13
8. Fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk menerbitkan modal
dalam kondisi yang tidak baik, yaitu dalam kondisi uang ketat dalam perekonomian, atau jika perusahaan mengalami kesulitan operasi,
pemasok modal lebih menyukai untuk memnyediakan dana bagi perusahaan dengan kondisi baik.
9. Konservatisme atau agresivisme manajerial, yaitu manajer perusahaan
yang agresif cenderung untuk menggunakan utang dalam usaha untuk mendorong laba sehingga hal ini dapat mempengaruhi manajer dalam
menentukan struktur modal sasaran. Struktur modal dalam penelitian ini diproksikan dengan DER debt
to equity ratio. Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya Sawir, 2004. DER merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas. Secara matematis, DER dapat diformulakan sebagai berikut:
��� = ����� ����
����� ������ × 100
Semakin tinggi DER mengindikasikan bahwa dengan struktur modal tersebut, risiko keuangan yang ditanggung oleh para pemegang saham biasa
semakin tinggi Warsono, 2003.
2.1.2 Profitabilitas
Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan atas hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau
14
dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam pengelolaan kewajiban dan modal Sugiono, 2009.
Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan return on equity ROE. Return on Equity adalah rasio laba bersih setelah pajak terhadap
modal sendiri. Return on Equity dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
������ �� ������ = ���� �����ℎ ������ℎ �����
����� ������� × 100
ROE sebagai salah satu rasio profitabilitas merupakan indikator yang sangat penting bagi para investor. ROE dibutuhkan investor untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang berkaitan dengan dividen. Pemilihan ROE sebagai proksi dari profitabilitas
adalah karena dalam ROE ditunjukkan, semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk
menghasilkan laba investor yang ditanam pada perusahaan Wachowicz, 2007.
Naiknya rasio ROE dari tahun ke tahun pada perusahaan berarti terjadi adanya kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan.
Naiknya laba bersih dapat dijadikan salah satu indikasi bahwa nilai perusahaan juga naik karena naiknya laba bersih sebuah perusahaan yang
bersangkutan akan menyebabkan harga saham yang berarti juga kenaikan dalam nilai perusahaan Wachowicz, 2007.
15
2.1.3 Pertumbuhan Perusahaan
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai
sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena penggunaan hutang akan mengharuskan
perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana untuk ekspansi.
Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang
sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi. Potensi pertumbuhan ini dapat diukur
dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan. Semakin besar RD cost-nya maka berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh Sartono,
2001.
2.1.4 Nilai Perusahaan