Diagnosis Penyakit Tuberkulosis Tuberkulosis

13 c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah. d. Pada anak-anak dapat mengenai otak lapisan pembungkus otak dan disebut sebagai meningitis radang selaput otak, gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang. Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, penyakit TB dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TB dewasa. Kira-kira 30-50 anak yang kontak dengan penderita TB paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TB paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30 terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologidarah Werdhani, 2002.

2.1.4 Diagnosis Penyakit Tuberkulosis

Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TB, maka beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis Werdhani, 2002 adalah: 1. Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya. 2. Pemeriksaan fisik. 3. Pemeriksaan laboratorium darah, dahak, cairan otak. 4. Pemeriksaan patologi anatomi PA. 5. Rontgen dada thorax photo. 6. Uji tuberkulin. 14 Menurut Kemenkes RI 2011, diagnosis tuberkulosis terbagi menjadi tiga, yaitu: 1 Diagnosis TB Paru, terdiri dari: a. Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu sewaktu - pagi - sewaktu SPS. b. Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB. Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya. c. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB paru, sehingga sering terjadi overdiagnosis. 2 Diagnosis TB ekstra paru, terdiri dari: a. Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya kaku kuduk pada Meningitis TB, nyeri dada pada TB pleura Pleuritis, pembesaran kelenjar limfe superfisialis pada limfadenitis TB dan deformitas tulang belakang gibbus pada spondilitis TB dan lain-lainnya. b. Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, bakteriologis dan atau histopatologi yang diambil dari jaringan tubuh yang terkena. 3 Diagnosis TB pada Orang Dengan HIV AIDS ODHA Pada ODHA, diagnosis TB paru dan TB ekstra paru ditegakkan sebagai berikut: 15 a. TB Paru BTA Positif, yaitu minimal satu hasil pemeriksaan dahak positif. b. TB Paru BTA negatif, yaitu hasil pemeriksaan dahak negatif dan gambaran klinis radiologis mendukung Tb atau BTA negatif dengan hasil kultur TB positif. c. TB Ekstra Paru pada ODHA ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, bakteriologis dan atau histopatologi yang diambil dari jaringan tubuh yang terkena.

2.1.5 Cara Penularan Penyakit Tuberkulosis