Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/BB Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
HUBUNGAN KENYAMANAN ( CONVENIENCE ) PASIEN DINAS KODAM I/BB DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN
KESEHATAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN
TESIS
Oleh :
SUVI NOVIDA 067013037 / IKM
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
HUBUNGAN KENYAMANAN (CONVENIENCE) PADA PASIEN DINAS KODAM I/BB DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN
KESEHATAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Administrasi Rumah Sakit
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
OLEH SUVI NOVIDA 067013037 / IKM
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(3)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
Judul Tesis : HUBUNGAN KENYAMANAN (CONVENIENCE) PADA PASIEN DINAS KODAM I/BB DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN
Nama Mahasiswa : Suvi Novida Nomor Induk Mahasiswa : 067013037
Program Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Administrasi Rumah Sakit
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Ir. Sri Fajar Ayu, MM) (Drs. Amru Nasution, M.Kes)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Dekan,
(Dr. Drs. Surya Utama, MS) (dr. Ria Masniari Lubis, MSi)
(4)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
Telah diuji pada :
Tanggal : 14 September 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Ir. Sri Fajar Ayu, MM Anggota : 1. Drs. Amru Nasution, M.Kes
2. Dr. Muslich Lufti, Drs, MBA, IDS 3. dr. Fauzi, SKM
(5)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
PERNYATAAN
HUBUNGAN KENYAMANAN (CONVENIENCE) PADA PASIEN DINAS KODAM I/BB DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN
KESEHATAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, September 2009
(6)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
ABSTRAK
Rumah Sakit Tk II Putri Hijau mempunyai 218 tempat tidur dengan Bed Occupancy Rate (BOR) dalam kategori ideal. Tingginya BOR secara keseluruhan bukan dari pasien dinas tetapi disebabkan oleh pasien askes dan umum. Kurangnya pasien dinas disebabkan pelayanan kesehatan yang diberikan belum optimal. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi pasien dinas kodam I/BB mengenai lima jenis kenyamanan seperti pendapat Berry et al (2002) terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan di instalasi rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau .
Jenis penelitian ini adalah Survey explanatory. Populasi dalam penelitian ini yaitu pasien dinas yang menjalani rawat inap di instalasi rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau sebanyak 941 orang pada tahun 2009. Sampel sebanyak 10% dari populasi (94 orang), pengambilan sampel secara purpossive sampling dengan metode analisis data adalah Uji Chi Square.
Hasil penelitian dengan Uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan decision convenience (p=0,000), access convenience (p=0,000), transaction convenience (p=0,000), benefit convenience (p=0,000), dan post benefit convenience (p=0,002) dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di instalasi rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau.
Disarankan kepada manajemen Rumah Sakit Tk II Putri Hijau untuk lebih memberikan perhatian penuh bagi pasien dinas agar dapat meningkatkan kenyamanan sehingga pasien dinas tidak enggan untuk berobat Usaha-usaha untuk menyederhanakan pengurusan administrasi rumah sakit yang berbelit-belit khususnya di instalasi rawat inap dan mengutamakan pasien dinas dalam pelayanan kesehatan sesuai dengan tugas pokok Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan.
(7)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
ABSTRACT
Putri Hijau Hospital with the facility of 218 beds have an ideal category of Bed Occupancy Rate (BOR). This high percentage of BOR did not come from the in-service patients but was caused by the patients belong to health insurance and the public. The small numbers of in-service patients could be caused by the less optimal health service provided by Putri Hijau Hospital for their patients, especially for the in-service patients. This survey is aimed to analyze the perception of in-service patient. from kodam I/BB about all five kinds of convenience as suggested by Berry et al. (2002) on the health service provided by the in-patient installation of Putri Hijau Hospital Medan.
The population of this survey explanatory research were 941 in-service patients who were hospitalized in the in-patient wards of Putri Hijau Hospital. The sample were 94 (10% of population). The sample for this study was selected through purposive sampling technique. The data obtained were analyzed through Chi Square Test.
The result of Chi Square test shows that there were relationship between decision convenience (p=0,000), access convenience (p=0,000), transaction convenience (p=0,000), benefit convenience (p=0,000), and post benefit convenience (p=0,002), with the use of the health service in the in-patient installation.
It is suggested that the management of Putri Hijau Hospital to pay more full attention to the in-service patients in order to enhance convenience, so the patient will not hesitated to do treatment. Any attempts to simplicity the administration procedure and prioritize the in-service patients, this is in live with the main task of Putri Hijau Hospital Medan.
(8)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan izin dan RahmatNya lah penulis dapat menyelesaikan Tesis yang merupakan salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Rumah Sakit pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Ria Masniari Lubis, Msi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Dr. Drs Surya Utama, MS selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Masyarakat Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Prof. Dr. Ida Yustina, MSi selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan staf pengajar yang telah banyak memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis selama penulis menjalani perkuliahan.
2. Dr. Ir. Sri Fajar Ayu, MM dan Drs. Amru Nasution, M.Kes, selaku komisi pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan, bimbingan, dorongan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan tesis sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Dr. Muslich Lufti, Drs, MBA, IDS dan dr. Fauzi, SKM selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan masukan, saran dan kritikan
(9)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
yang bersifat membangun, sehingga tesis ini lebih baik.
4. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, MSi dan Dra. Syarifah, MS yang telah banyak memberikan masukan, saran dan kritikan sehingga tesis ini lebih baik.
5. Seluruh Civitas Akademika Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah banyak membantu proses administrasi dan kelancaran kegiatan administrasi, khususnya rekan-rekan penulis seangkatan di minat studi Administrasi Rumah Sakit.
6. Kakesdam I/BB dan Kepala Rumah Sakit Tk II Putri Hijau yang telah memberi izin dan kesempatan untuk mengikuti pendidikan.
7. Seluruh Staf dan anggota Rumah Sakit TK II Putri Hijau yang banyak memberikan bantuan selama pelaksanaan penelitian sehingga dapat memperoleh data yang diperlukan.
8. Ayahanda dan Ibunda tercinta, saudara-saudaraku yang terkasih yang telah banyak memberi perhatian dan Doa tidak putus-putusnya bagi penulis, semoga sehat selalu, panjang umur dan Tuhan memberkati selalu.
9. Suami tercinta Othniel Purba, SE, MM dan anak-anakku yang tersayang Christofel Oteno Purba dan Christia Otenia Purba, yang telah memberikan semangat dan dukungan serta pengorbanan selama penulis mengikuti dan menyelesaikan pendidikan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan yang telah dilakukan dengan limpahan Berkatnya.
(10)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
Penulis menyadari tesis ini jauh dari sempurna, oleh karenanya saran untuk perbaikan sangat diperlukan. Penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi Akademik, Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Kesdam I/BB dan Kesehatan Angkatan Darat.
Medan, September 2009
Penulis
(11)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
RIWAYAT HIDUP
Suvi Novida dilahirkan pada tanggal 8 Pebruari 1965 di Singkawang. Menikah dengan Jansaris Othniel Purba, SE, MM dan dikarunia 2 orang anak yang bernama Christofel Joman Oteno Purba dan Christia Otenia Purba. Beragama Kristen Protestan, yang tinggal di Jl. Gaperta IX H 68 Komplek TNI AD Medan.
Jenjang Pendidikan formal yang dilalui adalah Sekolah Dasar lulus tahun 1977, SMP lulus tahun 1980 dan SMA lulus tahun 1983. Jenjang perguruan tinggi dilalui di Universitas Tarumanegara Jakarta, Fakultas kedokteran lulus tahun 1991. Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Rumah Sakit lulus tahun 2009. Pendidikan Militer adalah SEPA PK TNI-AD tahun 1993, Orientasi Pakes TNI-AD tahun 1994. SUSPAKES TNI-AD tahun 1994, SUSSARCAB PAKES TNI-AD tahun 1995, SUSPAJEMEN LOGKES TNI-AD tahun 2004, SELAPA KES TNI-AD tahun 2005.
Pengalaman bekerja adalah sebagai Pama Kesdam I/BB pada tahun 1994, tahun 1995 sebagai Kepala Poliklinik Umum Rumah Sakit Tk II Putri Hijau, tahun 1996 sebagai Kepala Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Tk II Putri Hijau, tahun 1997 sebagai Dokter Tim Rikkes PPBPAD Kesdam I/BB, tahun 2000 sebagai Kasi Alpalkes Rumah Sakit Tk II Putri Hijau, tahun 2002 sebagai Ka Instaldik Rumah Sakit Tk II Putri Hijau, tahun 2005 sebagai kasi Yanmed Rumah Sakit Tk II Putri Hijau, tahun 2007 sebagai Direktur Akper Kesdam I/BB Medan.
(12)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR... iii
RIWAYAT HIDUP... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN... xi
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Permasalahan... 9
1.3 Tujuan Penelitian... 9
1.4 Hipotesis... 10
1.5 Manfaat Penelitian... 10
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kenyamanan ... ... 11
2.2 Customer Convenience ... 13
2.3 Persepsi Pelanggan... ... 14
2.4 Persepsi terhadap kualitas jasa... 16
2.5 Pelayanan kesehatan rumah sakit... 18
2.6 Penelitian terdahulu... 18
2.7 Landasan teori... 19
2.8 Kerangka Konsep... 22
BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian... 23
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian... 23
3.3 Populasi dan Sampel... 23
3.4 Metode Pengumpulan Data... 24
3.5 Variabel dan Defenisi Operasional... 28
3.6 Metode Pengukuran... 30
(13)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
BAB 4. HASIL PENELITIAN
4.1. Lokasi penelitian dan gambaran Umum... 33 4.2. Karakteristik responden... 40 4.3. Deskripsi kenyamanan (Convenience) dan Pemanfaatan
pelayanan kesehatan... 42 4.4. Hasil Analisis Bivariat... 44
BAB 5. PEMBAHASAN
5.1. Hubungan Decision Convenience pasien dinas terhadap
pemanfaatan pelayanan kesehatan di instalasi rawat inap…... 49 5.2. Hubungan Access Convenience pasien dinas dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan... 50 5.3. Hubungan Transaction Convenience pasien dinas dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan……….... 53 5.4. Hubungan Benefit Convenience pasien dinas dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan………..…………... 54 5.5. Hubungan Post Benefit Convenience pasien dinas dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan………... 56 5.6. Keterbatasan Penelitian……… 57
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan... 58 6.2 Saran... 59
(14)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1.1. BOR Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan……….. 6
1.2 B0R Terpisah Antara Pasien Dinas dengan Pasien Askes dan Umum di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan... 7
3.1 Hasil Uji Validitas... 25
3.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 27
3.3 Metode Pengukuran Variabel Independen dan Dependen... 30
4.1. Kualifikasi Tenaga Dokter... 36
4.2. Kualifikasi Tenaga Paramedis... 37
4.3. Kualifikasi Tenaga Non Medis... 38
4.4 Klasifikasi Ruangan Rawat Inap... 39
4.5. Karakteristik responden ... 41
4.6. Kenyamanan dan Pemanfaatan Pelayanaan Kesehatan ... 43
4.7. Hasil analisis Chi- Square Decision Convenience ... 44
4.8. Hasil analisis Chi- Square Access Convenience ... 45
4.9. Hasil analisis Chi- Square Transaction Convenience ... 46
4.10 Hasil analisis Chi- Square Benefit Convenience ... 47
(15)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
(16)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Kuesioner... 64
2. Struktur Organisasi... 69
3. Hasil Penelitian ... 70
(17)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan Nasional telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia baik masyarakat, swasta maupun pemerintah. Walau bagaimanapun, upaya ini perlu ditingkatkan lagi guna memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu terbaik dan biaya yang terjangkau yang dapat diberikan oleh suatu pelayanan kesehatan.
Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan harus merespon dan proaktif dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai tujuannya berfokus pada pembangunan sumber daya manusia dan sistem pengelolaan dan pelayanan di rumah sakit (Depkes RI,1997).
Menurut keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia, nomor : 983/Menkes/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Umum Pemerintah Pusat dan Daerah diklasifikasikan menjadi Rumah Sakit Umum kelas A,B,C dan D.
(18)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
Rumah Sakit TNI ialah sebuah lembaga kesehatan Tentara Nasional Indonesia yang memiliki organisasi, staf dan fasilitas medis yang tetap dan dapat memberikan pelayanan kesehatan di bidang preventif, kuratif dan rehabilitatif medis terbatas kepada anggota TNI dan PNS beserta keluarganya. Definisi ini berdasarkan SK Kasad Nomor :Skep/189/1V/2000 tanggal 26 April 2000 tentang pengesahan Buku Petunjuk Administrasi Nomor : 33-A-04.
Rumah Sakit Tk II Putri hijau Medan merupakan Rumah Sakit diwilayah kerja Kodam I/BB dengan susunan Organisasi telah ditetapkan berdasarkan surat keputusan Kasad Nomor Skep / 69 / XII/2004 Tanggal 24 Desember 2004 tentang organisasi dan tugas KesdamI/BB termasuk Rumah Sakit Tk II Putri Hijau. Pelayanan yang tersedia terdiri dari Departemen Bedah, Gawat darurat dan Anestesi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Ilmu Kesehatan Anak, Departemen penyakit Dalam, Jantung dan Paru-Paru, Departemen Mata, THT dan Kulit, Departemen Gigi dan Mulut, Departemen Penyakit Syaraf dan Jiwa, dan penunjang medis lainnya.
Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang profesional semakin hari semakin tinggi. Sejalan dengan tuntutan pasien yang ingin mendapat kenyamanan dalam menerima pelayanan kesehatan. Hal tersebut menjadikan pemakai lebih selektif dalam memilih tempat pelayanan. Keputusan untuk memilih tempat pelayanan kesehatan, tidak terlepas juga dari persepsi pasien terhadap pelayanan tersebut.
Persepsi pasien timbul dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dalam individu itu sendiri maupun yang berasal dari institusi
(19)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
pelayanan kesehatan. Menurut Lapau (1997) salah satu yang mempengaruhi seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah faktor sosio psikologis. Adapun faktor sosio psikologis adalah individu berpersepsi terhadap pelayanan kesehatan. Apabila seseorang memiliki persepsi yang baik terhadap pelayanan kesehatan, maka memiliki kemungkinan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut. Demikian pula sebaliknya apabila seseorang berpersepsi tidak baik terhadap pelayanan kesehatan maka kemungkinan tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut.
Persepsi pasien dinas Kodam I/BB terhadap pelayanan kesehatan, secara rinci akan memberikan arah pemikiran pasien dinas dalam upaya mengambil keputusan penggunaan pelayanan kesehatan, penggunaan waktu dan usaha dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, memilih manfaat dari fasilitas kesehatan, memilih fasilitas kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan.
Persepsi pasien dinas Kodam I/BB terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau dipengaruhi oleh stimuli secara eksternal dan internal. Hal ini didapat melalui tingkat pengalaman menggunakan fasilitas kesehatan di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau, tingkat pengetahuan terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau dan tingkat intensitas informasi pasien dinas Kodam I/BB terhadap fasilitas Kesehatan Rumah Sakit Tk II Putri Hijau. Namun masih sering didengar keluhan pasien untuk mendapat pelayanan yang berkualitas. Mulai dari keluhan berupa pelayanan yang berbelit-belit, prosedur pelayanan yang tidak dimengerti, waktu menunggu relatif lama dan sebagainya.
(20)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
Adanya keluhan-keluhan pasien mengindikasikan kekurang nyamanan yang mereka rasakan. Karena itu Berry, Seiders dan Grewal (2002) menyatakan Customer Convenience merupakan persepsi pelanggan dalam menggunakan jasa kesehatan. Konseptualisasi ini menggunakan dimensi waktu dan usaha sebagai manfaat kenyamanan atau ketidaknyamanan.
Kenyamanan menjadi hal yang penting bagi konsumen atau pasien dalam memilih untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dari suatu rumah sakit (Seiders et al, 2002). Dengan semakin meningkatnya pendapatan konsumen Indonesia setelah keluar dari krisis moneter dan kemajuan teknologi yang memudahkan akses masyarakat terhadap berbagai rumah sakit lokal maupun non lokal dengan harga yang bersaing menyebabkan konsumen (pasien) memiliki banyak pillihan dan semakin menginginkan kenyamanan. Dengan demikian akan sangat penting untuk memahami konsep kenyamanan yang diinginkan pasien (target pasar) suatu rumah sakit.
Kenyamanan (Customer Convenience) konsumen ini perlu dievaluasi atau diukur dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Ada lima jenis Customer Convenience yang dapat diidentifikasikan menurut Berry et al.(2002) yaitu a) Decision Convenience (persepsi pasien untuk memutuskan untuk memakai suatu jasa), b) Access Convenience (kemudahan untuk segera mendapatkan tempat pelayanan), c) Transaction Convenience (kemudahan dalam bertransaksi), d) Benefit Convenience (kemudahan dan kecepatan dalam mendapatkan pelayanan yang bermanfaat) dan e) Post Benefit Convenience (pemakaian kembali jasa tersebut).
(21)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
karakteristik jasa, faktor-faktor yang berkaitan dengan perusahaan atau rumah sakit, dan perbedaan konsumen induvidual. Selanjutnya Customer Convenience berpengaruh terhadap evaluasi keseluruhan pelanggan terhadap jasa, diantaranya kenyamanan pelanggan, persepsi terhadap kualitas jasa dan keadilan. Apabila konsumen meyakini bahwa penyedia jasa memiliki kendali atas ketidaknyamanan jasa, maka penilaiannya terhadap kualitas, kepuasan dan kenyamanan dan keadilan cenderung akan negatif.
Pasien Dinas merupakan pasien yang sangat penting bagi Rumah Sakit Tk II Putri Hijau. Dengan insentif tidak perlu membayar (gratis) dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau, ternyata tidak menjadikan Rumah Sakit Tk II Putri Hijau didominasi oleh pasien dinas melainkan oleh pasien askes dan umum. Kenyataan ini menurut Bivens dan Volker (1986) mengharuskan untuk melihat lebih detail lagi faktor-faktor lain selain uang yang membebani pasien (non monetary cost of consumers).
Bivens dan Volker (1986) menyatakan bahwa faktor “non monetary cost of consumers” adalah faktor beban biaya waktu dan usaha yang harus dikorbankan oleh pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, yang secara singkat disebut sebagai Convenience (kenyamanan).
Salah satu indikator yang digunakan untuk menilai pelayanan rumah sakit adalah BOR (Bed Occupancy Rate) merupakan persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan dari tempat tidur rumah sakit. Nilai
(22)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
parameter BOR ini idealnya antara 60 – 85% (Depkes RI,1997).
Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan dengan fasilitas tempat tidur sebanyak 218 tempat tidur mempunyai Bed Occupancy Rate (BOR) untuk rata-rata setiap bulannya selama 1 tahun yaitu 61,44% (tahun 2006), 61,38% (tahun 2007) dan 60,03% (tahun 2008). Nilai ini merupakan nilai yang dikategorikan sebagai nilai yang ideal dalam kinerja suatu rumah sakit terutama dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk rawat inap, seperti ditunjukan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. BOR Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan.
Bulan
Jumlah T.T.
Thn 2006 Thn 2007 Thn 2008
Jumlah Hari Rawatan
BOR ( %)
Jumlah Hari Rawatan
BOR ( %)
Jumlah Hari Rawatan
BOR ( %)
Jan. 218 4026 59,57 4156 61,49 4057 60,03
Feb. 218 3976 65,13 4003 65,57 3643 59,68
Maret 218 4130 61,11 4004 59,25 4009 59,32
April 218 4384 67,03 4025 61,54 3989 60,99
Mei 218 3492 51,67 4146 61,34 3974 58,80
Juni 218 4052 61,95 3996 61,10 3921 59,95
Juli 218 4132 61,14 3985 58,96 4137 61,21
Ags. 218 4171 61,71 4178 61,82 3992 59,07
Sept. 218 4006 61,25 3995 61,08 4002 61,19
Okt. 218 4075 60,29 4017 59,44 4012 59,36
Nop. 218 4036 61,71 4053 61,97 3913 5 9 , 8 3
Des. 218 4374 64,72 4258 63,01 4123 6 1 , 0 0
Rata-rata 61,44 61,38 6 0 , 0 3
Sumber : Laporan perawatan Mo ndok (X-KR–15) & Data parameter kinerja di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan (data dio lah).
(23)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
Bila tidak dilakukan perbedaan kontribusi terhadap BOR dari pasien Dinas (Prajurit dan PNS Hankam beserta keluarga) dari tahun 2006 sampai dengan 2008 dengan pasien Askes dan Umum, terlihat bahwa angka BOR Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sudah termasuk kategori Ideal (Depkes RI, 1997). Namun jika data dilihat dengan lebih rinci akan terlihat perbedaan BOR antara pasien dinas dengan pasien askes dan umum.
Tabel 1.2 B0R Terpisah Antara Pasien Dinas dengan Pasien Askes dan Umum di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan.
Bulan THN 2006 BOR (%) Total THN 2007 BOR (%) Total THN 2008 BOR (%) Total Pasien Dinas Pasien Askes & Umum Pasien Dinas Pasien Askes & Umum Pasien Dinas Pasien Askes & Umum
Jan. 22,18 37,59 59,57 28,41 33,08 61,49 21,75 38,28 60,03 Feb. 28,50 36,63 65,13 28,98 36,59 65,57 23,13 36,55 59,68 Maret 28,44 32,67 61,11 26,97 32,27 59,25 26,59 32,73 59,32 April 15,38 51,65 67,03 24,57 36,97 61,54 29,46 31,53 60,99 Mei 20,87 30,80 51,07 29,16 32,18 62,34 23,94 34,86 58,80 Juni 19,20 42,75 61,95 28,76 32,33 61,10 26,65 33,30 59,95 Juli 23,32 37,82 61,14 28,59 30,37 58,96 27,82 33,39 61,62 Agus 29,71 32,00 61,71 28,75 33,07 61,82 26,84 32,23 59,07 Sept. 27,14 34,11 61,25 26,68 34,40 61,08 25,71 35,48 61,19 Okt 29,49 30,80 60,29 25,13 34,31 59,44 25,67 33,69 59,36 Nop. 30,59 32,12 61,71 29,28 32,69 61,97 23,69 36,14 59,83 Des. 31,91 32,81 64,72 19,24 43,77 63,01 28,33 32,67 61,00 Rata-rata 25,56 35,88 61,44 27,04 34,34 61,38 25,80 34,23 60,03
Sumber : Laporan perawatan Mondok (X–KR–15) & Data parameter Kinerja di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan (data dio lah).
(24)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
Data Tabel 1.2 memperlihatkan selisih tingkatan BOR antara pasien dinas dengan pasien askes dan umum sebesar 10,32% (tahun 2006), 7,30% (tahun 2007) dan 8,43% (tahun 2008). Meski BOR Rumah Sakit Tk II Putri Hijau setiap bulannya dinyatakan cukup, namun yang menyebabkan tingginya BOR secara keseluruhan bukan dari pasien dinas (Prajurit dan PNS Hankam beserta keluarganya), tetapi disebabkan oleh pasien askes dan umum. Kurangnya pasien dinas dapat di sebabkan karena pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit Tk II Putri Hijau kepada pasiennya terutama pasien dinas belum optimal.
Rendahnya BOR Pasien dinas inilah yang mendasari penulis untuk ingin mengetahui faktor determinan yang mempengaruhi pasien dinas (Prajurit dan PNS Hankam beserta keluarga) untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan di instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau. Berdasarkan survey pendahuluan (wawancara) terhadap 20 pasien dinas Kodam I/BB yang mendapatkan pelayanan di instalasi rawat inap memperoleh jawaban dari pasien dinas menyatakan kurang nyaman dari pelayanan kesehatan tersebut.
Berdasarkan observasi peneliti kepada 20 pasien rawat inap ternyata pasien merasa ragu untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan rawat inap sebanyak 10 orang, pasien merasa kurang cepat mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 8 orang, pasien mengalami kesulitan mengurus administrasi sebanyak 5 orang, pasien merasa menbutuhkan waktu yang lama untuk sembuh 2 orang, pasien mengalami kesulitan dalam berobat lanjutan 7 orang.
(25)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan studi pendahuluan, diperkirakan bahwa kenyamanan yang dirasakan oleh para pasien dinas Kodam I/BB dalam menerima pelayanan kesehatan di intalasi rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau belum menjadi suatu faktor pendorong dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan di instalasi rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau. Sehingga permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah faktor Customer Convenience berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan untuk pasien dinas di instalasi rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk mengetahui dan menganalisis pada Customer Convenience pasien dinas Kodam I/BB terhadap tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan konsumen di instalasi rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan . 1.3.2 Sebagai dasar memberikan informasi kepada manajemen Rumah Sakit Tk II
Putri Hijau Medan mengenai tingkat kenyamanan konsumen di instalasi rawat inap.
1.3.3 Sebagai dasar kajian untuk meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan di instalasi rawat inap.
(26)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
1.4 Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini berdasarkan ada hubungan Customer Convenience (Decision Convenience, Access Convenience, Transaction Convenience, Benefit Convenience dan Post Benefit Conveniece) pada pasien dinas dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di instalasi rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1. Bagi Institusi Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai bahan masukan dan evaluasi untuk meningkatkan kemampuan fasilitas kesehatan instalasi rawat inap dengan berorientasi terhadap harapan pasien dinas. 1.5.2. Bagi keilmuan IKM adalah sebagai model pengembangan instalasi rawat
inap Rumah Sakit Tk II yang memiliki segmentasi konsumen khusus yang dibebaskan dengan biaya jasa pelayanan kesehatan.
1.5.3. Bagi penulis, untuk mendapatkan pengetahuan mengenai cara melakukan penelitian mengenai tingkat kenyamanan pelanggan (pasien dinas) dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Tk II. Juga sebagai kesempatan untuk menerapkan ilmu dan ketrampilan dalam bidang Administrasi Rumah Sakit.
(27)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kenyamanan
Kenyamanan adalah keadaan psikis yang menyenangkan, menyegarkan, menyejukkan dan aman yang dirasakan (Daryanto, 1999). Convenience adalah rasa nyaman, menyenangkan hidup dan aman. Berry et al. (2002) kenyamanan pelanggan mencerminkan tahap-tahap aktivitas konsumen yang berkaitan dengan pembelian atau pemahaman sebuah jasa. Tipe jasa yang dibeli atau digunakan konsumen mempengaruhi persepsinya terhadap kenyamanan. Apabila konsumen menyakini bahwa penyedia jasa memiliki kendali atas ketidaknyamanan jasa, maka penilaiannya terhadap kualitas kepuasan, kenyamanan dan keadilan cenderung akan negatif.
Convenience atau kenyamanan adalah waktu dan usaha yang dibutuhkan oleh pasien untuk mendapatkan (memanfaatkan) pelayanan kesehatan (Brown,1990). Dengan berfokus pada sumber daya seperti waktu, peluang dan energi yang dihabiskan oleh konsumen untuk mendapatkan pelayanan maka konsep kenyamanan dapat dianggap sebagai akibat yang dapat mempengaruhi faktor selain harga dari suatu pelayanan (Etgar 1978 ; Kelley 1958 ; Kotler dan Zaltman, 1971).
Berry, Seiders dan Grewal (2002) mendefinisikan Service Convenience adalah sebagai persepsi pasien mengenai waktu dan usaha mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Sehingga semua tipe kenyamanan yang dapat memudahkan usaha dan mempersingkat waktu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan adalah merupakan Service Convenience (Kenyamanan).
(28)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
Berry, Seiders dan Grewal (2002) berpendapat bahwa riset terdahulu mengenai Service Convenience kebanyakan berhubungan dengan waktu dan usaha yang diperlukan oleh pasien, waktu tunggu yang dihabiskan dan orientasi konsumen terhadap kenyamanan (Convenience Orientation). Namun faktor orientasi kenyamanan adalah sangat relatif sifatnya, berbeda terhadap berbagai jenis jasa yang ditawarkan (Nickols dan Fox, 1983).
Menurut Tjiptono (2006) menyatakan pada masa ini faktor kenyamanan konsumen menjadi hal yang sangat penting dan cenderung untuk meningkat kepentingannya. Kenyamanan pelanggan adalah yang orientasinya berhubungan dengan bagaimana konsumen itu menghemat waktu dan usaha dalam mendapatkan pelayanan. Pemasaran dan operasi perusahaan bisa mempengaruhi persepsi konsumen terhadap Service Convenience. Faktor-faktor berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi konsumen terhadap kenyamanan yaitu meliputi selingan (distractions) dan enhancements fasilitas jasa, informasi yang mengklarifikasi biaya waktu dan usaha yang dibutuhkan, merek perusahaan, dan desain sistem jasa.
Menurut Milana (1997) kenyamanan adalah keadaan psikis yang menyenangkan yang dirasakan karena terpenuhinya secara relatif semua kebutuhan secara memadai, meliputi terciptanya rasa aman, kondisi lingkungan yang menyenangkan, menarik, keadaan sosial yang baik, adanya penghargaan, adanya kepuasan diri dan bermanfaat bagi lingkungan. Juga menyatakan bahwa kenyamanan pada dasarnya pengalaman yang menyenangkan pada saat terpenuhinya sesuatu keinginan yang telah dicapai.
(29)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
2.2 Customer Convenience
Menurut Berry, Seiders dan Grewal (2002), mengatakan Customer Convenience adalah persepsi konsumen terhadap waktu dan usaha dalam menggunakan jasa. Konseptualisasi ini menggunakan dimensi waktu dan usaha sebagai kenyamanan (Penghematan waktu atau usaha) atau biaya atau beban ketidaknyamanan (Pemborosan waktu dan atau usaha). Dan mengidentifikasi lima jenis yaitu Decision Convenience, Access Convenience, Transaction Convenience, Benefit Convenience dan Post Benefit Convenience. Masing-masing tipe kenyamanan ini mencerminkan tahap-tahap aktivitas konsumen yang berkaitan dengan pembelian atau pemakaian jasa.
a. Decision Convenience merupakan persepsi konsumen terhadap biaya waktu dan usaha untuk membuat keputusan pembelian atau pemakaian jasa.
b. Access Convenience yaitu persepsi konsumen terhadap biaya waktu dan usaha untuk menginisiasi penyampaian jasa.
c. Transaction Convenience, yaitu persepsi pelanggan terhadap biaya waktu dan usaha untuk mengadakan sebuah transaksi.
d. Benefit Convenience adalah persepsi pelanggan terhadap biaya waktu dan usaha untuk mengalami atau manfaat inti jasa.
e. Post Benefit Convenience yaitu persepsi pelanggan terhadap biaya waktu dan usaha sewaktu mengkontak kembali penyedia jasa setelah tahap manfaat jasa (Benefit stage ).
(30)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
Kualitas pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan. Pelangganlah yang mengkonsumsi dan menikmati jasa perusahaan, sehingga merekalah yang seharusnya menentukan kualitas jasa (Tjiptono, 2004).
2.3 Persepsi Pelanggan
Tjiptono (2004) menyatakan bahwa persepsi merupakan kelakuan yang melibatkan penafsiran melalui proses pemikiran tentang apa yang dilihat, didengar, dibaca dan dialami. Sehingga persepsi sering mempengaruhi tingkah laku, percakapan serta perasaan seseorang. Persepsi yang positif akan memenuhi rasa puas seseorang dalam bentuk sikap dan perilakunya terhadap pelayanan kesehatan, begitu juga sebaliknya persepsi negatif akan ditunjukkan melalui kinerjanya.
Sarwono (1992) mendefenisikan persepsi sebagai suatu pengenalan objek melalui aktivitas sejumlah penginderaan yang disatukan dan dikoordinasikan dalam pusat syaraf yang lebih tinggi.
Menurul Kotler (2002) persepsi terhadap kualitas pelayanan harus dirnulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia pelayanan kesehatan melainkan berdasarkan sudut pandang atau penyedia jasa pelanggan. Kualitas pelayanan sangat objektif tergantung persepsi
(31)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
pelanggan yang dipengaruhi oleh latar belakang sosial, pendidikan, ekonomi, budaya dan faktor-faktor lainnya.
Winardi (2001) mengemukakan persepsi merupakan proses internal yang bermanfaat sebagai filter dan metode untuk mengorganisasikan stimulus, yang memungkinkan kita menghadapi lingkungan kita. Proses persepsi menyediakan mekanisme melalui stimulus yang diseleksi dan dikelompokkan dalam wujud yang berarti, yang hampir bersifat otomatik dan bekerja dengan cara yang sama pada masing-masing individu sehingga secara tipikal menghasilkan persepsi yang berbeda-beda.
Robbins (2003) mengatakan bahwa persepsi sebagai suatu proses individu untuk menyeleksi, mengorganisir dan menginterpretasikan sensasi yang dirasakan untuk memberi makna terhadap lingkungannya. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Robbins juga bahwa suatu program penyusunan informasi dipergunakan untuk membuat suatu penafsiran da n pe ngert ia n. Jadi menurut pendapat peneliti, persepsi merupakan upaya atau proses individu dalam memberikan suatu makna tertentu terhadap objek yang berdasarkan proses pengenalan dan pengorganisasian dalam otak lalu menginterpretasikan maknanya.
Menurut Leboeuf (1992) persepsi pelanggan adalah segala-galanya, yang membuat pelanggan membeli dan kembali untuk membeli bukanlah kualitas pelayanan yang diberikan, tetapi kualitas pelayanan yang dipersepsikan sendiri oleh pelanggan. Bagi pelanggan yang dipersepsikan itulah kenyataan. Dipengaruhi oleh gabungan pengalaman masa lalu dengan keadaan fisik serta psikologis, karena
(32)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
tidak ada dua orang yang mempunyai pengalaman yang sama. Dalam hal memenangkan dan memelihara pelanggan, maka keberhasilan bisnis ditentukan oleh persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan.
Langkah penting untuk membentuk citra pelayanan yang berkualitas tinggi sesuai harapan pelanggan menurut Leboeuf (1992) sebagai berikut : (a) kembangkan pelanggan, (b) pandang kualitas tempat kita menurut pandangan pelanggan, (c) jangan terlalu membuat harapan – harapan kepada pelanggan yang tidak mungkin bisa kita
raih, (d) masalah yang terjadi sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas, (e) perlakuan pelanggan sebagai pribadi yang khusus, (f) berikan informasi dan
pelihara hubungan, (g) memberi pelayanan dengan membuat pelanggan merasa dihargai
2.4 Persepsi Terhadap Kualitas Jasa
Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan (Kotler, 2002). Hal ini berarti bahwa citra kualitas baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan. Pelangganlah yang mengkonsumsi dan menikmati jasa perusahaan, sehingga pelanggan yang seharusnya menentukan kualitas jasa. Persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan atau jasa. Namun perlu diperhatikan kinerja jasa seringkali tidak konsisten, sehingga pelanggan menggunakan isyarat intrinsik jasa sebagai acuan.
(33)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
Isyarat intrinsik berkaitan dengan out put dan penyampaian jasa itu sendiri. Pelanggan akan bergantung pada isyarat ini apabila berada di tempat pembelian atau jika isyarat intrinsik tersebut merupakan search quality dan memiliki nilai prediktif yang tinggi. Sedangkan yang dimaksud dengan isyarat ekstrinsik adalah unsur-unsur yang merupakan pelengkap bagi suatu jasa.
Isyarat ini dipergunakan dalam mengevaluasi jasa jika dalam menilai isyarat diperlukan banyak waktu dan usaha, dan apabila isyarat ekstrinsik tersebut merupakan experience quality dan credence quality. Isyarat ekstrinsik juga dipergunakan sebagai indikator kualitas jasa apabila tidak ada informasi isyarat intrinsik yang memadai.
Kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta kenyataan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Apabila jasa diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa di persepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.
(34)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
2.5 Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
Menurut Djojosugito (2001), ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan pelayanan kesehatan, diantaranya :
1) Faktor sistem pelayanan kesehatan seperti kelengkapan, program, tersedianya tenaga dan fasilitas medis, teraturnya pelayanan dan hubungan antara dokter dan tenaga kesehatan lainnya dengan penderita.
2) Faktor dari konsumen yang menggunakan pelayanan kesehatan meliputi status sosial ekonomi seperti pendidikan, pengetahuan, pekerjaan dan pendapatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan pasien rawat inap adalah kenyamanan pasien terhadap pelayanan dokter, pelayanan keperawatan, sarana medis dan non medis dan lingkungan fisik ( Soejadi, 1996).
2.6 Penelitian Terdahulu
Josito (1997) secara khusus meneliti tentang persepsi masyarakat terhadap citra rumah sakit. Beberapa aspek yang menjadi faktor pembentuk persepsi kalangan eksekutif masyarakat terhadap rumah sakit adalah aspek familiar yaitu hal-hal yang menyangkut perasaan dekat mayarakat dengan rumah sakit, tingkat pengetahuan mengenai keberadaan atau lokasi rumah sakit dan tingkat keterkenalan rumah sakit. Di samping itu aspek kualitas Dokter dan perawatannya, fasilitas yang ada serta kebersihan dan kenyamanan rumah sakit, demikian juga dengan aspek kecocokan dan kesesuaian harga pelayanan dengan fasilitas yang ada.
(35)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
kenyamanan pasien pada pelayanan rawat inap masih menunjukkan keadaan yang kurang nyaman. Masih ada beberapa bagian pelayanan rawat inap yang dipersepsikan kurang memenuhi harapan responden dari pasien, yaitu keterlambatan pelayanan bagian pada farmasi, kecekatan, ketelitian, dan keperdulian, seluruh aspek pelayanan laboratorium, radiologi dan seluruh aspek pelayanan Fisioterapi.
Sebayang (2004) menyatakan bahwa pelayanan kesehatan berkaitan erat dengan kenyamanan dan kepuasan pasien. Hal ini dipengaruhi mutu masukan dan proses, kekuatan pengaruh mutu pelayanan sumber daya manusia lebih besar pengaruhnya dari pada mutu sarana, prasarana medis atau non medis terhadap kenyamanan dan kepuasan pasien.
Menurut Simbolon ( 2005) proses pelayanan rumah sakit yang dimulai dari pelayanan administrasi pasien masuk sampai pasien keluar berpengaruh teerhadap persepsi pasien. Semakin baik pelayanan yang diberikan, semakin baik persepsi pasien dan semakin sering mereka berkunjung ke rumah sakit.
2.7 Landasan Teori
Menurut Kotler (2004) kenyamanan pasien adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya.
Dharmesto dan Supritanto (1995) menyatakan pelayanan yang cepat dan akses yang mudah memberikan kontribusi yang besar dalam pengambilan keputusan pembelian pelayanan .
(36)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
Parasuraman (1992) menyatakan bahwa persepsi pelayanan yang diterima pelanggan adalah perbandingan antara harapan sebelum mendapatkan pelayanan dengan selama dan sesudah mendapatkan pelayanan tersebut.
Pasien memerlukan kenyamanan sehingga sikap–sikap dokter harus pula memenuhi kualifikasi yang diidamkan. Pelayanan yang bermutu dan baik merupakan hak dan tuntutan pasien sebagai pelanggan. Didalam era dan kompetisi yang tepat maka sebuah organisasi pelayanaan kesehatan sangat tergantung pada pasien sebagai pelanggan, kualitas yang diterima akan menciptakan pelanggan yang sesungguhnya. Pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah pelayanan kesehatan yang memuaskan dan menyenangkan pelanggan (Ghufron, 2007).
Pelayanan kesehatan yang baik bukan hanya ditinjau dari sudut pandang aspek teknis medis yang berhubungan langsung antara pelayanan medis dan pasien saja tetapi juga sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan, termasuk manajemen administrasi, keuangan, peralatan dan tenaga kesehatan lainnya (Wijono, 2000).
Kenyamanan pasien dapat mempengaruhi minat untuk kembali kerumah sakit yang sama. Hal ini akan merupakan promosi dari mulut kemulut bagi calon pasien lainnya yang diharapkan sangat positif bagi pelayanan rumah sakit (Supranto, 2001). Kenyamanan pasien sebagai evaluasi pasien konsumsi bahwa suatu produk yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan.
Kenyamanan merupakan pengalaman yang akan mengendap didalam ingatan pasien sehingga mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian atau penggunanan ulang jasa yang sama (Endang , 1998).
(37)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
Menurut Berry et al. (2002) Customer Convenience adalah persepsi pelanggan dalam menggunakan jasa dalam hal ini pelayanan kesehatan. Customer Convenience dapat diidentifikasi dalam lima jenis yaitu:
2.7.1 Decision Convenience merupakan persepsi konsumen terhadap biaya waktu dan usaha untuk membuat keputusan pembelian atau pemakaian jasa.
2.7.2 Access Convenience adalah persepsi konsumen tcrhadap biaya waktu dan usaha untuk menginisiasi penyampaian jasa.
2.7.3 Transaction Convenience yaitu persepsi pelanggan terhadap biaya waktu dan usaha untuk mengadakan sebuah transaksi.
2.7.4 Benefit Convenience adalah persepsi pelanggan terhadap biaya waktu dan usaha untuk mengalami manfaat inti jasa.
2.7.5 Post Benefit Convenience yakni persepsi pelanggan terhadap biaya waktu dan usaha sewaktu mengkontak kembali jasa setelah tahap manfaat jasa (Benefit Stage).
Persepsi pasien dinas Kodam I/BB terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Tk II putri Hijau dipengaruhi oleh stimuli secara eksternal dan internal, yang didapat melalui tingkat pengalaman menggunakan fasilitas kesehatan di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau, tingkat pengetahuan terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan dan tingkat Intensitas Informasi Pasien dinas Kodam I/BB terhadap fasilitas Kesehatan di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau.
Dengan demikian semakin tinggi pengetahuan, informasi dan pengalaman menyenangkan untuk mencapai kenyamanan dalam menggunakan fasilitas kesehatan
(38)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
Rumah Sakit Tk II Putri Hijau maka persepsi terhadap pengggunaan fasilitas kesehatan akan meningkat. Persepsi Pasien dinas KodamI/BB terhadap pelayanan kesehatan tersebut, secara rinci akan memberikan arah pemikiran Pasien dinas upaya : a) Pengambilan keputusan dalam penggunaan pelayanan kesehatan.
b) Penggunaan waktu dan usaha dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. c) Penggunaan kemampuan finansial dalam mendapatkan fasilitas kesehatan. d) Memilih manfaat dari fasilitas kesehatan.
e) Memilih fasilitas kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan.
2.8 Kerangka Konsep
V. Independen V. Dependen
Sumber : Berry et al (2002)
Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari : Decision Convenience, Access Convenience, Transaction Convenience, Benefit Convenience, Post Benefit Convenience. Sedangkan variabel dependen adalah pemanfaatan pelayanan kesehatan di instalasi rawat inap.
Customer Convenience 1) Decision Convenience 2) Access Convenience 3) Transaction Convenience 4) Benefit Convenience 5) Post Benefit Convenience
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Instalasi rawat Inap
(39)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian survey, dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan kuantitatif yang sifatnya deskriptif eksplanatori untuk menjelaskan hubungan antara variabel terikat yaitu pemanfaatan pelayanan kesehatan di instalasi rawat inap dan variabel bebas yaitu Customer Convenience.
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan. Penelitian ini dimulai dengam melakukan survey awal, penelusuran pustaka, konsultasi judul dengan ketua program, pengumpulan data dan penyusunan laporan akhir. Penelitian yang berlangsung selama tiga bulan.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien dinas Kodam I/BB yang menjalani Rawat inap di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan. Yang termasuk pasien dinas adalah prajurit dan PNS Hankam beserta keluarganya. Berdasarkan rekapitulasi data jumlah pasien dinas selama tiga bulan terakhir adalah 941 orang.
Menurut Arikunto (2006), apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih,
(40)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan serta besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Berdasarkan pernyataan Arikunto tersebut, peneliti mengambil sampel untuk penelitian ini sebanyak 10% dari jumlah populasi, yaitu: 10% x 941 orang = 94,1 orang. Dari perhitungan tersebut didapat jumlah sampel sebesar 94,1 yang dibulatkan menjadi 94. Jadi, jumlah sampel yang diteliti berjumlah 94 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara Purpossive Sampling, dengan kriteria sebagai berikut :
1) Pasien dinas yang di rawat lebih dari 2 x 24 jam, karena dianggap telah mengetahui situasi Rumah Sakit. Untuk pasien anak-anak (umur < 15 tahun) wawancara diwakilkan oleh keluarganya atau keluarga terdekat. 2) Pasien dinas dalam keadaan sadar dan mampu berwawancara / menjawab
pertanyaan.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara langsung dengan responden yang berpedoman pada kuesioner yang telah disiapkan. Untuk mendukung penelitian ini, maka dikumpulkan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari catatan rekam medik rumah sakit dan manajemen rumah sakit.
(41)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
3.4.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas a. Uji Validitas
Uji Validitas dimaksudkan untuk menilai sejauhmana alat ukur tersebut diyakini dapat dicapai sebagai alat untuk mengukur item-item dalam penelitian. Teknik yang dipakai untuk mengukur validitas butir item adalah validitas isi/content validity.
Penentuan valid tidaknya pernyataan atau item ditentukan melalui besarnya koefisien korelasi. Jika r dihitung positif dan r hitung > r tabel, maka skor butir pertanyaan valid. Sebaliknya jika r hitung negatif atau r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan dinyatakan tidak valid.
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas
Variabel Butir Nilai CITC Status
Decision Convenience (X1)
X1a 1 0,931 Valid
X1b 2 0,723 Valid
X1c 3 0,786 Valid
X1d 4 0,706 Valid
X1e 5 0,872 Valid
Access Convenience (X2)
X2a 1 0,749 Valid
X2b 2 0,872 Valid
X2c 3 0,782 Valid
X2d 4 0,797 Valid
(42)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
Tabel 3.1 ( Lanjutan ) Transaction Convenience (X3)
X3a 1 0,818 Valid
X3b 2 0,719 Valid
X3c 3 0,879 Valid
X3d 4 0,823 Valid
X3e 5 0,547 Valid
Benefit Convenience (X4)
X4a 1 0,785 Valid
X4b 2 0,877 Valid
X4c 3 0,815 Valid
X4d 4 0,660 Valid
X4e 5 0,801 Valid
Post Benefit Convenience (X5)
X5a 1 0,595 Valid
X5b 2 0,876 Valid
X5c 3 0,592 Valid
X5d 4 0,706 Valid
X5e 5 0,744 Valid
Pemanfaatan Pelayanan (Y)
Y1 1 0,625 Valid
Y2 2 0,676 Valid
Y3 3 0,766 Valid
Y4 4 0,659 Valid
Y5 5 0,738 Valid
Berdasarkan tabel diatas, nilai Corrected Item-Total Correlation dari variabel X1,X2,X3,X4,X5,dan Y untuk tiap butir item 1,2,3,4,5 > dari nilai r tabel sebesar 0,361 (df = 30-2 ; 0,05 ), dengan demikian dinyatakan valid sedangkan nilai Corrected Item-Total Correlation dari variabel X1,X2,X3,X4,X5 dan Y untuk butir 1,2,3,4,5 > r tabel, juga dinyatakan valid.
(43)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Butir Cronbach Alpha
( r hasil )
r table
Decision Convenience (X1)
X1a 1 0,975 0,361
X1b 2 0,976 0,361
X1c 3 0,976 0,361
X1d 4 0,977 0,361
X1e 5 0,976 0,361
Access Convenience (X2)
X2a 1 0,976 0,361
X2b 2 0,976 0,361
X2c 3 0,976 0,361
X2d 4 0,976 0,361
X2e 5 0,976 0,361
Transaction Convenience (X3)
X3a 1 0,976 0,361
X3b 2 0,976 0,361
X3c 3 0,976 0,361
X3d 4 0,976 0,361
X3e 5 0,977 0,361
Benefit Convenience (X4)
X4a 1 0,976 0,361
X4b 2 0,976 0,361
X4c 3 0,976 0,361
X4d 4 0,977 0,361
(44)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
Tabel 3.2. ( Lanjutan ) Post Benefit Convenience (X5)
X5a 1 0,977 0,361
X5b 2 0,976 0,361
X5c 3 0,977 0,361
X5d 4 0,977 0,361
X5e 5 0,976 0,361
Pemanfaatan Pelayanan (Y)
Y1 1 0,977 0,361
Y2 2 0,977 0,361
Y3 3 0,976 0,361
Y4 4 0,977 0,361
Y5 5 0,976 0,361
Berdasarkan dari tabel diatas, nilai cronbach alpha dari masing-masing variabel > dari nilai r tabel 0,361 ( df = 30-2 ; 0,05 ), dengan demikian setiap butir pertanyaan dari masing-masing kuisioner adalah reliabel.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel
Variabel Independen (x) : 1) Decision Convenience 2) Access Convenience
3) Transaction Convenience 4) Benefit Convenience 5) Post Benefit Convenience
Variabel Dependen (y) : Pemanfaatan pelayanan kesehatan di instalasi
(45)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
3.5.2 Defenisi Operasional
a) Customer Convenience ( Berry et al, 2002) adalah persepsi pelanggan dalam menggunakan jasa kesehatan, dengan di identifikasikan sebagai berikut :
1. Decision Convenience (x1) ádalah pasien mengambil keputusan dalam penggunaan pelayanan kesehatan di instalasi rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau.
2. Access Convenience (x2) adalah pasien menggunakan waktu dan usaha dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di instalasi rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau.
3. Transaction Convenience (x3) adalah pasien menggunakan kemampuan finansial dalam mendapatkan fasilitas kesehatan di instalasi rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau.
4. Benefit Convenience (x4) adalah pasien memutuskan memilih manfaat dari fasilitas kesehatan di instalasi rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau.
5. Post Benefit Convenience (x5) adalah pasien memilih fasilitas kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan dengan penggunaan kembali fasilitas kesehatan di instalasi rawat inap.
(46)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
b) Pemanfaatan pelayanan kesehatan di instalasi rawat inap adalah keputusan pasien dinas untuk memilih memanfaatkan instalasi rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialami. Kesediaan pasien dinas untuk dirawat inap dengan tujuan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan selanjutnya.
3.6. Metode pengukuran.
Pengukuran variabel independen dan dependen menggunakan skala interval
yang terdiri dari 5 kategori yaitu : sangat tidak setuju (nilai 1), tidak setuju (nilai 2), kurang setuju (nilai 3), setuju (nilai 4), sangat setuju (5). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3. Metode Pengukuran Variabel Independen dan Dependen. Variabel Indikator Kategori Bobot
Nilai Skor
Skala Ukuran Decision
Convenience (X1)
1. Infor masi cukup tersedia 2. Tidak ragu kualitas 3. Tidak cemas mal praktek 4. Menjaga mutu dan komunikasi dengan pasien
5. Keputusan berobat setelah Membandingkan RS lain
Sangat tidak setuju Tidak setuju kurang setuju Setuju Sangat setuju 1 2 3 4 5
5 – 8 9 – 12 13 – 16 17 – 21 22 - 25
Interval
Access Convenience (X2)
1. Mudah Administrasi RS 2. Mudah Administrasi untuk mendapatkan rawat inap 3. Jam kerja fleksibel 4. Parkir cukup luas 5. Lokasi Strategis
Sangat tidak setuju Tidak setuju kurang setuju Setuju Sangat setuju 1 2 3 4 5
5 – 8 9 – 12 13 – 16 17 – 21
22 - 25
Interval
Transaction Convenience (X3)
1. Tidak mengantri lama 2. Antrian masih dalam batas toleransi
3. Tidak bayar biaya Rawat 4. Prosedur for mulir tidak berbelit 5. Tidak perlu kartu anggota
Sangat tidak setuju Tidak setuju kurang setuju Setuju Sangat setuju 1 2 3 4 5
5 – 8 9 – 12 13 – 16 17 – 21
22 - 25
(47)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
Tabel 3.3. ( Lanjutan )
Benefit Convenience (X4)
1. Manfaat peningkatan status kesehatan
2. Dilayani dengan baik 3. Pasien yang diutamakan 4. Tidak ada penundaan 5. Aman dalam perawatan
Sangat tidak setuju Tidak setuju kurang setuju Setuju Sangat setuju 1 2 3 4 5
5 – 8 9 – 12 13 – 16 17 – 21
22 - 25
Interval
Post Benefit Convenience (X5)
1. Memanfaatkan kembali Rawat inap
2. Mudah mengatur pengobatan lanjutan
3. Administrasi pengobatan lanjutan tidak berbelit
4. Biaya pengobatan lanjutan tidak mahal
5. Keluhan direspon baik
Sangat tidak setuju Tidak setuju kurang setuju Setuju Sangat setuju 1 2 3 4 5
5 – 8 9 – 12 13 – 16 17 – 21
22 - 25
Interval Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Instalasi Rawat Inap (y)
1. Mengatasi masalah kesehatan 2. Memenuhi harapan
3. Mudah mendapat infor masi 4. Menyarankan rekan- rekan kerja 5.Tidak akan memanfaatkan rawat inap Rumah sakit lain.
Sangat tidak setuju Tidak setuju kurang setuju Setuju Sangat setuju 1 2 3 4 5
5 – 8 9 – 12 13 – 16 17 – 21
22 - 25
Interval
3.7 Metode Analisis Data 3.7.1 Analisis Univariat
Analisis Univariat dalam penelitian ini mencakup umur dengan kategori < 20 tahun, 20-30 tahun, 30-40 tahun dan > 40 tahun, jenis kelamin laki-laki dan perempuan, pendidikan SMP, SPK, SLTA, SMK, D3, dan Kepangkatan Tamtama (Ta), Bintara (Ba), Perwira (Pa), PNS Gol 1, II, III, keluarga TNI dan keluarga PNS.
(48)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
3.7.2 Analisis Bivariat
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan test kemaknaan berupa uji Chi-Square dengan derajat kepercayaan 95% (g =0,05). Bila nilai p < 0,05 maka hasil perhitungan statistik bermakna yang berarti ada hubungan yang signifikan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
(49)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian dan Gambaran Umum
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan yang berada di Jalan Putri Hijau No.17 Medan, dengan luas area 39.600 m² dan luas bangunan 10.820 m². Berdiri pada tahun 1950, rumah sakit ini sekarang berada di bawah naungan kesehatan TNI Angkatan Darat (Kesad) yang berada di wilayah Kodam I/BB.
Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan adalah rumah sakit kebanggaan bagi warga TNI. rumah sakit pernah mengirimkan personilnya untuk mendukung operasi DI/TII (1953), sebagai tim kesehatan PON III (1954), sebagai dukungan kesehatan pada operasi PRRI (1957), sebagai team kesehatan pekan olah raga mahasiswa (1960), sebagai Duta Perdamaian PBB dengan turut serta dalam kontingen Garuda III ke Kongo (1963), turut membantu operasi PGRS/ Paraku Kalbar (1973), membantu dalam operasi Timor-Timur (1976-1998) dan membantu operasi Militer di DI Aceh serta dalam penanganan Korban Gempa Bumi dan Tsunami Aceh dan Nias.
Rumah Sakit Tk II Putri Hijau merupakan instalasi pelaksana Kesdam I/BB di bidang penyelenggaraan kegiatan pengobatan, perawatan dan rehabilitasi penderita. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau juga menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan dalam rangka pelayanan kesehatan terhadap prajurit TNI-AD dan PNS Hankam beserta keluarganya dijajaran Kodam I/BB. Disamping itu juga memberikan
(50)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum.
Tugas pokok Rumah Sakit Tk II Putri Hijau dengan segenap fasilitas dan kemampuannya adalah menyelenggarakan fungsi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi medik terbatas. Dukungan kesehatan terbatas secara terus-menerus diwilayah Kodam I/ BB meliputi pelayanan dari Departemen Bedah, Gawat Darurat dan Anestesi, Departemen Obstetri Ginekologi dan Kesehatan Anak, Departemen Penyakit Dalam, Jantung dan Paru-paru, Departemen Penyakit Mata, THT, Kulit dan Kelamin, Departemen Gigi dan Mulut, Departemen Penyakit Syaraf dan Jiwa dan penunjang medis lainnya.
Rumah Sakit Tk II Putri Hijau memiliki Visi “Menjadi Rumah Sakit Dambaan Warga TNI dan Masyarakat di Kawasan Barat Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Dengan Misi yaitu (1) memberikan dukungan dan pelayanan kesehatan yang tepat, cepat, akurat bagi pasien dinas secara profesional, (2) turut berperan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan memberikan pelayanan pendidikan kesehatan yang bermanfaat dan optimal. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada pasien rumah sakit ini memiliki motto ”Kerja Iklas dan Tuntas Pasien Puas, Rumah Sakit Kebanggaan Prajurit”.
(51)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
4.1.1 Organisasi Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan
Berdasarkan Skep Kasad I/BB Nomor Perkasad/265/XII/2007 tanggal 31 Desember 2007 tentang organisasi dan tugas kesdam I/BB termasuk Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, susunan organisasi Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan di pimpin oleh pimpinan puncak yang disebut dengan Eselon pimpinan. Dibawah Eselon pimpinan terdapat Komite medik yang diikuti dengan Eselon pembantu pimpinan. Eselon pembantu pimpinan terdiri dari 3 seksi yaitu seksi pelayanan medis, penunjang medis dan penunjang umum. Seterusnya Eselon pelayanan teridiri dari pelayanan teknis dan umum. Eselon pelaksana terdiri dari teknis medis dan penunjang pelayanan.
Departemen yang dibawahi teknis medis adalah Departemen bedah gawat darurat dan Anestesi, Departemen Obsgyn dan Anak, Departemen Penyakit Dalam, Jantung dan paru, departemen mata. THT dan Kulit kelamin, Departemen Gigi dan Mulut, Departemen penyakit syaraf dan jiwa. Instalasi yang dibawahi oleh bagian penunjang pelayanan terdiri dari 8 instalasi yaitu instalasi kamar bedah, instalasi rehabilitasi medik, instalasi rawat jalam (Watlan), instalasi rawat inap (Watnap), instalasi penunjang diagnostik, instalasi farmasi, instalasi penunjang perawatan, instalasi pendidikan (Instaldik). Dibawah Eselon pelaksana barulah terdapat staf medik fungsional.
(52)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
4.1.2 Kondisi dan Kemampuan Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan
a. Kualifikasi Tenaga Dokter
Kondisi dan kemampuan Rumah Sakit Tk II Putri Hijau dapat dilihat dari kualifikasi tenaga dokter yang bertugas aktif dan rutin di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau. Data mengenai kualifikasi tenaga dokter tercantum pada Tabel 4.1
Tabel 4.1. Kualifikasi Tenaga Dokter
No Kualifikasi
Militer PNS
Hankam B/P Depkes
Kon sul tan
Jlh Ket
Organik Purn
1 Dokter umum 5 - 12 4 - 21
2 Dokter gigi 3 - 2 1 - 6
3 Spes. Bedah 3 1 - - 1 5
4 Spes. Bed. Ortopedi 1 - - - - 1
5 Spes. Peny. Dalam 2 - - - 2 4
6 Spes. Obsgyn 1 - - 2 - 3
7 Spes. Anak - - - - 1 1
8 Spes. Peny. Jantung 1 - - - 1 2
9 Spes. Peny. Paru - 1 1 - - 2
10 Spes. Peny. Jiwa 1 1 - - - 2
11 Spes. Peny. Syaraf - 1 - 1 - 2
12 Spes. Bedah. Syaraf 1 - - - - 1
13 Spes. Peny. Kulkel 1 1 - 2 1 5
14 Spes. THT 1 1 - 1 - 3
15 Spes. Mata 1 - - - 1 2
16 Spes. Patologi Klinik - 1 - - - 1
17 Spes. Anastesi 2 - - - - 2
18 Spes. Radiologi - 1 - - - 1
19 Spes. Urologi 1 1
Jumlah 24 8 15 11 7 65
(53)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
Dari 32 orang dokter militer terdapat 24 orang dokter organik dan 8 orang dokter purnawirawan. Dokter organik maksudnya adalah dokter Militer yang masih aktif. Dokter purnawirawan berarti dokter Militer yang sudah pensiun tetapi masih dinas di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau. Dokter yang berstatus PNS Hankam berjumlah 15 orang. Terdapat 11 orang dokter yang di perbantukan dari Depkes dan 7 orang dokter konsultan.
b. Kualifikasi Tenaga Paramedis
Kualifikasi tenaga para medis di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau terdiri dari perawat dan non perawat. Terdapat 77 tenaga para medis dari militer dengan komposisi 60 orang perawat dan 17 orang non perawat. Ada 183 orang tenaga medis yang berasal dari PNS Hankam. Terdapat 15 orang tenaga para medis yang di perbantukan dari Depkes. Dan hanya ada 24 orang tenaga paramedis yang berstatus honorer. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2. Kualifikasi Tenaga Paramedis
Sumber : Data Situud Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Thn 2009
c. Kualifikasi tenaga non medis
Kualifikasi tenaga non medis yang berasal dari militer yang bertugas di
No Kualifikasi Militer PNS B/P Depkes Honor Jumlah Ket
1 Perawat 60 145 10 20 235
2 Non Perawat 17 38 5 4 64
(54)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
Rumah Sakit Tk II Putri Hijau adalah sebanyak 12 orang. Tenaga non medis yang berstatus PNS Hankam sebanyak 33 orang. Ada 2 orang tenaga non medis yang diperbantukan dari Depkes sedangkan yang berstatus honorer adalah 40 orang. Data ini dapat di lihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Kualifikasi Tenaga Non Medis
No Kualifikasi Militer Pns B/P Depkes Honor Jumlah Ket
1 Non Medis 12 33 2 40 87
Sumber : Data Situud Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Thn 2009
d. Fasilitas Pelayanan dan Sarana Penunjang
Secara umum Fasilitas Pelayanan dan Sarana Penunjang di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau di bagi atas 3 bagian. Bagian pertama merupakan rawat jalan atau poliklinik terdiri dari instalasi rawat darurat 24 jam, poliklinik gigi dan laboratorium gigi, Poliklinik HIV/AIDS, dan Poliklinik Spesialis.pada poliklinik spesialis terdiri dari 11 unit poliklinik yng dibuka setiap hari kerja yaitu Poli. Penyakit Dalam, Poli. Bedah Umum, Ortopedi, Bedah Syaraf dan digestif, Pol. Kebidanan & Peny. Kandungan, Poli. Penyakit Anak, Poli. Penyakit Paru, Pol. THT, Poli. Penyakit Mata, Poli. Penyakit Jiwa, Poli Penyakit Syaraf, Poli.Penyakit Kulit & Kelamin dan Poli. Penyakit Jantung.
Bagian kedua pada fasilitas pelayanan dan sarana penunjang meliputi rawat mondok. Pelayanan rawat mondok terdiri dari 12 ruang, 218 Tempat tidur dengan rincian tersebut dalam Tabel 4.4.
(55)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
Tabel 4.4 Klasifikasi Ruangan Rawat Inap
No Ruang Klasifikasi Ruangan Jumlah
TT
1 I Ba / Ta (Gol II, I) & Keluarga, kasus P. Dalam Wanita 30 2 II Ba / Ta (Gol II, I) & Keluarga, kasus P. Dalam Pria 30
3 III Perawatan Anak 16
4 IV Obsgyn 23
5 V Perawatan Psikiatri (Jiwa) 4
6 VI Pa (Gol III) & Keluarga, kasus P. Dalam, Bedah 18 7 VII Pa (Gol III) & Keluarga, kasus P. Dalam, Bedah 18 8 VIII Ba / Ta (Gol II / I) & Keluarga, kasus Bedah 27
9 X Pa / Pejabat dan keluarga 8
10 XI Pa (Gol IV) dan keluarga 20
11 XII Pa (Gol III) dan keluarga, kasus P. Dalam, Bedah 14 12 ICU I
& II Pa, Ba, Ta, (Gol IV, III, II, I ) & Keluarga 10
Jumlah 218
Sumber : Data instalasi rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Tahun 2009
Bagian terakhir dari fasilitas pelayanan dan sarana penunjang adalah sarana penunjang medis dan penunjang umum. Sarana penunjang medis terdiri dari Unit Rehabilitasi Medik/Fisioterapi, Kamar Bedah, Unit Laboratorium Klinik, Unit Radiologi, USG dan CT-Scan, Apotik dan instalasi Gizi. Sedangkan sarana Penunjang Umum terdiri dari Administrasi, Ambulance, Dapur, Ruang Cuci, Kamar Jenazah, Aula 2 ruangan, Pergudangan, Kantin dan Koperasi, Garasi dan Wartel dan IPAL dan pengelolaan limbah padat.
(56)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
4.2 Karakteristik Responden
Keseluruhan responden penelitian berjumlah 94 orang. Sebagian besar responden dengan jumlah 65 orang (69,1 %) adalah laki-laki. Umur sebagian besar responden (34 orang atau 36,2 %) adalah antara 20 – 30 tahun. Tingkat pendidikan kebanyakan responden (71 orang atau 75,5%) adalah setaraf SLTA. Berdasarkan kepangkatan, kebanyakan responden (31 orang atau 33%) adalah berpangkat Bintara. Dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Karakteristik responden
No. Karakteristik Responden N %
1. Umur
< 20 tahun 3 3,2
20 – 30 tahun 34 36,2
30 – 40 tahun 33 35,1
> 40 tahun 24 25,5
Jumlah 94 100
2. Jenis Kelamin
Laki-laki 65 69,1
Perempuan 29 30,9
Jumlah 94 100
3. Pendidikan
SMP 11 11,7
SPK 2 2,2
SLTA 71 75,5
SMK 5 5,3
D III 5 5,3
(57)
Suvi Novinda : Hubungan Kenyamanan ( Convenience ) Pasien Dinas Kodam I/Bb Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2010.
Tabel 4.5 ( Lanjutan ) 4. Kepangkatan
Tamtama 26 27,7
Bintara 31 33,0
Pama 3 3,2
Pamen 2 2,1
PNS Gol II a 1 1,1
PNS Gol II b 1 1,1
PNS Gol II c 1 1,1
PNS Gol II d 1 1,1
PNS Gol III a 1 1,1
i/d Tamtama 8 8,5
i/d Bintara 13 13,5
i/d PNS Gol II a 1 1,1
a/d Tamtama 1 1,1
a/d Bintara 3 3,2
a/d Pama 1 1,1
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Olah data Primer
4.3. Deskripsi kenyamanan (Convenience ) dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.
Hasil analisis univariat dicantumkan pada Tabel 4.6. Dari rata-rata kelima pertanyaan untuk Variabel Decisión Convenience, kebanyakan responden menjawab setuju dari kelima pilihan jawaban mulai dari sangat tidak setuju, tidak setuju, ragu-ragu, setuju dan sangat setuju.
Pendapat responden secara umum terhadap variabel Access Convenience adalah kurang setuju berdasarkan rata-rata dari lima pernyataan untuk lima kategori
(1)
Post Bene fit
1 1.1 1.1 1.1
3 3.2 3.2 4.3
7 7.4 7.4 11.7
7 7.4 7.4 19.1
9 9.6 9.6 28.7
8 8.5 8.5 37.2
10 10.6 10.6 47.9
15 16.0 16.0 63.8
9 9.6 9.6 73.4
9 9.6 9.6 83.0
11 11.7 11.7 94.7
1 1.1 1.1 95.7
1 1.1 1.1 96.8
2 2.1 2.1 98.9
1 1.1 1.1 100.0
94 100.0 100.0
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 24 Total Valid
Frequency Percent Valid P ercent
Cumulative Percent
Pe ma nfaa tan Pela yanan Kese hatan
2 2.1 2.1 2.1
2 2.1 2.1 4.3
1 1.1 1.1 5.3
9 9.6 9.6 14.9
17 18.1 18.1 33.0
16 17.0 17.0 50.0
2 2.1 2.1 52.1
6 6.4 6.4 58.5
12 12.8 12.8 71.3
9 9.6 9.6 80.9
4 4.3 4.3 85.1
8 8.5 8.5 93.6
2 2.1 2.1 95.7
1 1.1 1.1 96.8
3 3.2 3.2 100.0
94 100.0 100.0
10 11 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Total Valid
Frequency Percent Valid P ercent
Cumulative Percent
(2)
Crosstabs
Decision Convenience * Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan
Crosstab
0 6 0
.0% 100.0% .0% .
1 15 0
5.9% 88.2% .0% 5.9
3 21 1
11.1% 77.8% 3.7% 7.4
0 1 23
.0% 3.3% 76.7% 20.
0 0 9
.0% .0% 64.3% 35.
4 43 33
4.3% 45.7% 35.1% 14.
Count
% within Decis ion Convenienc e Count
% within Decis ion Convenienc e Count
% within Decis ion Convenienc e Count
% within Decis ion Convenienc e Count
% within Decis ion Convenienc e Count
% within Decis ion Convenienc e Sangat Tidak S etuju
Tidak S etuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju Decision
Convenienc e
Total
Tidak S etuju Kurang Setuju Setuju Sangat Se Pemanfaat an P elay anan Kesehatan
Chi-Square Te sts
81.294a 12 .000
102.507 12 .000
39.917 1 .000
94 Pearson Chi-S quare
Lik elihood Ratio Linear-by-Linear As soc iation N of V alid Cases
Value df
As ymp. Sig. (2-sided)
13 cells (65.0% ) have expected count less t han 5. The minimum expected count is .26.
a.
(3)
Crosstab
1 3 0
25.0% 75.0% .0% .0%
2 14 0
12.5% 87.5% .0% .0%
1 26 8
2.8% 72.2% 22.2% 2.8%
0 0 17
.0% .0% 65.4% 34.6%
0 0 8
.0% .0% 66.7% 33.3%
4 43 33 14
4.3% 45.7% 35.1% 14.9%
Count
% within A cces s Convenienc e Count
% within A cces s Convenienc e Count
% within A cces s Convenienc e Count
% within A cces s Convenienc e Count
% within A cces s Convenienc e Count
% within A cces s Convenienc e Sangat Tidak S etuju
Tidak S etuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju Ac ces s
Convenienc e
Total
Tidak S etuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuj Pemanfaat an P elay anan Kesehatan
Chi-Square Te sts
73.124a 12 .000
94.228 12 .000
49.138 1 .000
94 Pearson Chi-S quare
Lik elihood Ratio Linear-by-Linear As soc iation N of V alid Cases
Value df
As ymp. Sig. (2-sided)
12 cells (60.0% ) have expected count less t han 5. The minimum expected count is .17.
a.
Transaction Convenience * Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan
(4)
Crosstab
1 26 11 1
2.6% 66.7% 28.2% 2.6%
2 16 17 6
4.9% 39.0% 41.5% 14.6%
1 1 5 7
7.1% 7.1% 35.7% 50.0%
4 43 33 14
4.3% 45.7% 35.1% 14.9%
Count
% within Transaction Convenience Count
% within Transaction Convenience Count
% within Transaction Convenience Count
% within Transaction Convenience Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju Transaction
Convenience
Total
Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Pemanfaatan Pelayanan Kes ehatan
Chi-Square Te sts
25.841a 6 .000
25.596 6 .000
15.373 1 .000
94 Pearson Chi-S quare
Lik elihood Ratio Linear-by-Linear As soc iation N of V alid Cases
Value df
As ymp. Sig. (2-sided)
5 c ells (41.7%) have ex pec ted c ount les s than 5. The minimum expected count is .60.
(5)
Benefit Convenience * Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Crosstab0 3 0
.0% 100.0% .0% .0%
2 12 0
14.3% 85.7% .0% .0%
2 28 6
5.3% 71.8% 15.8% 7.9%
0 0 19
.0% .0% 73.1% 26.9%
0 0 8
.0% .0% 66.7% 33.3%
4 43 33 14
4.3% 45.7% 35.1% 14.9%
Count
% within B enefit Convenienc e Count
% within B enefit Convenienc e Count
% within B enefit Convenienc e Count
% within B enefit Convenienc e Count
% within B enefit Convenienc e Count
% within B enefit Convenienc e Sangat Tidak S etuju
Tidak S etuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju Benefit
Convenienc e
Total
Tidak S etuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuj Pemanfaat an P elay anan Kesehatan
Chi-Square Te sts
65.117a 12 .000
83.207 12 .000
38.722 1 .000
94 Pearson Chi-S quare
Lik elihood Ratio Linear-by-Linear As soc iation N of V alid Cases
Value df
As ymp. Sig. (2-sided)
13 cells (65.0% ) have expected count less t han 5. The minimum expected count is .13.
(6)
Post Benefit * Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Crosstab2 9 0
18.2% 81.8% .0% .0
2 0 14
4.3% .0% 29.8% 8.5
0 0 20
.0% .0% 57.1% 42.9%
0 0 0
.0% .0% .0% 100.0%
4 43 33
4.3% 45.7% 35.1% 14.9%
Count
% within Post Benefit Count
% within Post Benefit Count
% within Post Benefit Count
% within Post Benefit Count
% within Post Benefit Tidak Setuju
Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Post
Benefit
Total
Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setu Pemanfaatan Pelayanan Kes ehatan
Chi-Square Te sts
26.549a 9 .002
31.438 9 .000
21.534 1 .000
94 Pearson Chi-S quare
Lik elihood Ratio Linear-by-Linear As soc iation N of V alid Cases
Value df
As ymp. Sig. (2-sided)
10 cells (62.5% ) have expected count less t han 5. The minimum expected count is .09.