Proyeksi Tip Dasar Hidung

2.2.2. Proyeksi Tip

Sampai saat ini pengukuran proyeksi puncak hidung masih diperdebatkan oleh karena itu sudut nasofasial sering digunakan untuk mengevaluasi secara tidak langsung derajat proyeksi puncak hidung. Sudut nasofasial ini berkisar 36 . Powell dan Humpries seperti yang dikutip oleh Wall mengatakan bahwa perbandingan antara Nasion–Subnasal dan garis perpendikular yang melewati puncak hidung adalah 2,8:1, untuk menjaga ukuran tetap mendekati kriteria estetik Calhoun et al , 2006. Metode paling mudah untuk mengukur proyeksi tip adalah metode simons yang menghubungkan proyeksi yang diukur dari tip defining point ke subnasal, dengan panjang bibir atas yang diukur dari subnasal ke batas vermilion . Menurut Simons, proyeksi dan panjang bibir atas kira-kira sama Mirta, 2006.

2.2.3. Dasar Hidung

Hidung berbentuk seperti segitiga sama kaki pada penampakan dari dasar hidung, dengan kolumela yang membagi dua segitiga tersebut. Rasio perbandingan lobul adalah 75 dari lebar hidung. Lubang hidung biasanya sedikit menyerupai bentuk buah pir, dengan bagian paling lebar pada dasar. Pada penampakan lateral dari dasar hidung rasio Ala- Lobul adalah 1:1. Porter seperti yang dikutip oleh Tardy mengatakan pada umumnya bangsa non kaukasia mempunyai dasar hidung yang lebih lebar daripada jarak epikantus Milgrim,1996. Budi Mulyana: Ukuran Dan Bentuk Hidung Pada Suku Batak, 2007. USU e-Repository © 2008 Terdapat perbedaan nyata antar etnik pada konfigurasi cuping hidung ala nasi . Hidung Afrika lebih lebar dan proyeksi rendah serta memiliki lubang hidung yang horizontal . Hidung Asia berada di tengah antara hidung Kaukasia dan Afrika. Pada tampak frontal, lebar ala nasi kurang lebih sama dengan jarak antara kantus medius Mirta, 2006. Para ahli sependapat bahwa yang membentuk wajah cantik, tampan atau serasi bukan ditentukan oleh struktur bagian dalam tetapi oleh tulang. Karena hidung terdiri dari tulang maka perlu diketahui lebih detail bagian-bagian hidung dengan ukurannya Mirta, 2006: 1. Titik atau daerah yang paling menonjol dari dahi disebut glabela. Daerah glabela atau daerah pangkal hidung penting dalam augmentasi rinoplasti karena ikut memberi kesan tinggi rendahnya pangkal hidung. 2. Daerah yang terendah atau terdalam pada pangkal atau akar hidung disebut nasion. Daerah ini berperan sebagai titik pangkal sudut nasofrontal yang besarnya ikut menentukan serasi tidaknya bentuk pangkal hidung. 3. Daerah yang paling anterior dari hidung atau paling tinggi ,disebut tip . Sedangkan di belakang tip yang agak rendah disebut supra tip . Daerah tip ini merupakan puncak dari hidung dibentuk oleh tulang rawan lower lateral. Pada augmentasi hidung, tip menentukan kesan kemancungan atau tingginya hidung dan menentukan baik atau kurang baiknya bentuk hidung secara keseluruhan. Budi Mulyana: Ukuran Dan Bentuk Hidung Pada Suku Batak, 2007. USU e-Repository © 2008 4. Kolumela atau kaki dari puncak hidung letaknya di bawah tip yang terdiri dari bagian medial tulang rawan lower lateral kiri dan kanan dan struktur ligamentum diantaranya. Daerah ini merupakan kesatuan dengan bentuk tip sehingga bila bentuknya menonjol atau tidak mempengaruhi bentuk secara keseluruhan bagian depan hidung. 5. Daerah pertemuan antara kolumela dengan daerah kulit bibir bagian atas disebut subnasal. Daerah ini pada augmentasi hidung yang membentuk sudut nasolabial, mempengaruhi bentuk bibir atas dan bentuk lubang hidung lebih terbuka atau tertutup. 6. Batang hidung letaknya antara daerah pangkal hidung sampai tip daerah punggung hidung yang letaknya pada batas antara tulang hidung dengan tulang rawan upper lateral disebut rhinion . Daerah ini sering sebagai tempat hump nose atau penonjolan pada punggung hidung. Pada augmentasi hidung dapat memberi kesan bentuk hidung lebih feminin atau lembut yaitu agak melengkung ke dalam atau keras maskulin yaitu lurus. Budi Mulyana: Ukuran Dan Bentuk Hidung Pada Suku Batak, 2007. USU e-Repository © 2008 Gb.2.1. Landmark anatomi wajah. Dikutip dari Rhynoplasty Centre, 2006 Budi Mulyana: Ukuran Dan Bentuk Hidung Pada Suku Batak, 2007. USU e-Repository © 2008 Beberapa garis potongan dibuat untuk mendapatkan ukuran sudut-sudut bahagian dari hidung. Garis vertikal ditarik dari Glabela ke pogonion titik paling puncak dari dagu. Garis dari nasal tip ke nasion dan glabela ke nasion, maka titik pertemuan membentuk sudut nasofrontal NFr yang besarnya 115-130 o . Sudut nasofasial Nfa antara garis dorsum hidung dengan garis vertikal dari glabela ke pogonion, besarnya 30-40 o . Sudut nasomental NM adalah pertemuan garis dari dorsum hidung dengan garis dari pogonion ke nasal tip dan besarnya 120-130 o . Sudut mentoservikal MeC besarnya 80-90 o . Ukuran lainnya yaitu sudut nasolabial antara 90- 115 o , ukuran panjang kolumela dari 3 sampai 5 mm. Perbandingan panjang lobul dan kolumela 13 banding 23 Becky,1993; Calhoun, 2006; Affandi, 2000. Gb.2.2. Sudut Nasolabial A. Pria;. B. Wanita dikutip dari Mirta, 2006 Budi Mulyana: Ukuran Dan Bentuk Hidung Pada Suku Batak, 2007. USU e-Repository © 2008 Gb 2.3. Sudut Nasofrontal dikutip dari Rhynoplasty Centre, 2006 Gb 2.4. Sudut Nasofasial dikutip dari Rhynoplasty Centre, 2006 Budi Mulyana: Ukuran Dan Bentuk Hidung Pada Suku Batak, 2007. USU e-Repository © 2008 Gb 2.5. Sudut Nasomental dikutip dari Rhynoplasty Centre, 2006 Budi Mulyana: Ukuran Dan Bentuk Hidung Pada Suku Batak, 2007. USU e-Repository © 2008

2.2.4. Sudut Estetika Wajah