murtad jelas sekali akan membawa dampak dalam kehidupan perkawinan, karena agama dan keimanan merupakan salah satu dasar dari pembentukan rumah
tangga yang sakinah dan diridhai Allah.
C. Macam-macam Perceraian
Menurut hukum Islam putusnya hubungan perkawinan perceraian dapat terjadi karena talak, khulu, syiqaq, fasakh, ta’lik talak, dzihar, ila’, li’an,
tafwid dan riddah . Berikut akan penulis kemukakan secara ringkas macam-
macam perceraian tersebut yaitu :
1. Talak
Menurut bahasa Arab, talak ialah ‘melepaskan’ atau ‘meniggalkan’, seperti melepaskan sesuatu dari ikatannya. Menurut istilah
syara’ talak ialah melepaskan ikatan perkawinan dengan mengucapkan lafal talak atau yang searti dengannya. Dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 117
menjelaskan talak adalah ikrar suami dihadapan sidang Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan, dengan cara
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 129, 130, dan 131. Adapun macam-macam talak adalah :
Talak ditinjau boleh tidaknya suami rujuk kembali pada isterinya setelah isteri di talak;
a. Talak raji’, adalah talak kesatu atau kedua dimana suami berhak ruju’
selama istri dalam masa iddah. Pasal 118 KHI b.
Talak Ba’in, talak ba’in ada dua macam : 1
Talak bain syughra, adalah talak yang tidak boleh dirujuk tetapi boleh akad nikah baru dengan bekas suaminya meskipun dalam iddah. Pasal
119 KHI 2
Talak ba’in kubra, adalah talak yang menghilangkan hak suami untuk menikah kembali kepada isterinya, kecuali kalau bekas isterinya itu
telah menikah lagi dengan orang lain dan telah berkumpul sebagai suami isteri secara nyata dan sah.Pasal 120 KHI
Talak ditinjau dari waktu menjatuhkannya; a.
Talak sunni, adalah talak yang diperbolehkan, yaitu talak yang dijatuhkan terhadap istri yang sedang suci dan tidak dicampuri dalam
waktu sucinya tersebut. Pasal 121 KHI b.
Talak Bid’i, adalah talak yang dilarang, yaitu talak yang dijatuhkan kepada isteri dalam keadaan haid atau isteri dalam keadaan suci tapi
sudah dicampuri pada waktu suci tersebut. Pasal 122 KHI
2. Khulu
Talak khulu’ adalah suatu perceraian perkawinan dengan cara memberikan sejumlah uang dari pihak isteri kepada suami yang disebut “talak
tebus”.
10
Dasar kebolehan talak khulu’ terdapat dalam surat al- Baqarah ayat 229 :
⌧
☺ ☺
⌧ ☺
⌧ ☺
⌧
Artinya: “Talak yang dapat dirujuki dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang maruf atau menceraikan dengan cara yang
baik. tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang Telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya
khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. jika kamu khawatir bahwa keduanya suami isteri tidak dapat
menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk
menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah
10
Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, Jakarta : UIP, 1974, cet. Ke- 2, h. 115
kamu melanggarnya. barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itulah orang-orang yang zalim”.
Khulu’ dapat dijatuhkan sewaktu-waktu baik isteri dalam keadaan suci ataupun tidak, hal ini disebabkan khulu’ terjadi atas kehendak isteri.
3. Syiqaq