Lelang pada umumnya Eksistensi Lelang Sebagai Akibat Hukum Dari Wanprestasi Oleh Nasabah Pada Pt Pegadaian. (Studi Pada PT Pegadaian Kanwil I Medan)

65 BAB IV EKSISTENSI LELANG SEBAGAI AKIBAT HUKUM DARI WANPRESTASI NASABAH PADA PT PEGADAIAN KANWIL I MEDAN

A. Lelang pada umumnya

Istilah lelang berasal dari bahasa Belanda, yaitu vendu, sedangkan dalam bahasa Inggris, disebut dengan istilah auction. 80 Lelang dapat terjadi apabila benda gadai tidak ditebus dalam waktu yang telah ditentukan sesuai dengan tenggang waktu yang telah ditentukan oleh PT Pegadaian yang tercantum didalam Surat Bukti Kredit SBK atau dengan kata Pengertian lelang dapat dilihat dan dibaca dalam peraturan perundang-undangan dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan lelang. Pengertian lelang menurut Kep.Men.Keu RI No.337KMK.012000 Bab I, Pasal 1 adalah: “Penjualan barang yang dilakukan di muka umum termasuk melalui media elektronik dengan cara penawaran lisan dengan harga yang semakin meningkat atau dengan penawaran harga yang semakin menurun dan atau dengan penawaran harga secara tertulis yang didahului dengan usaha mengumpulkan para peminat.” Mengacu pada ketentuan lelang yang terdapat dalam Bab I, Pasal 1, Kep.Men.Keu RI No.337KMK.012000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang tersebut, maka pegadaian memberikan pengertian lelang yang berlaku di PT Pegadaian Berdasarkan SE No:48Op1.002112003 lelang di pegadaian adalah : “Upaya penjualan di muka umum terhadap Barang Jaminan Kasep yang sampai dengan tanggal lelang jam 10.00 waktu setempat tidak dilunasi oleh debitur atau yang dikuasakannya, dengan maksud untuk mendapatkan harga yang setinggi-tingginya.” 80 H. Salim HS, Op. cit., hal.237. lain telah terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh nasabah debitur. Sehingga dengan adanya wanprestasi yang dilakukan oleh debitur maka kreditur berhak untuk menahan barang gadai, dan mengambil pelunasannya dari hasil lelang, seperti yang tertuang didalam Pasal 1154 1 KUH Perdata. Pelaksanaan lelang ditujukan untuk pelunasan piutang dari debitur, seperti halnya dengan PT Pegadaian. pelelangan harus diberitahukan kepada pihak debitur sebelum pelaksanaan itu dilakukan, karena lelang dilakukan apabila nasabah tidak mampu lagi untuk memperpanjang atau menebus barang yang telah digadaikan. 81 81 Hasil wawancara dengan Staff Legal Officer PT Pegadaian Kanwil I Medan, hari Selasa, tanggal 9 Desember 2014, pukul 10.00 WIB Lelang dilaksanakan setelah jatuh tempo 120 hari atau 4 bulan dari tanggal kredit, dan dari hasil penjualan lelang setelah dikurangi biaya lelang, yang menjadi hak pegadaian adalah uang pinjaman dan sewa modal sedangkan sisanya tetap menjadi hak nasabah. Lelang harus dilaksanakan dimuka umum sebagaimana yang tertulis pada pengertian lelang dalam SE No.48Op1.002112003, selain itu lelang dilakukan harus berdasarkan kebiasan-kebiasan setempat dan syarat-syarat yang lazimnya berlaku dan harus didepan pegawai lelang yang ditunjuk oleh negara atau pegawai yang memiliki wewenang melaksanakan pelelangan, seperti halnya pegawai PT Pegadaian. Dalam hal melaksanakan lelang barang yang digadaikan tersebut dilakukan sendiri oleh PT Pegadaian dan tidak dilakukan oleh Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara KP2LN, hal ini berdasarkan Pasal 17 ADP. Ketentuan umum lelang yang terdapat dipegadaian akan diuraikan sebagai berikut: 82 1. Pelaksanaan Lelang Lelang wajib dilakukan di kantor cabang atau ditempat lain yang ditunjukditentukan oleh pemimpin cabang seijin pemimpin wilayah. BJ dari UPC dibawa ke cabang atau tempat lain yang ditunjuk oleh panitia lelang. Dengan mempertimbangkan jarakdari cabang dan pertimbangan lain, UPC dapat melaksanakan lelang sendiri seijin Pemimpin Wilayah dengan ketua lelangnya Pemimpin Cabang manajer operasional cabang dan pengelola UPC dilarang menjadi ketua lelang. 2. Barang Jaminan yang Dilelang Barang jaminan yang dilelang adalah barang kasep dari segala jenis dan golongan kredit. Barang bermasalah seperti barang polisi, barang taksiran tinggi dsb tidak termasuk kedalam barang jaminan yang akan dilelangkan. 3. PelaksanaPanitia Lelang a. Panitia lelang secara umum terdiri dari: 1 Satu orang ketua pemimpin cabangmanajer operasional usaha gadai yang bertugas sebagai koordinator dan pemandu lelang. 2 Dua orang anggota atau lebihpegawai diutamakan penaksir sebagai petugas yang membantu kelancaran pelaksanaan lelang. b. Anggota panitia lelang sifatnya tidak permanen, tetapi dibentuk setiap kali ada pelaksanaan lelang. 82 Hasil Riset pada PT Pegadaian Kanwil I Medan, hari jumat, tanggal 12 Desember 2014, jam 09.00 WIB 4. Tugas Panitia Lelang a. Ketua lelang, bertugas: 1 Menghitung dan menetapkan kembali HLL; 2 Menawarkan barang yang akan dilelang; 3 Memutuskan pemenang lelang. b. Anggota lelang, bertugas: 1 Mencatat nama-nama calon pembeli lelang; 2 Menerima uang muka dari calon pembeli lelang; 3 Menerima pembayaran dari pembeli lelang; 4 Mengisi DRPL; 5 Membantu pekerjaan lainnya demi kelancaran pelaksanaan lelang. 5. Tempat Pelaksanaan Lelang Lelang dilaksanakan di satu ruangan di kantor cabang atau tempat lain yang ditunjuk. Ruang tempat pelaksanaan lelang harus nyaman, aman, dan sarananya lengkap. 6. Bea Lelang Bea lelang adalah penerimaan negara bukan pajak yang dipungut dari penjual maupun pembeli lelang sebesar prosentase tertentu atas harga yang terbentuk pada saat lelang dan disetorkan ke Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara. Bea lelang terdiri dari : a. Bea lelang penjual, yaitu bea lelang yang dibebankan kepada penjual dalam hal ini nasabah. b. Bea lelang pembeli yaitu bea lelang yang dibebankan kepada pembeli pemenang lelang. Tarif bea lelang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah PP. Pemberlakuan tarif bea lelang tersebut di Pegadaian, ditetapkan dalam Surat Edaran. 7. Harga Limit Lelang HLL HLL adalah harga penawaran terendah yang pertama kali ditawarkan pada setiap penjualan lelang barang jaminan.Harga Limit Lelang HLL dapat ditetapkan berdasarkan dua pilihan berikut ini : a. Nilai Pasar Barang Lelang NPBL NPBL adalah harga limit lelang suatu barang yang ditetapkan berdasarkan hasil taksir ulang barang tersebut dengan memperhitungkan kualitas atau kondisi barang tersebut dan Harga Pasar Pusat Untuk Lelang HPPL, Harga Pasar Daerah Untuk Lelang HPDL, dan atau Harga Pasar Setempat HPS pada waktu dilaksanakan lelang. b. Nilai Minimum Barang Lelang NMBL NMBL adalah harga limitlelang suatu barang yang ditetapkan berdasarkan nilai Uang Pinjaman UP, Sewa Modal SM, biaya-biaya lain dan bea– bea lelang. Uang Pinjaman UP dimaksud adalah Uang Pinjaman UP normal, artinya sesuai dengan ketentuan dari taksiran normal. c. Apabila Nilai Pasar Barang Lelang NPBL lebih besar dari Nilai Minimum Barang Lelang NMBL maka Harga Limit Lelang HLL sesuai dengan NPBL. Jika NPBL lebih kecil dari Nilai Minimum Barang Lelang NMBL maka Harga Limit Lelang HLL sesuai dengan Nilai Minimum Barang Lelang NMBL. 8. Uang Jaminan Lelang UJL Uang Jaminan Lelang adalah uang muka yang disetorkan kepada Panitia Lelang sebagai persyaratan menjadi peserta lelang. Uang muka ini akan diperhitungkan dengan jumlah pembeliannya dan menjadi hangus apabila peserta lelang tersebut membatalkan dan mengembalikan barang lelang yang telah dimenangkannya. Persyaratan penyedian uang jaminan lelang diatur dengan surat edaran direksi. 9. Nilai Penjualan Lelang NJL NJL adalah harga lelang yang terbentuk pada saat lelang. Di dalam NJL belum termasuk bea lelang dan uang miskin. 10. Nilai Pendapatan Lelang NDL NDL adalah hasil dari penjumlahan nilai penjualan lelang NJL dengan bea lelang. Dengan demikian NDL adalah harga yang harus dibayar oleh Pembeli lelangPemenang lelang. 11. Uang Kelebihan Ukel Uang Kelebihan Ukel adalah uang yang dapat dikembalikan kepada nasabah atas hasil penjualan lelang barang jaminannya sebesar selisih antara Nilai Penjualan lelang NJL dengan jumlah Uang Pinjaman UP, Sewa Modal SMdan biaya-biaya lain. 12. Barang Lelang Milik Perusahaan BLP BLP adalah BJ yangditaksir wajar, tidak ditebus sampai dengan jatuh tempo barang kasep dan tidak laku saat dilelang, selanjutnya untuk sementara dibeli oleh perusahaan seharga harga limit lelang HLL atau berdasarkan ketentuan lain yang diatur dalam surat edaran direksi.

B. Prosedur pemberian kredit denganjaminan gadai pada PT Pegadaian

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Terhadap Penyelesaian Kredit Macet Dengan Jaminan Fidusia (Studi Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan)

7 118 98

Tinjauan Hukum Terhadap Penyelesaian Kredit Macet Dengan Jaminan Fidusia (Studi Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan)

1 12 98

Eksistensi Lelang Sebagai Akibat Hukum Dari Wanprestasi Oleh Nasabah Pada Pt Pegadaian. (Studi Pada PT Pegadaian Kanwil I Medan)

0 0 21

Eksistensi Lelang Sebagai Akibat Hukum Dari Wanprestasi Oleh Nasabah Pada Pt Pegadaian. (Studi Pada PT Pegadaian Kanwil I Medan)

0 6 25

Eksistensi Lelang Sebagai Akibat Hukum Dari Wanprestasi Oleh Nasabah Pada Pt Pegadaian. (Studi Pada PT Pegadaian Kanwil I Medan) Chapter III V

0 1 50

Eksistensi Lelang Sebagai Akibat Hukum Dari Wanprestasi Oleh Nasabah Pada Pt Pegadaian. (Studi Pada PT Pegadaian Kanwil I Medan)

0 0 4

Eksistensi Lelang Sebagai Akibat Hukum Dari Wanprestasi Oleh Nasabah Pada Pt Pegadaian. (Studi Pada PT Pegadaian Kanwil I Medan)

0 0 8

Tinjauan Hukum Terhadap Penyelesaian Kredit Macet Dengan Jaminan Fidusia (Studi Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan)

0 1 7

BAB II PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL 1 MEDAN A. Sejarah Singkat PT. Pegadaian (Persero) - Sistem Pengendalian Intern Atas Penyaluran Kredit Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan

2 4 15

BAB II PROFIL PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL I MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan - Sistem Pengendalian Internal Gaji dan Upah Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan

0 6 18