BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Lembaga dan Saluran Pemasaran Kayu Sengon
Lembaga Pemasaran yang terlibat dalam kegiatan Pemasaran kayu Sengon pada wilayah penelitian adalah; Petani kebun sengon, Perantara Kayu, Industri
Penggergajian Kayu Sawmill, Material, dan Industri luar Daerah 1. Petani Sengon
Produsen penghasil kayu yang berasal dari lahan milik sendiri atau sewa 2. Perantara Kayu
Merupakan pedagang yang membeli pohon berdiri dan menjualnya dengan merubah bentuk atau masih bentuk gelondongan log. Kayu-kayu tersebut
dikumpulkan dan diletakkan di tepi jalan, dikenal juga sebagai “pengepul”. 3. Industri Penggergajian Kayu Sawmill
Indutri yang memiliki alat gergajian untuk mengolah kayu log menjadi kayu ukuran tiang, papan, kusen,reng, palet atau bentuk lainnya yang
diinginkan 4. Material
Pedagang yang membeli kayu olahan tiang, papan, reng, kaso dari Industri Penggergajian Kayu yang kemudian dikumpulkan di sebuah
tempat toko untuk dijual
5. Industri Luar daerah
Merupakan industri yang letaknya diluar tempat penelitian yang membeli kayu gelondongan atau kayu olahan untuk dijadikan barang lain yang
mempunyai nilai jual tinggi, seperti industri mebel dll Saluran pemasaran pada penelitian ini adalah serangkaian Organisasi yang
terdiri dari Petani, Perantara, Sawmill, dan Material yang saling ketergantungan dan terlibat dalam proses pemasaran. Berdasarkan hasil pengamatan selama
penelitian secara umum dapat dikelompokan menjadi 3 saluran pemasaran, yaitu: Saluran 1 terdiri atas Petani, Perantara, Sawmill dan Material
Saluran 2 terdiri atas Petani, Sawmill, dan Material Saluran 3 terdiri atas Petani, Perantara, Sawmill dan Industri Luar Daerah
Saluran Pemasaran yang paling dominan terjadi di daerah penelitian adalah Saluran 1 yang terdiri atas Petani, Perantara, Sawmill dan Material.
Saluran pemasaran ini disajikan dalam gambar 5
Saluran 1 Saluran 2
Saluran 3 PETANI
Gambar 5. Saluran Pemasaran Kayu Sengon di Kecamatan Leuwisadeng
Umumnya saluran pemasaran kayu Sengon yang terjadi di lokasi penelitian merupakan suatu kebiasan yang telah mereka lakukan selama ini.
Seperti contohnya beberapa petani kayu telah memiliki pembeli atau langganan khusus yang siap menampung hasil panen dari kebunnya. Beberapa hal yang
menjadi alasan petani untuk tidak berpindah langganan dalam menjual hasil panennya adalah karena faktor kepercayaan antara para pelaku pemasaran. Hasil
pengamatan dan analisis data dilapangan, didapatkan bahwa saluran pemasaran yang banyak dipilih oleh pelaku saluran pemasaran adalah saluran 1 yang terdiri
dari Petani-Perantara-Sawmill-Material. Data penunjukan bahwa sebesar 50 atau 16 orang dari 32 petani memilih menyalurkan kayu sengon ke saluran
pemasaran 1, selanjutnya sebesar 31,25 atau 10 orang dari 32 petani menyalurkan kayu sengon ke saluran pemasaran 3 dan sebesar 18,75 atau 6
orang dari 32 petani menyalurkan kayu sengon ke saluran pemasaran 2. Saluran 1 paling banyak dipilih disebabkan karena petani di Kecamatan
Luewisadeng cenderung bersifat pasif sehingga hal ini membuka peluang bagi Perantara
Sawmill Perantara
Sawmill Material
Sawmill
Material Industri Luar
Daerah
para perantara untuk mencari bahan baku ke wilayah-wilayah desa yang kemudian ditawarkan kepada sawmill. Selain itu keuntungan lainnya yang didapatkan oleh
para perantara adalah mereka hanya membeli kayu berbentuk gelondongan log, sehingga tidak memerlukan perlakuan khusus untuk merubah bentuk kayu. Hal ini
dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan perantara, disisi lain keuntungan dari hasil penjualan kayu log lebih tinggi dan perputaran uangnya lebih cepat. Lebih
tinggi karena jumlah pelaku pemasaran lebih sedikit, dengan resiko yang sedikit pula. Perputaran uang lebih cepat karena kayu log dapat cepat dibeli atau
ditampung oleh sawmill. Saluran 2 merupakan saluran pemasaran kayu Sengon yang kondisi
didalamnya hampir mirip dengan Saluran 1, namun perbedaanya adalah pelaku pemasaran tidak memerlukan perantara. Kondisi ini sebenarnya jarang dijumpai di
lokasi penelitian mengingat karekteristik petani yang pasif. Hanya sebagian petani yang memiliki Inisiatif untuk menjual langsung ke sawmill. Atau bisa juga terjadi
bahwa perantara merupakan suruhan dari pihak sawmill, bukan individu yang independen sebagai perantara. Namun jarang sekali sawmill yang seperti ini di
lokasi penelitian, kebanyakan antara perantara dan sawmill saling berdiri sendiri. Saluran 3 merupakan trend yang sedang berkembang atau bisa dibilang
berpotensi akan menjadi saluran pemasaran utama di lokasi penelitian namun belum banyak dillakukan, saluran pemasaran ini terdiri dari Petani-Perantara-
Sawmill-Industri Luar daerah. Mengingat sekarang kayu Sengon sudah menjadi Primadona saat ini, permintaan kayu Sengon dari luar daerah cukup besar
terutama dari Industri perkayuan. Mulai dari saat ini sudah mulai banyak sawmill
yang mulai bekerja sama dengan pihak dari luar daerah untuk mengirimkan kayu Sengon dalam satuan meter kubik untuk diolah menjadi barang-barang Industri
perkayuan seperti bangku, lemari dll.
5.2. Analisis Fungsi Pemasaran Kayu sengon