Hewan Percobaan Skrining Fitokimia .1 Pembuatan Pereaksi Pereaksi Bouchardat Pereaksi Dragendorff Pereaksi Mayer Pereaksi besi III klorida 1 Pereaksi Molish Pereaksi timbal II asetat 0,4 M Pereaksi Asam Klorida 2 N

24

3.2 Hewan Percobaan

Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit jantan dengan berat 20-35 g dengan usia sekitar 2-3 bulan. Dua minggu sebelum pengujian dilakukan, hewan diaklimatisasi di animal house Fakultas Farmasi USU. Aklimatisasi bertujuan agar mencit beradaptasi dengan lingkungan baru dan meminimalkan efek stres yang dapat berpengaruh pada metabolismenya dan dapat mengganggu hasil penelitian. Mencit yang digunakan dalam penelitian harus sehat dengan tanda-tanda bulu tidak berdiri, warna putih bersih, dan mengalami peningkatan berat badan yang normal.

3.3 Prosedur Pembuatan Simplisia

Sampel yang digunakan adalah daun nipah Nypa fruticansWurmb. yang masih muda dan segar. Pengambilan sampel dilakukan secara purposif tanpa membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Sampel tanaman diambil dari kampung Apha kecamatan Labuhan Haji Tengah Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh.

3.3.1 Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dilakukan di Laboratorium Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Cibinong, Bogor.

3.3.2 Pembuatan Simplisia

Tumbuhan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun muda dan segar. Daun dipisahkan dari pengotor lain sortasi basah, lalu dicuci hingga bersih di bawah air mengalir, kemudian ditiriskan dan ditimbang diperoleh berat basah sebesar 2,5 kg. Selanjutnya dilakukan perajangan untuk mempermudah 25 proses pengeringan, kemudian dikeringkan dilemari pengering sampai daun kering ditandai bila diremas rapuh untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama, kemudian dibuang benda asing atau pengotor lain yang masih tertinggal pada simplisia kering sortasi kering, kemudian ditimbang berat keringnya diperoleh berat keringsebesar 1,6 kg. Simplisia yang telah kering diblender menjadi serbuk, lalu ditimbang sebagai berat serbuk simplisia 960 g, dimasukkan ke dalam wadah kering bertutup, dan disimpan pada suhu kamar Depkes RI., 1985.

3.4 Pemeriksaan Karakteristik Simplisia

Pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi pemeriksaan secara makroskopik, mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari larut dalam air, penetapan kadar sari larut dalam etanol, penetapan kadar abu total dan penetapan kadar abu tidak larut asam.

3.4.1 Pemeriksaan Makroskopik

Pemeriksaan makroskopik, dilakukan pada daun segar dan simplisia terdiri dari pemeriksaan warna, rasa, ukuran, dan bentuk daun nipah.

3.4.2 Pemeriksaan Mikroskopik

Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap daun segar dan serbuk simplisia daun nipah. Daun nipah segar dipotong melintang lalu diletakkan diatas objek glass yang telah ditetesi dengan larutan kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup, kemudian diamati di bawah mikroskop.Begitu juga halnya pemeriksaan pada serbuk simplisia. 26

3.4.3 Penetapan Kadar Air

Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluen. Alat terdiri dari labu alas bulat 500 ml, alat penampung, pendingin, tabung penyambung dan tabung penerima. Cara penetapan: Pada labu bulat dimasukkan 200 ml toluena dan 2 ml air suling, didestilasi selama 2 jam. Destilasi dihentikan dan dibiarkan dingin selama 30 menit, kemudian volume air di dalam tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Kemudian kedalam labu yang berisis toluen jenuh tersebut dimasukkan 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang saksama, lalu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluen mulai mendidih, kecepatan tetesan diatur lebih kurang 2 tetes per detik hingga sebagian besar air tersuling, kemudian kecepatan dinaikkan hingga 4 tetes per detik. Setelah semua air tersuling, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluena. Lanjutkan penyulingan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin sampai suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen WHO., 1998.

3.4.4 Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Air

Sebanyak 5 g serbuk simplisia, dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air-kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling 1000 ml dalam labu bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama, dibiarkan selama 18 jam, kemudian disaring. Diuapkan 20 ml filtrat sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 27 105 C sampai bobot tetap. Kadar dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Depkes RI., 1995.

3.4.5 Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Etanol

Sebanyak 5 g serbuk simplisia, dimaserasi selama 24 jam dalam etanol 95 dalam labu bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama, dibiarkan selama 18 jam, kemudian disaring cepat untuk menghindari penguapan etanol. Diuapkan 20 ml filtrat sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 105 C sampai bobot tetap. Kadar sari larut dalam etanol dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Depkes RI., 1995.

3.4.6 Penetapan Kadar Abu Total

Sebanyak 2 g serbuk simplisia yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan dalam krus porcelin yang telah dipijar dan ditara, kemudian diratakan. Krus dipijar perlahan-lahan sampai arang habis, pemijaran dilakukan pada suhu 600 o C selama 3 jam. Kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Depkes RI., 2010; WHO., 1998.

3.4.7 Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam

Abu yang telah diperoleh dalam penetapan kadar abu total dididihkan dengan 25 ml asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulkan, disaring dengan kertas saring, dipijarkan, kemudian didinginkan dan ditimbang sampai bobot tetap. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bobot yang dikeringkan di udara Depkes RI., 2010. 28 3.5 Skrining Fitokimia 3.5.1 Pembuatan Pereaksi

a. Pereaksi Bouchardat

Sebanyak 4 g kalium iodida P dilarutkan dalam air suling secukupnya kemudian ditambahkan 2 g iodida sedikit demi sedikit, cukupkan dengan air suling sampai 100 ml Depkes RI., 1995.

b. Pereaksi Dragendorff

Larutan bismut III nitrat P 40 bv dalam asam nitrat P sebanyak 20 ml kemudian dicampurkan dengan 50 ml larutan kalium iodida, didiamkan sampai memisah sempurna. Larutan jernih diambil dan diencerkan dengan air suling secukupnya hingga 100 ml Depkes RI., 2010.

c. Pereaksi Mayer

Larutan raksa II klorida P 2,266 bv sebanyak 60 ml dicampur dengan 10 ml larutan kalium iodida P 50 bv. Kedua larutan dicampurkan dan ditambahkan air suling hingga diperoleh larutan 100 ml Depkes RI., 1995.

d. Pereaksi besi III klorida 1

Sebanyak 1 g besi III klorida dilarutkan dalam air suling sampai 100 ml Depkes RI., 2010.

e. Pereaksi Molish

Sebanyak 3 g α-naftol dilarutkan dalm asam nitrat 0,5 N hingga 100 ml Depkes RI., 1995.

f. Pereaksi timbal II asetat 0,4 M

Timbal II asetat sebanyak 15,17 g dilarutkan dalam air suling bebas CO 2 hingga 100 ml Depkes RI., 1995. 29

g. Pereaksi Asam Klorida 2 N

Sebanyak 7,293 g asam klorida pekat diencerkan dengan air suling sampai 100 ml Depkes RI., 1995.

h. Pereaksi Natrium Hidroksida 2 N