Marjin Pemasaran 1. Analisis Marjin Pemasaran ditingkat Perantara

Petani I - 688.839 II - 898.809 II - 675.714 Rata-rata - 724.107 Perantara I 687.897 985.119 III 671.131 995.238 Rata-rata 682.308 988.492 Sawmill I 988.889 1.237.500 II 901.786 1.200.000 III 998.413 1.333.333 Rata-rata 975.649 1.256.818 Sumber: Data Lapangan diolah 5.4. Marjin Pemasaran 5.4.1. Analisis Marjin Pemasaran ditingkat Perantara Marjin Pemasaran perantara diperoleh dari selisih antara harga pembelian dari petani dengan harga penjualan ke sawmill. Harga beli dan harga jual yang digunakan adalah harga yang berlaku ditingkat perantara. Marjin pemasaran ditingkat perantara untuk pemasaran kayu sengon berdasarkan saluran pemasaran disajikan pada tabel 16 Tabel 16. Marjin Pemasaran Kayu Sengon ditingkat Perantara Rupiahm3 Saluran Pemasaran Harga Beli Harga Jual Marjin Pemasaran Biaya Pemasaran Keuntungan SP 1 687.897 985.119 297.223 101.667 195.566 SP 2 - - - - - SP 3 671.131 995.238 324.107 99.167 224.940 Sumber: Data Lapangan diolah Pada tabel di atas diketahui marjin pemasaran ditingkat perantara pada saluran pemasaran 1 sebesar Rp.297.223m3 dan pada saluran pemasaran 3 sebesar Rp.324.107m3 . Sedangkan pada saluran pemasaran 2 tidak ada marjin pemasaran ditingkat perantara karena pada saluran ini petani menjual langsung ke sawmill tanpa perantara. Harga pembelian kayu sengon dari petani sangat dipengaruhi oleh lokasi panen kayu sengon itu sendiri, semakin susah medan panennya semakin murah harga sengon tersebut, karena sengon dengan medan panen yang sulit sangat menyulitkan perantara untuk memanennya. Faktor lainnya adalah bentuk kayu sengon itu sendiri, apabila semakin melengkung batang pohon sengonnya semakin besar penyusutannya dan semakin murah juga harganya ditingkat petani. Pada tingkat perantara keuntungan didapat dari selisih dari marjin pemasaran dengan biaya pemasaran. Pada saluran pemasaran 1 keuntungan yang didapatkan perantara sebesar Rp.195.556m3 sedangkan untuk saluran pemasaran 3 keuntungan yang didapatkan perantara sebesar Rp.224.940m3.

5.4.2. Analisis Marjin Pemasaran Ditingkat Sawmill

Marjin pemasaran sawmill ditentukan oleh selisih harga jual kayu sengon ke material atau industri luar daerah dengan harga beli ke perantara. Harga yang digunakan adalah harga yang berlaku ditingkat sawmill. Marjin pemasaran sawmill untuk pemasaran kayu sengon pada setiap saluran pemasarannya disajikan pada tabel 17 Tabel 17. Marjin Pemasaran Kayu Sengon Ditingkat Sawmil Rupiahm3 Saluran Pemasaran Harga Beli Harga Jual Marjin Pemasaran Biaya Pemasaran Keuntungan SP 1 988.889 1.237.500 248.611 145.833 102.778 SP 2 901.786 1.200.000 298.214 147.500 150.714 SP 3 998.413 1.333.333 334.920 190.000 144.920 Sumber: Data Lapangan diolah Pada tabel di atas diketahui bahwa marjin pemasaran ditingkat sawmill pada saluran pemasaran 1 adalah sebesar Rp.248.661m3, pada saluran pemasaran 2 adalah sebesar Rp.298.214m3 dan pada saluran pemasaran 3 adalah sebesar Rp.334.920m3. Harga beli dari perantara dipengaruhi oleh bentuk batang kayu sengon itu sendiri, karena semakin melengkung batang kayu sengon maka akan semakin besar penyusutannya. Sehingga semakin melengkung semakin murah harganya. Selain biaya pemasaran ada juga biaya yang timbul akibat penyusutan. Karena sawmill membeli dari perantara dalam bentuk Log meter kubik. Untuk dijadikan kotak meter kubik penyusutan yang terjadi sebesar 30 persen. Keuntungan sawmill pada saluran pemasaran 1 adalah sebesar Rp.102.778m3, pada saluran pemasaran 2 adalah sebesar Rp.150.714m3 dan pada saluran pemasaran 3 adalah sebesar Rp.114.940 m3.

5.5. Analisis Nilai Farmer’s Share