RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN SISTEMATIKA PENULISAN

22 Oetomo 2003 juga menegaskan bahwa masyarakat Indonesia bersikap lebih negatif terhadap kaum gay daripada masyarakat Eropa dan Amerika, sehingga kaum gay di Indonesia lebih banyak mendapat penolakan, lebih terstigma, lebih banyak mendapat tekanan sosial, kecaman, mendapat banyak pelecehan, diharamkan dan dikutuk Oetomo, 2003. Dari dua fenomena tersebut yakni konteks budaya Indonesia yang menekankan nilai-nilai religius serta respon masyarakat Indonesia mendasari peneliti untuk meneliti bagaimana perbedaan kesehatan mental pada gay di Indonesia khususnya di kota Medan dilihat dari perilaku religius mereka. Dengan demikian, peneliti tertarik untuk meneliti “Perbedaan Kesehatan Mental pada gay Ditinjau dari Perilaku Religius”.

B. RUMUSAN MASALAH

Secara terperinci, rumusan masalah dalam penelitian ini diajukan melalui pertanyaan: 1. Apakah terdapat perbedaan tingkat kesehatan mental pada gay di kota Medan ditinjau dari perilaku religius? 2. Bagaimana signifikansi pengaruh atau efek perilaku religius terhadap kesehatan mental pada gay di kota Medan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bermaksud untuk mendapatkan data secara langsung mengenai perbedaan kesehatan mental pada gay ditinjau dari perilaku religius. Universitas Sumatera Utara 23 Data yang diperoleh nantinya akan digunakan dan diolah untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana pengetahuan dalam bidang psikologi klinis, khususnya mengenai perbedaan kesehatan mental pada gay ditinjau dari perilaku religius.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi berupa data mengenai kondisi kesehatan mental pada gay bagi praktisi kesehatan mental psikolog dan psikiater, pekerja sosial, organisasi LSM, akademisi dan pihak-pihak tertentu. b. Secara praktis, melalui hasil penelitian ini dapat memprovokasi para akademisi lainnya untuk lebih lanjut meneliti kesehatan mental pada gay dalam skala yang lebih luas.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika penulisan yang disusun dalam penelitian ini adalah: Bab I : Pendahuluan Bab ini menjelaskan latar belakang masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II : Landasan Teori Universitas Sumatera Utara 24 Bab ini memuat tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam pembahasan masalah. Teori- teori yang dimuat adalah teori yang berhubungan dengan kesehatan mental dan perilaku religius. Bab III : Metodologi Penelitian Pada bab ini dijelaskan mengenai rumusan pertanyaan penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan metode pengambilan sampel, alat ukur yang digunakan, uji daya beda butir pernyataan, uji validitas, dan reliabilitas, prosedur penelitian, serta metode analisis data. Bab IV : Analisa dan Interpretasi Data Penelitian Bab ini memuat tentang pengolahan data penelitian, gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian dan juga membahas data-data penelitian dengan teori yang relevan. Bab V : Kesimpulan, Diskusi, dan Saran Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, hasil penelitian, serta saran-saran yang diperlukan, baik untuk penyempurnaan penelitian ataupun untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara 25

BAB II LANDASAN TEORI

A. KESEHATAN MENTAL 1. Definisi Kesehatan Mental

Dalam mendefinisikan kesehatan mental, sangat dipengaruhi oleh kultur dimana seseorang tersebut tinggal. Apa yang boleh dilakukan dalam suatu budaya tertentu, bisa saja menjadi hal yang aneh dan tidak normal dalam budaya lain, dan demikian pula sebaliknya Sias, 2006. Menurut Pieper dan Uden 2006, kesehatan mental adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang relistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya. Notosoedirjo dan Latipun 2005, mengatakan bahwa terdapat banyak cara dalam mendefenisikan kesehatan mental mental hygene yaitu: 1 karena tidak mengalami gangguan mental, 2 tidak jatuh sakit akibat stessor, 3 sesuai dengan kapasitasnya dan selaras dengan lingkungannya, dan 4 tumbuh dan berkembang secara positif. 1. Sehat mental karena tidak mengalami gangguan mental Orang yang sehat mentalnya adalah orang yang tahan terhadap sakit jiwa atau terbebas dari sakit dan gangguan jiwa. Vaillaint dalam Notosoedirjo Latipun, 2005, mengatakan bahwa kesehatan mental atau psikologis itu “as the presence of successfull adjustmet or the absence of psychopatology” dan yang Universitas Sumatera Utara