Semiotik Semiotik Roland Barthes

semuanya ditayangkan di PTV, sebuah stasiun televisi di Pakistan. Ia juga seorang penulis lagu dan music composer yang cukup sukses. Ia banyak mengorbitkan penyanyi-penyanyi Pakistan menjadi populer di negaranya, di samping ia juga sering menyutradarai video klip mereka. Berkat kontribusinya di dunia televisi ini, ia mendapat penghargaan PTV Lifetime Achievement Award, yang diberikan langsung oleh Presiden Pakistan Pervez Musharraf, pada bulan November 2007. In The Name of God atau Khuda Kay Liye adalah karya debutnya di bidang film. Dirilis pada tanggal 20 Juli 2007, film ini ternyata menuai kontroversi di negaranya karena mengandung muatan sensitif tentang pernikahan yang dipakasa, konotasi jihad adalah perang, juga sentimen anti-Amerika. Selain itu film ini juga memicu perdebatan tentang kaum Islam moderat yang ingin membawa bendera moderatnya sebagai sebuah pencerahan dan kelompok radikal dengan panggilan jihad-nya. Dalam sebuah wawancara, Mansoor mengatakan bahwa ia ingin menjadi suara perwakilan dari kaum moderat yang selama ini diam dan terbungkam. Oleh karena itu ia menjadikan film ini sebagai film yang bercorak bollywood atau lollywood istilah untuk industri film Pakistan yang berpusat di Lahore, dengan musik-musik dan tari-tarian, tetapi ia ingin filmnya sarat dengan filosofi dan pesan di dalamnya. Selain itu, ia ingin memberikan penjelasan tentang kesalahan persepsi yang mungkin banyak orang lihat tentang Pakistan. Dalam Khuda Kay Liye ini ia juga sebuah pernyataan politiknya tentang terorisme. Ia mengatakan bahwa terorisme adalah sebuah rekaan politik semata, karena ketika kita melihat situasi dunia sekarang, terutama yang berkaitan dengan penganiayaan kaum muslimin, yang terjadi di belahan dunia, dari Palestina sampai ke timur tengah. Begitu juga isu tentang Kashmir yang menjadi polemik antara India dan Pakistan sampai saat ini belum ada solusinya. Jadi, bagi Mansoor terlalu banyak tekanan dalam hal ini, oleh karena itu lewat karakter yang dimainkan oleh Shaan Mansoor ia ingin memperlihatkan kekejaman yang dialami orang muslim di berbagai negara. Meski film ini banyak mendapat protes di negaranya, salah satunya oleh kelompok radikal dari Islamabad‟s Red Mosque, bahkan sebuah petisi pernah diajukan ke Pengadilan Tinggi Pakistan terkait dengan penayangan film ini. Mansoor tetap meneruskan pekerjaannya untuk terus membuat film. Film berikutnya, Bol dijadwalkan untuk rilis pada tahun 2011 ini.

B. Sinopsis Cerita

Film In The Name God bercerita tentang tiga orang dari benua berbeda yang memiliki masalah yang berkaitan dengan isu-isu Islam. Dua bersaudara dari Pakistan, Mansoor dan Sarmad adalah musisi berbakat dari Lahore, Pakistan. Suatu ketika, di saat mereka sedang melakukan gladi resik untuk pertunjukkan musik, sekelompok pria berpakaian putih menyerang mereka. Mereka merusak panggung, dan melarang pertunjukkan. Setelah kejadian itu, Sarmad bertemu dengan Kiai Maulana Tahiri yang merubah pandangannya tentang Islam. Kiai tersebut menyatakan larangan agama Islam tentang musik, “Nabi Muhammad membenci lagu dan musik. Jadi, walaupun kamu punya bakat di musik, lebih baik cari pekerjaan yang lain.” tegas ulama tersebut. Akhirnya, Sarmad, terpengaruh oleh kegiatan-kegiatan yang dilakukan para aktivis Islam itu. Ia mulai mempelajari bagaimana pandangan ekstrimis tersebut tentang Islam, memanjangkan janggut, dan mengharamkan musik bagi dirinya. Keluarga Mansoor dan