Identifikasi Umum Temuan Data

Klimaks yang begitu banyak dalam film ini, menjadikan film ini sangat menarik. Apalagi ketika film ditutup dengan adegan yang merepresentasikan isi film secara keseluruhan, lewat penjelasan dari Maulana Wali, seorang Islam yang menempatkan Islam dalam pokok yang sebenarnya. Islam yang humanis, moderat, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilanya tanpa harus takluk pada modernitas dan pemahaman fanatis. Secara umum plot film ini menggunakan pola linier. Seperti diungkapkan oleh Himawan Pratista dalam bukunya Memahami Film. Pola linier memiliki hubungan kausalitas jalinan suatu peristiwa dengan peristiwa lain misalnya A-B-C-D-E, maka urutan waktu cerita juga A-B-C-D-E. 59 Teknik kilas balik flashback, hanya sekali digunakan, yaitu pada saat adegan pembuka film ini ketika Janie, istri Mansoor diberitahu oleh pihak rumah sakit di Chicago bahwa Mansoor harus dideportasi ke Pakistan karena kerusakan permanen pada otaknya akibat penyiksaan kepolisian Amerika yang menuduhnya teroris. Pasca penangkapan brutal setelah terjadinya kejadian Serangan 11 September 2001. Setelah itu film mundur, ke awal di mana semua tokoh diperkenalkan di negaranya masing-masing, bergulat dengan konflik mereka, dan ditutup oleh kesimpulan film yang diwakili oleh penjelasan dari Maulana Wali, dan kembali pada adegan di Amerika tersebut. Jadi, meskipun film ini memiliki multi plot tiga cerita atau lebih yang saling berkaitan, tetapi alur cerita berjalan menerus linier sehingga, alur ceritanya tetap mudah diikuti. Tanpa bermaksud mengurangi esensi cerita secara keseluruhan, peneliti akhirnya dapat mengidentifikasi 10 scene yang berkaitan dengan rumusan masalah yang ingin 59 Himawan Pratista, Memahami Film, Yogyakarta, Homerian Pustaka, 2009, h. 37. diteliti. Tidak dimasukkannya semua scene dalam film ini, semata-mata agar analisis yang ada, sesuai dengan fokus penelitian. Dari sepuluh scene tersebut peneliti menemukan konsep jihad dalam film ITG direpresentasikan dalam beberapa bentuk berdasarkan referensi konsep jihad yang telah dituliskan dalam bab II, yaitu jihad yang dipahami secara esensial berupa usaha yang bersungguh-sungguh untuk menuju kebaikan, dan secara kontekstual seperti dalam peperangan. Identifikasi tersebut terlihat sebagai berikut: 1. Jihad yang berkonotasi perang, seperti terlihat dalam scene 6, 7, dan 8 2. Jihad dalam mempertahankan diri dari ketidakadilan yang menimpa seseorang, yang digambarkan dengan cara berjuang untuk mengubah keadaan diri sendiri, seperti terlihat dalam scene 4. 3. Jihad dalam rangka menuntut ilmu, seperti terlihat dalam scene 5 dan 10. 4. Jihad dalam rangka menegakkan kebenaran yang diyakini dalam rangka amar ma‟ruf nahi munkar, seperti terlihat dalam scene 1 perusakan acara musik karena dianggap melanggar syariat, dan scene 3 perusakan baliho-baliho bergambar perempuan yang pakaiannya tidak menutup aurat. 5. Pada scene 2 merupakan representasi pelopor jihad, digambarkan seseorang yang mengkoordinir jihad dan kelompoknya dimulai dari sebuah masjid.

B. Makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos yang Merepresentasikan Konsep Jihad

Dalam Islam Untuk menjelaskan identifikasi masalah di atas, maka sepuluh scene tersebut harus dianalisis sesuai dengan model semiotik yang dipakai, yaitu semiotik Roland Barthes, sebagai berikut: 1 Scene 1 Adegan pertama yang dipilih peneliti adalah adegan flash back kilas balik ketika, Mansoor dan Sarmad, sedang melakukan rehearsal untuk pertunjukkan musik mereka di malam tahun baru, pada tahun 2000. Kemudian datang sekelompok orang berbaju putih dan menghancurkan prosesi latihan mereka. Para penari dan mereka sendiri kabur untuk menyelamatkan diri, sementara sekelompok orang tersebut terlihat menghancurkan set panggung sambil meneriakkan takbir. Visual Dialog Suara Type of Shot Mansoor menyanyikan lagu berbahasa Urdu Pakistan bercampur bahasa Inggris. Teriakan-teriakan Allahu Akbar Medium close up, memperlihatkan bagian dada ke atas dari subjek, sehingga profil subjek dapat ditegaskan. Long shot, subjek manusia tampak kecil, dan setting terlihat dalam frame secara utuh Medium close up, memperlihatkan bagian dada ke atas dari subjek, sehingga profil subjek terlihat tegas. Denotasi Pada gambar pertama, terlihat Mansoor menggenggam mic, sedang menyanyikan sebuah lagu dengan wajah yang tersenyum. Sementara itu, di gambar berikutnya, ada sekelompok orang berpakaian putih-putih, berpeci, dan berjanggut beramai-ramai menghancurkan set panggung malam itu, pada gambar ke-tiga, terlihat salah satu dari mereka terlihat berteriak-teriak sambil mengepalkan tangannya. Konotasi Konotasi yang ingin disampaikan oleh gambar ini adalah adanya kontradiksi antara dua golongan Islam, yang diwakilkan oleh Sarmad yang mencintai musik, dan orang-orang berbaju putih, berpeci, dan berjanggut tersebut, sehingga terlihat bahwa ada ketidaksukaan atau kebencian terhadap musik. Jadi, dalam hal ini adalah adanya perbedaan pemahaman tentang hukum musik dalam Islam. Pakistan adalah negara yang sejak lama