Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas

45 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai tolerance diatas 0,10 dan nilai variance inflation factor VIF lebih kecil dari 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas multikolinearitas.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antara residual pada periode t dengan residual periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson DW. Berikut ini adalah tabel pengambilan keputusan ada tidaknya korelasi. Tabel 4.4 Pengambilan keputusan ada tidaknya korelasi No Hipotesis Nol Keputusan Jika 1 Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0ddl 2 Tidak ada autokorelasi positif No Desicion dl ≤d≤du 3 Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dld4 4 Tidak ada korelasi negatif No Desicion 4-du ≤d≤4-dl 5 Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak Tolak dud4-du Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi a. Predictors: Constant, PTA_ROE, DER, ROE, PTA_DER, PTA b. Dependent Variable: PBV Sumber: Lampiran 3 Model Durbin-Watson 1 2.198 46 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 2,198, nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah sampel 65 n=65 dan jumlah variabel independen 5 k=5. Maka dari tabel Durbin Watson didapatkan nilai batas bawah dl adalah sebesar 1,438 dan batas atas du adalah sebesar 1,767. Oleh karena nilai DW 2,198 lebih besar dari batas atas du 1,767 dan kurang dari 4 - 1,767 = 2,233 4-du, maka dapat disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi positif atau negatif du d 4 – du atau 1,767 2,198 2,233 atau dengan kata lain model regresi bebas autokorelasi.

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain.Uji heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat grafik plot, namun analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Glejser. Apabila nilai sig. 0,05 maka data bebas dari heteroskedastisitas. Hasil pengujian 47 heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.3 dan tabel 4.6 berikut ini. Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas Gambar 4.3 menunjukkan bahwa dari grafik scaterrplots terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Tabel 4.6 Hasil Uji Glejser Tabel 4.6 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen dan moderat yang signifikan secara statistik mempengaruhi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .841 .402 2.090 .041 DER -.145 .371 -.063 -.390 .698 ROE 4.293 2.611 .289 1.644 .105 PTA -1.375 1.870 -.206 -.735 .465 PTA_DER .371 .811 .098 .458 .649 PTA_ROE 10.870 14.392 .227 .755 .453 a. Dependent Variable: ABSUT 48 variabel dependen nilai Absolut Ut AbsUt. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas sesuai dengan hasil pada grafik scaterrplots. 4.2.3 Pengujian Hipotesis 4.2.3.1 Koefisien Determinasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 5 96

Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Struktur Modal dengan Sales Growth sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 19 87

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

0 5 84

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pertumbuhan Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 8 91

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 9 12

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 7

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 2 20

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 4

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 7