mengenai program kerja yang mereka telah rencanakan. Kedua, Merujuk pada tujuan akhir, semua pengurus RISKA harus dapat mengembalikan seluruh kegiatan yang mereka lakuakan kepada visi dan misi organisasi, terlebih lagi harus diniatkan apa yang dilakukan hanya untuk Allah semata. Hal ini begitu penting mengingat dalam organisasi ini tidak berorietasi pada profit oriented, sehingga harus timbul kesadaran sendiri dalam upaya mengembangkan organisasi sesuai dengan visi dan misi yang telah dicanagkan oleh para pengurus RISKA. Orang-orang yang sukses adalah mereka yang menetapkan tujuan yang akan diraihnya. Bagi mereka hidup adalah pilihan untuk menentukan arah kiblat yang benar yang memberikan arah ke mana dia harus bergerak. Tujuannya adalah untuk membentuk sikap dan prilaku seseorang. Mengetahui arah kiblat, menyebabkan seluruh umat islam menjadi tertib dalam urusan shalatnya. Begitu juga menetapkan tujuan, akan menumbuhkan disiplin dan gairah kehidupan karena tindakan dan perbuatan kita dikerahkan menuju arah tersebut. Sikap dan prilaku seseorang ditentukan oleh tujuannya. Ketiga, Dahulukan yang utama, dalam hal ini seluruh pengurus harus dapat memprioritaskan hal-hal yang paling penting yang dapat mengembangkan organisasi, kepentingan pribadi tidak boleh didahulukan, mengingat RISKA adalah organisisi, walau bagaimanapun juga kepentingan oganisasi adalah diatas segalanya. Ketika membuat sebuah program harus dikaji terlebih dahulu mana yang menjadi hal-hal prioritas yang harus didahulukan, kalau perlu kita membuat analisis SWOT Streenght, weakness, opportunity, treatment atau kelebihan, kekurangan, peluang dan ancaman dari suatu program. Keempat, Berpikir menangmenang, keoptimisan dalam menjalankan organisasi sangat dibutuhkan, selalu berfikir menang dengan cara yang baik dan bijaksana, ketika menjalankan suatu program haruslah yakin bahwasannya program tersebut akan berjalan lancar sesuai yang telah direncanakan. Akan tetapi selain dengan keyakinan, haruslah diimplementasikan dengan perbuatan, bukan hanya keyakinan dan niat semata. Napoleon Hill berpendapat bahwa yang disebut berpikir menang atau berpikir positif adalah dengan sikap mental positif yang mencakup segala hal yang plus yang dinyatakan lewat kata-kata, seperti keyakinan, integritas, harapan, optiomisme, keberanian, inisiatif, kedermawanan, toleransi, kebaikan dan berpikir sehat. Kelima, Berusah mengerti baru dimengerti, ketika melihat suatu permasalahan dalam organisasi, sebelumnya kita harus mengerti terlebih dahulu apa sebenarnya yang terjadi, mempelajari kronologi awal mulanya terjadinya masalah, sehingga tidak langsung menyimpulkan pada suatu masalah tertentu. Memahami suatu masalah terlebih dahulu adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanaklan oleh semua pengurus, agar tidak terjadi kesalahpahaman, hal ini sangat dibutuhkan mengingat dalam berorganisasi banyak sekali masalah yang dihadapi. Dalam memahami sesuatu kita harus dapat menjadi pendengar yang baik, mendengar dengan penuh empati yaitu mendengar untuk memahami apa yang disampaikan orang lain, mendenger dengan memasuki kerangka acuan orang lain frame of references, mengerti dan memahami perasaan orang lain, serta melihat dunia pengalaman orang lain field experience, Keenam, wujudkan sinergi, bersinergi dengan orang lain adalah salah satu kunci sukses dalam suatu organisasi, hal ini sangat penting karena organisasi adalah kumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama yang diatur dalam undang-undang organisasi, sehingga sangat diwajarkan ketika dalam berorganisasi terjadi kesalahpahaman mengingat ini adalah kumpulan orang banyak yang mempunyai karakter berbeda-beda. Inilah pentingnya sinergi dengan orang lain, dimana perasaan ego kita kita harus dikesampingkan terlebih dahulu guna mencapai tujuan organisasi, karena kita tidak dapat bekerja sendiri tanpa bersinergi dengan yang lain. Para pelaku organisasi harus memilki lebih dari sekedar kemampuan teknis, akan tetapi lebih dari itu, mereka harus dapat berinteraksi dengan orang-orang yang juga bekerja di organisasi itu. Terutama bagi pemimpin organisasi harus lebih dapat bersinergi dengan bawahannya dan juga harus lebuh bijak dalam memberikan keputusan agar dapat diterima oleh semua pihak. Ketujuh, Asahlah gergaji, inilah hal terpenting yang harus dimilki oleh setiap pengurus dalam organisasi, ini bermakna , kita harus tetap menjaga nilai-nilai spiritual, emosional dan intelektual yang telah diberikan Allah kepada kita. Sesungguhnya Allah telah memberikan kita berbagai macam kelebihan yang harus kita syukuri, salah satunya adalah dengan cara mengasah terus segala kemampuan yang kita miliki, baik dengan cara selalu mendekatkan diri dengan Allah agar spiritual kita tetap tertanam, dengan menjaga perasaan kita untuk terus berfikir positif agar emosional kita tetap terjaga, ataupun dengan memperbanyak membaca buku-buku ilmiah guna menigkatkan nilai-nilai intelektual yang kita miliki. Untuk lebih jelas memahami implementasi The Seven Habits dalam organisasi RISKA, beberapa waktu lalu penulis membuat quesioner yang kemudian disebarkan kepada pengurus RISKA untuk diisi sesuai dengan kondisi yang ada. Adapun quesioner ini berjumlah 30 yang akan diberikan kepada 30 responden dengan kriteria 18 orang laki-laki dan 12 orang perempuan, usia mereka sebagian besar berkisar antara 20-30 tahun dan latar belakang pendidikan mereka sebagian besar SI walaupun ada beberapa orang yang S2. Mengenai hal-hal yang berkaitan dengan quesioner ini, penulis menulisnya di lampiran skripsi ini, sedangkan dalam bab ini penulis mencantumkan perbandingan respon RISKA antara ideal dan realita yang terjadi di lapangan dalam mengimplementasikan The Seven Habits dalam upaya mengembangkan organisasi, kemudian penulis akan mengambil poin yang terbesar dan yang terkecil kemudian menjelaskannya. Selain itu penulis juga akan mencantumkan mengenai rekapitulasi skor rata-rata variable respon riska terhadap implementasi The Seven Habits dalam mengembangkan organisasi dan juga akan mengambil poin terbesar dan terkecil yang kemudian menjelaskannya.

B. Karakteristik responden terhadap pengimplementasian The seven Habits dalam

organisasi RISKA Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian Jenis Kelamin Frekuensi Frekuensi Relatif Laki-Laki 18 60 Perempuan 12 40 Total 30 100 Mayoritas responden adalah perempuan yaitu sebanyak 12 orang atau 40 dan sisanya responden laki-laki sebanyak 18 orang atau 60 Usia Frequency Frekuensi Relatif 17 3 10 17 17 56.7 25 10 33.3 30 0 Total 30 100 Usia responden 17 tahun sebesar 10, usia 17 tahun sebesar 56.7, usia 25 sebesar 33.3, dan usia di 30tahun sebesar 0 TABEL 2. Respon remeja RISKA terhadap implementasi variabel Pro aktif dalam mengembangkan organisasi. PRO AKTIF No Pertanyaan Ideal Skor Realita Skor Deviasi Rangking 1. Mempuyai inisiatif 150 137 13 IV 2. Cepat mengambil tindakan 147 139 8 II 3. Membuat komitmen 149 134 15 V 4. Memenuhi komitmen 149 140 9 III 5. Cepat tanggap 148 142 6 I Rata-rata Skor 148,6 138,4 Dalam variabel pro aktif ini kita dapat melihat bahwasannya indikator terbesar yang telah diterapkan oleh RISKA adalah cepat tanggap, sedangkan indicator yang terkecil adalah membuat komitmen, sehingga indicator cepat tanggap adalah sikiap yang selalu diterapkan dalam kepegurusan RISKA dalam menjalankan organisasi, karena lebih mendekati dari nilai ideal. Begitu juga sebaliknya, sikap membuat komitmen kurang diterapkan dalalm kepengurusan RISKA karena jauh dari niali ideal, untuk lebih jelasnya terurai di bawah ini. Penjelasan : A. Cepat tanggap dalam mengambil kebijakan organisasi. rangking tertinggi Cepat tanggap dalam melihat berbagai masalah yang terdapat dalam organisasi adalah suatu kelayakan yang harus dimiliki oleh RISKA, hal ini terbukti dengan terbentuknya divisi-divisi baru yang berorientasi pada kebutuhan anggota dan juga ketika melihat kondisi masyarakat yang membutuhkan mereka sering kali langsung terjun ke lapangan. Dalam berbagai persoalan RISKA sering sekali cepat dalam mengambil keputusan, akan tetapi tidak sembarang dalam mengambil keputusan, mereka juga melakukan banyak pertimbangan dan penuh dengan kehati-hatian dalam mengambil suatu keputusan. Kebijakan organisasi selalu dikeluarkan secara musyawarah, tidak mengambil otoritas penuh seorang pemimpin, sehingga keputusan tersebut dapat diterima semua pihak.

B. Membuat komitmen dalam usaha mengembangkan organisasi. rangking