Berdasarkan kerangka teori dalam penelitian ini maka penelitian tentang hubungan antara implementasi The Seven Habits dengan motivasi pengembangan
organisasi, maka peneliti menetapkan dua variabel yaitu variabel terpengaruh dalam penelitian adalah motivasi pengembangan organisasi, dan variabel
pengaruh dalam penelitian adalah implementasi The Seven Habits dalam
organisasi RISKA.
C. Definisi Operasional Varibel merujuk pada buku The Seven Habits of Highly Effective
People karangan Stephen R Covey
10
1. Proaktif
kata ini lebih dari pada hanya sekedar mengambil inisiatif. Kata ini berarti bahwa sebagai manusia kita bertanggung jawab atas hidup kita sendiri.
Perilaku kita adalah fungsi dari keputusan kita, bukan kondisi kita. Kita dapat menomorduakan perasaan sesudah nilai. Kita mempunyai inisiatif dan
tanggung jawab untuk membuat segala sesuatunya terjadi. Indikator :
a. Mengambil inisiatif.
Sifat dasar kita adalah bertindak dan bukan menjadi sasaran tindakan. Menuntut seseorang untuk bertangung jawab tidaklah
merendahkan dirinya; malah menguatkannya. Proaktivitas adalah bagian dari sifat manusia, dan walaupun otot-otot proaktif mungkin tidur, namun
otot-otot ini ada. b.
Bertindak atau menjadi sasaran tindakan. Perbedaan antara orang yang memilki inisiatif dan yang tidak sama
seperti antara perbedaan siang dan malam. Dibutuhkan inisiatif untuk
10
Stephen R Covey, The Seven Habits of Highly Effective People Jakarta, Binarupa Aksara, Bahasa Indonesia, edisi Revisi Hal 55
mengembangkan teori The Seven Habits ini. Sewaktu anda mempelajari keenam kebiasaan lain, anda akan melihat bahwa masing-masing
tergantung pada perkembangan otot-otot proaktivitas anda. Masing-masing menuntut tanggung jawab anda untuk bertindak.
c. Mendengarkan Bahasa Kita.
Karena sikap dan perilaku kita mengalir dari paradigma kita, jika kita menggunakan kesadaran diri kita untuk memeriksa sikap dan perilaku
tersebut, kita sering dapat melihat sifat dari peta yang mendasari kita. Sebagai contoh bahasa kita adalah indikator yang sangat riil mengenai
tingkatan kita memandang diri kita sebagai orang yang proaktif. Bahasa orang yang reaktif melepaskan mereka dari tanggung jawab
“Itulah saya. Memang begitulah saya.” Saya sudah ditakdirkan begitu. Tidak ada yang saya lakukan dengannya.
2. Merujuk Pada Tujuan Akhir
Merujuk pada tujuan akhir berarti memulai dengan pengertian yang jelas tentang tujuan anda. Hal ini berarti mengetahui kemana anda akan pergi
sehingga anda mengerti dimana anda berada sekarang dan dengan begitu anda tahu bahwa langkah-langkah yang anda ambil selalu berada pada arah yang
benar. Indikator :
a. Pernyataan isi pribadi
Cara paling efektif untuk mulai merujuk tujuan akhir adalah dengan mengembangkan pernyataan misi pribadi atau filosofi atau
syahadat. Pernyataan ini berfokus pada ingin menjadi apakah anda karakter dan apakah yang anda ingin lakukan kontribusi dan
pencapaian serta pada nilai atau prinsip yang menjadi dasar untuk menjadi dan melakukan sesuatu.
b. Berpusat pada Kerja
Orang yang berpusat pada kerja mungkin menjadi “pecandu kerja” mendorong diri mereka untuk berproduksi dengan mengorbankan
kesehatan, hubungan, dan bidang-bidang penting lain dari kehidupan mereka.
c. Berpusat pada Prinsip
Dengan memusatkan kehidupan kita pada prinsip yang benar, kita menciptakan pondasi yang kokoh untuk pengembangan keempat faktor
penunjang kehidupan. Prinsip adalah kebenaran yang dalam dan mendasar, kebenaran
klasik, denominator yang generik. Prinsip adalah benang-benang yang ditenun rapat dengan ketepatan, konsistensi, keindahan, dan kekuatan
melalui struktur kehidupan. 3.
Dahulukan Yang Utama Kebiasaan ketiga adalah ciptaan kedua, ciptaan fisik. Kebiasaan ini adalah
pemenuhan, aktualisasi, kemunculan wajar dari kebiasaan 1 dan 2. Ia merupakan latihan kehendak bebas yang berpusat pada prinsip. Ia merupakan
pelaksanaan hari demi hari, saat demi saat. Kebiasaan 1 dan 2 penting dan merupakan prasyarat untuk kebiasaan 3.
Anda tidak dapat berpusat pada prinsip tanpa terlebih dahulu sadar dan mengembangkan sikap proaktif anda.
Indikator : a.
Fleksibilitas
Alat perencanaan anda harus menjadi pelayan anda, tidak pernah menjadi majikan anda. Karena harus bekerja untuk anda, alat itu harus
disesuaikan dengan gaya anda, kebutuhan anda, cara-cara khusus anda. b.
Melakukan Hal-hal sepele Kebaikan dan sopan santun yang kecil-kecilan begitu penting.
Ketidak sopanan kecil, kekerasan kecil, bentuk ketiadaan respek yang kecil menyebabkan penarikan besar-besaran. Dalam suatu hubungan, hal yang
kecil adalah hal yang besar. c.
Memenuhi komitmen Memenuhi komitmen atau janji adalah deposito besar, melanggar
janji adalah penarikan yang besar. Sebenarnya barangkali tidak ada penarikan yang lebih besar dibandingkan membuat janji yang penting bagi
seseorang dan kemudian tidak memenuhinya. Kali berikutnya suatu janji dibuat, orang tidak akan percaya. Orang cenderung membangun harapan
mereka disekitar janji, khususnya janji tentang mata pencarian mereka. d.
Menjelaskan Harapan Bayangkan kesulitan yang mungkin anda temui jika anda dan bos
anda mempunyai asumsi yang berbeda sehubungan dengan peran siapakah yang menyusun uraian pekerjaan anda.
4. Berfikir Menang Menang
Menangmenang bukanlah Teknik melainkan filosofi total interaksi manusia. Sebenarnya, ini merupakan salah satu dari enam paradigma interaksi.
Paradigma alternatifnya adalah menangkalah, kalahmenang, kalahkalah, menang, dan menangmenang atau tidak sama sekali.
Satu alternatif lain yang lazim adalah berfikir menang. Orang dengan mentalitas menang tisdak harus menginginkan orang lain kalah. Hal itu tidak
relevan. Yang penting adalah mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jika tidak ada pengertian kontes atau kompetisi, menang mungkin merupakan
pendekatan paling lazim dalam negosiasi sehari-hari. Orang dengan mentalitas menang berfikir dalam pengertian mengamankan tujuannya sendiri dan
menyrahkan kepada orang lain untuk mengamankan tujuan mereka. Indikator :
a. Mendahulukan Sistem
Menangmenang hanya dapat bertahan didalam organisasi jika system organisasi tersebut mendukungnya. Jika anda berbicara
menangmenang tapi memberi ganjaran untuk menangkalah maka yang ada ditangan anda adalah program yang gagal.
b. Proses
Tidak ada cara untuk mencapai tujuan menangmenang dengan sarana menangkalah atau kalahmenang. Anda tidak dapat mengatakan,
“anda akan berfikir menangmenang entah anda ssuka atau tidak.” Maka, pertanyaannya menjadi bagaimana tiba pada solusi menangmenang.
5. Berusaha Mengerti Terlebih Dahulu Baru Dimengerti
Dalam hal ini, ,kita diharapkan untuk dapat memahami kondisi seseoarang terlebih dahulu, jangan terlalu cepat dalam mengambil sebuah pemahaman,
atau jangan terlalu cepat mendiagnosa sesuatu sebelum kita memeriksanya terlebih dahulu, setelah pemeriksaan selesasi barulah kita dapat menyimpulkan
sesuatunya. Indikator :
a. Mendengarkan empatik.
Terkadanag kita dipenuhi dengan kebenaran kita sendiri, autobiografi kita sendiri, kita ingin dimengerti. Percakaoan kita menjadi monolog
kolektif, dan kita tidak pernah benar-benar mengerti apa yang sedang berlangsung dalam diri orang lain. Hal ini adalah suatu kesalahan besar,
karena belum tentu perkataan kita lebih baik dari perkataan orang lain, karena itu kita harus mendengarkan perkataan orang lain dengan empatik.
b. Buatlah Diagnosis sebelum membuat resep.
Walaupun mengandung resiko dan sulit, berusaha untuk mengerti, atau mendiagnosa sebelum anda membuat resep, adalah prinsip yang benar
yang dimanifestasikan di banyak bidang kehidupan. Ini adalah ciri dari semua professional sejati. Ia penting sekali bagi ahli kacamata, juga
penting sekali bagi dokter. Anda tidak akan percaya sedikit pun kepada resep dokter jika anda tidak percaya akan diagnosanya.
6. Wujudkan Sinergi
Sinergi berarti hubungan antar bagian dimana nagian-bagian itu merupakan bagian di dalam dan dari hubungan itu sendiri. Sinergi berfungsi
katalisator, menyatukan, dan melepaskan kekuatan terbesar dalam diri manusia.
Indikator : a.
Komunikasi Sinergistik Ketika anda benar-benar berkomunikasi secara sinergistik, anda
benar-benar membuka pikiran, hati dan ekspresi anda kepada kemungkinan baru, alternative baru, pilihan baru. Anda memulai
keyajkinan bahwa pihak-pihak yang terlibat akan memperoleh lebih
banyak wawasan, dikarenakan adanya sinergi antar masing-masing individu.
b. Menghargai Perbedaan
Menghargai perbedaan adalah intisari dari sinergi- perbedaan mental, emosional, psikologis antar orang. Dan kunci menghargai
perbedaan itu adalah dengan menyadari bahwa semua oreang melihat dunia, tidak sebagaiman adanya, tetapi sebagaimana mereka
c. Memancing untuk mendapatkan alternatif ketiga.
Budhisme menyebut hal inio sebagai “jalan tengah.” Tengah dalam artian ketika dalam situasi yang sulit untuk mencari jalan keluar
suatu masalah, kita dapat mencari alternatif ketiga dikarenakan adanya sinergi yang kita timbulkan antar individu.
7. Asahlah Gergaji
Kebiasaan ini memelihara dan meningkatkan aset terbesar yang anda miliki, yaitu diri anda. Kebiasaan ini adalah pusat sumber dari semua
kebiasaan, karena ini adalah mengenai diri kita sendiri untuk dapat mneningkatkan kemampuan, baik dengan diri sendiri ataupun dengan orang
lain. Inilah satu investasi penting yang dapat kita buat dalam hidup-investasi
bagi diri kita sendiri, bagi satu-satunya instrumen yang kita milki yang dengannya kita menghadapi hidup dan memberikan kontribusi.
Indikator : a.
Dimensi Fisik
Dimensi fisik meliputi pemeliharaan fisik kita secara efektif, memakan jenis makanan yang tepat, mendapatkan istirahat dan relaksasi
yang memadai, dan berolahraga secara teratur. Program Olahraga yang baik adalah program yang dapat anda
kerjakan di rumah annda sendiri dan program yang akan membangun tubuh anda pada tiga bidang: daya tahan tubuh, kelenturan, dan kekuatan..
b. Dimensi Spiritual
Dimensi Spiritual adalah inti anda, pusat anda, komitmen anda pada sisitem nilai anda. Daerah yang amat pribadi dari kehidupan dan sangat
penting. Dimensi ini memanfaatkan sumber yang mengilhami dan mengangkat semangat anda dan mengikat anda pada kebenaran tanpa batas
waktu mengenai semua humanitas. Dan orang melakukannya dengan cara yang sangat berbeda.
c. Dimensi Mental
Sebagian besar dari perkembangan mental dan disiplin studi kita berasal dari pendidikan formal. Tapi segera sesudah kita meninggalkan
disiplin eksternal sekolah, banyak dari kita membiarkan otak kita terhenti pertumbuhannya. Kita tidak lagi membaca serius dan menulis dengan
kritis akan tetapi waktu kita lebih dihabiskan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.
Metode pengumpulan data juga dapat meliputi : a.
Dokumentasi adalah data-data yang mengenai hal-hal atau fariabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah dan
sebagainya,
11
pada subyek penelitian yaitu Organisasi Remaja Islam Masjid Agung Sunda Kelapa RISKA.
b. Wawancara, yakni penulis memperoleh keterangan dengan Tanya
jawab sambil bertatap muka antara sipenenya dan penjawab, atau responden yang menggunakan alat yang dinamakan interview Guide
panduan wawancara. Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara dengan pengurus Remaja Islam Masjid Agung Sunda
Kelapa RISKA c.
Observasi yaitu pengamatan langsung, yakni pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan langsung terhadap
gejala dan objek yang diteliti
12
. Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian yaitu
Remaja Islam Masid Agung Sunda Kelapa RISKA 8.
Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini subjek penelitian
adalah para pengurus dan pengelola Organisasi Remaja Islam Masjid Agung Sunda Kelapa RISKA
b. Objek Penelitian
11
. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 1993, Edisi Revisi II, Hal 202.
12
. Winarno Surakhmat, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito, 1980. Hal 102
Adapun objek peneliian yaitu Organisasi Remaja Islam Masjid Agung Sunda Kelapa RISKA yang terletak di jalan Taman Sunda Kelapa
NO 16 Menteng Jakarta Pusat, Telepon 021 31905839. c.
Teknik Analisa Data
Teknik penulisan skripsi ini adalah dengan metode kuantitatif. Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya ialah data
untuk kemudian dianalisa sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, setelah itu disajikan dalam laporan ilmiah.
13
Metode analisa dalam penelitian ini deskriptif, terhadap data berupa informasi, uraian dalam bentuk bahasa, kemuadian dikaitkan dengan data
sehingga memperoleh gambaran baru atau menguatkan suatu gambaran yang sudah ada dan sebaiknya bila dibandingkan dengan teori yang ada.
Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Keterangan:
X = Rata-Rata Variabel X fiX
∑ = Jumlah Hasil Data Responden Variabel X
f ∑ i = Jumlah Responden
Adapun pedaoman yang disajikan sandaran penulis dalam penulisan skripsi ini adalah buku pedoman penulisan skripsi, Tesis, dan disetasi UIN
13
Lexy J Moleong, Metodelogi Penelitian Kuantitatif h. 330
fi fiX
X ∑
∑ =
Syarif Hidatullah Jakarta, terbitan UIN Jakarta Press,2002. dan buku
pegangan Metodologi penelitian kuantitatif yang ditulis oleh Prof. Dr. Lexy J Moelang, MA.
E. Tinjauan Pustaka