Sasaran Program Strategi Program Pelaksanaan Kegiatan Program

77 wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan masih terbilang sedikit. Dalam segi batasan waktu, tujuan khusus ini belum menjabarkan batasan waktu pelaksanaan tujuan tersebut. Oleh karena itu, perlu ditinjau kembali beberapa tujuan khusus agar dalam setiap pelaksanaan dapat terukur, ada batasan waktu, dan sesuai dengan kapasitas tenaga kesehatan di wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

4.3.3. Sasaran Program

Sasaran adalah kelompok masyarakat tertentu yang akan digarap oleh program yang direncanakan tersebut Notoatmodjo, 2004. Menurut Kemenkes RI 2011, penetapan sasaran dan target program pengendalian TB terbagi menjadi: a Sasaran wilayah, ditetapkan dengan memperhatikan besaran masalah, daya ungkit, dan kesiapan daerah. b Sasaran penduduk, yaitu seluruh penduduk di wilayah tersebut. c Penetapan target, yaitu dengan memperkirakan jumlah pasien TB baru yang ada di suatu wilayah yang ditetapkan secara nasional. Menurut Kepala Seksi Program Pengendalian Penyakit, sasaran program pengendalian penyakit tuberkulosis di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, yaitu: 1. Sasaran wilayah adalah Kota Tangerang Selatan. 2. Sasaran penduduk adalah seluruh masyarakat. 3. Penetapan target adalah 70 penemuan kasus baru CDR dan 85 kesembuhan SR. 78

4.3.4. Strategi Program

Menurut Mintzberg, strategi adalah pola strategy is patern yang selanjutnya disebut sebagai “ intended strategy” karena belum terlaksana dan berorientasi ke masa depan. Selain itu, strategi program bisa disebut juga sebagai “realized strategy” karena telah dilakukan oleh organisasi Suryana, 2010. Menurut Kepala Seksi Program Pengendalian Penyakit, strategi Program Pengendalian Penyakit TB di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan mengikuti strategi pelayanan DOTS yang diarahkan oleh WHO dan Kementerian Kesehatan RI. Hal tersebut sesuai dengan salah satu isi dari Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 364MenkesSKV2009, yaitu penanggulangan TB dilaksanakan dengan menggunakan strategi DOTS Depkes RI, 2009.

4.3.5. Pelaksanaan Kegiatan Program

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan adalah salah satu organisasi pelaksana yang dikelompokkan dalam tingkat kabupatenkota. Oleh karena itu, kegiatan yang dilakukan oleh Program Pengendalian Penyakit TB di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan disesuaikan dengan aspek manajemen program TB yang terdapat dalam Pedoman Pengendalian Nasional Penyakit TB Kemenkes RI, 2011, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan, pengembangan sumber daya manusia, pemantapan mutu laboratorium, pengelolaan logistik, monitoring dan evaluasi, serta kegiatan penunjang seperti promosi, kemitraan, dan penelitian. Setelah menyusun rencana, langkah selanjutnya adalah meelaksanakan rencana yang sudah disusun Azwar, 2010. 79 Berdasarkan hasil wawacara oleh wasor TB, didapatkan bahwa pelaksanaan program pengendalian penyakit TB di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan program Tuberkulosis Perencanaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang sistematis untuk menyusun recana berdasarkan kajian rinci tentang keadaan masa kini dan perkiraan keadaan yang akan muncul di masa mendatang berdasarkan pada fakta dan bukti Kemenkes RI, 2011. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh wasor TB, Setiap tahun di triwulan 4, perencanaan program TB di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dibuat dengan melihat jumlah kasus penyakit TB pada tahun sebelumnya. Perencanaan tersebut berupa Dokumen Penggunaan Anggaran DPA yang berisi jadwal kegiatan dalam satu tahun tersebut, biaya operasional di setiap kegiatan, dan lain – lain. Berikut ini adalah hasil traskrip wawancara yang dilakukan dengan Wasor TB. “Perencanaan program TB setiap tahun berubah sesuai jumlah kasus TB. Perencanaan program itu berupa Dokumen Penggunaan Anggaran yang mbak liat dulu .” H.M. Wasor TB Menurut Kemenkes RI 2011, penyusunan perencanaan dan penganggaran meliputi tahapan sebagai berikut. 1. Pengumpulan data 80 2. Analisis situasi 3. Menetapkan masalah prioritas dan pemecahannya 4. Menetapkan tujuan, sasaran, dan indikator 5. Menyusun rencana kegiatan penganggaran 6. Menyusun rencana pemantauandan evaluasi Menurut Wasor TB, pelaksanaan kegiatan penyusunan perencanaan dan penganggaran di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan disesuaikan dengan tahapan dari Kemenkes RI tahun 2011 tersebut. 2. Surveilans Program Tuberkulosis Surveilans adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan data penyakit secara sistematik, lalu dilakukan analisis dan interpretasi data, kemudian hasil analisis didesiminasi untuk kepentingan tindakan kesehatan masyarakat dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian serta untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Ada 3 macam metode surveilans TB, yaitu: Surveilans berdasarkan data rutin, survei periodik survei khusus, dan survei sentinel Kemenkes RI, 2011. Berdasarkan hasil wawancara dengan Wasor TB, diketahui bahwa metode surveilans yang digunakan adalah surveilans rutin yang terbagi menjadi laporan per bulan dan laporan per 3 bulan. Jenis data TB yang dikumpulkan oleh Wasor TB sesuai dengan arahan dari Kemenkes RI yaitu terdiri dari register TB Kabupaten TB.03, laporan triwulan Penemuan dan Pengobatan Pasien TB TB.07, laporan triwulan Hasil Pengobatan TB.08, laporan triwulan Hasil Konversi Dahak Akhir Tahap Intensif TB.11, formulir 81 Pemeriksaan Sediaan untuk Uji silang dan Analisis Hasil Uji silang Kabupaten TB.12, laporan OAT TB.13, data Situasi Ketenagaan Program TB, dan Data Situasi Public-Private Mix PPM dalam Pelayanan TB. Dalam proses pengumpulan data, diketahui bahwa proses pengumpulan data bukan berasal dari bagian Sumber Daya Kesehatan namun meminta data tersebut langsung ke setiap fasilitas pelayanan kesehatan. Padahal berdasarkan tingkatnya di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, proses pengumpulan dimulai dari bidang Sumber Daya Kesehatan lalu dikategorikan berdasarkan jenis program oleh pihak surveilans. Setelah itu, data tersebut baru diberikan ke setiap program untuk dianalisis. Menurut Wasor TB, terdapat kesulitan dalam menganalisis data yang berasal dari pihak surveilans karena karena pengumpulan data yang dilakukan tidak spesifik dengan klasifikasi penyakit tuberkulosis. Oleh karena itu, pengumpulan data dilakukan langsung oleh Wasor TB ke setiap fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Dalam proses pengumpulan data, menurut Wasor TB, terdapat beberapa kendala dalam kelengkapan dan ketepatan laporan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan terutama di Rumah Sakit Swasta dan Klinik Swasta, yaitu tidak ditemukannya kasus TB di beberapa Rumah Sakit Swasta dan Klinik Swasta. Menurut Wasor TB, seluruh Rumah Sakit Swasta di wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan tidak melaporkan kasus TB karena tidak ada tenaga 82 kesehatan yang mencatat setiap kasusTB yang ada di instansi tersebut. 3. Monitoring dan Evaluasi Program Tuberkulosis Monitoring dan evaluasi merupakan bagian yang penting dari proses manajemen karena dengan evaluasi akan diperoleh umpan balik terhadap program atau pelaksanaan kegiatan Notoatmodjo, 2007. Berdasarkan hasil wawancara dengan Wasor TB, diketahui bahwa monitoring dan evaluasi diselenggarakan sebanyak 4 kali dalam setahun. Kegiatan monev ini didanai oleh Global Fund dan APBD. Untuk monev yang didanai oleh Global Fund, biasanya dilaksanakan pada triwulan 1 dan triwulan 3. Sedangkan untuk monev yang didanai oleh APBD, biasanya dilaksanakan pada triwulan 2 dan triwulan 4. Berikut ini adalah hasil traskrip wawancara dengan Wasor TB. “Monev setiap tahunnya dilakukan 4 kali. Triwulan 1 dan 3 didanai oleh Global Fund, triwulan 2 dan 4 didanai oleh APBD .” H.M. Wasor TB Tujuan dari monitoring dan evaluasi Program Pengendalian Penyakit Tuberkulosis di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan adalah untuk mengetahui apakah kegiatan program telah dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja, serta mengetahui hambatan dan masalah dalam pelaksanaannya. Dalam pelaksanaannya, kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Program Pengendalian Penyakit 83 Tuberkulosis di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan meliputi: a. Penjabaran mengenai program pengendalian TB dan pencapaian indikator secara umum di Kota Tangerang Selatan dan per fasilitas pelayanan kesehatan. b. Penjabaran mengenai hasil supervisi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan ke seluruh fasilitas pelayanan kesehatan. c. Melakukan umpan balik terkait surveilans program TB, kinerja pengelola Program TB, dan hasil dari uji silang sediaan laboratorium di setiap fasilitas pelayanan kesehatan d. Melakukan tindak lanjut terkait masalah yang ada di setiap fasilitas pelayanan kesehatan. Menurut Kemenkes RI 2011, seluruh kegiatan harus dimonitor baik dari aspek masukan input, proses, maupun keluaran output. Selain itu, program dievaluasi dengan menilai sejauh mana tujuan dan target tercapai melalui indikator TB. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi Program Pengendalian Penyakit Tuberkulosis di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan sudah sesuai dengan arahan dari Kemenkes RI. 4. Penyimpanan dan Pendistribusian Logistik Program Tuberkulosis Menurut Kemenkes RI 2011, penyimpanan dan pendistribusian logistik adalah salah satu bagian dari pengelolaan logistik. Berdasarkan wawancara dengan Wasor TB, diketahui bahwa penyimpanan logistik dilakukan di dua 84 tempat yaitu di Instalasi farmasi dan Gudang yang berada di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Menurut Kemenkes RI 2011, penyimpanan harus memenuhi standar yang ditetapkan, yaitu: 1 Tersedia ruangan yang cukup untuk penyimpanan, tesedia cukup ventilasi, sirkulasi udara, pengaturan suhu, penerangan, aan dari pencurian, kebakaran atau bencana lainnya. 2 Keadaan tempat penyimpanan bersih, rak tidak berdebu, lantai disapu dan tembok dalam keadaaan bersih. 3 Setiap penerimaan dan pengeluaran barang harus tercatat. 4 Penyimpanan obat harus disusun berdasarkan FEFO First Expired First Out, artinya obat yang kadaluarsanya lebih awal diletakkan di depan agar dapat didistribusikan lebih awal. Menurut Wasor TB dan Kepala Seksi Pengendalian Penyakit, salah satu kendala dalam Program Pengendalian TB di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, yaitu dalam penyimpanan logistik TB. Menurut Wasor TB, banyak logistik yang disimpan di gudang Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Padahal gudang tersebut tidak sesuai dengan standar penyimpanan logistik dari Kemenkes RI. Untuk pelaksanaan kegiatan pendistribusian logistik, proses pendistribusian logistik yang dilakukan oleh Program Pengendalian Penyakit TB di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan sudah sesuai dengan arahan dari Kemenkes RI 2011, yaitu: 1 Distribusi logistik khususnya obat mengacu pada prinsip FEFO. 85 2 Sistem distribusi dapat dilakukan secara tarik dan dorong push and pull distribution yaitu pusat ke gudang kabkotapropinsi melakukan pengiriman sesuai dengan perencanaan tahunan push dan khusus buffer stock dilakukan dengan permintaan pull. 5. Pelatihan Program Tuberkulosis Pelatihan merupakan salah satu upaya peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan petugas dalam rangka meningkatkan mutu dan kinerja petugas Kemenkes RI, 2011. Berdasarkan hasil wawancara oleh Wasor TB, diketahui bahwa pada tahun 2013 telah dilaksanakan kegiatan pelatihan yang meliputi: 1 Pelatihan Program TB Pelatihan program TB di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan pengetahuan mengenai program TB agar langsung dapat diterapkan di fasilitas pelayanan kesehatan. Kegiatan ini ditujukan untuk dokter, perawat, analis laboratorium, dan apoteker terutama pengelola program TB. Kegiatan ini tidak dilakukan langsung oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, namun dilakukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi Banten yang bersumber dana dari hibah Global Fund. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun 2013, diketahui bahwa masih banyak tenaga kesehatan program TB di fasilitas pelayanan kesehatan yang belum melakukan pelatihan program TB. 86 Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan 2013, diketahui bahwa sumber daya manusia program TB Paru di fasilitas pelayanan kesehatan berjumlah 90 orang yang terdiri dari dokter, perawat, dam tenaga laboratorium. Dari jumlah tersebut, terdapat 76,7 dokter penanggung jawab program TB dan 63,3 tenaga laboratorium yang belum melakukan pelatihan terkait program TB. Sedangkan perawat yang belum melakukan pelatihan hanya 3,45. Padahal menurut Kemenkes RI 2011, peningkatan mutu dan kinerja petugas dapat ditingkatkan salah satunya dengan cara mengikuti pelatihan. 2 On The Job Training On The Job Training adalah kegiatan yang dialakukan setelah mengikuti pelatihan sebelumnya, tetapi masih ditemukan masalah dalam kinerjanya, dan cukup diatasi hanya dengan dilakukan supervisi Kemenkes RI, 2011. Dalam pelaksanaanya, kegiatan On The Job Training di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Seltan melakukan presentasi tentang pelaksanaan operasional laboratorium yang meliputi pembuatan sediaan dahak yang berkualitas sampai dengan cara penggunaan dan perawatan mikroskop. Kegiatan ini terlaksana di seluruh fasilitas pelayanan kesehatn di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun 2013. 6. Supervisi 87 Supervisi adalah kegiatan yang sistematis untuk meningkatkan kinerja petugas dengan mempertahankan kompetensi dan motivasi petugas yang dilakukan secara langsung. Kegiatan yang dilakukan selama supervisi adalah observasi, diskusi, bantuan teknis, bersama-sama mendiskusikan permasalahan yang ditemukan, mencari pemecahan permasalahan bersama-sama, memberikan laporan berupa hasil temuan serta memberikan rekomendasi dan saran perbaikan Kemenkes RI, 2011. Berdasarkan hasil wawancara oleh Wasor program TB, diketahui bahwa supervisi ini dilakukan 2 kali dalam setahun. Pelaksanaan kegiatan ini biasanya dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, bersama-sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kementerian Kesehatan mendatangi salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mewawancarai dan melakukan observasi kepada pihak pemegang program TB di fasilitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan Daftar Tilik Supervisi Program Penanggulangan TB Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Ke Sarana Pelayanan Kesehatan yang ada di lampiran 1.3. Kegiatan ini terlaksana di seluruh fasilitas pelayanan kesehatn di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun 2013. 7. Manajemen Uji Silang Sediaan Laboratorium Manajemen laboratorium TB meliputi beberapa aspek yaitu; organisasi pelayanan laboratorium TB, sumber daya laboratorium, kegiatan laboratorium, pemantapan mutu laboratorium TB, keamanan dan kebersihan laboratorium, dan monitoring pemantauan dan evaluasi Kemenkes RI, 2011. 88 Berdasarkan hasil wawancara oleh Wasor program TB, diketahui bahwa seluruh puskesmas yang ada di Kota Tangerang Selatan dikategorikan sebagai Puskesmas Pelaksana Mandiri sehingga proses pemeriksaan mikroskopis bisa langsung dilakukan di setiap puskesmas. Namun salah satu kendala di lapangan adalah kurangnya sumber daya tenaga laboratorium yang berasal dari analis laboratorium. Secara umum, kegiatan uji silang ini ditujukkan untuk seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Tangerang Selatan. Kegiatan ini wajib dilakukan setiap bulannya oleh setiap fasilitas pelayanan kesehatan. Namun pada pelaksanaannya, kegiatan uji silang sediaan ini tidak sesuai dengan target. Pada tahun 2013 di triwulan 4 diketahui bahwa dari 29 fasilitas pelayanan kesehatan Kota Tangerang Selatan, hanya 22 fasilitas pelayanan kesehatan yang melakukan uji silang sediaan laboratorium. Dari seluruh kegiatan yang terdapat di lampiran 1.4, diketahui bahwa secara pelaksanaan semua kegiatan tersebut sudah terlaksana di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun 2013. Namun semua kegiatan tersebut tidak dianalisis lebih lanjut mengenai tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang dilihat dari pencapaian indikator di setiap kegiatan dan tidak dihubungkan dengan dengan pencapaian indikator Program Pengendalian Penyakit Tuberkulosis di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

4.3.6. Pencapaian Indikator Program