biasanya  relatif  tetap.  Sementara  itu  deflator  GDP  membandingkan  harga barang  dan  jasa  yang  diproduksi  saat  ini  dengan  harga  barang  dan  jasa  yang
sama  ditahun  dasar.  Jenis  barang  dalam  penentuan  deflator  GDP  relatif  lebih dinamis.
Perbedaan deflator GDP dengan indeks harga konsumen tidak terlalu penting, seandainya  semua  harga  berubah  secara  proporsional.  Tingkat  inflasi  dengan
menggunakan  indeks  harga  konsumen  maupun  deflator  GDP  cenderung  sama  dari tahun ke tahun. Tetapi tetap saja memiliki perbedaan Mankiw, 2003.
2.6. Ekspektasi Penawaran Agregat
Fungsi  ekspektasi,  P
e
=  pP;  0 .  Di  mana,  P
e
ekspektasi  harga tergantung  kepada  harga  aktual  P.  p’  merupakan  slope  dari  fungsi  p  yang  besarnya
lebih  besar  dan  sama  dengan  nol  dan  lebih  kecil  dari  dan  sama  dengan  satu.  Dari besaran  p’  dan  fungsi  p  dapat  dikemukan  yang  berkaitan  dengan  fungsi  penawaran
tenaga kerja aggregate sebagai berikut Branson, 2001: 1.
Kondisi ekstrem Keynesian Kondisi  ekstrem  Keynesian  p’=0,  artinya  P
e
=P,  ekspektasi  harga  tidak terpengaruh  pada  perubahan  harga  aktual.  Dalam  kondisi  ini  kurva  penawaran
aggregat  berbentuk  horizontal.  Kurva  penawaran  aggregate  tidak  dipengaruhi oleh  perubahan  harga  namun  hanya  terpengaruh  oleh  pergeseran  kurva
permintaan  dalam  pasar  barang  dan  jasa.  Sedangkan  pada  pasar  tenaga  kerja,
Universitas Sumatera Utara
pada  kondisi  ekuilibrium  kurva  permintaan  tenaga  kerja  tergantung  pada perubahan  harga.  Namun  perubahan  tersebut  tidak  mempengaruhi  kurva
penawaran tenaga kerja. 2.
Kondisi ekstrem Classical Dalam  kondisi  ini  p’=1,  ekspektasi  harga  P
e
sama  dengan  harga  aktual  P  atau perubahan  pada  aktual  P  akan  proporsional  dengan  perubahan  ekspektasi  harga
P
e
.  Perubahan  pada  harga  aktual  akan  meningkatkan  permintaan  agregat  pada pasar  barang  dan  jasa.  Peningkatan  permintaan  aggregate  akan  mempengaruhi
permintaan  pada  pasar  tenaga  kerja.  Seharusnya  permintaan  tenaga  kerja  juga akan  meningkat  dalam  mendukung  produksi  barang  dan  jasa.  Namun  hal  ini
tidak  terjadi  pada  kondisi  case  classical  karena  permintaan  dan  pernawaran tenaga  kerja  tidak  dipengaruhi  oleh  harga.  Harga  dalam  kondisi  ini  bersifat
eksogenous.  Perubahan  harga  tersebut  tidak  meningkatkan  jumlah  tenaga  kerja yang  bekerja  tetapi  hanya  terpengaruh  pada  perubahan  upah  nominal  ataupun
upah rill. Dalam kondisi ini, kurva penawaran aggregate berbentuk horizontal. 3.
Kondisi Imperfect Foresight Kondisi imperfect foresight atau general Keynesian model, 0
, ekspektasi harga  P
e
akan  mempengaruhi  harga  aktual  P.  Perubahan  harga  tersebut  tidak terjadi  secara  sempurna.  Perubahan  harga  P,  akan  menurunkan  rasio  P
e
P sehingga  menurunkan  upah  rill  w.  Penurunan  upah  rill  ini  akan  meningkatkan
permintaan  tenaga  kerja  sehingga  menggeser  kurva  permintaan  tenaga  kerja  ke
Universitas Sumatera Utara
arah  atas  kanan.  Begitu  juga  halnya  di  sisi  kurva  penawaran  tenaga  kerja, perubahan  harga  ini  akan  meningkatkan  penawaran  tenaga  kerja.  Kurva
penawaran tenaga kerja akan bergeser ke kanan.
2.7. Hubungan Penawaran Aggregat dengan Permintaan Tenaga Kerja