16
2 –10 minggu. Risiko menjadi TB paru dan TB ekstra paru biasanya
terjadi pada tahun pertama dan kedua. Infeksi lanten dapat berlangsung seumur hidup.
2.1.7 Masa Penularan Penyakit Tuberkulosis
Secara teoritis, seorang penderita tetap menular sepanjang ditemukan basil TB di dalam sputum mereka. Penderita yang tidak
diobati atau yang diobati tidak sempurna, dahaknya akan mengdndung basil TB selama bertahun-tahun. Tingkat penularan
sangat tergantung pada hal-hal sebagai berikut Chin, 2011. 1. Jumlah basil TB yang dikeluarkan.
2. Virulensi dari basil TB. 3. Terpajannya basil TB dengan sinar ultra violet.
4. Terjadinya aerosolisasi pada saat batuk, bersin, bicara atau pada saat bernyanyi.
5. Tindakan medis dengan risiko tinggi seperti pada waktu otopsi, intubasi atau pada waktu melakukan bronkoskopi.
2.1.8 Risiko Penularan Penyakit Tuberkulosis
Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. Pasien TB paru dengan BTA positif memberikan
kemungkinan risiko penularan lebih besar dari pasien TB paru dengan BTA negatif. Risiko penularan setiap tahunnya di tunjukkan
dengan Annual Risk of Tuberculosis Infection ARTI yaitu proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI
sebesar 1, berarti 10 sepuluh orang diantara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun. Menurut WHO ARTI di Indonesia bervariasi
antara 1-3. Infeksi TB dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberkulin negatif menjadi positif Kemenkes RI, 2011.
17
2.1.9 Pengobatan Penyakit Tuberkulosis
Menurut Kemenkes RI 2011, Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah
kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis OAT.
Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip - prinsip sebagai berikut:
1. OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan
kategori pengobatan.
Jangan gunakan
OAT tunggal
monoterapi. Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap OAT- KDT lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan.
2. Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung DOT = Directly Observed Treatment
oleh seorang Pengawas Menelan Obat PMO. Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu :
1 Tahap awal intensif a. Pada tahap intensif awal pasien mendapat obat setiap hari
dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat.
b. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menjadi tidak menular dalam kurun
waktu 2 minggu. c. Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif
konversi dalam 2 bulan. 2 Tahap Lanjutan
a. Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama.
18
b. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
2.2 Program Pengendalian Penyakit Tuberkulosis
2.2.1 Gambaran Umum Kebijakan Program
Kebijakan adalah prinsip atau cara bertindak yang dipilih untuk mengarahkan pengambilan keputusan Suharno, 2010.
Menurut Kemenkes RI 2009, kebijakan program pengendalian penyakit tuberkulosis tercantum pada Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 364MenkesSKV2009 Kemenkes RI, 2009, yaitu:
1. Penanggulangan TB dilaksanakan sesuai dengan azas desentralisasi yaitu kabupatenkota sebagai titik berat
manajemen program yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta menjamin ketersediaan sumber
daya manusia, sarana dan prasarana. 2. Penanggulangan TB dilaksanakan dengan menggunakan
strategi DOTS. 3. Penguatan kebijakan untuk meningkatkan komitmen daerah
terhadap program penanggulangan TB. 4. Pengembangan strategi DOTS untuk peningkatan mutu
pelayanan, kemudahan akses, penemuan dan pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah
terjadinya TB-MDR. 5. Penanggulangan TB dilaksanakan oleh seluruh sarana
pelayanan kesehatan, meliputi Puskesmas, Rumah Sakit Umum Pemerintah dan Swasta, Rumah Sakit Paru RSP, Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat BBKPM, Balai Kesehatan Paru Masyarakat BKPM, Balai Pengobatan Penyakit Paru Paru