permintaan  tenaga  kerja  mendorong  kenaikan  upah.  Upah  rendah  juga mengindikasikan  tingkat  pengangguran  tinggi,  karena  penawaran  tenaga  kerja  yang
tinggi asumsi permintaan stabil akan mendorong penurunan upah. Jadi hasil regresi upah  dengan  tingkat  pengangguran  di  atas  tidak  sesuai  dengan  hipotesis  atau  tidak
sesuai dengan Philip’s curve.
4.6. Upah Equilibrium
Persamaan  upah  dalam  equilibrium  dapat  ditentukan  dengan  menghitung kembali persamaan hasil regresi Lampiran 2 dengan perhitungan sebagai berikut ini:
1. Persamaan penawaran tenaga kerja
Ls=  7.045.983  +  45,91833  upah  -    11.110.918  TPAKP  +  2.325.002  TPAKW  + 0,033525 Konsumsi – 0,053695 Tabungan..........................................................1
2. Persamaan permintaan tenaga kerja
Ld = 3.815.529 - 1,962845 upah +  543,4755 NPBS + 0,046094 PTK ..............2 Dari  persamaan  1  dan  2  dapat  dihitung  upah  equilibrium,  penawaran
equilibrium  dan  penawaran  equilibrium.  Adapun  perhitungan  dimaksud  dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. memasukkan  semua  variabel-variabel  seperti:  TPAKP,  TPAKW,  Konsumsi,
Tabungan  ke  persamaan  1  untuk  setiap  tahunnya.  Sehingga  persamaan  yang terbentuk per tahunnya hanya memiliki dua variabel yaitu Ls dan upah.
Universitas Sumatera Utara
2. memasukkan  variabel-variabel  seperti:  NPBS  dan  PTK  ke  persamaan  1  untuk
setiap  tahunnya.  Sehingga  persamaan  yang  terbentuk  per  tahunnya  hanya memiliki dua variabel yaitu Ld dan upah.
3. langkah  selanjutnya  menyamakan  persamaan:  Ld=Ls  sehingga  hasil  dari
persamaan tersebut akan di dapat upah equilibrium. 4.
langkah  terakhir  adalah  menghitung  Ls  maupun  Ld  equilibrium  dengan memasukan nilai upah equilibrium ke persamaan 1 atau persamaan 2.
Sebagaimana terlihat di Tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3. Upah Equilibrium, Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja Equilibrium, Upah dan Penawaran Tenaga Kerja Normal, Pengangguran
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 di atas, selama tahun 1987 sampai dengan 1990 terlihat bahwa upah equilibrium lebih tinggi dari upah berlaku. Saat bersamaan jumlah penawaran tenaga
kerja  berlaku  lebih  rendah  dari  jumlah  penawaran  tenaga  kerja  equilibrium.  Artinya penawaran  tenaga  kerja  yang  lebih  rendah  dari  yang  diminta.  Hal  ini  juga  dapat
dikatakan bahwa tingkat upah yang berlaku pada tahun tersebut masih terlalu rendah. Tingkat  upah  yang  rendah  dapat  turut  serta  menciptakan  pengangguran  pilihan.
Tenaga kerja seolah enggan memasuki pasar karena upah yang berlaku menurut data tersebut  terlalu  rendah  bila  dibandingkan  dengan  upah  equilibrium.  Tahun  1987
sampai  dengan  1990,  rendahnya  tingkat  upah  tidak  menciptakan  kesempatan  kerja yang optimal.
Dari  penelitian  tahun  1987  sampai  dengan  2007,  didapat  tingkat  upah equilibrium  lebih  rendah  dari  upah  berlaku  sebanyak  12  tahun  sedangkan  sisanya  9
tahun  berlaku  sebaliknya.  Dari  jumlah  sebanyak  12  tersebut,  kondisi  penawaran tenaga  kerja  normal  lebih  tinggi  dari  penawaran  tenaga  kerja  equilibrium  hampir
berimbang.  Enam  tahun  penawaran  tenaga  kerja  normal  lebih  tinggi  dari  penawaran tenaga  kerja  equilibrium.  Sedangkan  sisa  enam  lagi,  posisi  penawaran  tenaga  kerja
equilibrium lebih tinggi dari penawaran tenaga kerja normal. Artinya pada saat upah equilibrium  lebih  rendah  dari  tingkat  upah  berlaku,terjadi  penyerapan  tenaga  kerja
atau pengangguran kerja hampir sama. Penelitian  upah  equilibrium  lebih  tinggi  dari  upah  normal,  pengaruhnya  ke
penawaran tenaga kerja normal lebih rendah dari penawaran tenaga kerja equilibrium adalah sebanyak tujuh tahun. Sedangkan 2 tahun sisa penawaran tenaga kerja normal
Universitas Sumatera Utara
lebih  besar  dari  penawaran  tenaga  kerja  equilibrium.  Artinya  dalam  tingkat  upah equilibrium lebih besar dari upah normal jumlah penyerapan tenaga kerja lebih besar
ketimbang menyebabkan pengangguran.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan  hasil  penelitian  tentang  pasar  tenaga  kerja  di  Propinsi  Sumatera Utara, antara lain sebagai berikut:
a. Penawaran  tenaga  kerja  Propinsi  Sumatera  Utara  dari  tahun  1987-2007
mengalami trend positif atau mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. b.
Hasil  analisis  data  menggunakan  Eviews  3.0  dengan  metode  analisis  Two- Stage  Least  Squares,  didapat  R-squared  92,21  artinya  pasar  tenaga  kerja
secara  bersama-sama  dapat  dijelaskan  oleh  variabel-variabel  penawaran tenaga  kerja  sebesar  92,21.  Sedangkan  sisanya  sebesar  7,79  dijelaskan
oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini; c.
Hasil  regresi  upah  terhadap  penawaran  tenaga  kerja  sesuai  dengan  hipotesis artinya kenaikan upah akan meningkatkan permintaan tenaga kerja;
d. Hasil  regresi  konsumsi  terhadap  penawaran  tenaga  kerja  sesuai  dengan
hipotesis  artinya  kenaikan  konsumsi  akan  meningkatkan  penawaran  tenaga kerja.
e. Hasil  regresi  koefisien  tabungan  penduduk  Propinsi  Sumatera  Utara  sesuai
dengan  hipotesis  artinya  kenaikan  tabungan  akan  menurunkan  penawaran tenaga kerja;
Universitas Sumatera Utara