2008 Asian Festival of First
Films Swarovski Trophy for Best
Cinematography 2008
Roberto Rosselini Award Italy
Best Film
BAB IV REPRESENTASI KONSEP JIHAD ISLAM DALAM FILM
IN THE NAME OF GOD
A. Identifikasi Umum Temuan Data
Film yang diteliti oleh penulis ini berjudul In The Name of God ITG. Film ini secara umum berkisah tentang pergulatan muslim di tiga negara di tiga belahan dunia,
Asia yang diwakili oleh Pakistan, Inggris di Eropa, dan Chicago, di Amerika Serikat. Di Pakistan ada dua kakak beradik, Sarmad dan Mansoor, musisi terkenal di Lahore yang
akhirnya memilih jalan berbeda atas pandangan mereka tentang Islam. Sarmad yang masuk gerakan Islam keras di Pakistan, terlibat dalam gerakan-gerakan kelompok
tersebut yang berorientasi pada jihad serta Mansoor yang mengikuti kecintaannya pada musik, tetap menjadi pribadi muslim bebas yang melakukan apapun yang
menyenangkan hatinya. Di Eropa ada Mary, wanita Pakistan yang sama sekali tidak mengenal Islam karena sekian lama tinggal di Inggris, bersama ayahnya, seorang
Pakistan yang tinggal bersama seorang wanita Inggris tanpa menikah. Alur cerita secara keseluruhan terbagi menjadi tahap permulaan, pertengahan,
dan penutupan. Pada tahap permulaan, adalah perkenalan tentang tokoh-tokoh, Shoaib Mansoor, sutradara film ini sengaja membelah-belah cerita antara Mansoor, Sarmad,
dan Mary dan memotret latar belakang ketiganya, mulai dari keluarga dan kultur tempat tinggal.
Pada tahap pertengahan, konflik mulai bermunculan dan mencapai klimaksnya. Penulis mencatat ada beberapa adegan klimaks dalam film ini, pertama ketika Mary
dipaksa menikah oleh Sarmad, sepupunya sendiri, di desa yang terletak di daerah antara perbatasan Afghanistan dan Pakistan. Karena, atas usul Maulana Tahiri, ulama yang
menjadi panutannya, ia harus menikah dengan Mary untuk menyelematkan perempuan itu. Kedua, saat Mansoor dituduh sebagai teroris karena dia seorang muslim, dan dia
disiksa oleh kepolisian Amerika hingga otaknya mengalami cacat permanen. Dan ketiga, ketika Mary membawa ayah dan sepupunya ke pengadilan di Pakistan atas
kejahatan kemanusiaan mereka yang dilakukan atas nama Tuhan. Selain itu, konflik batin dalam diri Sarmad antara pandangannya tentang Islam, terutama jihad, yang
bertentangan dengan konsep jihad dan penegakan islam yang dilakukan Maulana Tahiri.