D. Kendala yang timbul dalam pelelangan barang jaminan dan upaya
penyelesaiannnya pada PT Pegadaian Kanwil I Medan
PT Pegadaian merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN yang mengemban misi untuk menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum dan
sekaligus memmupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan, penyaluran uang kepada masyarakat ini didasarkan hukum gadai. Dengan tujuan
utama untuk mengatasi agar masyarakat yang sedang membutuhkan uang tidak jatuh ketangan rentenir yang bunganya relatif tinggi, sehingga PT Pegadaian ini
bertujuan untuk turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program pemerintaha dibidang ekonomi dan pembangunan.
Berdasarkan hasil penelitian penulis pada PT Pegadaian, sebagai suatu lembaga keuangan non-bank yang yang memberikan kredit atas dasar hukum
gadai tidak selamanya menjalankan misi dan tugas pokoknya dengan baik, karena terkadang ditemuinya beberapa kendala yang timbul dalam pelaksanaan kredit
gadai, terkhususnya dalam pelaksanaan lelang barang jaminan milik nasabah yang kredit gadainya telah jatuh tempo, adapun kendala yang timbul dalam pelaksanaan
lelang pada PT Pegadaian yaitu:
93
1. Proses pemberitahuan informasi tentang lelang yang tidak sampai kepada
nasabah yang kredit gadainya telah jatuh tempo. Berdasarkan hasil wawancara penulis pada PT Pegadaian diperoleh data
bahwa terkadang nasabah tidak sadar akan masa jatuh tempo dari kredit gadainnya karena nasabah tersebut sibuk dengan rutinitas sehari-harinya, sehingga terkadang
93
Hasil wawancara dengan Staff Legal Officer pada PT Pegadaian Kanwil I Medan, hari jumat, tanggal 12 Desember 2014, jam 09.00 WIB
nasabah lupa dan tidak menyadari tanggal jatuh tempo dari kredit gadainya. Meskipun demikian pihak PT Pegadaian tetap melaksanakan kewajibannya untuk
menyampaikan pemberitahuan kepada nasabah tersebut baik melalui surat pemberitahuan maupun telepon tapi masih ada juga ditemukan nasabah yang lalai
dan tidak peduli.
2. Harga pasar yang berubah-ubah
Adanya perubahan harga atau tidak tetapnya harga pasar terhadap barang jaminan, sehingga hal ini dapatmenyebabkan kesulitan dalam proses penaksiran
oleh PT Pegadaian. Fungsi dari harga pasar adalah : a.
Sebagai pedoman penetapan taksiran BJ; b.
Sebagai dasar penetapan kualifikasi taksiran tinggi atau rendah; c.
Sebagai dasar penetapan harga taksir ulang barang yang akan dilelang; d.
Sebagai dasar harga pembelian Barang Lelang Milik Perusahaan BLP;
e. Sebagai dasar penurunan harga jual BLP.
Karena harga pasar ini sangat menentukan harga taksiran barang jaminan, maka berubah-ubahnya atau tidak tetapnya hargapasar akan menimbulkan
kesulitan bagi petugas Penaksiran dan Transaksi Uang untuk menetapkan kembali harg ataksiran ulang barang yang akan dilelang. Sehingga berubah-ubahnya harga
pasar sangat berpengaruh terhadap proses pelelangan barang jaminan.
3. Kelalaian dari pihak kreditur
Kelalaian dari pihak kreditur ini merupakan hambatan internal yang berasal dari pihak Pegadaian, biasanya hambatan ini timbul dalam bentuk
kesalahan administrasi dari pihak PT Pegadaian, namun hambatan dari pihak kreditur ini sangat kecil kemungkinannya terjadinya, akan tetapi tidak mungkin
menutup kemungkinan ada yang meakukannya. Adapun kemungkinan yang terjadi adalah taksiran tinggi, jika barang jaminan masuk dalam kategori taksiran
tinggi, maka barang jaminan tersebut harus dimasukkan kedalam barang jaminan bermasalah dan diselesaikan. Barang ini tidak boleh dilelang. Akan tetapi jika
panitia lelang menemukannya dan tidak dicatat dalam formulir barang jaminan kredit gadai bermasalah, dan ternyata tidak laku dilelang karena harganya terlalu
tinggi, maka itu sepenuhnya menjadi beban panitia lelang. Pada poin 9 sembilan dalam surat perjanjian kredit dengan Jaminan
barang bergerak, disebutkan: apabila terjadi permasalahan dikemudian hari akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat,dan apabila tidak tercapai
kesepakatan maka akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri setempat. Berdasarkan perjanjian tersebut dapat diketahui bahwa sebisa mungkin apabila
muncul hambatan akan selalu diselesaikan dengan cara musywarah, akan tetapi apabila tidak tercapai kesepakatan, sehingga menimbulkan sengketa mka dapat
diselesaikan dengan 2 dua cara, yaitu: 1.
Melalui jalur pengadilan litigasi 2.
Melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa atau Alternative Dispute resolution ADR, yaitu lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat
melalui prosedur yang disepakati para pihak yakni penyelesaian diluar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau
penilaian ahli.Pasal 1 ayat 10 undang-undang No. 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternative Penyelesaian Sengketa.
94
94
Mochamad Basarah, Prosedur Alternatif Penyelesaian Sengketa Arbitrase Tradisional dan Modren Online, Genta, Bandung, 2011, hal.6.
93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari keseluruhan pembahasan bab penulisan skripsi ini adalah:
1. Proses pelaksanaan lelang terhadap barang jaminan pada PT Pegadaian
Kanwil I Medan, dilakukan dengan beberapa tahapan administrasi lelang yang meliputi:
a. Persiapan lelang
b. Pelaksanaan lelang
c. Pencatatan dan transaksi lelang
d. Pembayaran uang kelebihan
Adapun prosedur lelang pada PT Pegadaian dibagi dalam 4 empat pelaksana yang memiliki tahapan dan aktivitas sesuai dengan
kedudukanya, yang terdiri dari: a.
Panitia lelang Merupakan orang yang memimpin pelelangan dan bertangung jawab
selamanya proses pelaksanaan lelang barang jaminan berlangsung. b.
Pembeli lelang Merupakan orang yang beraktivitas untuk melakukan penawaran,
membayar dan menerima barang hasil lelang.
c. Petugas penaksir dan transaksi uang
Orang yang beraktivitas untuk Menerima uang, Berita Acara Lelang BAL dan Register BLP RBLP
d. Petugas pengadministrasian
Orang yang beraktivitas untuk Membuat Buku Penjualan Lelang BPL berdasarkan Daftar Rincian Penjualan Lelang DRPL dan
Surat Bukti Kredit SBK dwilipat lelang. 2.
Proses pelaksanaan lelang pada PT Pegadaian Kanwil I Medan sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu pada Pasal 17 ADP, berdasarkan Pasal
tersebut Lelang dilaksankan sendiri oleh PT Pegadaian tidak oleh Kantor Lelang Negara, dengan pertimbangan bahwa PT Pegadaian lebih
mengetahui harga benda jaminan daripada balai lelang. Pasal19 ADP menyebutkan bahwa kepala PT Pegadaian berhak menetapkan peraturan-
peraturan lelang dan persediaan lelang asal mengingat peraturan-peraturan lelang yang ditetapkan Departemen Keuangan atau pemerintah. PT
Pegadaian juga menetapkan sendiri ketentuan mengenai lelang hal ini sesuai dengan diterbitkannya Surat Edaran No.48Op1.002112003 tentang Lelang
Barang Jaminan. 3.
Beberapa Kendala yang timbul dalam pelelangan barang jaminan pada PT Pegadaian Kanwil I Medan, yaitu:
a. Proses pemberitahuan informasi tentang lelang yang tidak sampai
kepada nasabah yang kredit gadainya telah jatuh tempo. b.
Harga pasar yang berubah-ubah
c. Kelalaian dari pihak kreditur
Upaya penyelesaian kendala yang terdapat pada PT Pegadaian terdapat pada poin 9 sembilan dalam surat perjanjian kredit dengan Jaminan
barang bergerak, disebutkan : apabila terjadi permasalahan dikemudian hari akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat, dan apabila
tidak tercapai kesepakatan maka akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri setempat. Berdasarkan perjanjian tersebut dapat diketahui bahwa
sebisa mungkin apabila muncul hambatan akan selalu diselesaikan dengan cara musywarah, akan tetapi apabila tidak tercapai kesepakatan, sehingga
menimbulkan sengketa maka dapat diselesaikan dengan 2 dua cara, yaitu:
a. Melalui jalur pengadilan litigasi
b. Melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa atau Alternative Dispute
resolution ADR
B. SARAN
Saran di dalam penulisan skripsi ini adalah: 1.
Debitur dalam hal ini adalah nasabah, seharusnya lebih teliti lagi dalam membaca ketentuan perjanjian kredit gadai. Sebelum penandatanganan
Perjanjian kredit gadai nasabah sebaiknya memahami dan mengerti isi dari perjanjian tersebut khususnya mengenai hak dan kewajibannya, diharapkan
nasabah tidak asal menandatanganinya, apabila ada hal yang kurang dipahami atau kurang jelas bagi nasabah, nasabah seharusnya
menanyakannya kepada kreditur agar dapat memahami ketentuan dari perjanjian kredit gadai tersebut. Hal ini sangat penting untuk diketahui,
sehingga nasabah tidak merasa dirugikan dikemudian hari apabila ada klausul yang memberatkan nasabah.
2. Kreditur dalam hal ini adalah PT Pegadaian, sebagai pemegang gadai
seharusnya memberikan informasi yang lebih jelas tentang ketentuan klausul-klausul yang terdapat dalam perjanjian gadai, sehingga tidak terjadi
kebingungan dalam masyarakatnya dalam melaksanakan perjanjian kredit gadai, kreditur diharapkan menjelaskan mengenai hak dan kewajiban dari
kedua belah pihak sebelum surat bukti kredit SBK ditandatangani, sehingga debitur memahami hak dan kewajibannya, serta akibat hukum dari
kelalaiannya. Dan kreditur seharusnya lebih mensosialisasikan mengenai lelang sehingga masyarakat lebih mengerti mengenai lelang.
3. Pemerintah hendaknya membuat undang-undang tersendiri tentang lembaga
pegadaian dan didalamnya mengatur mengenai pelaksanaan lelang, sehingga masyarakat dapat lebih mudah mengakses ketentuan yang terdapat
didalam lembaga pegadaian tersebut, dan juga masyarakat dapat turut serta mengawasi jalannya peraturan tersebut, apakah pihak pegadaian telah
menerapkannya dengan baik dalam setiap aktivitas pelayanan yang diselenggarakan pegadaian.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku