Stres dan Daya Tahan Tubuh. Akibat Stres

25 yang mereka katakan, bagaimana mereka berperilaku, bagaimana mereka bereaksi. Kita semua bersifat individual, masing-masing bersifat uniq. Dan semua orang memiliki rentang kendali yang terbatas pada hidup kita. 6. Caron Grainger 1994, menyatakan bahwa menghadapi kematian dan pasien yang sekarat, bersikap baik pada orang yang mungkin tidak anda suakai, berbicara dengan kerabat yang menderita merupakan sumber stres kerja.

2.1.7. Stres dan Daya Tahan Tubuh.

Menurut penelitian Baker dan kawan-kawan 1987, stres yang dialami oleh seseorang mengubah sistem kekebalan tubuh dengan cara fithting diesease cells. Plaut dan Friedman 1981, membuktikan bahwa stres sangat berpotensi mempertinggi peluang seseorang untuk menderita penyakit, terkena alergi serta menurunkan sistem autoimmune-nya. Ditemukan bukti bahwa pada saat suasana hati seseorang negatif terjadi penurunan respon antibodi, sedangkan pada saat suasana hati positif respon antibodi meningkat pula. Dantzer dan Kelley 1989, berpendapat tentang stres dalam hubungannya dengan daya tahan tubuh. Pengaruh stres terhadap daya tahan tubuh ditentukan oleh jenis, lama dan frekuensi stres yang dialami oleh seseorang. Makin kuat stresor makin lama dan sering terjadi, sangat berpotensi menurunkan daya tahan tubuh dan mudah menimbulkan penyakit. 26

2.1.8. Akibat Stres

Menurut Beehr dalam Freser 1992, stres akan mempunyai dampak terhadap a. Dampak terhadap individu : Dampak stres terhadap individu adalah munculnya masalah yang berhubungan dengan kesehatan, psikologi dan interaksi interpersonal. Pada gangguan fisik seseorang yang mengalami stres akan mudah teserang penyakit. Pada gangguan mental stres berkepanjangan akan mengakibatkan ketegangan, hal ini cenderung akan merusak tubuh dan gangguan kesehatan. Pada gangguan interpersonal stres akan lebih sensitif terhadap hilangnya rasa percaya diri, menarik diri dan lain-lain. Reaksi terhadap stres dapat berupa reaksi bersifat psikis maupun fisik. Biasanya perawat yang stres akan menunjukkan perubahan perilaku. Perubahan perilaku terjdi pada diri manusia sebagai usaha mengatasi stres. Usaha mengatasi stres dapat berupa perilaku melawan stres flight atau berdiam diri freeze. Dalam kehidupan sehari-hari ketiga reaksi ini biasanya dilakukan secara bergantian, tergantung situasi dan bentuk stres. Perubahan-perubahan ini di tempat kerja merupakan gejala-gejala individu yang mengalami stres antara lain margiati, 1999 : 1 Bekerja melewati batas kemampuan. 2 Keterlambatan masuk kerja yang sering. 3 Ketidakhadiran tenaga kerja. 4 Kesulitan membuat keputusan. 5 Kesalahan yang sembrono. 6 Kelalaian menyelesaikan pekerjaan. 27 7 Lupa akan janji yang telah dibuat dan kegagalan diri sendiri. 8 Kesulitan berhubungan dengan orang lain. 9 Kerisauan tentang kesalahan yang dibuat. 10 Menunjukkan gejalan fisik seperti pada alat pencernaan, tekanan darah tinggi, radang kulit, radang pernafasan. Munculnya stres, baik yang disebabkan oleh sesuatu yang menyenangkan atau sesuatu yang tidak menyenangkan akan memberikan akibat tertentu pada seseorang. Cox dalam Handoyo, 2001 membagi empat jenis konsekuensi yang dapat ditimbulkan stres, yaitu : 1 Pengaruh psikolois, yang berupa kegelisahan, agresi, kelesuan, kebosanan, depresi, kelelahan, kekecewaan, kehilangan kesabaran, harga diri yang rendah. 2 Pengaruh perilaku, yang berupa peningkatan komsumsi alkohol, perubahan nafsu makan, penyalagunaan obat-obatan, menurunnya semangat untuk berolahraga yang berakibat timbulnya beberapa penyakit. Pada saat stres juga terjadi peningkatan intensitas kecelakaan, baik di rumah, ditempat kerja atau di jalan. 3 Pengaruh kognitif, yaitu ketidakmampuan mengambil keputusan, kurangnya konsentrasi, dan peka terhadap ancaman. 4 Pengaruh fisiologis, yaitu menyebabkan gangguan pada kesehatan fisik yang berupa penyakit yang sudah diterima sebelumnya, atau memicu timbulnya penyakit tertentu. 28 b. Dampak terhadap organisasi : Pekerja yang mengalami stres akan berpengaruh pada kualitas kerja dan kesehatan pekerja terganggu berupa kekacauan manajeman dan operasional kerja. Meningkatnya absensi dan banyak pekerjaan yang tidak terlaksana. Redall Schuller dalam Rini, 2002, mengidentifikasi beberapa perilaku negatif tenaga kerja yang berpengaruh terhadap organisasi. Menurut peneliti ini, stres yang dihadapi oleh tenaga kerja berkorelasi dengan penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran kerja serta tendesi mengalami kecelakaan. Secara singkat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa : 1 Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun operasional kerja. 2 Mengganggu kenormalan aktivitas kerja. 3 Menurunkan tingkat produktivitas. 4 Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan. Kerugian financial yang dialami perusahaan karena tidak imbangnya antara produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya.

2.2. Kondisi Kerja

Kondisi kerja meliputi variabel lingkungan fisik seperti distribusi jam kerja, suhu, penerangan, suara dan ciri-ciri arsitektur tempat kerja. Sudah dapat dijelaskan dengan baik bahwa variabel-variabel tadi mempengaruhi sikap dan perilaku kerja. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangan dalam penerapan penelitian yang sesuai