Disain Penelitian Tempat dan Waktu penelitian Alat dan Bahan Yang Dipakai Cara Kerja Kerangka konsepsional Batasan Operasional

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Disain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.

3.2. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan THTKL FK USU H. Adam Malik Medan Waktu penelitian: penelitian ini dilakukan sejak Januari 2007.

3.3 Sampel Penelitian

Sampel penelitian dilakukan dan diperoleh dari beberapa lokasi di kota Medan yaitu masyarakat sekitar jalan Pancing, jalan Namorambe dan RSUP. H. Adam Malik Medan pada populasi berumur diatas 17 tahun bersuku Batak yang memenuhi kriteria inklusi. Metoda pengambilan sampel : Secara purposive sampling, semua orang yang bersuku Batak yang memenuhi kriteria inklusi sampai jumlah sampel terpenuhi. Budi Mulyana: Ukuran Dan Bentuk Hidung Pada Suku Batak, 2007. USU e-Repository © 2008

3.3.1 Kriteria Inklusi

a. Berusia minimal 17 tahun b. Semua berasal dari suku Batak dari minimal tiga generasi. e. Bersedia ikut dalam penelitian

3.3.2. Kriteria Eksklusi

Subjek penelitian yang memiliki kelainan kranio fasial.

3.3.3. Besar Sampel

n = Z 2 .P 1-P = 1,96 2 . 0,19 1- 0,19 = 59,1= 60 sampel d 2 0,1 2 dimana : n= jumlah sampel Z= tingkat kepercayaan 95 P= proporsi suku Batak d=ketepatan penelitian 0,1

3.4. Alat dan Bahan Yang Dipakai

a. Tustel Canon 3,2 Piksel. b. Kain Latar warna biru muda ukuran 2 x 4 meter. c. Jangka Pengukur. d. Pengukur merk 3M. Budi Mulyana: Ukuran Dan Bentuk Hidung Pada Suku Batak, 2007. USU e-Repository © 2008

3.5. Cara Kerja

Dilakukan pendataan pada orang bersuku batak yang memenuhi kriteria inklusi. Dilakukan foto dengan latar belakang kain berwarna biru dengan menggunakan kamera digital merk Canon 3,2 Mega piksel dari arah depan, samping kanan dan kiri serta dari bawah hidung dengan jarak 0,6 meter. Disertai pengukuran dengan menggunakan busur 180 o dan penggaris 12 cm disertai jangka pengukur pada subjek penelitian dan pada foto yang telah dicetak.

3.6. Kerangka konsepsional

• Bentuk hidung • Sudut nasofrontal • Sudut nasofasial • Sudut nasomental • Sudut nasolabial • Panjang hidung • Tinggi hidung • Lebar hidung Suku Batak • Jenis kelamin • Umur • Nasal indeks Budi Mulyana: Ukuran Dan Bentuk Hidung Pada Suku Batak, 2007. USU e-Repository © 2008

3.7. Batasan Operasional

1. Bentuk hidung : Bentuk dari hidung yang secara anthropologi dibagi dalam 3 golongan besar, Yaitu golongan Leptorrine, Mesorrhine dan Platyrrhine. Ukuran bentuk hidung menggunakan nasal indeks yaitu rasio dari lebar hidung antara jarak terluar kedua lobul alanasi dengan panjang hidung . • Platyrrhine: bila nasal index ≥ 85. • Mesorrhine: bila nasal index 85 x 65 • Leptorrhine: bila nasal index ≤ 65 Matory et al,1985. 2. Sudut nasofrontal : sudut yang dibentuk dari titik pertemuan antara garis dari nasal tip ke nasion dan glabela ke nasion berkisar 115 - 130 Becky,1993; Calhoun,2006. 3. Sudut nasofasial: sudut yang dibentuk dari titik pertemuan antara garis dorsum hidung dengan garis vertikal dari glabela ke pogonion berkisar 30 -40 Becky,1993; Calhoun,2006. 4. Sudut nasomental : sudut yang dibentuk dari titik pertemuan antara dorsum hidung dengan garis dari pogonion ke nasal tip berkisar 120 -132 Becky,1993; Calhoun,2006. 5. Sudut nasolabial : sudut yang dibentuk dari titik pertemuan antara kolumela dengan bibir atas berkisar pada laki-laki 90 -105 dan perempuan 105 -120 Becky,1993; Calhoun,2006. 6. Tinggi hidung : jarak subnasal ke nasal tip sn-tn diukur dalam cm. Budi Mulyana: Ukuran Dan Bentuk Hidung Pada Suku Batak, 2007. USU e-Repository © 2008 7. Panjang hidung: jarak dari nasion ke subnasal n-sn diukur dalam cm. 8. Lebar hidung: jarak dari bagian terlebar dari ala nasi al-al diukur dalam cm. 9. Nasal indeks: rasio dari lebar hidung antara kedua lobul ala nasi dengan panjang hidung al-alx100n-sn. Gb. 3.1. Nasal Index dikutip dari Bejar,1996 Budi Mulyana: Ukuran Dan Bentuk Hidung Pada Suku Batak, 2007. USU e-Repository © 2008 10. Suku Batak yaitu salah satu suku yang terdapat di Sumatera Utara yang di dalamnya terdiri dari lima subsuku yaitu Batak Karo, Toba, Simalungun, Pakpak dan Angkola Mandailing.

3.8. Analisa data