Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku religius

51

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku religius

Paloutzian 2009, mengatakan bahwa perilaku religius terbentuk dalam diri manusia sejak masa kanank-kanak melalui suatu proses dan dinamika. Sementara Nelson 2009, berpendapat bahwa terbentuk dan berkembangnya perilaku religius manusia adalah didasari akan pemahaman diri dan Tuhan, Piaget dalam Loewenthal, 2008 meyakini bahwa berkembangnya perilaku religius dimukai sejak masa kanak-kanak seiring dengan berkembangnya kemampuan kognitifnya. Menurut Argyle 2000 ada beberapa faktor yang mempengatuhi perilaku religius seseorang, yakni sebagai berikut: a. Kebudayaan Budaya merupakan kompleks keseluruhan dimana termasuk di dalamnya pengetahuan, keyakinan, seni, hukum, moral, adat-istiadat, dan kemampuan lain apapun serta kebiasaan yang diperoleh oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Argyle 2000 mengatakan bahwa ada bukti yang kuat bahwa kebudayaan dimana seseorang tersebut tinggal mempengaruhi perilaku religiusnya. Batasan dimana perangkat budaya dalam perilaku disebut norma, yang merupakan aturan sederhana dimana menentukan atau melarang beberapa perilaku dalam situasi yang spesifik. Norma dalam budaya memberikan pola-pola perilaku tertentu seperti pola kehidupan yang religius. Selain itu, nilai budaya yang merupakan kepercayaan yang dipertahankan dimana menguatkan apa yang diinginkan juga merupakan faktor budaya yang membimbing manusia untuk mengadopsi perilaku religius. Universitas Sumatera Utara 52 b. Pendidikan Seseorang yang diberikan didikan agama seperti doktrin ajaran agama akan mengarahkan dan membantu manusia untuk mengmbangkan perilaku religiusnya. Didikan yang diberikan seperti belajar Alkitab, belajar Al-Quran, teologi dan ritual agama dapat manumbuhkan perilaku religiusnya. c. Keluarga Keluarga adalah tempat pertama dimana seseorang belajar segala sesuatu tentang dunia termasuk agama. Di dalam keluarga pertama sekali seorang anak akan mengenal dan mengerti keyakinan terhadap agama. Perilaku religius seorang anak terbentuk dalam pola bagaimana orangtua mereka bersikap dan berperilaku terhadap anak mereka dalam kaitannya dengan keyakinan agama yang mereka anut. Hubungan anak dan orangtua menjadi hal yang sangat penting bagi berkembangnya perilaku religius anak. Hood dalam Argyle, 2000 mengatakan bahwa perilaku religius berkembang dan mengalir dalam keluarga. Orangtua adalah orang yang paling berpengaruh besar terhadap berkembang dan terbentuknya perilaku religius anak. Ibu memiliki pengaruh yang lebih besar daripada ayah terhadap pembentukan religius anak. d. Sosial Learning Perilaku religius dapat berkembang seiring dengan pengalaman seseorang tersebut dalam lingkungan kehidupan sosialnya. Meniru orang lain dalam tata cara berperilaku tertentu adalah cenderung dilakukan oleh manusia, termasuk perilaku religius. Orangtua, nenek, tetangga, atau orang lain yang menunjukkan perilaku Universitas Sumatera Utara 53 religius seperti berdoa, beribadah ke gereja, sembayang, puasa, membaca kitab suci dapat menjadi model bagi seseorang untuk belajar menumbuhkembangkan perilaku religiusnya. e. Teman sebaya peer group Teman sebaya adalah figur yang penting bagaimana sebuah perilaku terbentuk. Argyle 2000, mengatakan bahwa teman sebaya adalah sumber kedua dimana sosialisasi terbentuk dalam mengembangkan keyakinan agama dan perilaku religius. Anak yang sering berhubungan dengan teman sebayanya yang juga berperilaku religius, Argyle meyakini bahwa perilaku religius anak akan semakin mengkristal. Akan tetapi terbentuknya perilaku religius lebih dipengaruhi oleh orang tua daripada teman sebaya. Namun demikian, teman sebaya tetap memberikan kontribusi untuk bekembangnya perilaku religius seseorang. Teman sebaya adalah figur yang penting dalam bagaimana perilaku religius berkembang seperti pergi beribadah ke tempat ibadah, berdoa, dan mengikuti aktivitas keagamaan. f. Kepribadian Kepribadian seseorang memiliki dampak yang spesifik terhadap terbentunya perilaku religius. g. gender Tamminen dalam Argyle, 2000 mengatakan bahwa terdapat perbedaan perilaku religius dalam kaitannya dengan gender. Perempuan lebih berperilaku religius dalam beberapa hal. Brasher dalam Argyle, 2000 berkesimpulan bahwa Universitas Sumatera Utara 54 perempuan lebih banyak terlibat dalam aktivitas pelayanan agama daripada laki- laki

4. Efek Pengaruh Perilaku Religius