Sinematografi Tinjauan Umum Film 1.

Pada jarak ini meperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan. Seperti digunakan dalam adegan percakapan normal. 6 Close-up Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, dan kaki, atau obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gesture yang mendetail. Efek close up biasanya akan terkesan gambar lebih cepat, mendominasi menekan. Ada makna estetis, ada juga makna psikologis. 52 7 Extreme Close-up Pada jarak terdekat ini mampu memperlihatkan lebih mendetail bagian dari wajah, seperti telinga, mata, hidung, dan lainnya atau bagian dari sebuah objek. b. Sudut Kamera Angle Sudut kamera adalah sudut pandang kamera terhadap obyek yang berada dalam frame. Gambar 5 52 Ibid., h.101 Ilustrasi Sudut Kamera 53 Secara umum, sudut kamera dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 1 Low angle Pengambilan gambar dengan low angle, posisi kamera lebih rendah dari objek akan mengakibatkan objek lebih superior, dominan, menekan, seperti pada ilustrasi 7.19 dan 7.21. 2 High angle Kebalikan dari low angle, high angle akan mengakibatkan dampak sebaliknya, objek akan terlihat imperior, tertekan. 3 Eye level Sudut pengambilan gambar, subjek sejajar dengan lensa kamera. Ini merupakan sudut pengambilan normal, sehingga subjek kelihatan netral, tidak ada intervensi khusus pada subjek. 54

C. Konsep Jihad dalam Islam

1. Pengertian dan Terminologi Jihad

Kata jihad berasal dari kata jahada, berarti setiap usaha yang diarahkan pada tujuan tertentu dan berupaya dengan kemampuan yang ada berupa perkataan dan 53 Himawan Pratista, Memahami Film, h.107. 54 Ibid., h.104-107. perbuatan serta ajakan kepada agama yang haq. Dalam tradisi sufisme, jihad dipahami sebagai pengekangan jiwa mujâhadah-an nafs. Inilah jihad yang dipandang paling agung al-jihâd al-akbar sedangkan perang adalah jihad kecil al-jihâd al-ashgar. Jihad hukumnya fardu kifayah kewajiban kolektif bilamana sebagian muslim telah melaksanakannnya maka gugurlah kewajiban itu dari kaum muslimin. Kewajiban kolektif yang bersifat sosial ini mendapat penekanan lebih kuat dan lebih rawan daripada kewajiban individual fard u „ain. Seperti firman Allah dalam Surat At-Taubah ayat 122 :                          Artinya : “ Tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali supaya mereka dapat menjaga diri.” QS Al-Taubah: 122 Jadi, jihad seperti halnya dengan menuntut ilmu pengetahuan tertentu dan seperti halnya juga dengan da‟wah, merupakan kewajiban kolektif sosial. Akan tetapi jihad dalam kondisi tertentu dapat menjadi kewajiban individual: muslim laki-laki maupun perempuan, bahkan hingga wanita diperbolehkan keluar untuk berjihad tanpa izin suaminya. Jihad menjadi wajib „aini kewajiban individual ketika musuh telah menginjakkan kakinya di bumi Islam. 55 55 Dr. Muhammad „Imarah, Perang Terminologi Islam Versus Barat, Jakarta: Robbani Press, 1998, h. 206 - 208. Di samping pengertian umum tersebut, para ulama juga mendefinisikan tentang jihad secara khusus, salah satunya Imam Syafi‟i yang menyatakan bahwa jihad adalah memerangi kaum kafir untuk menegakkan Islam. Pengertian inilah yang mengandung makna bahwa jihad dikaitkan dengan pertempuran, peperangan, dan ekspedisi militer. Melihat dari sejarahnya, ayat-ayat tentang jihad yang turun pada periode Madinah inilah yang menjadi landasannya, diantaranya seperti yang tertulis dalam firman Allah berikut:                                                   Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berjihad dengan harta dan jiwa-nya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan kepada orang-orang muhajirin, mereka itu satu sama lain lindung melindungi. Dan terhadap orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah.Akan tetapi jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam urusan pembelaan agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dan mereka. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan. ” QS Al-Anfal: 72 Sekarang ini jihad terus memiliki makna yang bermacam-macam. Ia digunakan untuk menggambarkan perjuangan hidup seseorang dengan mengerjakan kebajikan, memenuhi tanggung jawab keluarga, membersihkan lingkungan tempat tinggal, melawan pemakaian obat-obatan terlarang, atau bekerja untuk kepentingan sosial. Jihad