b. Permintaan Tenaga Kerja
LogLD= 13,805 - 0,042 logupah+ 0.016 logn+ 0,111 logPTK; c.
Pengangguran LogUpah= 5,991 + 1,534 log100Ls-LdLd;
Dalam pembahasan pasar tenaga kerja Propinsi Sumatera Utara, sisi penawaran tenaga kerja dipengaruhi oleh upah, konsumsi, tabungan, tingkat
partisipasi angkatan kerja pria TPAKP dan tingkat partisipasi angkatan kerja wanita TPAKW.
4.4.1. Penawaran Tenaga Kerja
Hasil analisis data menggunakan Eviews 3.0 dengan metode analisis Two- Stage Least Squares, R-squared 92,21 artinya pasar tenaga kerja secara bersama-
sama dapat dijelaskan oleh variabel-variabel penawaran tenaga kerja sebesar 92,21. Sedangkan sisanya sebesar 7,79 dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini. Koefisien upah didapat 0.011323 dengan tingkat á=95,66 artinya tingkat
kepercayaan sangat rendah yaitu hanya mencapai 4,34. Hasil regresi tersebut, mengilustrasikan apabila ada kenaikan upah sebesar 1, maka penawaran tenaga
kerja akan mencapai kenaikan sebesar 1,13 di pasar tenaga kerja. Koefisien upah telah sesuai dengan hipotesis, artinya apabila upah naik maka penawaran tenaga kerja
akan meningkat di pasar tenaga kerja. Koefisien konsumsi didapat 0.147555 dengan tingkat á=3,70 atau dengan
tingkat kepercayaan 96,3. Hasil regresi tersebut, mengilustrasikan apabila ada
Universitas Sumatera Utara
kenaikan konsumsi sebesar 1, maka penawaran tenaga kerja akan naik sebesar 14,76 di pasar tenaga kerja. Koefisien konsumsi telah sesuai dengan hipotesis,
artinya apabila konsumsi naik maka penawaran tenaga kerja akan meningkat di pasar tenaga kerja. Tujuan tenaga kerja bekerja antara lain adalah untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi mereka. Upah yang mereka terima sebagian akan dikonsumsi. Hipotesis konsumsi, Borjas 2005, menyebutkan kenaikan konsumsi akan
mendorong seseorang untuk menambah jam kerjanya. Dengan asumsi bahwa non- labor income mereka masih rendah atau tidak mampu mencukupi kebutuhan
seseorang tersebut. Hasil regresi mendapatkan koefisien tabungan penduduk Propinsi Sumatera
Utara -0,027034 dengan tingkat á=70,21 atau dengan tingkat kepercayaan hanya mencapai 29,79. Artinya bila tabungan naik 1 maka mempengaruhi penurunan
penawaran tenaga kerja di pasar tenaga kerja sebesar 2,7. Menurut Borjas 2005, penghasilan non-labor income dapat digunakan untuk konsumsi. Semakin besar non-
labor income dengan asumsi konsumsi tetap, penghasilan dari bekerja yang digunakan untuk konsumsi semakin kecil. Tenaga kerja dapat mengurangi jam
kerjanya sehingga penawaran tenaga kerja secara umum semakin berkurang. Hasil regresi tersebut sesuai dengan hipotesis karena hasil dari tabungan merupakan bagian
dari non-labor income. Koefisien tingkat partisipasi tenaga kerja pria TPAKP -0.204618 dengan
tingkat á= 84,19 atau dengan tingkat kepercayaan hanya 15,81. Artinya kenaikan tingkat partisipasi tenaga kerja pria TPAKP sebesar 1, akan mengurangi
Universitas Sumatera Utara
penawaran tenaga kerja sebesar 20,46. Hasil regresi tingkat partisipasi tenaga kerja pria TPAKP tidak sesuai dengan hipotesis. Seharusnya kenaikan TPAKP akan
meningkat penawaran tenaga kerja. Fakta tersebut memang perlu pendalaman dengan lebih teliti. Namun secara kebiasaan khususnya di Sumatera Utara, apabila pria telah
bekerja dan mampu memenuhi kebutuhan keluarga, sebagian besar wanita dalam keluarga tersebut yang dulunya bekerja akan disarankan untuk berhenti bekerja.
Antara fakta hasil penelitian dan kebiasaan mungkin dapat dikaitkan walaupun berlawanan dengan hipotesis umum. Apabila kita perhatikan jumlah tabungan
penduduk Sumatera Utara selama 21 tahun terakhir telah mengalami kenaikan yang sangat besar. Jumlah tabungan tahun 1987 dibandingkan dengan tahun 2007 telah
mengalami kenaikan sebesar 343,77 kali. Sedangkan dibandingkan dari tahun 1997 ke 2007 sebesar 7,24 kali. Artinya upah atau gaji yang diterima pekerja pria
sebagiannya telah dapat ditabung atau gaji yang mereka terima masih ada sisanya. Pria bekerja yang telah berkeluarga akan menyarankan wanita di keluarga mereka
akan berhenti bekerja. Data yang mungkin dapat digunakan sebagai pendukung lainnya yaitu komposisi tenaga kerja bekerja tahun 2006, pria bekerja 3.035.460 jiwa
sedangkan wanita 1.344.851 jiwa atau dengan tingkat sex ratio 166. Sedangkan dari total man power wanita tahun 2006 sebesar 4.149.947 jiwa yang bekerja sebesar
1.824.187 jiwa atau 44 sedangkan yang tidak bekerja dan tidak masuk angkatan kerja atau menjadi ibu rumah tangga 32 atau 1.344.851 jiwa.
Tingkat partisipasi tenaga kerja wanita TPAKW didapat koefesien 0,215084 dengan tingkat á=31,94 atau dengan tingkat kepercayaan sebesar 68,06.
Universitas Sumatera Utara
Kenaikan tingkat partisipasi tenaga kerja wanita TPAKW sebesar 1 akan meningkatkan penawaran tenaga kerja sebesar 21,50. Hasil ini telah sesuai dengan
hipotesis. Tabel 4.2 di atas mengindikasikan tingkat partisipasi angkatan kerja wanita cenderung stabil pada angka 24-26 selama kurun waktu 10 tahun terakhir.
4.4.2. Permintaan Tenaga Kerja