Permintaan Tenaga Kerja Jangka Pendek

substitution effect terjadi sehingga harga pensiun menjadi lebih mahal. Kondisi ini mendorong tenaga kerja untuk menunda pensiun mereka. b. Pension benefits. Jika pension benefits meningkat maka pekerja akan lebih cepat meninggalkan pasar kerja. Pekerja lebih cepat memasuki usia pensiun.

2.4. Teori Permintaan Tenaga Kerja Demand for Labor

Permintaan terhadap tenaga kerja atau faktor produksi lain yang digunakan untuk memproduksi suatu barangjasa ditentukan atau dikendalikan oleh permintaan terhadap barang jadijasa tersebut derived demand. Permintaan terhadap tenaga kerja tergantung pada produktivitas tenaga kerja itu sendiri dan market value dari produk yang dihasilkan Mc Connell, Brue, dan Macpherson, 1999.

2.4.1. Permintaan Tenaga Kerja Jangka Pendek

Analisis fungsi produksi mengasumsikan faktor produksi terdiri dari input yakni tenaga kerja dan modal. Analisis jangka pendek mengasumsikan faktor modal atau yang lain dianggap konstan, kecuali faktor tenaga kerja. Faktor produksi perusahaan dapat dituliskan sebagai berikut Mc Connell, Brue, dan Macpherson, 1999: TP SR = L, , Di mana: TP SR = total product jangka pendek L = faktor produksi tenaga kerja labor = faktor produksi barang modal capital diasumsikan konstan Universitas Sumatera Utara Total produksi jangka pendek merupakan total output yang diproduksi dengan setiap kombinasi faktor produksi tenaga kerja dengan modal konstan. Perusahaan diasumsikan perfectly competitive, di mana perusahaan bersifat price taker dan tidak dapat mempengaruhi harga sewa dan upah tenaga kerja. Marginal product of labor MP didefinisikan perubahan total product dikaitkan dengan penambahan satu faktor produksi tenaga kerja. Average product of labor AP merupakan nilai total product yang dibagikan dengan jumlah unit tenaga kerja yang digunakan. Pemahaman total product, marginal product of labor dan average labor penting dalam analisis tahapan-tahapan produksi. Tahap produksi menggunakan alat analisis ketiga unsur tersebut dapat disederhanakan sebagai berikut: a. marginal product of labor MPL lebih besar dari average product APL, di mana MPL menuju tahap puncaknya, akan menaikan total product, rate MPL masih terus mengalami kenaikan dan juga average product of labor APL seiring dengan pertambahan tenaga kerja. b. MPL sama dengan APL, posisi ini MPL mengalami tingkat penurunan yang terus menurus dan APL mencapai puncaknya dan total product masih akan tetap meningkat dengan pertambahan tenaga kerja. c. MPL lebih kecil dari APL, posisi MPL terus-menerus menurun dan di bawah APL. APL juga akan terus-menerus mengalami penurunan namun total produksi masih tetap meningkat jika tenaga kerja tetap ditambah. Universitas Sumatera Utara d. MPL sama dengan nol dan lebih kecil dari APL, total product mencapai titik maksimal dan APL mengalami trend penurunan. Tahapan ini telah mencapai jumlah tenaga kerja yang digunakan mencapai tingkat maksimum. Artinya bila jumlah tenaga kerja dipaksakan untuk tetap ditambah maka total produksi mengalami trend penurunan terus-menerus. Marginal product of labor MPL trend awalnya positif. Lalu mencapai tingkat maksimum dan menuju ke arah penurunan. Ini dapat diartikan, pada awalnya dengan asumsi tenaga kerja identik, penambahan tenaga kerja dengan modal yang konstan akan meningkatkan produktivitas. Tetapi penambahan terus-menerus tenaga kerja akan mencapai titik jenuh dan akhirnya menyebabkan produktivitas akan menurun. The law of diminishing marginal returns berlaku dalam posisi ini. Permintaan tenaga kerja dalam jangka pendek oleh pemberi kerja didasarkan kepada keuntungan yang diperoleh pemberi kerja akibat pertambahan tenaga kerja tersebut dalam faktor produksi. Tenaga kerja akan terus ditambah selama profit yang dihasilkan pemberi kerja masih positif dan tidak akan ditambah lagi jika kontribusi per tenaga kerja telah sama dengan biaya yang ditimbulkannya. Ini sesuai dengan tujuan utama pemberi kerja yaitu memaksimalkan profit Mc Connell, Brue, dan Macpherson, 1999. Marginal revenue product of labor tambahanperubahan total penerimaan yang diperoleh pemberi kerja akibat kenaikan satu unit faktor input tenaga dan marginal wage cost pertambahanperubahan total biaya akibat bertambahnya satu unit faktor input tenaga kerja merupakan alat ukur permintaan tenaga kerja ditingkat Universitas Sumatera Utara perusahaan. Ada tiga kondisi terkait dengan hal tersebut yaitu Mc Connell, Brue, dan Macpherson: 1999: a. Marginal revenue product of labor lebih besar dari marginal wage cost, berarti pertambahan tenaga masih meningkatkan profit yang diterima oleh pemberi kerja. Perusahaan akan terus berupaya menambah tenaga kerja karena masih ada peluang untuk meningkatkan keuntungan. b. Marginal revenue product of labor sama dengan marginal wage cost, berarti jumlah tenaga kerja pada kondisi ini telah mencapai titik jenuh. Perusahaan tidak akan menambah tenaga kerja karena hanya akan mengurangi keuntungan mereka. Kondisi ini juga menyimpulkan bahwa kapasitas produksi di tingkat perusahaan telah mencapai titik jenuh. c. Marginal revenue product of labor lebih kecil dari marginal wage cost, berarti terjadi kelebihan tenaga kerja pada proses produksi. Perusahaan mengalami kerugian bila jumlah tenaga kerja tetap dipertahankan seperti ini. Dalam kondisi seperti ini, perusahaan harus mengurangi jumlah tenaga kerjanya. Pasar tenaga kerja dapat dipahami melalui pengasumsian kondisi pasar yang dihadapi oleh perusahaan dalam menjual produknya, antara lain: a. Pasar persaingan sempurna competitive market Perusahaan dalam kondisi ini sifatnya wage taker, sehingga marginal wage cost akan sama dengan wage rate, bila perusahaan ingin maksimalkan profitnya. MRP=MWC=w. Marginal revenue product atau kurva permintaan tenaga kerja sama dengan kurva value of marginal product. The value of marginal product Universitas Sumatera Utara atau penerimaan tambahan sama nilainya dengan MRP. VMP= MR X MP atau P X MP. b. Pasar persaingan tidak sempurna imperfectly competitive Kondisi pasar yang persaingan tidak sempurna, perusahaan dapat mengendalikan harga, maka marginal revenue product lebih rendah dari value of marginal product. MR X MP lebih kecil dari P X MP. Kurva permintaan tenaga kerja dalam pasar persaingan tidak sempurna sifatnya lebih curam atau lebih menurun ke kiri bila dibandingkan dengan kurva permintaan tenaga kerja persaingan sempurna. Sedangkan perusahaan monopolistik dapat memilih harga kuantitas yang mereka tawarkan untuk memaksimalkan keuntungannya. Sama seperti di atas, Branson 2001 juga berpendapat dengan mengasumsikan fungsi produksi jangka pendek, produksi real hanya dipengaruhi oleh faktor input tenaga kerja, ditulis dengan fungsi sebagai berikut: Di mana: y = output real MPL = marginal product of labor APL = produktivitas rata-rata tenaga kerja N = jumlah tenaga kerja y= yN; ; MPL = äy äN APL = y N Universitas Sumatera Utara = modal dalam keadaan konstan ∆ R = päy äN ∆N, di mana p äy äN adalah marginal value product of labor. Seandainya ∆ R merupakan perubahan biaya, maka permintaan tenaga kerja akan terus dilakukan oleh pemberi kerja sampai ∆ C = ∆ R dan W= päy äN atau Wp = äy äN. W= päy äN merupakan persamaan permintaan tenaga kerja dalam jangka pendek Branson, 2001. p adalah tingkat harga produk dan w=Wp merupakan upah riel.

2.4.2. Permintaan Tenaga Kerja Jangka Panjang