Sudut Estetika Wajah Anatomi Estetik Hidung 1. Anatomi artistik

2.2.4. Sudut Estetika Wajah

Powell dan Humpreys mengemukakan sudut estetika wajah meliputi sudut Nasofrontal 115 o -130 o , sudut Nasofasial 30 o -40 o , sudut nasomental berkisar 120 o -132 o Mirta, 2006. Terdapat perbedaan sudut estetika pada masing masing ras dan suku, seperti yang telah dilakukan pada penelitian terdahulu. Mirta 2006 melaporkan hasil pengukuran nilai rerata sudut nasofrontal yang diperoleh dari penelitian terhadap suku jawa ternyata lebih lebar secara bermakna bila dibandingkan dengan hasil pengukuran pada perempuan kaukasia . selain itu nilai serta sudut nasofrontal pada perempuan jawa murni ternyata lebih lebar bila dibandingkan dengan nilai normal Powell dan Humpreys. Hal ini menandakan bahwa sudut Nasofrontal perempuan Jawa Murni lebih lebar dan landai bila dibandingkan dengan perempuan Kaukasia. Mengingat bahwa sudut nasofrontal ini dibentuk oleh Glabela-Nasion-Tip Nasi, maka ketiga titik tersebut memegang peranan dalam sudut ini. Memang secara garis besar sudut yang lebih kecil berkesan menunjukkan hidung yang lebih mancung , namun tetap harus diperhitungkan dahi yang menonjol atau landai juga akan berpengaruh dalam penilaian sudut Nasofrontal tersebut Mirta, 2006 Budi Mulyana: Ukuran Dan Bentuk Hidung Pada Suku Batak, 2007. USU e-Repository © 2008 Sudut nasofasial adalah sudut yang dibentuk oleh garis nasion-subnasal dan garis perpendikular dengan puncak hidung. Sudut ini menggambarkan prominensia dari hidung. Pada suku jawa menunjukkan rata-rata nilai sudut Nasofasial perempuan Jawa Murni hanya 0,35 lebih kecil dibandingkan dengan sudut nasofasial perempuan kaukasia. Hidung Kaukasia terkesan lebih prominen Mirta, 2006 Sudut nasomental adalah sudut yang dibentuk dari titik pertemuan antara dorsum hidung dengan garis dari pogonion ke nasal tip. Ketiga sudut tersebut bersama-sama dengan sudut mentoservikal merupakan sudut penting dalam menentukan estetika wajah Becky, 1993; Affandi, 2000. Sudut nasolabial adalah sudut lain yang berperan dalam menentukan proporsi hidung, yaitu sudut yang dibentuk dari titik pertemuan antara kolumela dengan bibir atas Becky, 1993.

2.3. Suku Batak