25 proses pengeringan, kemudian dikeringkan dilemari pengering sampai daun
kering ditandai bila diremas rapuh untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama, kemudian
dibuang benda asing atau pengotor lain yang masih tertinggal pada simplisia kering sortasi kering, kemudian ditimbang berat keringnya diperoleh berat
keringsebesar 1,6 kg. Simplisia yang telah kering diblender menjadi serbuk, lalu ditimbang sebagai berat serbuk simplisia 960 g, dimasukkan ke dalam wadah
kering bertutup, dan disimpan pada suhu kamar Depkes RI., 1985.
3.4 Pemeriksaan Karakteristik Simplisia
Pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi pemeriksaan secara makroskopik, mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari larut dalam
air, penetapan kadar sari larut dalam etanol, penetapan kadar abu total dan penetapan kadar abu tidak larut asam.
3.4.1 Pemeriksaan Makroskopik
Pemeriksaan makroskopik, dilakukan pada daun segar dan simplisia terdiri dari pemeriksaan warna, rasa, ukuran, dan bentuk daun nipah.
3.4.2 Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap daun segar dan serbuk simplisia daun nipah. Daun nipah segar dipotong melintang lalu diletakkan diatas
objek glass yang telah ditetesi dengan larutan kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup, kemudian diamati di bawah mikroskop.Begitu juga halnya
pemeriksaan pada serbuk simplisia.
26
3.4.3 Penetapan Kadar Air
Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluen. Alat terdiri dari labu alas bulat 500 ml, alat penampung, pendingin, tabung
penyambung dan tabung penerima. Cara penetapan:
Pada labu bulat dimasukkan 200 ml toluena dan 2 ml air suling, didestilasi selama 2 jam. Destilasi dihentikan dan dibiarkan dingin selama 30 menit,
kemudian volume air di dalam tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Kemudian kedalam labu yang berisis toluen jenuh tersebut dimasukkan 5 g serbuk
simplisia yang telah ditimbang saksama, lalu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluen mulai mendidih, kecepatan tetesan diatur lebih kurang 2
tetes per detik hingga sebagian besar air tersuling, kemudian kecepatan dinaikkan hingga 4 tetes per detik. Setelah semua air tersuling, bagian dalam pendingin
dibilas dengan toluena. Lanjutkan penyulingan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin sampai suhu kamar. Setelah air dan toluen
memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan
yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen WHO., 1998.
3.4.4 Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Air
Sebanyak 5 g serbuk simplisia, dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air-kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling 1000 ml dalam labu bersumbat
sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama, dibiarkan selama 18 jam, kemudian disaring. Diuapkan 20 ml filtrat sampai kering dalam cawan penguap
yang berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan pada suhu
27 105
C sampai bobot tetap. Kadar dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Depkes RI., 1995.
3.4.5 Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Etanol